• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

2.4 Asumsi Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian, bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian 3.2Fokus Penelitian, bab ini menjelaskan tentang batasan penelitian agar dapat fokus

pada fokus penelitian yang akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus dengan penelitian yang akan dijalankan.

3.3Lokasi Penelitian, tempat yang dijadikan penelitian

3.4Instrumen Penelitian, bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

3.5Informan Penelitian, bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

3.6Teknik Pengumpulan Data, menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.

3.7Teknik Analisis Data, bab ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan data ke dalam formula yang sederhana dna mudah dibaca serta mudah diinterpretasi, maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian. Analisis data dapat dilakukan melalui pengkodean dan berdasarkan kategorisasi data.

3.8Uji Keabsahan Data, bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari objektifitas dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang objektif berasal dari unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu bagaimana menginterpretasikan realitas sosial terhadap fenomena-fenomena yang ada.

3.9Pedoman Wawancara, disusun dengan focus penelitian peneliti berdasarkan apa yang nantinya akan akan peneliti kaji dan temukan saat dilapangan yang kemudian akan diolah dan dikembangkan sesuai data yang diperoleh.

3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian, menjelaskan tempat yang dijadikan penelitian dan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN Terdiri dari :

4.1 Deskripsi Objek Penelitian, menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian, menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan, merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data dan wawancara narasumber.

BAB V PENUTUP Terdiri dari :

5.1 Kesimpulan, menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran, berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Secara umum deskripsi teori ini menjelaskan berbagai teori yang sesuai dan relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang akan diteliti, lalu disusun secara sistematis dan rapi agar mudah dimengerti. Dengan mempelajari berbagai teori yang sesuai dengan permasalahan penelitian maka akan terbentuk konsep penelitian yang jelas sehingga dapat mengarahkan peneliti agar melakukan penelitian yang tepat dan bagus. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori, pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan peneliti yang akan dilakukan. Selain itu, pada bagian ini akan disertakan asumsi dasar peneliti, dimana asumsi dasar tersebut merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannnya.

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 2011:2) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2011:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan manajemen menurut G.R.Terry (dalam Hasibuan, 2011:2) adalah :

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and

controlling performed to determine and accomplish stated objectivies by the use of

human being and other resources.” (manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya)”.

Berdasarkan definisi manajemen di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk membagi tugas, tanggung jawab, pekerjaan karena terbatasnya kemampuan manusia itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya sehingga terbentuklah kerja sama yang baik di dalam suatu organisasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi tersebut.

2.1.2 Definisi Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos (stratos = militer dan ag = memimpin), yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang (Rachmat 2014:2). Merumuskan strategi bukanlah pekerjaan mudah. Kendala utamanya adalah komitmen internal terhadap segala hal yang telah dirumuskan sebagai konsekuensi strategi. Porter (dalam Rachmat, 2014:6) menjelaskan makna terpenting dari pemahaman strategi sebagai mengambil tindakan yang berbeda dari perusahaan pesaing dalam satu industri guna mencapai posisi yang lebih baik. Artinya, strategi antarperusahaan dalam satu industri berbeda dengan lainnya, karena masing-masing perusahaan mengalami kondisi internal dan tujuan yang berbeda, walaupun pada umumnya kondisi eksternal dapat sama.

Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia merupakan sebuah rencana untuk sebuah kegiatan. Di dalamnya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Hal itu mengindikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan bisnis dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh luar yang negatif pada kegiatan organisasi (Mangkuprawira, 2004:14).

Definisi lain mengenai strategi menurut Menurut George Steiner (dalam Rachmat, 2014:2) adalah secara umum, kita mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Adapun pengertian strategi menurut Menurut Chandler (dalam Rangkuti, 2013:3) adalah Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (dalam Rangkuti, 2013:4) strategi adalah merupakan respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluangdan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.

