• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritas

2. Audit Manajemen Fungsi Keuangan

Perusahaan yang telah menyelenggarakan audit mengetahui bahwa penyelenggara audit manajemen dapat berasal dari dalam organisasi, tetapi tidak mustahil berasal dari luar organisasi yang bersangkutan.

Suatu perusahaan yang besar, sangat mungkin pelaksanaan audit diserahkan kepada suatu tim atau sekelompok staf yang diberi tugas khusus melakukan audit (Hasti, 2016: 346-347).

Fungsi keuangan memainkan peranan dalam bidang usaha yang utama seperti strategi harga dan analisis biaya yang dibutuhkan. Strategi harga dalam perusahaan adalah merupakan suatu unsur kritik dalam perencanaannya. Pemikiran harga yang ditingkatkan harus menunjukan bukti peningkatan keuangan yang layak seperti untuk keuntungan jangka pendek, perkembangan dan peningkatan dimasa yang akan datang.

Fungsi keuangan harus menjamin adanya sistem yang sama untuk penyusunan kegiatan dan biaya-biaya diluar kegiatan pokok. Hal ini harus disusun dengan baik untuk melengkapi manajemen dengan peralatan yang memadai untuk memonitor kegiatan organisasi yang sempurna serta unsur-unsur pelaksanaan (Tampang, 2011: 24).

Menurut Halim (2004) (dalam Hasti, 2016: 347), mengemukakan bahwa audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang paling sering dilakukan auditor independen. Peranan satuan kerja atau bidang fungsional keuangan merupakan peranan yang sangat menentukan dalam kehidupan perusahaan, memang benar bahwa ada satuan kerja di bidang keuangan yang sangat aktif menyelenggarakan berbagai kegiatannya karena keinginan yang sangat kuat untuk menekan biaya dan ada pula satuan kerja yang menangani keuangan yang lebih senang bersifat pasif. Dalam hal satuan kerja di bidang keuangan bersifat pasif, salah satu konsekuensinya adalah bahwa satuan-satuan kerja atau berbagai bidang fungsional lainnya dalam perusahaan akan lebih

berorientasinya pada terselenggaranya kegiatan operasional masing-masing, misalnya mengejar target penjualan dan dengan demikian kurang memberikan perhatian pada penghematan biaya.

Fungsi keuangan harus menyediakan sistem yang memadai untuk mengumpulkan data operasi dan biaya non operasi. Sistem tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk memonitor hasil kerja seluruh organisasi dan masing-masing bagiannnya (Sarapa, 2017: 12). Berikut ini adalah proses kerja audit manajemen fungsi keuangan:

a. Tujuan Keuangan

1) Langkah pertama dalam proses tersebut adalah memeriksa sasaran pertama dan kedua dari fungsi keuangan dalam organisasi.

Sasaran keuangan harus dinilai untuk menentukan apakah fungsinya secara langsung mendukung sasaran utama perusahaan.

2) Sasaran departemen keuangan harus dibuat dengan memperlihatkan dua tujuan. Yang pertama untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dipenuhi dan kedua untuk keyakinan bahwa operasi keuangan memberikan pada perusahaan pengarahan keuangan dan pengendalian yang diperlukan.

3) Tugas audit manajemen pada tingkat pertama dan kedua adalah untuk mengetahui kewajaran sasaran menyeluruh organisasi keuangan (dan mendukung/menunjang unit operasi) maupun mengetahui sasaran yang ditentukan.

b. Perencanaan

1) Proses audit manajemen dengan cermat harus menganalisa perencanaan fungsi keuangan. Audit atas mekanisme perencanaan keuangan mengharuskan pemberian pendapat apakah unit keuangan mampu atau tidak untuk menunjang sasaran utama.

2) Dalam tahap perencanaan, proses audit harus dengan teliti menilai mutu dan efektivitas rencana induk departemen. Rencana induk departemen adalah teknik untuk meneruskan utama ke bawah pada tingkat menengah dan yang lebih rendah dalam organisasi dan unit departemen.

c. Organisasi

Legitimasi fungsi keuangan dalam perusahaan terlihat pada kedudukan fungsi tersebut pada struktur organisasi seluruh perusahaan. Supaya fungsi keuangan memberikan bantuan dengan setiap unit atau departemen utama lainnya.

d. Pengendalian

Fungsi kontrol dibagi menjadi dua bidang yang berbeda yaitu:

1) Akunting, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisa dan melaporkan hasil keuangan operasi. Mekanisme pengawasan utama pada fungsi akunting dinilai dan diuji.

