• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS

Dalam dokumen buku keperawatan jiwa pak ari (Halaman 121-127)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KRISIS

H. PERAN TERAPIS

I. ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS

1. PENGKAJIAN

Mengingat batas waktu krisis dan penyelesaiannya sangat singkat yaitu paling lama enam minggu, maka pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik dan pada maslah yang aktual.

Beberapa aspek yang harus dikaji adalah :

a. Pristiwa pencetus, termasuk kebutuhan yang terancam oleh kejadian dan gejala yang timbul misalnya :

1) Kehilangan orang yang dicintai, baik karena perpisahan maupun karena kematian

2) Kehilangan bi-psiko-sosio seperti kehilangan salah satu bagian tubuh karena operasi, sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran, sosial, kehilangan kemampuan melihat dan sebagainya. 3) Kehilangan milik pribadi misalnya harta benda, kewarganegaraan,

rumah digusur

4) Ancaman kehilangan misalnya anggota keluarga yang sakit, perselisihan yang hebat dengan pasangan hidup

5) Perubahan-perubahan seperti pergantian pekerjaan, pindah rumah, garis kerja yang berbeda

6) Ancaman-ancaman lain yang dapat diidentifikasi, termasuk semua ancaman terhadap pemenuhan kebutuhan.

b. Mengidentifikasi persepsi pasien terhdap kejadian

Persepsi terhadap kejadian yang menimbulkan krisis termasuk pokok-pokok pikiran dan ingatan yang berkaitan dengan kejadian tersebut. 1) Apa mnakna/arti kejadian bagi individu

2) Pengaruh kejadian terhadap masa depan

3) Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistik c. Mengidentifikasi sikap dan kekuatan dari sistem pendukung meliputi :

keluarga, sahabat dan orang-orang penting bagi pasien yang mungkin dapat membantu

1) Dengan siapa tinggal? Sendiri? Dengan keluarga? Dengan teman? 2) Apakah punya teman tempat mengeluh/curhat?

3) Apakah bisa menceritakan masalah yang dihadapi bersama keluarga?

4) Apakah ada orang/lembaga yang dapat memberi bantuan?

5) Apakah punya keterampilan untuk mengganti fungsi orang hilang dan sebagainya.

d. Mengidentifikasikan hal kekuatan dan mekanisme koping sebelumnya yang meliputi strategi koping yang berhasil dan tidak berhasil.

1) Apakah yang biasa dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi

2) Cara apa yang pernah berhasil dan tidak berhasil serta apa saja yang menyebabkan kegagalan tersebut

3) Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengtasi masalah sekarang 4) Apakah suka meninggalkan lingkungan untuk sementara agar

dapat berfikir dengan jernih?

5) Apakah suka mengikuti latihan olah raga untuk mengurangi ketegangan? Apakah mencetuskan perasaannya dengan menangis?

Perilaku

Beberapa gejala yang sering ditunjukkan oleh individu dalam keadaan krisis antara lain :

a. Perasan tidak berdaya, kebingungan, depresi, menarik diri, keinginan bunuh diri atau membunuh orang lain

b. Perasaan diasingkan oleh lingkungannya c. Kadang-kadang menunjukkan gejala somatic

Pada krisis malapetaka (bencana) perilaku individu dapat diidentifikasi berdasarkan fase respon terhadap musibah yang dialami. Lima fase respon terhadap musibah yang dialami.

a. Dampak emosional

Fase ini termasuk kejadian itu sendiri dengan karakteristik sebagai berikut : syok, panik, takut yang berlebihan, ketidakmampuan mengambil keputusan dan menilai realitas serta mungkin terjadi perilaku merusak diri.

b. Pemberani (heroic)

Terjadi satu semangat kerjasama yang tinggi antara teman, tetangga dan tim kedaruratan mengatasi kecemasan dan depresi. Akan tetapi aktivitas yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan keletihan.

c. Honey moon (bulan madu)

Fase ini mulai terlihat satu minggu sampai beberapa bulan setelah terjadi malapetaka. Bantuan orang lain berupa uang, sumber daya serta dukungan dari berbagai pihak terkumpulkan, akan membantu membentuk masyarakat baru. Masalah psikologis dan masalah perilaku mungkin terselubung.

d. Kekecewaan

Fase ini berakhir dalam 2 bulan sampai satu tahun. Pada saat ini individu merasa sangat kecewa, timbul kebencian, frustasi dan perasaan marah. Korban sering membandingkan keadaan tetangganya dengan dirinya dan mulai tumbuh rasa benci/bermnusuhan terhadap orang lain.