Selain itu, pengertian lain tentang strategi diungkapkan oleh James Brian Quiin (dalam Iriantara, 2004:12) mengatakan bahwa strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan rangkaian sebuah organisasi ke dalam satu kesatuan yang kohesif.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa strategi merupakan suatu rencana atau cara terbaik dan langkah-langkah yang harus dijalani untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan agar memperoleh keberhasilan. Hal ini mengidentifikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan dalam kegiatan mengelola organisasi dan mencegah pengaruh dari luar.

2.1.3 Definisi Manajemen Strategi

Menurut Rachmat (2014:14) manajemen strategik adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategik adalah proses penetapan tujuan

organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran serta pengalokasian sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.

Manajemen strategik mengombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Siagian (dalam Rachmat, 2014:14) manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut Ansoff dan McDonnell (dalam Iriantara, 2004:3) manajemen strategis adalah pendekatan sistematis terhadap tanggung jawab umum manajemen yang besar dan terus meningkat arti pentingnya untuk memposisikan dan mengaitkan perusahaan dengan lingkungannya dengan cara yang akan menjamin keberhasilan perusahaan dan mengamankan perusahaan dari ketidakterdugaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di dalam suatu perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen strategi akan efektif bila manajemen puncak menyalurkan setiap informasi mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan ke arah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan produk.

2.1.4 Proses Manajemen Strategi

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar yaitu (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi strategi, (4) evaluasi dan pengendalian. Pada level korporasi, proses manajemen strategis meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan

mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan S.W.O.T yang berarti Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman). Adapun penjelasan proses manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:9-19) sebagai berikut:

1. Pengamatan Lingkungan a. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian : lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi.Beberapa elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan-kekuatan umum kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. b.Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi.

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.

3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan bawah akan mengimplementasi strateginya secara khusus dengan pertimbangan dari manajemen puncak.

4. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan danhasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

Menurut David (2004:7) proses manajemen strategis adalah usaha untuk mengulangi apa yang apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Proses manajemen strategis menurut David (2004:5-6) terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Perumusan Strategi

Termasuk mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2. Implementasi Strategi

Menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi terutama berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah (David, 2004:5-6)

.2.1.5 Analisis SWOT

Menurut salah satu pakar SWOT Kotler (2008 : 88) mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut analisis SWOT.

Analisis SWOT terdiri dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan) yang merupakan faktor dalam tubuh organisasi, sedangkan Opportunities (peluang), Threats

(ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Strengths (kekuatan) merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain kompetensi khusus, sumber, keterampilan, produk, andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing. Weaknesses (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan menjadi penghalang

serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Opportunities (peluang) merupakan berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

Threats (ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis (Siagian 2008:172).

2.1.6 Komisi Pemilhan Umum

Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Komisi Pemilihan Umum tidak dapat disejajarkan kedudukannya dengan lembaga-lembaga negara yang lain yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD 1945. Bahkan nama Komisi Pemilihan Umum belum disebut secara pasti atau tidak ditentukan dalam UUD 1945, tetapi kewenangannya sebagai penyelenggara pemilihan umum sudah ditegaskan dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 yaitu Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Artinya, bahwa Komisi Pemilihan Umum itu adalah penyelenggara pemilu, dan sebagai penyelenggara bersifat nasional, tetap dan mandiri.

Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan komisi pemilihan umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (independen). Pemilihan umum yang diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum meliputi pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kedudukan komisi pemilihan umum tidak ditentukan dalam UUD 1945, maka kedudukan komisi pemilihan umum tidak dapat disejajarkan dengan lembaga-lembaga negara yang telah ditentukan dalam UUD 1945. Kewenangan komisi pemilihan umum sebagai

penyelenggara pemilihan umum, hanya ditegaskan dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 yaitu Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Komisi pemilihan umum dengan demikian adalah penyelenggara pemilihan Umum, dan sebagai penyelenggara yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (independen).

2.1.7 Pengertian Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan faktor terpenting dalam suatu pengambilan keputusan, karena tanpa partisipasi politik keputusan yang dibuat oleh pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Partisipasi politik merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah tatanan Negara yang demokrasi, partisipasi politik juga menunjukkan tentang ciri khas adanya sebuah moderenisasi politik. Di Negara-negara yang proses moderenisasi secara umum telah berjalan dengan baik, biasanya tingkat partisipasi masyarakatnya meningkat.

