• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA OBYEKTIF

4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny. “L” di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto, Jombang.

KELUHAN KALA I KALA II KALA III KALA IV

Ibu mengatakan kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 29 Maret 2018 jam 01.00 wib Jam 07.00 wib TD: 110/70 mmHg N : 82x/mnt S : 36 oC P : 24x/ mnt His 3x10” DJJ 148x/mnt

Palpasi: TFU teraba

pertengahan processus

xyfoideus dan pusat (33 cm), pada fundus teraba bulat tidak melenting (bokong) puki, letkep,kepala

sudah masuk PAP

(divergen) .2/5

VT: Ø 3 cm, effecement 25%, Ketuban utuh (+), presentasi kepala, Denominator : UUK kiri depan, tidak ada moulase, hodge I, Tidak teraba bagian terkecil janin (tangan / tali pusat) di samping kepala. Jam 16.00 Lama kala II ± 30 menit Bayi lahir spontan jam 16.30 wib, langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, dengan jenis kelamin laki-laki Jam 16.40 wib Lama kala III ± 12 menit plasenta lahir jam 16.42 wib, kotiledon lengkap 20 buah, selaput plasenta utuh, diameter 15 cm, tebal 2 cm, panjang tali pusat 30 cm. Jam 16.52 wib Lama kala IV ±2 jam Perdarahan : ± 100 cc Observasi 2 jam post partum : TD : 110/70 mmHg N : 84x/mnt S : 36,60 C P : 20 x/mnt TFU : 2 jari bawah pusat UC : Baik Konsistensi : keras, kandung kemih kosong.

Sumber : Data primer dari RSIA Muslimat

1. Data Subyektif a. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan Ny.”L” kenceng-kenceng dan keluar lendir bercampur darah pada tanggal 29 Maret 2018 jam 01.00 WIB.Menurut penulis kontraksi yang sering dirasakan oleh ibu yang mau bersalin merupakan hal yang fisiologis karena dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibatpendataran dan pembukaan servik. Ketuban pecah biasanya menjelang pembukaan lengkap.Prostaglandin juga diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim yang banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiyatini (2011), dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif

Pada fakta diperoleh data pada Ny.”L”, konjungtiva merah muda, sklera putih, Puting susu menonjol +/+, bersih, kolostrum sudah keluar +/+ .Pada abdomenTFU teraba pertengahan processus xyfoideus dan pusat (33 cm), pada fundus teraba bulat tidak melenting (bokong), puki, letkep, kepala sudah masuk PAP (divergen) , his 3 kali selama 30 detik dalam 10 menit, DJJ 148x/menit, genetalia mengeluarkan lendir brcampur darah, anus tidak ada hemorroid, ekstermitas atas dan bawah tidak odem. Menurut penulis pemeriksaan sangat penting dilakukan untuk mendeteksi adanya suatu masalah, pemeriksaan yang dilakukan masih dalam batas normal. Hal ini

sesuai dengan pendapat Romauli (2011), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, pemeriksaan abdomen, DJJ (normalnya 120-160x/menit), pemeriksaan genetalia, dan ekstermitas atas dan bawah.

Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”L” adalah G1P0A0 UK 40-41 minggu dengan persalinan normal. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada kehamilan Ny. “L” sudah sesuai dengan standart kebidanan.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roumaili(2011), penulisan analisa data pada ibu bersalin yaitu GPA UK... minggu, hidup, tunggal, presentasi..., keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase.... Berdasarkan hal di atas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan a. Kala I

Berdasarkan fakta, lama kala I Ny”L”dimulai dari Ø 3 cm sampai 10 cm berlangsung selama +9,5 jam. Menurut penulis hal ini fisiologis, merupakan kemajuan persalinan yang bagus bahwa batas pembukaan persalinan yaitu primigravida 10-12 jam dan telah mendapatkan asuhan yang sesuai.

Hal ini sesuai dengan teori Sulistiyowati (2013) persalinan kala I berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Pada permulaan His, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravida sekitar 12 jam sedangkan multigravima sekitar 8 jam. pada ibu bersalin kekuatan dipengaruhi asupan nutrisi sebelum persalinan. Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori, opini den fakta.

b. Kala II

Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny.”L” berlangsung selama ±30 menit, tidak ada penyulit selama proses persalinan dilakukan di RSIA. Menurut penulis proses ini fisiologis karena berlangsung ≤ 2 jam pada Primigravida, kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya janin.

