• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aturan Penulisan

Dalam dokumen PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI (Halaman 31-38)

TATA CARA PENULISAN SKRIPSI

B. Aturan Penulisan

Penulisan Skripsi atau tugas akhir wajib dilakukan dengan menggunakan komputer dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bahasa

Bahasa yang digunakan skripsi yaitu bahasa Indonesia dan Semua istilah asing harus ditulis miring, contoh: merupakan dataware house. Aspek kebahasaan yang harus diperhatikan adalah: (1) gaya penulisan, (2) keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat, (3) ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca, dan (4) ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka.

Gaya penulisan merupakan bagian penting dalam penulisan karya ilmiah. Gaya penulisan yang baik dapat dilihat beberapa aspek, seperti: (1) alur pikir yang jelas, (2) tidak bermakna ganda, (3) kalimat efektif, (4) pola kalimat jelas (S-P-O/S-P-0-K/K-S-P-0).

Keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat merupakan bagian yang dapat menggambarkan kemampuan seorang penulis dalam menyampaikan informasi secara tepat dan cepat. Penulis sering melakukan

kekeliruan, sehingga keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat menjadi kabur. Beberapa kekeliruan yang sering dilakukan penulis, di antaranya: (1) kalimat tidak memiliki subjek (S) atau predikat (P), padahal sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat (P); (2) kalimat mempunyai dua satuan pikiran atau lebih yang tumpang tindih, padahal seharusnya hanya memiliki satu satuan pikiran; (3) keterangan kalimat diletakkan secara tidak tepat; (4) subjek didahului kata depan, sehingga bagian yang pokok di dalam kalimat itu menjadi kabur; (5) anak kalimat tidak logis (salah nalar); (6) kalimat tidak mempunyai induk kalimat karena semua bagiannya adalah anak kalimat; dan (7) kalimat bermakna ganda. Kalimat seperti itu perlu disunting agar ide yang dimaksudkan dapat tersampaikan.

Paragraf merupakan bagian dari kerangka atau pola pikir yang sistematis. Setiap paragraph harus menggambarkan pemikiran yang lengkap. Setiap paragraph harus diawali dengan pokok kalimat dan diikuti dengan anak kalimat sebagai penjelasan dari pokok pikiran utama. Sebelum penjelasan satu pokok pikiran selesai, sebaiknya penulis tidak memunculkan paragraf baru. Apabila sebuah paragraf dipandang terlalu panjang, dapat dipecah menjadi 2 (dua) paragraf dengan kata sambung pada awal paragraf berikut. Misalnya: Berkaitan dengan uraian di atas, ... Bertitik tolak dari pemikiran di atas, ...

Ejaan dan tanda baca harus digunakan secara tepat karena bahasa tulis tidak dibantu oleh unsur-unsur gerak seperti kualitas suara, kedipan mata, ekspresi mimik, dan sebagainya. sebagaimana dalam bahasa lisan. Ejaan dan tanda baca itu membantu memperjelas maksud penulis. Hal-hal yang harus dicermati penulis antara lain pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, penulisan singkatan dan akronim, penulisan angka dan bilangan serta penulisan unsur serapan.

a. Pemakaian huruf kapital

Seorang penulis harus dapat menggunakan huruf kapital dalam ejaan bahasa Indonesia secara tepat. Misalnya: Provinsi Jawa Tengah

dipimpin oleh seorang gubernur. Bibit Waluyo adalah Gubernur Jawa Tengah.

b. Pemenggalan kata

Pada dasarnya pemenggalan kata harus dilakukan berdasarkan suku katanya. Meskipun demikian, pemenggalan seyogyanya dilakukan atas dasar : (1) kata dasarnya, (2) jangan meninggalkan pemenggalan sebuah huruf.

f. Pemakaian huruf miring

Huruf miring hanya digunakan untuk menuliskan istilah asing. g. Pemakaian tanda baca

Tanda baca dipakai dalam konteks kalimat yang tepat dan ditulis menyatu dengan katayang mendahului atau mengikuti. Tanda baca bukan kata sehingga tidak boleh ditulis berdiri sendiri.

h. Penulisan kata

Kesalahan yang paling banyak dijumpai dalam penulisan karya ilmiah berkaitan dengan penulisan kata. Beberapa penulisan kata yang salah, di antaranya:

Tabel 1. Contoh Penulisan Kata Yang Benar

Salah Seharusnya

Disamping, disisi, diatas Di samping, di sisi di atas

Praktek Praktik

Defenisi Definisi

Resiko Risiko

Deviden Dividen

Penulisan singkatan atau akronim yang pertama harus didahului kepanjangannya.

j. Penulisan angka dan bilangan

Penulisan angka dan bilangan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

k. Penulisan unsur serapan

Penulisan unsur serapan diupayakan mengikuti bahasa aslinya Misalnya:

Salah

obyek/subyek obyektifitas/subyektifitas/efektifitas Seharusnya

Objek/subjek objektivitas/subjektivitas/efektivitas/keefektifan

Pola kalimat merupakan bagian yang penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara tepat oleh orang lain (pembaca). Oleh karena itu, pola kalimat S-P-0 atau S-P-OK atau K-S-P-0 atau sekurang-kurangnya pola S-P harus digunakan

2. Penggunaan ejaan yang benar

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (Surat Keputusan Mendiknas, Nomor 0543/87, tanggal 9 September 1987)

a. Setiap kata baik kata dasar maupun kata jadian, ditulis terpisah dengan katalainnya, kecuali kata yang tidak dapat berdiri sendiri (diberi garis bawah). Contoh: belajar, pascapanen, supranatural

b. Jarak antar kata dalam paparan hanya satu (1) ketukan dan tidak menambah jarak antar kata dalam rangka meratakan margin kanan karena margin kanan tidak harus rata lurus.

c. Setiap kata ditulis rapat, tidak ada jarak antar huruf dalam sebuah kata. Contoh yang salah : P E M B A H A S A N

l. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah penafsiran, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian antar unsurnya.

