• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Delay (Y)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-42)

Reputasi KAP (X3)

Ukuran Perusahaan (X2)

Profitabilitas (X1)

Pergantian Auditor (X4)

H2 (-)

Opini Auditor (X5)

Solvabilitas (X6)

H3 (-)

H4 (+)

H5 (-)

H6 (+) H1 (-)

Terutama informasi mengenai tingkat profitabilitas. Karena profitabilitas dapat menunjukan tingkat keberhasilan perusahan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal saham sendiri Soemargani dan Indah (2015).

Profitabilitas dapat digunakan sebagai indikasi penyampaian berita baik dari perusahaan kepada publik sehingga cenderung tidak akan melakukan penundaan penyampain informasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih tinggi diduga audit delay-nya akan lebih pendek ketimbang perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih rendah.

Dalam penelitian (Pratama, 2019) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil ini mengindikasikan bahwa proses penyelesaian audit laporan keuangan dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan proses audit laporan keuangan pada perusahaan dengan tingkat keuntungan yang kecil akan berbeda jika dibandingkan proses audit pada perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar. Profitabilitas merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan, semakin besar profitabilitas dalam suatu perusahaan, maka tingkat keberhasilan suatu perusahaan semakin meningkat, tingkat keberhasilan perusahaan mengindikasi adanya sistem perusahaan dalam upaya mendapatkan profit tinggi dilakukan secara efektif sehingga proses audit cenderung akan lebih

cepat. Profitabilitas yang tinggi merupakan good news bagi suatu perusahaan, karena hal ini cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan, sehingga akan memperpendek rentan waktu audit delay. Sementara profitabilitas yang rendah merupakan bad newsbagi suatu perusahaan, karena hal ini dapat mempengaruhi reaksi negatif para investor. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay.

2.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari seberapa banyak total aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini perusahaan besar dengan total aset yang lebih banyak akan lebih banyak disorot oleh publik dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.Perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar diperkirakan menyampaikan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil (Febrianty, 2011). Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan investor, lebih diawasi oleh pihak regulator dan menjadi sorotan masyarakat, maka hal tersebut memungkin-kan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Dalam penelitian wirmie dan netty (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Dikarenakan Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan, semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Audit Delay

2.4.3. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay

Menurut Saputri (2012) perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Sebagian besar KAP berpengalaman umumnya mempunyai intuisi yang lebih baik dalam mendeteksi suatu ketidakwajaran. Perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008).

Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek karena KAP besar memiliki staf auditor dalam jumlah yang besar dan lebih kompeten (Darwin, 2012). Jumlah staf yang besar memungkinkan KAP mengatur jadwal audit yang lebih fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu. Selain jumlah staf yang cenderung lebih banyak, KAP bigfour juga memiliki staf yang lebih kompeten.

Kompetensi staf audit tersebut dapat dilihat dari adanya pelatihan rutin bagi staf auditor di KAP big four (Darwin, 2012). Kompetensi staf akan memungkinkan proses audit yang lebih cepat, karena staf yang kompeten akan memiliki produktifitas kerja yang tinggi. Namun, sifat kehati-hatian KAP dapat memperpanjang jangka waktu pelaporan laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wirmie and Netty (2016) menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Jika perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four maka akan mempersingkat audit delay. Sebaliknya, jika perusahaan diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan big four, maka akan memperpanjang audit delay (Verawati & Wirakusuma, 2016). Kantor akuntan publik yang bereputasi baik akan cenderung cepat dalam menyelesaikan proses audit, karena memiliki ketersediaan teknologi yang lebih maju dan staf spesialis mampu bekerja lebih efisien dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H3 : Reputasi KAP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay

2.4.4. Pengaruh Pergantian Auditor terhadap Audit Delay

Sebagai salah satu negara yang mewajibkan dilakukannya pergantian auditor dengan batas waktu yang ditentukan, pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berberturut-turut-berturut-turut oleh seorang akuntan publik oleh satu klien yang sama.

Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang sama. Perusahaan diharapkan bisa memilih auditor pengganti yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan masing-masing sehingga proses penyelesaian audit atas laporan keuangan bisa dilaksanakan tepat waktu.