Pernyataan dibuat supaya tim audit manajemen dapat menentukan kelemahan dan kekuatan proses pengawasan akunting.

2) Anggaran dan analisa keuangan, yang bertanggung jawab utama untuk menjalankan sistem informasi keuangan alam organisasi yang akan menghasilkan data bagi berbagai unit operasi.

Proses pengawasan yang melekat pada fungsi anggaran dan analisa keuangan berlainan dibandingkan dengan mekanisme pengawasan terinci yang diperlakukan pada akunting untuk menjaga aset dan sumber keuangan perusahaan. Tim audit manajemen harus mempelajari dengan cermat pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh kelompok anggaran. Persoalan yang mugkin timbul dikemukakan pada tahap ini harus dicakup oleh departemen anggaran dan analisa keuangan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Elvira

Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan sudah mempunyai struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas dan memadai. Adapun kekurangan yang ada pada perusahaan adalah terjadinya rangkap jabatan keuangan, keterlambatan informasi keuangan, tidak ada pelatihan karyawan yang memadai, tidakadanya rotasi karyawan, kurangnya sistem pengawasan terhadap persediaan barang dagang

dan tidak dibuatnya laporan perbandingan realisasi dan anggaran biaya yangcukup memadai. bahwa evaluasi manajemen atas fungsi keuangan belum memenuhi kriteria atau standar yang berlaku pada PT. Megahputra Sejahtera Makassar, hal ini dikarenakan masih banyak penyimpangan sehinggga menimbulkan evaluasi manajemen kurang efektif dan efisien. bahwa secara keseluruhan fungsi SDM telah berjalan sesuai dengan SOP, namun terdapat beberapa poin pada SOP yang tidak dilaksanakan pada masing-masing fungsi yang diteliti. Berdasarkan hasil temuan audit, rekomendasi yang dapat diberikan adalah pengadaan kerja sama oleh perusahaan dengan lembaga pendidikan atau penyedia tenaga kerja untuk rekrutmen pada remote area, memberikan sosialisasi terhadap tujuan pengisian Performance Appraisal (PA) untuk meningkatkan kesadaran karyawan dalam

mengisi PA pada

pertengahan tahun, dan pelaksanaan tracking terhadap atasan karyawan yang akan mengalami ekonomis realisasi anggaran

Operasioanal (studi secara umum dibawah 100%.

(2) Tingkat nilai efesiensi realisasi anggaran biaya operasional SMP St. Lusia pada tahun 2007-2008 adalah dibawah 100%. (3) Prosedur anggaran (penyusunan dan realisasi) sudah baik, usaha pengadaan internal terhadap pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya sekolah sudah masksimal, dan pengawasan terhadap validasi bukti telah ikut menciptakan tercapainya realisasi anggaran yang ekonomis dan efesien.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keuangan PT. Bumi Sarana Beton Makassar telah berhasil mendukung upaya mencapai tujuan keuangan perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari kinerja bagian keuangan yang terkandung dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Hasil analisis dan rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan PT. Bumi Sarana Beton menunjukkan bahwa manajemen PT. Bumi Sarana Beton Makassar telah dapat meningkatkan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian keuangan PT Bumi Sarana Beton telah berhasil udalam paya mencapai tujuan keuangan perusahaan.

berdasarkan data-data yang diperoeh dapat diambil

kesimpulan bahwa

sebenarnya fungsi keuangan di lembaga ini sudah

efektif pada yayasan penerimaan tahunan

ditemukan adanya

peningkatan dan

penurunan realisasi dari tahun sebelumnya.