Menurut Walyani(2016), kala II pada primi berlangsung selama 1½-2 jam, pada multi ½-1 jam.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. c. Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny.”L” berlangsung selama ±12 menit, tidak ada penyulit. Menurut penulis hal ini fisiologis terjadi pada ibu bersalin kala III karena berlangsung kurang dari 30 menit, kala III merupakan periode waktu dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah keluar.Hal inisesuai pendapat Sulistyowati (2010), setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar, beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

d. Kala IV

Berdasarkan fakta, kala IV Ny.”L” yang meliputi observasi TTV, TFU, perdarahan ±100cc, hasil kala IV dalam batas normal.Menurut penulis kala IV adalah kala pemantauan TTV, his, perdarahan dan kandung kemih pada ibu, dari hasil pemeriksaan keadaan ibu dalam batas normal.Hal inisesuai pendapat Sulistyowati(2010), observasi yang dilakukan: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanandarah, nadi, suhu, pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan). Perdarahan normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 4.3Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pada pembahasan yang keempat akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan

post natal care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny. ”L” di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto, Jombang

Tanggal Kunjungan 30 Maret 2018 03 April 2018 27 April 2017

14 jam 5 hari 29 hari

Anamnesa Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Eliminasi BAK ±3x/ hari, warna kuning jernih BAB1x/hari, konsistensi lembek BAK ±4 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi lembek BAK ±3 x/ hari, warna kuning jernih BAB 1x/ hari, konsistensi lembek Tekanan Darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg

Laktasi

ASI sudah keluar,

tidak ada

bendungan, tidak

ada massa

abnormal

ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal

ASI keluar lancar,

tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal Involusi TFU

TFU 2 jari bawah pusat, kontaksi uterus baik

TFU pertengahan pusat dan simfisis

TFU tak teraba diatas simpisis

Lochea Lochea rubra Lochea sanguinolenta

Lochea alba Sumber : Buku KIA hal :26-27

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut: 1. Data Subyektif

a. Keluhan

Berdasarkan fakta, pada 14 jam post partum Ny.“L” mengatakan tidak ada keluhan dan sudah BAB, pada 5 hari post partum ibu mengatakan tidak ada keluhan, pada 29 hari post partum ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa dan belum menstruasi. Masa nifas yang dijalani Ny.“L” berjalan secara fisiologis tanpa ada masalah dan infeksi selama masa nifas. Menurut penulis, Ny.”L” pada saat 14 Jam PP tidak ada keluhan dan sudah BAB. Pada 5 hari post partum dan 29 hari post partum ibu tidak ada keluhan karena masa nifas ibu berjalan dengan fisiologis.

Menurut Rukiyah (2010), involusi/pengerutan rahim merupakan suatu keadaan kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan opini.

2. Data Obyektif a. Laktasi

Berdasarkan fakta Ny.“L” kolostrum sudah keluar saat bayi lahir dan ASI pada hari ke 14 jam PP sudah keluar lancar, tidak ada bendungan. Menurut penulis, sesering mungkin bayi menyusu semakin baik untuk merangsang produksi ASI dan juga reproduksi ibu akan cepat kembali/pulih seperti sebelum hamil. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati, (2009) ASI matur dikeluarkan mulai hari ke 14 post partum, keluarnya ASI dengan lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks let down, semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar.

Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.

b. TFU

Berdasarkan fakta pada Ny.“L” pada 14 jam post partum TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 5 hari post partum TFU pertengahan pusat dan simpisis, kontaksi uterus baik, pada 29 hari post partum TFU tidak teraba. Menurut penulis hal ini normal terjadi pada ibu nifas, jika involusi berjalan dengan baik maka keadaan ibu juga akan baik. Hal inisesuai pendapat Sulistyawati (2009), TFU setelah plasenta lahir sampai 1 minggu post partum 2 jari bawah pusat, 1-2 minggu post partum pertengahan pusat-symphisis, 2-6 minggu tak teraba, dan kontraksi uterus selalu baik dengan konsistensi keras.Berdasarkan hal tersebut, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

c. Lochea

Berdasarkan fakta pada Ny. “L”, pada 14 jam post partum lochea rubra, pada 5 hari post partum lochea sanguinolenta, pada 29 hari post partum lochea alba.Menurut peneliti lochea pada ibu nifas akan berubah seiring dengan involusi, jika keadaan ibu baik maka involusi diharapkan juga berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyowati (2009) Lochea rubra : Berwarna merah, berlangsung selama 1-2 hari post partum., Lochea sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum, Lochea alba: Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum. Proses involusi berdasarkan lochea pada Ny. “L” berdasarkan teori dan fakta diatas tidak ditemukan adanya penyimpangan.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”L” adalah P1A0 14 jam post partum fisiologis. Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan ibu nifas pada Ny.“L” sudah sesuai dengan standart analisa data kebidanan.Hal ini sesuai dengan pendapat Rimandini (2014) penulisan analisa data diagnosa ibu nifas yaitu Para Abortus post partum hari ke_ fisiologis. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori, karena diagnosa kebidanan sesuai dengan analisa data yang dilakukan pada Ny.”L”.