e. Rekontruksi reorganisasi

Individu mulai menydari bahwa ia harus menghadapi dan mengatasi masalahnya. Mereka mulai membangun rumah, bisnis dan hidupnya. Fase ini akan berakhir dalam beberapa tahun setelah terjadinya musibah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Beberapa diagnosa keperawatan pada pasien krisis antara lain :

a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan anak dalam keadaan sakit, yang ditandai dengan terbatasnya kemampuan berkonsentrasi, agitasi motorik

b. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kematian putrinya yang ditandai dengan ketidakmampuan mengingat kecelakaan yang dialami bersamaan putrinya tersebut.

c. Koping keluarga tidak efektif untuk mencapai kata sepakat berhubungan dengan perpisahan dengan suami yang ditandai dengan ketergantungan berlebihan terhadap temannya, selalu berfikir tentang kepulangan suaminya.

d. Koping keluarga tidak efektif untuk mendapat persetujuan berhubungan dengan istri didiagnosa kanker, ditandai perasaan berduka, takut dan merasa bersalah

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan pernikahan putrinya ditandai dengan batsa keluarga yang tidak jelas, pola komuniksi yang menyimpang.

Diagnosis medic (PPGJ II, 1983)

1. Gangguan penyesuaian dengan efek (mood) depresi 2. Gangguan penyesuaian kecemasan

3. Gangguan penyesuaian emosional

4. Gangguan penyesuaian dan gangguan tingkah laku

5. Gangguan penyesuaian dengan campuran gangguan tingkah laku dan emosi

7. Gangguan stress pasca trauma Diagnose keperawatan (NANDA) 1. Anxietas

2. Koping keluarga tidak efektif 3. Koping individu tidak efektif 4. Perubahan proses keluarga 5. Berduka

6. Takut

7. Perubahan tumbuh kembang 8. Defisit pengetahuan

9. Perubahan menjadi orang tua 10. Respon psaca trauma

11. Gangguan harga diri 12. Isolasi sosial

13. Distress spiritual. 3. PERENCANAAN

Langkah selanjutnya dari intervensi krisis adalah membuat perencanaan. Dinamika yang mendasari krisis diformulasikan berdasarkan informasi dengan memperhatikan:

a. Faktor pencetus

b. Alternatif pemecahan masalah

Langkah-langkah untuk mencapai pemecahan masalah seperti menentukan lingkungan pendukung yang membantu pemecahan masalah serta bagaimana memperkuat sistem tersebut. Mekanisme koping yang perlu dikembangkan dan diperkuat.

Tujuan :

a. Membantu pasien agar dapat berfungsi kembali seperti sebelum terjadi krisis

b. Meningkatkan fungsi pasien dari sebelum terjadi krisis (bila mungkin) c. Mencegah terjadinya dampak serius dari krisis misalnya bunuh diri.

Tindakan keperawatan

Tindakan keperawtan utama dapat dibagi 4 tingkat dengan urutan dari dangkal sampai yang paling dalam yaitu :

a. Manipulasi lingkungan untuk memperoleh dukungan situasi

b. Dukungan umum (general support): buatlah pasien merasa bahwa perawat ada disampingnya dan siap membantu. Sikap perawat hangat, menerima, empati secara penuh perhatian merupakan dukungan bagi pasien.

c. Pendekatan umum (general approach): membantu klien menghadapi proses berduka seperti pada korban malapetaka

d. Pendekatan individual (individual approach): terapi terhadap masalah spesifik pada pasien tertentu, efektif untuk semua tipe krisis

4. EVALUASI

Beberapa hal yang perlu dievaluasi antara lain :

a. Dapatkah individu menjalankan fungsinya kembali seperti sebelum terjadi krisis?

b. Sudahkah ditemukan kebutuhan utama yang dirasakan terancam oleh kejadian yang menjadi factor pencetus?

c. Apakah perilaku maladaptif atau symptom ditunjukkan telah berkurang?

d. Apakah mekanisme koping yang adaptif telah berfungsi kembali? e. Apakah individu telah mempunyai sistem pendukung sebagai tempat

dia bertumpu?

EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan krisis? 2. Sebutkan tipe-tipe krisis?

3. Sebutkan 3 faktor keseimbangan dalam mengatsai krisis? 4. Terangkan periode terjadinya krisis!

BAB VI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN ALAM

Dalam dokumen buku keperawatan jiwa pak ari (Halaman 121-127)

Dokumen terkait