• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. Satuan Pengawasan Intern (SPI) VI. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )

4. Audit/Surveillance ISO 9001:2008

Mengingat pada saat ini sudah ada 1 unit kerja dalam Undana yang telah menerapkan ISO 9001:2008 yaitu Fakultas Peternakan, maka setiap 6 bulan sekali tim ISO 9001:2008 yakni PT. SAI Global melakukan audit terhadap unit kerja tersebut. Adapun lingkup audit ISO 9001:2008 mencakup aspek kesesuaian dengan SOP manajemen (input, proses dan output) hasil atau capaian sasaran mutu yang telah dijanjikan dalam dokumen ISO yang telah ditetapkan oleh unit kerja yang bersangkutan. Tahapan audit atau surveillance ISO adalah sebagai berikut:

i. Dua bulan sebelum waktu surveillance jatuh tempo, Tim Audit Internal ISO melakukan verifikasi kesesuaian kinerja nyata sasaran mutu dan standar pelayanan minimal yang dijanjikan; semua temuan atau ketidaksesuaian yang ditemukan auditor internal perlu ditindaklanjuti oleh manajemen.

ii. Setelah semua ketidaksesuaian telah dipulihkan, pimpinan unit pemegang sertifikat ISO 9001:2008 menyampaikan kepada perwakilan ISO di Indonesia yaitu SEI Indonesia yang berkedudukan di Surabaya, unit kami siap dilakukan audit.

iii. Sebelum auditor ISO datang di Undana, terlebih dahulu menetapkan sasaran mutu secara sampling yang akan diperiksa. Selanjutnya menyampaikan surat yang berisi jadwal pelaksanaan audit dan personil yang akan melakukan audit.

iv. Temu awal auditor ISO, dipimpin pimpinan unit pemegang sertifikat ISO, diikuti oleh pimbinan sub-sub unit yang berkaitan dengan sasaran mutu, dan Auditor ISO sebagai narasumber, menjelaskan HaKIkat surveillance dan jadwal pelaksanaannya.

v. Pelaksanan pemeriksaan, jika ada sesuatu yang ditemukan tidak sesuai mutu yang dijanjikan maka pimpinan unit diminta menjelaskan atau memperbaikinya; dan sedapat mungkin dapat diperbaiki.

vi. Rapat temu akhir, dipimpin oleh pimpinan unit pemegang sertifikat ISO vii. Narasumber Auditor ISO dan diikuti oleh pimpinan unit-unit terkait. Apabila

temuan itu dapat dipulihkan maka sertifikat ISO akan terbit paling lambat 2 minggu kemudian.

viii.Penangguhan setifikat surveillance, bila terdapat kinerja sasaran mutu tidak mencapai standar minimal seperti yang dijanjikan maka unit yang bersangkutan diberi kesempatan maksimal 6 bulan untuk memulihkannya; dan bila terpulihkan sertifkat surveillance terbit, tetapi bila tidak pulih sertifikat ISO dicabut.

5. BAN-PT

BAN-PT melakukan asesmen akreditasi terhadap program studi dalam lingkup Undana, maupun akreditasi institusi perguruan tinggi sesuai permintaan. Dalam hal audit eksternal dari BAN-PT, Undana melalui Lembaga Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (LPMPT) melakukan koordinasi dengan program studi yang akan dan atau perlu melakukan pengajuan akreditasi, baik pada saat penyiapan dokumen borang/evaluasi diri, penyiapan data, dan persiapan visitasi. Ruang lingkup pemeriksaan BAN-PT yaitu melakukan verifikasi standar yang wajib dipenuhi perguruan tinggi sebagai berikut:

Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian

Standar 2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

Standar 4. Sumber daya manusia

Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik

Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi

Standar 7. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama Tahapan pelaksanaan akreditasi dimulai dengan pengisian Dokumen Borang Akreditasi dan Evaluasi diri sesuai pedoman yang diterbitkan BAN-PT, setelah borang rampung dikirim ke BAN-PT, selanjutnya:

1. BAN-PT melakukan desk assessment, yaitu verifikasi asesor BAN-PT atas borang dan kelengkapannya yang telah diajukan dan kesesuian dengan pedoman borang akreditasi, dan diberikan skor berdasarkan lembar skor borang yang telah ditetapkan BAN-PT, hasilnya adalah skor desk assesment. 2. BAN-PT menetapkan personil asesor yang ditugaskan melakukan visitasi ke

program studi atau perguruan tinggi yang mengajukan borang akreditasi dan mengirim surat ke program studi atau perguruan tinggi bersangkutan serta menerbitkan surat penugasan asesor yang bersesuaian.

3. Pelaksanaan visitasi dilakukan untuk melakukan verifikasi isi borang akreditasi dan fakta di lapangan dengan menemui:

a) Pimpinan universitas, fakultas, dan program studi/UPT; b) Satgas (task force) penyusun borang akreditasi;

c) Sampel dari sejumlah mahasiswa dari semua angkatan; d) Dosen dan pegawai;

e) Kunjungan lapangan, sarana dan prasarana, serta dokumen pendukung borang; dan

f) Menyampaikan hasil visitasi tanpa tanya jawab dan skor tetap menjadi rahasia BAN-PT, diikuti oleh pimpinan fakultas/ perguruan tinggi dan Satgas (task force).

4. Asesor BAN-PT melaporkan hasil visitasi kepada Komisi BAN-PT.

5. BAN-PT menerbitkan sertifikat akreditasi berdasarkan hasil p e n i l a i a n d a n pertimbangan Komisi BAN-PT.

Setelah program studi atau perguruan tinggi menerima surat keputusan BAN-PT tentang hasil akreditasi maka program studi atau perguruan tinggi mengambil sikap dan tindakan yang perlu dilakukan bila skor akreditasi yang diperoleh tidak memuaskan

2.4 Sistem Penjaminan Mutu

Sistem penjaminan mutu meliputi kebijakan mutu, perangkat penjaminan mutu (organisasi, pernyataan mutu, manual mutu, standar mutu), pelaksanaan penjaminan mutu, serta monitoring dan evaluasi.

2.4.1 Jelaskan keberadaan manual mutu yang mencakup informasi tentang kebijakan, pernyataan, unit pelaksana, standar, prosedur, SOP, dan pentahapan sasaran mutu perguruan tinggi.

Undana telah mulai melaksanakan upaya peningkatan mutu penyelenggaraan tridharma secara berkelanjutan sejak pendiriannya pada tahun 1962. Upaya tersebut dilakukan melalui evaluasi pelaksanaan kegiatan tridharma, terutama kegiatan perkuliahan, secara periodik. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai masukan dalam rapat tinjauan manajemen. Dalam rapat ini dirumuskan tindakan-tindakan koreksi terhadap masalah-masalah yang ditemukan selama penyelenggaraan kegiatan tridharma. Dengan demikian diharapkan mutu penyelenggaraan tridharma dapat ditingkatkan. Namun demikian, pelaksanaan upaya ini belum bersifat melembaga dan sistemik.

Pada tahun 2003, dengan terbitnya Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berlaku paradigma baru dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu bahwa penyelenggaraan satuan pendidikan tinggi didasarkan pada prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu dan evaluasi yang transparan. Menindaklanjuti paradigma baru tersebut maka Undana mulai mempersiapkan penerapan Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA). Tugas untuk mempersiapkan penerapan SPMA ini diserahkan kepada Lembaga Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (LPMPT). Dalam langkah persiapan tersebut, LPMPT melaksanakan beberapa kegiatan sosialisasi SPMA kepada pimpinan universitas, fakultas, jurusan dan program studi. Sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan

menggunakan narasumber dari luar Undana.