7 Putri Wahyuni aktivitas pemasaran pada PT Bumi Sriwijaya Palembang secara umum sudah cukup manajemen sebelumnya, sehingga perusahaan perlu melakukan audit pemasaran dengan mengikuti tahapan audit manajemen yaitu

melakukan audit

pendahuluan, memeriksa

ulang terhadap

pengendalian manajemen, melakukan audit lanjutan,

terhadap pengelolaan piutang dan penerimaan kas di PT. Kalindo Etam yang telah dikemukakan sebelumnya,kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis diterima. Hal yang mendasari hipotesis diterima

dalam penelitian ini berdasarkan pada :

1. Unsur pokok

pengendalian internal yaitu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional sudah dilaksanakan oleh bagian keuangan sendiri tetapi melibatkan bagain lain dalam perusahaan maupun pihak luar bank.

2. Unsur pokok sistem pengendalian internal yaitu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sudah cukup sesuai dengan yang serta melakukan pencatatan akuntansi didasarkan pada dokumen yang diotorisasi dan dokumen pendukung yang lengkap.

3. Unsur pokok

pengendalian internal yaitu praktik yang sehat kurang sesuai diterapkan sepenuhnya pada PT.

Kalindo Etam. Hal tersebut disebabkan karena masih banyaknya hal - hal yang harus dibenahi seperti penerimaan kas seluruhnya

disetor ke bank dihari yang sama atau paling tidak lebih satu hari, konfirmasi kepada pelanggan sebelum jatuh tempo dan secara periodik diadakan perhitungan kas saldo secara mendadak oleh fungsi dengan mutunya menjadi kurang sesuai diterapkan oleh perusahaan karena perusahaan masih menganut prinsip pada penerimaan karyawan atas dasar rekomendasi yang diberikan oleh karyawan dan direktur

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan atas pengamatan dan data-data yang diperoleh terkait dengan pelaksanaan program kerja dan keberadaan fungsi keuangan PT. PLN (PERSERO) Kantor Cabang Makassar, maka peneliti menyimpulkan bahwa fungsi keuangan PT. PLN (PERSERO) Kantor Cabang Makassar belum dikelola secara efektif dan efisien, dengan adanya bukti-bukti yang diperoleh selama melaksanakan tahapan audit:

1. Pengelolaan cashflow belum dilaksanakan

secara efisien dan efektif, 2. Pengelolaan keuangan belum dilakukan secara

efisien dan efektif,

3. Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran belum memadai, dan

4. Pengelolaan cashflow belum dilakukan secara akurat. dengan pelaksanaan program kerja dan keberadaan fungsi keuangan PT Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar,

maka kami dapat

menyimpulkan bahwa fungsi keuangan PT Wesitan

Berdasarkan hasil analisis survey pendahuluan yang menunjukkan bahwa pengelolaan cash flow belum dilakukan secara efisien dan efektif, alasannya karena dalam mengelola cash flow secara efisien dan efektif masih ada pengelolaan cash flow yang definitif. Dari hasil analisis verifikasi dan testing pengendalian manajemen terlihat bahwa dalam perusahaan seringkali terjadi selisih antara anggaran

temuan-temuan atas fungsi keuangan ketidak efisienan pengelolaan cash flow oleh

perusahaan sebab

perusahaan tidak

menyelesaikan cash flow secara efektif dan selain itu sistem pengendalian

proyek yang belum tepat.

Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi terkait dengan perumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui adanya perbedaan yaitu terkait dengan obyek penelitian yang digunakan dan fokus kajiannya, dimana dalam penelitian ini fokus kajiannya terletak pada efesiensi dan efektifitas audit manajemen bagian keuangan yang diperkirakan belum berjalan dengan baik dari perencanaan (survey pendahuluan), review pengujuian sistem pengendalian manajemen, pemeriksaan terperinci dan laporan pemeriksaan. Sedangkan hasil penelitian terdahulu di atas audit manajemen bagian keuangan telah berjalan dengan baik.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini berawal dari hasil pengamatan dan wawancara mengenai audit manajemen terhadap fungsi keuangan yang terdiri dari perencanaan (survey pendahuluan), pelaksanaan pelaporan dan tindak lanjut, yang kemudian temuan-temuan tersebut ditindak lanjuti dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut akan ditemukan dasar-dasar yang dapat digunakan untuk pengambilan sebuah kesimpulan tentang audit manajemen fungsi keuangan pada objek penelitian

tersebut. Berdasarkan hasil atau temuan tersebut, maka peneliti memberikan rekomendasi guna perbaikan kinerja bagian keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.