Praptika dan Rasmini (2016) mendefinisikan pergantian auditor adalah adanya pergantian auditor antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Pergantian auditor juga dapat menyebabkan audit delay.

Perusahaan yang mengalami pergantian auditor akan mengangkat auditor yang baru, dimana butuh waktu yang cukup lama bagi auditor yang baru dalam mengenali karakteristik usaha klien dam sistem yang ada didalamnya (Verawati dan Wirakusuma, 2016).

Penelitian dari Verawati dan Wirakusuma (2016) juga menjelaskan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit delay. Hal ini menunjukan bahwa jika emiten atau perusahaan melakukan pergantian auditor maka akan memperpanjang audit delay suatu perusahaan.

Sebaliknya jika perusahaan tidak melakukan pergantian auditor maka akan mempersingkat waktu audit delay perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H4 : Pergantian auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay

2.4.5. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay

Opini auditor merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh auditor independen atas kewajaran suatu laporan keuangan. Opini auditor digunakan oleh pengguna internal dan eksternal untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode tertentu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Rustiarini dan Sugiarti (2013) opini auditor merupakan simpulan pendapat dari proses audit yang dilakukan auditor independen atas laporan keuangan perusahaan klien mengenai kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi berterima umum. Opini auditor terdiri atas Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqulified Opinion), Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion), Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion),

Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion), dan Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion).

Perusahaan yang tidak menerima opini audit wajar tanpa pengecualian diperkirakan akan mengalami audit delay yang lebih panjang, alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit (Iskandar and Trisnawati, 2010). Selain itu perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian diperkirakan adanya indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan apabila pada akhirnya perusahaan tersebut memperpanjang audit delay. Perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima opini wajar tanpa pengecualian.

Dalam penelitian Akbar (2019) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil ini mengindikasikan proses penyelesaian audit laporan keuangan dipengaruhi oleh opini auditor. Opini audit merupakan media bagi auditor untuk mengungkapkan pendapat atas laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan mengenai keadaan laporan keuangan. Ketika perusahaan mendapatkan opini selain Wajar Tanpa Pengecualian maka auditor akan mencari bukti-bukti penyebab dikeluarkannya opini selain Wajar Tanpa Pengecualian.

Pencarian bukti-bukti audit akan menghabiskan banyak waktu sehingga mengindikasikan terjadinya audit delay yang lebih panjang. Selain itu perusahaan yang mendapatkan opini selain Wajar Tanpa Pengecualian

dianggap sebagai sinyal adanya suatu masalah, hal ini menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa atau serius telah terjadi. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh anita and cahyati (2019) yang menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H5 : Opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay

2.4.6. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay

Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya. Tingginya hutang yang dimiliki perusahaan mengindikasikan adanya keterlambatan pada penyusunan laporan audit karena adanya tingkat hutang yang terlalu tinggi mengindikasikan perusahaan tersebut mendapatkan masalah dan tidak berjalan secara efektif sehingga dapat memperpanjang audit delay. Elen dan Anggraeni (2012) dalam penelitiannya mendapatkan hasil variabel solvabilitas dengan audit delay mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan karena bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih lama.

Menurut Saragih (2018) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay, tingginya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih lama. Proporsi hutang terhadap total aktiva yang tinggi juga

mungkin membuat auditor perlu meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Jika dipandang dari sudut pemberi pinjaman, rasio total debt to total asset yang besar memberikan ukuran mengenai tingkat resiko dalam hubungannnya dengan ketersediaan nilai aktiva yang dapat dijadikan jaminan. Semakin besar hutang perusahaan akan semakin panjang proses yang harus dilakukan oleh pihak terkait dan secara otomatis penyusunan laporan audit akan semakin terhambat sehingga berdampak pada audit delay yang panjang.

Solvabilitas juga mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam menghasilkan laba. Beberapa perusahaan dapat segera melaporkan hasil audit laporan keuangan lebih cepat untuk meyakinkan pemegang ekuitas yang dapat mengurangi resiko premium dalam tingkat pengembalian ekuitas. Publikasi laporan keuangan yang lebih cepat dapat terlaksana jika pekerjaan audit telah dicapai. Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa perusahaan dengan tingkat rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi akan menyamarkan tingkat resiko dan mengalami keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :

H6 : Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit delay.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-42)

Dokumen terkait