4. Penatalaksanaan

Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny ”L” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang. Menurut penulis penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yaitu melakukan observasi, mengecek kontraksi untuk mengetahui kontraksi pada uterus baik atau tidak, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas supaya ibu mengetahui tanda tanda bahaya pada nifas, KIE ASI eksklusif untuk memberi suport pada ibu untuk memberikan asi ekslusif pada bayinya, KIE nutrisi yang bertujuan agar ibu mengerti gizi yang harus terpenuhi pada saat masa nifas , dsb, dan kontrol ulang. Hal tersebut sesuai pendapat Rimandini (2014), seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori. 4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian fakta dan teori pada bayi baru lahir. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang bayi baru lahir, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi Baru Lahir Bayi Ny.”L” di RSIA Muslimat, Jombang

Asuhan BBL

29 Maret 2018 NILAI

Penilaian awal 16.30 WIB Menangis spontan, warna kulit merah, reflek baik. Injeksi vit k 17.37 WIB Sudah diberikan

Salap mata BB PB 17.39 WIB 17.40 WIB 17.40 WIB Sudah diberikan 3700 gram 53 cm

SOB, FO, MO 17.41 WIB 32 cm, 33 cm, 35 cm

Lingkar dada 17.41 WIB 32 cm

Lila Injeksi HBO 17.42 WIB 08.10 WIB 10 cm Sudah diberikan Sumber : Data Primer dari RSIA Muslimat, Jombang

1. Data Subyektif a. Nutrisi

Berdasarkan fakta, bayi Ny. “L” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD langsung setelah kelahiran.Menurut peneliti IMD penting agar bayi mendapatkan kolostrum yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Bayi setelah lahir harus langsung IMD hal tersebut dapat menurunkan penyebab kematian bayi oleh karna hipotermi, dalam proses IMD bayi berada didada ibu maka kehangatan ibu akan memberikan kenyamanan pada bayi.

Hal inisesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), anjuran ibu memberikan ASI dini (dalam 30 menit-1jam setelah lahir) dan eksklusif, prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.

2. Data Obyektif a. Tanda-tanda vital

Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny. “L” S: 36,5°C, P: 52 x/menit, Denyut jantung: 146x/menit.Menurut penulis tanda-tanda vital pada bayi dianggap masih normal jika S: 36,5oC - 37,5oC, Pernafasan: 30-60 kali/menit, Denyut jantung: diatas 100 dan dibawah 130-60 kali/menit. Hal tersebut sesuai pendapat Wafi Nur Muslihatun (2010), suhu bayi normal adalah antara 36,5oC - 37,5oC. Pernafasan bayi normal 30-60 kali/menit. Denyut jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

b. Antropometri

Berat badan lahir bayi Ny.”L” 3700 gram, panjang badan bayi 53 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar kepala : SOB : 32 cm, MO : 35 cm, FO : 33 cm. Menurut peneliti, berat badan termasuk kategori yang normal atau baik. Menurut peneliti, ukuran kepala bayi merupakan keadaan fisiologis dimana kepala bayi yang dapat melalui jalan lahir tidak berlebihan sehingga menyesuaikan dengan lebar panggul ibu sehingga pada saat persalinan tidak terjadi penyulit ataupun distosia janin.Hal ini sesuai pendapat putra (2012), pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-4000 gram), PB (48-52 cm), LK (33-35 cm), LD (30-38 cm).

c. Pemeriksaan fisik

Pada bayi Ny. “L”, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Menurut peneliti pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan bayi dalam batas normal, hal ini fisiologis bayi lahir warna kulitnya merah muda dan menangis kuat. Hal inisesuai pendapat Rukiyah (2014), prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penerangan cukup dan hangat untuk bayi, memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki,

dan genetalia), mengidentifikasi warna dan mekonium bayi..

