• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun menurut Syamsuddin (2007:296) asumsi-asumsi yang digunakan dalam penerapan model EOQ yaitu sebagai berikut:

28

1. Jumlah total kebutuhan bahan baku per tahun sudah diketahui dengan pasti.

2. Biaya pemesanan tetap stabil sepanjang tahun.

3. Harga per unit barang yang dibeli tetap stabil dalam setiap kali pemesanan.

4. Jumlah pemakaian bahan per bulan atau setiap periode adalah tetap. 5. Supplier dapat segera memenuhi pesanan barang oleh perusahaan

sehingga tidak terdapat tenggang waktu atau lead time. Namun dalam kenyataannya diperlukan beberapa hari antara saat pemesanan hingga barang diterima. Oleh karena itu, untuk menghindari kehabisan bahan maka perusahaan perlu menetapkan safety stock yaitu persediaan minimum yang harus selalu ada dalam perusahaan. Jumlah safety stock tergantung pada jumlah pemakaiannya serta jangka waktu yang dibutuhkan sejak bahan dipesan sampai dengan saat diterimanya bahan tersebut oleh perusahaan.

6. Biaya pemeliharaan per tahun adalah persentase tetap dari nilai rata-rata persediaan. Dan nilai rata-rata-rata-rata persediaan adalah merupakan hasil perkalian antara kuantitas dalam setiap kali pemesanan dengan harga per unit dari produksi yang dibeli dibagi dengan (2).

a. Kelebihan EOQ

1) EOQ memberikan keseimbangan terbaik antara biaya pemesanan dan penyimpanan.

3) Menjaga proses produksi tetap lancar 4) Dapat mengantisipasi kenaikan harga b. Kelemahan EOQ

1) Permintaan diasumsikan konstan, sedangkan dalam banyak situasi yang nyata, permintaan bervariasi secara subtansial.

2) Adanya persediaan berarti adanya biaya yang harus dikeluarkan antara lain biaya modal yang ditanam dalam persediaan, biaya tenaga untuk mengangkut bahan baku dari gudang kebagian proses produksi dan tenaga karyawan untuk menangani gudang.

3) Adanya resiko kerusakan atau keusangan persediaan pada saat digudang

4) Memerlukan gudang yang luas atau besar untuk menyimpan persediaan

Adapun perhitungan yang dilakukan dengan metode EOQ adalah: a) Perhitungan pemesanan yang ekonomis (EOQ)

Pemesanan persediaan bahan baku hendaknya dilakukan secara ekonomis, dimana jumlah dipesan haruslah didasarkan atas kebutuhan untuk diproduksi. Untuk menentukan pesanan yang ekonomis, harus diusahakan memperkecil biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). Dalam hal ini dihadapkan dengan dua sifat biaya yang bertentangan. Sifat pertama menekankan agar jumlah pemesanan sangat kecil sehingga carrying cost menjadi kecil, tetapi sebaliknya ordering cost menjadi sangat besar dalam satu tahun.

30

Dengan memperhatikan kedua sifat tersebut diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah pemesanan yang ekonomis ini terletak diantara dua pembatasan yang ekstrim tersebut, yaitu dimana jumlah carrying cost adalah sama dengan ordering cost atau ordering cost sama dengan carrying cost adalah yang paling minimal dalam satu tahun. Untuk meminimalkan total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat digunakan rumus :

c 2R.S EOQ=

Dimana :

R = Jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu periode S = Biaya pemesanan

C = Biaya penyimpanan b) Waktu tenggang (lead time)

Pada suatu perusahaan manufaktur apalagi perusahaan tersebut sudah berskala besar tentunya akan membutuhkan bahan baku yang tidak sedikit. Dan untuk mendapatkan tidaklah mungkin didapatkan tidaklah mungkin didapatkan secara langsung melainkan didapatkan melalui pemesanan terlebih dahulu. Sedangkan bahan baku yang dipesan tersebut untuk dapat sampai dari pemasok sampai ke gudang tentunya juga membutuhkan waktu. Waktu inilah yang dinamakan dengan waktu tenggang (lead time).

Lead time adalah jarak waktu antara saat melakukan order hingga order datang”. Waktu tenggang ini perlu diperhatikan karena selama masa ini perusahaan tetap menggunakan bahan bakunya untuk melakukan proses produksi. Jadi berapa lama barang tersebut sampai dari saat pemesanan hingga sampai ke gudang harus diperhatikan agar dapat diketahui berapa kuantitas bahan yang digunakan selama masa itu, sehingga dapat diketahui kapan dilakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi kehabisan bahan.

c) Persediaan pengamanan (safety stock)

Yaitu suatu persediaan yang dicadangkan atau disimpan sebagai pengamanan untuk menjaga jika terjadi fluktuasi permintaan sehingga proses produksi tidak terganggu. Akibat pengadaan persediaan pengaman terhadap biaya adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, akan tetapi sebaliknya akan menambah besarnya carrying cost. Oleh karena itu pengadaan persediaan barang pengaman dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi juga pada saat itu diusahakan agar carrying cost adalah serendah mungkin. Rumus yang digunakan adalah :

Safety stock = Rata-rata pemakaian bahan baku tiap hari x rata-rata keterlambatan.

32

d) Titik pemesanan kembali (reorder point)

Pemesanan kembali dilakukan untuk menghindari biaya kehabisan persediaan (stock out) dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan. Dengan dilakukannya pemesanan sehingga pada saat persediaan tersebut datang, tepat pada saat terakhir digunakan. Dengan mengetahui tingkat penggunaan dan waktu tunggu memungkinkan kita untuk menghitung tingkat pemesanan kembali yang sesuai dengan tujuan diatas. Dalam menentukan titik ini kita harus memperhatikan besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum datang dan persediaan minimum. Besarnya penggunaan selama bahan-bahan yang dipesan belum diterima ditentukan oleh dua faktor yaitu lead time dan penggunaan tingkat rata-rata. Rumus yang digunakan adalah:

Re Order Point = Rata-Rata Pemakaian/ hari x lead time ) + safety stock e) Penentuan persediaan maksimum

Persediaan maksimum adalah merupakan batas jumlah persediaan terbesar yang sebaiknya diadakan dalam perusahaan.

Persediaan maksimum = Safety stock + EOQ 7. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk mengetahui alur penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka pikir penelitian secara lengkap dapat disajikan pada gambar 1.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir tersebut maka dapat diketahui penerapan Just In Time dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk memperlancar proses produksi pada perusahaan Getuk Pisang Atik di Kabupaten Jombang. Kelancaran Proses Produksi Kebutuhan per bulan JIT Kebutuhan per hari Kuantitas Frekuensi Persediaan Periode pembelian Biaya pemesanan

Dokumen terkait