Contoh: proses belajar-mengajar, buku sejarah-baru

m. Kata jadian berimbuhan gabung depan dan belakang ditulis serangkai. Contoh: dinonaktifkan, menomorduakan.

n. Tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!), ditulis rapat dengan huruf akhir dari kata yang mendahului.

Contoh:

Apa hasilnya? Perhatikan contoh berikut! Di antaranya:

1) Setelah tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!), harus ada jarak (tempat kosong) satu ketukan. Contoh: Apa masalahnya, apa metodenya, dan apa temuannya?

2) Tanda petik ganda (“…”), petik tunggal („…‟), kurung ( ), diketik rapat dengan kata, frasa, kalimat yang diapit.

3) Contoh: Ijasahnya masih “disekolahkan”., Penelitian DIP (Daftar Isian Proyek) sekarang tidak ada.

4) Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), garis miring (/), diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.

5) Contoh: Pelatihan dapat diikuti oleh mahasiswa wanita/pria. Pelatihan ini akan dilakukan berulang-ulang tiap semester. 6) Tanda perhitungan: =, +, -, x, :, <, >, ditulis dengan jarak satu

ketukan (spasi) dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya. Contoh: 2 + 2 = 4; 2 < 5; 5 + 5 – 3 = 7

7) Tepi kanan teks tidak harus rata. Oleh karena itu, kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan.

8) Huruf kapital dipakai pada huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa serta tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. 9) Contoh: bangsa Indonesia (bukan Bangsa Indonesia). Peringantan

Hari Kartini jatuh pada hari Kamis.

11) Contoh: Danau Sentani, Afrika Selatan, Jalan Surabaya.

12) Huruf miring digunakan (1) untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata, atau frasa; dan (2) untuk menuliskan istilah asing/daerah. 13) Contoh: Islam adalah way of life bagi umat Nabi Muhamad SAW. 14) Kata hubung antarkalimat diikuti koma.

15) Contoh: Oleh karena itu, ……….. Dengan demikian, ……… 16. Koma dipakai memisahkan kalimat setara yang didahului oleh kata-kata: tetapi, melainkan, namun, padahal, sedangkan, dan yaitu. Contoh: Penelitian ini sederhana, tetapi sangat rumit pengambilan datanya. Instrumen penelitian ini ada dua, yaitu angket dan tes. 16) Koma dipakai memisahkan anak kalimat dan induk kalimat, jika

anak kalimat mendahului induk kalimat.

17) Contoh: Sejak ibunya meninggal, dia tampak murung 3. Penulisan kata ganti orang perlu dihindarkan

Semua tulisan skripsi tidak diperkenankan untuk menggunakan kata ganti orang seperti penulis, saya, kita, anda, dan sebagainya. Sebagai pengganti hal itu, gunakan bentuk pasif. Pada kata pengantar, boleh menggunakan kata penulis sebagai pengganti saya

4. Jenis huruf

Naskah skripsi diketik dengan huruf standar Times New Roman atau Arial dan ukuran (font size) yang sama, untuk seluruh naskah font size 12, Naskah diketik dengan komputer memakai program olah kata, misal Ms.Word atau Open Office.org Writter.

5. Pencetakan isi

Tinta (pita) yang digunakan adalah berwarna hitam dengan ketentuan a. Pencetakan naskah teks berwarna hitam

b. Gambar boleh menggunakan tinta warna atau hitam c. Penggandaan dapat dilakukan dengan photocopy. 6. Jarak baris

Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat spasi ganda atau 2 spasi kecuali kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 5 baris, seperti intisari,

catatan kaki dan daftar pustaka menggunakan spasi tunggal atau satu spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak menjorok kedalam (ke arah kanan) dengan 7 ketukan.

7. Batas pengetikan (margin pengetikan)

Batas-batas pengetikan diatur sebagai berikut : a. Margin atas 4 cm

b. Margin kiri 4 cm c. Margin bawah 3,5 cm d. Margin kanan 3 cm

8. Alinea Baru dan Jarak Pengetikan

Awal alinea diketik lima ketukan dari batas kiri bidang pengetikan. Jika ada sub-judul atau anak sub-judul, maka awal alinea diketik lima ketukan dari batas huruf pertama sub-judul ataupun anak sub-judul. Dalam teks Skripsi atau tugas akhir, sesudah tanda baca titik (.), titik dua (:) dan titik koma (;) hendaknya diberi dua ketukan kosong, sedangkan sesudah koma diberi hanya satu ketukan kosong. Dalam acuan bacaan, sesudah tanda baca titik dua diberi hanya satu ketukan kosong.

9. Penulisan Bab

Judul Bab diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf kapital semua, tanpa garis bawah atau pembubuhan titik di akhir judul dengan posisi di tengah dan diketik bold dengan huruf Times New Roman 14 pt. Nomor bab menggunakan angka romawi. Setiap bab baru harus terletak pada halaman baru.

Contoh:

BAB I

PENDAHULUAN

a. Penulisan Sub Bab

Judul sub bab diketik dati batas kiri bidang pengetikan dengan menggunakan huruf kecil, kecuali di setiap awal kata diketik dengan

huruf kapital. Penomoran dilakukan dengan memberi nomor bab dengan Huruf dan nomor sub bab bersangkutan dipisah dengan tanda titik tanpa diakhiri tanda titik. Pengetikan hurufnya dalam bentuk bold dengan huruf Times New Roman 12 pt.

Contoh:

Dalam dokumen PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI (Halaman 31-38)

Dokumen terkait