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”L” adalah bayi baru lahir usia1 jam fisiologis.Menurut penulis berdasarkan pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisa data kebidanan pada bayi Ny. “L” sudah sesuai dengan standart analisa data kebidanan.. Hal tersebut sesuai dengan teori Rukiyah (2014), diagnosa asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu: bayi baru lahir usia...hari fisiologis.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori, karena hal tersebut sesuai dengan teori diagnosa asuhan kebidanan BBL.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan bayi baru lahir, penulis melakukan penatalaksanaan pada Bayi Ny ”L” sebagaimana untuk BBL normal karena tidak ditemukan masalah. Asuhan yang diberikan yaitu IMD, menyuntikan vit K, merawat tali pusat,

pemantauan TTV dan memberikan KIE, seperti KIE tentang menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb. Menurut peneliti keadaan bayi dalam batas normalasuhan yang di laksanakan pada bayi normal tersebut mengingat bayi baru lahir masih dalam proses adaptasi sehingga rawan terjadi gangguan atau penyakit beresiko. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat. Cukup dengan mengganti kasa jika selesai mandi tidak diperbolehkan menggunakan ramuan tradisonal. Hal ini sesuai pendapat Rukiyah (2010) penatalaksanaan pada BBL fisiologis, meliputi KIE tentang, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori 4.5 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pada pembahasan yang kelima, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan tentang asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus Bayi Ny.”L” di PMB Siti Zulaikah, SST. Jogoroto, Jombang. Kunjungan 30 Maret 2018 (14 jam) 03 April 2018 (5 hari) 20 April 2018 (22 hari) ASI Ya Ya Ya

BAK ±3 kali/hari, ±7-8 kali/hari,

warna kuning jernih

±7-8 kali/hari, warna kuning jernih

BAB 1x/hari, lembek ±5 kali/ hari, warna

kuning

±5 kali/ hari, warna kuning

BB 3700 gram 3900 gram -

Ikterus Tidak Tidak Tidak

Tali pusat Basah

Tidak kemerahan, tidak bau, tidak bengkak

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : 1. Data Subyektif

a. Nutrisi

Berdasarkan fakta, bayi Ny. “L” sudah menyusu pada saat dilakukan IMD. Menurut penulis IMD yang dilakukan pada bayi Ny.“L” bertujuan untuk merangsang reflek rooting dan pada saat IMD reflek rooting bayi Ny. “L” hasilnya +. Pada saat reflek rooting +, maka IMD artinya behasil dan bias dilanjut kan untuk tahap ASI eksklusif. Hal ini sesuai pendapat Arief dan Hidayat (2009), setelah bayi lahir segera disusukan pada ibunya. Pada bayi usia 1 hari, membutuhkan 5-7 ml atau satu sendok makan ASI sekali minum, dan diberikan dengan jarak sekitar 2 jam. Bayi usia 3 hari, membutuhkan 22-27 ml ASI sekali minum yang diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar air untuk satu hari. Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar buah ceri atau anggur berukuran sedang. Bayi usia 1 minggu, membutuhkan ASI 45-60 ml dalam satu kali minum, dan dapat menghabiskan 400-600 ml ASI atau satu setengah gelas hingga dua setengah gelas takar air dalam satu hari.

Berdasarkan data diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. 2. Data Obyektif

a. Tanda-tanda vital

Berdasarkan fakta suhu 36,5 oC, pernafasan 48 x/menit, nadi 146 x/menit, tanda-tanda vital bayi Ny. “L” dalam batas normal, sesuai teori Walyani (2015) suhu bayi normal adalah antara 36,5oC-37,5oC. Laju napas normal

neonatus berkisar antara 40-60 kali permenit dan nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/ menit.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

b.Pemeriksaan fisik

Berdasarkan fakta pada By. Ny ”L”, warna kulit selama kunjungan rumah merah muda, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas.

Menurut penulis bayi baru lahir warna kulitnya merah muda karena kulit bayi baru lahir sangat tipis dengan bertambahnya usia bayi maka warna kulitnya pun akan berubah.Sesuai dengan teori Walyani (2015) warna kulit bayi harus berwarna merah muda yang bersih, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta, opini dan teori. 3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”L” adalah Neonatus aterm usia 14 jam fisiologis. Menurut penulis Neonatus cukup bulan fisiologis adalah neonatus yang lahir cukup bulan usia 0-28 hari dan selama bayi maupun neonatus tidak terjadi komplikasi. Hal ini sesuai pendapat Saputro (2014), diagnosa asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu: Neonatus Aterm usia ...jam fisiologis.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan kebidanan neonatus, peneliti melakukan penatalaksanaan pada bayi Ny.“L” sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE seperti KIE tanda bahaya Neontus supaya ibu mengetahui tanda tanda bahaya pada neonatus, imunisasi, ASI eksklusif supaya ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya sesering mungkin, mempertahankan kehangatan tubuh bayi karna bayi masih masa penyesuian suhu, mencegah infeksi dengan memberi tahu ibu untuk tidak merawat tali pusat menggunakan betadine atau ramuan tradisional apapun, perawatan bayi sehari-hari yang bertujuan supaya tidak terjadi pertumbuhan bakteri pada tubuhnya. KIE