Berdasarkan penjelasan di atas, tinjauan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula

Takalar

Audit Manajemen (Sumber: Rai, 2010:75)

Fungsi Keuangan

Perencanaan (Survey Pendahuluan)

Review dan Pengujian

Sistem Pengendalian

Manajemen

Pemeriksaan Terinci

Analisis

Hasil/Temuan

Laporan Pemeriksaan

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiono (2011: 15), “Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah”. Dalam menganalisis audit manajemen atas fungsi keuangan, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Yusuf (2015: 328) menyatakan bahwa para peneliti kualitatif mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen tentang suatu fenomena, kejadian maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan/atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual dan menyeluruh.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas kondisi, situasi dan fenomena yang ada di lapangan yang menjadi lokasi penelitian.

Jadi, penulis dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, obesrvasi dan dokumentasi yang bertujuan untuk mendalami informasi-informasi yang berkaitan dengan audit manajemen atas fungsi keuangan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan.

(Sugiono, 2011: 286). Dalam penelitian ini fokus penelitian diarahkan untuk menjawab masalah yang telah diangkat sebelumnya yaitu mengenai audit manajemen atas fungsi keuangan yang mencakup tahap perencanaan

(survey pendahuluan), review pengujian sistem pengendalian manajemen, pemeriksaan terperinci dan laporan pemeriksaan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar yang berlokasi di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu satu bulan, yaitu dimulai pada bulan November sampai dengan Desember 2019.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif.

Menurut Siregar (2017: 38), data kualitatif merupakan data yang berupa pendapat (pernyataan) atau judgement sehingga tidak berupa angka terapi berupa kata-kata atau kalimat.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian seperti observasi dan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam hal ini adalah dengan staf bidang akuntansio dan keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang sudah terolah dan dalam bentuk dokumen-dokumen serta arsip isntansi

yang berkaitan dengan penelitian ini. Misalnya struktur organisasi, fungsi dan tugas pegawai dan SOP pengelolaan keuangan perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research (Penelitian Lapangan)

Teknik pengumpulan data dengan field research dilakukan dengan terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang konkrit mengenai audit manajemen atas fungsi keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar. Adapun teknik pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Menurut Sugiono (2011: 217), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau pada keyakinan pribadi.

Adapun wawancara dalam penelitian yaitu dengan pihak perusahaan melalui pimpinan atau pegawai yang memiliki wewenang untuk memberikan data yang diperlukan oleh penulis.

b. Dokumentasi

Selain teknik pengumpulan data dengan wawancara penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Menurut Sugiono (2011: 329), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Pengumpulan data yang dilakukan penulis berupa data dokumentasi, yaitu data dokumen-dokumen serta arsip isntansi yang berkaitan dengan penelitian ini. Misalnya struktur organisasi, fungsi dan tugas pegawai serta dokumen mengenai kebijakan-kebijakan tertulis tentang audit manajemen atas fungsi keuangan.

2. Library Research (Penelitian Pustaka)

Teknik pengumpulan data dengan library research dilakukan guna memperkuat fakta untuk membandingkan perbedaan dan atau persamaan antara teori dan hasil penelitian terkait masalah audit manajemen atas fungsi keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Yusuf (2015:

372), menyatakan bahwa “Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif peneliti adalah instrumen penelitian”. Sebagai instrumen utama dalam penelitian ini, maka mulai tahap awal penelitian sampai pada hasil penelitian ini seluruhnya di lakukan oleh penulis. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi sejauh mana peneliti kualitatif siap melakukan penelitian sebelum terjun ke lapangan, dimana yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri sejauh mana pemahaman

terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

G. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Menurut Nasution (Sugiyono, 2011:

336), menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penelitian hasil penelitian. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:

337), aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut:

1. Data Reduksi (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2011: 338).

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

yang paling sering dilakukan dalam penelitian adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2011: 341).

3. Verifikasi (Kesimpulan)

Kegiatan ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan/verifikasi. Sejak awal pengumpulan data, peneliti telah

mencatat dan memberi makna sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya.

Memo dan memo yang telah ditulis, namun kesimpulan akhir masi jauh.

