• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian merupakan langkah awal dalam landasan proses keperawatan, bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agae dapat mengidentifikasi dan menganalisa masalah pasien. Penulis hanya akan menjelaskan pengkajian secara khusus pada pasien dengan kelahiran seksio sesaria. Menurut Doenges (2011) pengkajian pada post partum sesaria adalah:

1. Pengkajian dasar a. Sirkulasi

Riwayat masalah jantung, edema pulmonal, penyakit vaskular perifer atau statis vaskular (peningkatan pembentukan thrombus). b. Integritas ego

Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor stress multiple, dengan tanda tidak dapat beristirahat dan peningkatan tegangan.

c. Eliminasi

Terpasang kateter menetap, bising usus tidak ada, atau jelas. d. Makanan/ cairan

Malnutrisi, membrane mukosa yang kering, pembatasan puasa praoperasi

e. Neurosensori

Sensasi dan gerakan ekstermitas bawah menurun pada adanya analgesiakaudal/ epidural.

f. Nyeri

Mengeluh ketidaknyamanan/ nyeri dari berbagai sumber : trauma/ bedah insisi bedah, nyeri abdomen karena kontraksi uterus, distensi kandung kemih, nyeri karena pembengkakan payudara. g. Keamanan

h. Seksualitas

Seksualitas pascapartum dipengaruhi oleh derajat trauma perineum selama kelahiran dan penurunan hormone steroid ibu, yang khas terjadi pada awal masa pascapartum.

i. Aktivitas

Tampak berenergi, kelelahan/ keletihan, mengantuk. j. Pemeriksaan diagnostik

Jumlah darah lengkap, hemoglobin / hematokrit (Hb / Ht) : mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.

Urinalisis : kultur urine, darah, vagina, dan lochea. 2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adaalah respon individu pada masalah kesehatan yang aktual dan resiko.Menurut Amru (2012) diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada ibu post SC antara lain adalah: a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas

(mokus dalam jumlah berlebihan), jalan nagas alergik (respon obat anastesi).

b. Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut b.d angen injuri fisik ( pembedahan, trauma jalan lahir, episiotomi)

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum d. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu e. Resiko infeksi b.d faktor resiko : episiotomi, laserasi jalan lahir f. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum b.d kurangnya

informasi tentang penanganan post partum 3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dengan rencana asuhan keperawatan atau rencana tindakan keperawatan merupakan tahap setelah pengkajian dan rumusan diagnosa keperawatan :

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas (mokus dalam jumlah berlebihan), jalan nagas alergik (respon obat anastesi).

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan Bersihan jalan nafas dapat diatasi dengan:

Kriteria Hasil:

1) Tidak mengalami penumpukan sekret 2) Tidak ada bunyi nafas tambahan 3) Dapat melakukan batuk efektif Intervensi

a) Kaji faktor-faktor penyebab ( sekret, penurunan kesadaran, reflek batuk)

b) Pertahankan klien pada posisi miring, maka sekret dapat mengalir ke bawah.

c) Kaji posisi lidah, yakinkan tidak jatuh ke belakang dan menghalangi nafas.

d) Tinggikan kepala tempat tidur. e) Ajarkan batuk efektif.

b. Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut b.d agen injuri fisik ( pembedahan, trauma jalan lahir, episiotomi)

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan Gangguan rasa nyaman : nyeri akut dapat di atasi dengan:

Kriteria Hasil:

1) Mampu mengidentifikasi cara mengurangi nyeri 2) Mampu mengontrol nyeri

Intervensi

a) Kaji nyeri, kaji lokasi nyeri, intensitas, dan lamanya b) Ajarkan tekhnik relaksasi

c) Anjurkan menggunakan kompres hangat d) Berikan obat sesuai indikasi

e) Masukkan kateter dan dekatkan untuk kelancaran drainase

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi post partum Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan: kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan :

Kriteria Hasil :

1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4) Tidak terjadi penurunan berat badan Intervensi :

a) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe

b) Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C c) Ajarkan klien bagaimana membuat catatan makanan harian d) Berikan informasi tentang kebutuhan nutsisi

e) Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

d. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan: ibu dapat memberikan ASI pada bayi dengan :

1) Kemantapan pemberian ASI : bayi : perlengkapan bayi yang sesuai pada dan proses menghisap dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3 minggu pertama pemberian ASI

2) Pemeliharaan pemberian ASI : keberlangsungan pemberian ASI untuk menyediakan nutrisi bagi bayi/ toddler

3) Penyapihan pemberian ASI Intervensi

a) Kaji keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui

b) Kaji keterampilan ibu dalam menempelkan bayi ke putting c) Kaji integritas kulit putting ibu

d) Ajarkan orang tua mempersiapkan, menyimpan, menghangatkan kemungkinan pemberian tambahan susu formula

e) Berikan informasi tentang keuntungan dan kerugian pemberian ASI

e. Resiko infeksi b.d faktor resiko : episiotomi, laserasi jalan lahir Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan: resiko infeksi tidak terjadi dengan :

Kriteria Hasil :

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya

3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

4) Menunjukkan perilaku hidup sehat Intervensi

a) Anjurkan kateter interintermiten untuk menurunkan infeksi kandung kemih

b) Berikan nutrisi yang adekuat

c) Monitor tanda dan gejala infeksi siskemik dan local d) Ajarkan klien untuk minum antibiotic sesuai resep e) Ajarkan klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

f. Defisiensi pengetahuan : perawatan post partum b.d kurangnya informasi tentang penanganan post partum

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan: defisit perawatan post partum dapat teratasi dengan :

Kriteria Hasil :

1) Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, program pengobatan

2) Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan benar

3) Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya

Intervensi

a) Berikan penjelasan patofisiologi dari prnyakit dan bagaimana hal ini dapat terjadi

BAB III

Dokumen terkait