Pada umumnya masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa berpartisipasi dalam pemilu, pilpres atau pilkada hanyalah sebatas memberikan dukungan kepada salah satu calon peserta pemilu mulai penusukan gambar atau memberikan hak suaranya. Kalau kita melihat pengertian partisipasi politik yang dikemukakan oleh para ahli politikt tentunya anggapan itu adalah anggapan yang sangat keliru, karena sejatinya berpartisipasi politik itu adalah ikut serta dalam pemilu/ pilkada/ pilpres baik dalam pemungutan suara atau mengikuti pelatihan/ trening atau kampanye baik secara legal ataupun ilegal, secara paksaan atau kehendak sendiri. Bahkan orang yang tergabung dalam suatu partai politik juga telah berpartisipasi dalam politik.

a. Menurut Herbert Mc. Closky partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui dimana mereka mengambil bagian dalam proses

pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum (dalam Budiarjo 1998:2).

b. Menurut Nice dan Verba partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga Negara yang legal, yang sedikit banyaknya langsung bertujuan untuk mempengruhi seleksi pejabat-pejabat Negara dan atau tindakan-tindakan diambil oleh mereka (dalam Budiarjo 1998:124).

c. Menurut Budihardjo mengemukakan pendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencangkup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya (dalam Budiarjo 1998:183).

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengatakan bahwa partisipasi politik itu terjadi untuk mempengaruhi kebijakan yang akan atau sudah dibuat dan jelas bagi kita bahwa partisipasi itu tidak hanya sebatas pemberian suara pada saat pemungutan suara saja, melainkan kegiatan-kegiatan seperti mendukung salah satu calon atau memberikan dukungan baik langsung atau tidak langsung dan melibatkan diri dari kegiatan politik seperti mengikuti kampanye, waktu pemilihan, dan sesudah pemilihan yaitu penghitungan suara merupakan salah satu bentuk dari partisipasi politik. Khusus di Negara-negara yang sedang berkembang partisipasi politik merupakan hal yang sangat menarik untuk dibahas mengingat masih rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat secara umum yang mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap politik itu sendiri yang tak lepas dari faktor ekonomi dan

pendidikan. Di Indonesia saat ini penggunakan kata partisipasi politik lebih sering mengacu kepada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para pemimpin politik dan pemerintah.

2.1.8 Pengertian Pilkada

Pilkada dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 1 ayat 1 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis. Kemudian pemilukada adalah sarana pelaksana kedaulatan rakyat diwilayah provinsi kabupaten/kota berdasarkan pancasila dan UUD 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat UUD 1954, pemeritah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan data saing antar daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerintahan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam suatu sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pilkada langsung mengambil hak-hak dasar masyarakat didaerah untuk memberikan kewenangan yang udah utuh dalam rangka rekruitmen lokal secara demokratis.

Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2016 pasal 2, menyebutkan bahwa Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pilkada langsung yang berkualitas diselengarakan oleh lembaga penyelenggara independen, mandiri, netral dan transparan. Suksesnya pilkada langsung tergantung tiga unsur yaitu: sistem, tatacara dan penyelenggara pemilu itu sendiri. Penyelenggara pemilu ini yang akan melaksanakan sistem dan tata cara pemilu kepada setiap

element atau aktor politik. Oleh karena itu, kinerja penyelenggara pemilu akan sangat menentukan proses dan hasil pemilu.

Fungsi utama penyelenggrara adalah merencanakan tahapan-tahapan kegiatan. Disinilah KPU sebagai penyelenggara pilkada harus bersifat mandiri dan non participant. Pengertian KPU itu sendiri adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang undang Pemilihan. KPU secara teknis bertugas melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan, dari tahapan pendaftaran pemilih sampai penetapan calon terpilih. KPU membuat regulasi, mengambil keputusan, dan membuat kebijakan yang tentu saja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) adalah sebuah mekanisme politik untuk mengartikulasikanaspirasi dan kepentingan warga negara dengan cara yang diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis.

Dokumen terkait