Maka peneliti harus jujur dan menghindari bias subjektivitas dirinya (Yusuf, 2015: 409).

Selanjutnya data dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan tahap-tahap audit manajemen fungsi keuangan, diantaranya :

a. Tahap Perencanaan (Survey Pendahuluan)

Tahap survey pendahuluan merupakan tahap awal bagi auditor dalam melaksanakan audit manajemen dengan tujuan untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek dan organisasi, kegiatan, program atau sistem yang dipertirnbangkan untuk diperiksa, agar diperoleh pengetahuan atau gambaran mengenai obyek pemeriksaan informasi umum dan latar belakang yang diperlukan.

b. Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen (Review and Testing of Management Control).

Setelah tahap survei pendahuluan dilakukan, auditor melaksanakan review dan pengujian pengendalian manajemen dengan tujuan untuk menetapkan obyek audit yang diliputi tiga unsur yaitu kriteria, sebab dan akibat/pengaruh.

c. Pengujian Terinci (Detail Examination)

Dua tahap sebelumnya berujuan menentukan tindakan-tindakan yang dapat ditempuh pada tahap ini, antara lain:

1) Memperoleh fakta guna menetapkan temuan-temuan yang diperoleh pada dua tahap sebelumnya. Bukti yang diperlukan untuk

mendukung temuan-temuan yang diperoleh pada tahap ini harus memadai, kompeten, material dan relevan.

2) Menelaah aktivitas-aktivitas perusahaan yang mungkin menyebabkan tidak efisiensi dan tidak efektivitas fungsi keuangan.

3) Mengembangkan temuan yang diperoleh sebagai saran untuk mencapai sasaran audit yang telah ditemukan.

4) Memadukan dan merangkum fakta dan bukti yang dikumpul untuk menarik kesimpulan tentang penyimpangan yang ada. Temuan dianggap cukup memadai, bila telah diperoleh kejelasan mengenai kriteria penyebab dan perbaikan yang diperlukan agar audit dapat mengadakan evaluasi diperlukan adanya tolak ukur, kriteria atau standar yang telah ditetapkan secara objektif.

5) Setelah auditor mengumpulkan fakta dan informasi, auditor memulai menarik kesimpulan dari hasil temuannya.

d. Penyusunan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu audit adalah penyusunan laporan audit. Suatu laporan biasanya mengandung uraian mengenai kegiatan yang dikerjakan yang perlu mendapat perbaikan dari rekomendasi yang diusulkan. Adapun struktur laporan hasil audit manajemen fungsi keuangan dalam penelitian disusun dengan kriteria sebagai berikut:

1) Pendahuluan.

2) Temuan-temuan.

3) Kesimpulan.

4) Rekomendasi pemeriksaan.

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik Gula Takalar merupakan salah satu pabrik yang ada di Wilayah Sulawesi selatan di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero), bersama dengan Pabrik Gula Camming yang ada di Bone, dan Pabrik Gula Arasoe Bone. Pabrik Gula Takalar terletak di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan, Terletak di +35 Km dari Ibukota Provinsi.

PTPN XIV Takalar (Persero) terletak di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Gula Takalar didirikan dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pemerintah untuk swasembada gula nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian R.I Nomor 668/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981. Peletakan batu pertama pada pembangunan pabrik pada tanggal 19 November 1982 dilakukan oleh bapak Gubernur Dati I Sulawesi Selatan. Studi kelayakan disusun oleh PT. Agriconsult Internasional pada tahun 1975, dilanjutkan oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 dengan menggunakan fasilitas kredit ekspor dari Taiwan.

Pelaksanaan pembangunan diserahkan pada Tashing Co. (Ptc) Ltd.

Agency of Taiwan Machinery Manufacturing Co. (TMCC) sebagai Main Contractor dengan partner dalam negeri yakni PT. Sarang Tehnik, PT Multi Mas Corp, PT. Barata Indonesia. Pembangunan Pabrik Gula Takalar

menghabiskan dana sebesar Rp. 63,5 milyar dan selesai dibangun pada tanggal 27 November 1984.

menghabiskan dana sebesar Rp. 63,5 milyar dan selesai dibangun pada tanggal 27 November 1984.

Dokumen terkait