• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Kebutuhan psikologis ibu hamil a. Persiapan saudara kandung (sibling)

2.2.5 Ketidaknyamanan pada TM II dan TM III 1.Konstipasi

Diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi penurunan jumlah progesterone. Akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi menyebabkan pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan motilitas pada saluran gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi dapat memacu hemoroid.

2. Sering Kencing

Terjadi karena terdapat tekanan uterus pada kandung kemih, nocturia akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air, air dan sodium tertahan di bawah tungkai bawah selama siang hari karena statis vena pada malam hari tedapat aliran balik vena yang meningakat dengan akibat peningkataan dalam jumlah output air seni. Cara mengatasi yaitu kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada malam hari, jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia, kecuali nocturia menganggu tidur dan menyebabkan keletihan.

3. Edema devenden dan varises

Kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat berbaring.

4. Nyeri ligemen

Ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus. Secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi masuk kedalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament. Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus ditoleransi oleh ibu hamil.56

5. Flour Albus ( Keputihan )

a.Definisi Keputihan Pada Kehamilan

Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah57, Flour Albus adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat

genetalia yang tidak berupa darah. b. Klasifikasi Flour Albus

Flour Albus terbagi atas dua macam, yaitu Flour Albus fisiologis (normal) dan Flour Albus patologis (abnormal).

1) Flour Albus Fisiologis

Penyebab lain keputihan yang dialami pada wanita hamil adalah pengaruh peningkatan stimulus hormone estrogen

dan progesteron pada serviks, maka dapat menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna keputihan karena menggandung banyak sel epitel vagina. Berdasarkan uraian diatas tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori Diyan, 2013. Alat kelamin wanita dipengaruhi oleh berbagai hormone yang dihasilkan berbagsi organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium dan adrenal. Estrogen dapat mengakibatkan maturasi epitel vagina, serviks, proliferasi stroma dan kelenjar sedangkan progesterone akan mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10 – 16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stress dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal.

2) Flour Albus Patologis

Merupakan cairan eksudat dan cairan ini mengandung banyak leukosit. Kuman penyakit yang menginfeksi vagina seperti jamur Kandida Albikan, dan Herpes serta luka di daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja

masuk ke vagina dan kelainan serviks. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka pada mulut vagina.

c. Pathogenesis Flour Albus

Leukorea atau Flour Albus merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah. Dan perkembangan, alat kelamin wanita mengalami berbagai perubahan mulai bayi sampai Menopause. Flour Albus merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi Flour Albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasilus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhannya menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila ph vagina basa. Keadaan ph vagina basa membuat kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina.

d. Etiologi Flour Albus

Flour albus fisiologis pada masa kehamilan disebabkan oleh perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron saat hamil.

Hal ini menyebab kan terjadi perubahan kualitas dan kuantitas dari sekret kelenjar serviks, sehingga mikrooganisme yang merugikan dapat tumbuh dan mengganggu keseimbangan asam basa di mukosa servik vagina58

e. Gejala Flour Albus

Gejala yang ditimbulkan oleh kuman penyakit berbeda-beda, yaitu:

1) Secret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi menjadi tersa gatal, umumnya disebabkanoleh infeksi jamur kandida dan biasa terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil KB.

2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan berbau tak sedap, kemungkinan disebabkan oleh infeksi trikomonas atau ada benda asing di vagina. 3) Keputihan yang di sertai nyeri perut di bagian bawah atau

nyeri panggul belakang, kemungkinan terinfeksi sampai pada organ dalam rongga panggul.

4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau terjadi saat hubungan seksual, kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe.

5) Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama, kemungkinan disebabkan oleh erosi pada mulut rahim.

6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel mati, kemungkinan adanya sel-sel kanker pada serviks.

f . Dampak Kehamilan dengan Flour Albus

Akibat yang sering ditimbulkan karena keputihan adalah sebagai berikut:

1) Gangguan psikologis

Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan membuat sesorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalalankan aktifitasnya sehari-hari.

2) Infeksi alat-alat genitalia a) Vulvitis

Sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi local. Penyebab secara umum adalah jamur.

b) Vaginitis

Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri parasit atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering kita jumpai adalah vaginitis candidiasis dan trikomonas vaginalis. Vaginitis candidiasis merupakan keputihan kental mengumpal, terasa gatal dan menggangu, pada dinding vagina sering dijumpai putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan. Sedangkan vaginits trikomonas vaginalis merupakan keputihan encer sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa membakar dan berbau.

c) Servikalis

Merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi serviks sering terjadi karena luka bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksaul.Keluahan yang dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan seksual.

d) Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammantory Disease) Merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi

akibat hubungan seksual.Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan berbagai penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat menyebakan kemandulan.Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk bagian bawah perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat, nadi meningkat dan pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam batas normal. 59

g. Penatalaksanaan Flour Albus

Untuk mengatasi masalah Flour albus pada kehamilan yaitu dengan memberikan konseling tentang vulva hygiene, mengajurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah BAB dan BAK, menganjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun, menganjurkan ibu untuk sering ganti celana dalam minimal 3 kali, menganjurkan ibu untuk tidak memakai

pakaian terlalu ketat, menghindari menggunakan sabun kewanitaan60

2.2.6 ANC Terpadu