Dengan terbit Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang mewajibkan semua satuan pendidikan formal dan non-formal untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan (pasal 91), maka tekad Undana semakin bulat untuk melaksanakan penjaminan mutu melalui penerapan sistem penjaminan akademik. Salah satu manifestasi dari tekad ini adalah dibentuknya lembaga baru pada tahun 2006, yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan sistem penjaminan mutu akademik internal. Nama lembaga tersebut adalah Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Internal (LPMAI). Lembaga ini dibentuk dengan SK rektor Nomor SK Rektor Undana Nomor 15/KP/2006 Tanggal 13 Februari 2006. Namun pada tahun 2010, melalui SK Rektor Nomor 259/KP/2010 tanggal 30 Februari 2010, nama LPMAI berubah menjadi Lembaga Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (LPMPT). Perubahan nama ini dilakukan untuk menyesuaikan nama lembaga dengan tugasnya sebab mulai tahun 2010 LPMPT tidak lagi bertanggungjawab untuk kegiatan audit internal tetapi tanggungjawab audit internal telah diserahkan kepada Satuan Pengawasan Intern (SPI). SPI dibentuk pada tahun 2010 berdasarkan tuntutan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 tentang Satuan Pengawasan Intern di Lingkungan Depatemen Pendidikan Nasional. Untuk mendukung implementasi manajemen mutu di Undana khususnya di bidang audirt internal, maka Undana telah memiliki sebanyak 80 orang auditor internal yang bersertitifikat melalui DIKLAT audit internal baik yang dilaksanakan di Undana maupun di luar Undana oleh PT. SGS dan SAI Global.

Dokumentasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Undana mengacu pada buku panduan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh Ditjen Dikti. Dokumen yang digunakan dalam penjaminan mutu dari tingkat universitas sampai tingkat jurusan/Program Studi disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Dokumen Mutu, Penyusun dan Penanggungjawab dan Pelaksanaannya

Tingkat Dokumen Penyusun

Penanggungjawab Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Penanggungjawab Audit Mutu Akademik Internal

Universitas •Kebijakan SPMI

•Manual SPMI •Standar SPMI •Standard Operating Procedure (SOP) Rektor dibantu LPMPT Pembantu Rektor Bidang Akademik

Rektor dibantu oleh Kelompok Auditor I Fakultas/ Pascasarjana •Standard Operating Procedure (SOP) •Instruksi Kerja •Dokumen Pendukung Dekan/Direktur Pascasarjana dibantu Gugus Penjamin Mutu Pembantu Dekan Bidang Akademik/Asisten Direktur Bidang Akademik Jurusan/ Program Studi/ Bagian •Spesifikasi Program Studi •Standard Operating Procedure (SOP) •Instruksi Kerja •Dokumen Pendukung Ketua Jurusan/Progra m Studi/Bagian dibantu Gugus Kendali Mutu Ketua Jurusan/Program Studi/Bagian

Dokumen Kebijakan, Manual dan Standar SPMI berlaku secara umum dari tingkat universitas sampai fakultas/Pascasarjana/jurusan/Program Studi/bagian. Dokumen Kebijakan SPMI berisi antara lain tentang pernyataan mutu, kebijakan mutu, definisi, tujuan, strategi, jenis standar, organisasi pelaksana dan prioritas SPMI. Dokumen Manual Mutu berisi antara lain tentang mekanisme perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan standar, serta internal stakeholders yang menjalankan mekanisme tersebut di dalam SPMI. Dokumen Standar SPMI berisi antara lain rumusan atau isi standar yang digunakan dalam SPMI di Undana, yang di dalamnya mencakup sepuluh standar minimal wajib bagi perguruan tinggi dan standar lain yang diperlukan bagi pengembangan Undana. Di samping itu, dokumen ini juga memuat pentahapan sasaran mutu per tahun.

Di samping 3 dokumen pokok tersebut, semua unit kerja di Undana memiliki dokumen prosedur mutu atau Standard Operating Procedure (SOP) dan dokumen

jumlah proses atau prosedur yang menjadi tanggungjawab masing-masing. Semua dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan SPMI saling terkait satu dengan yang lain menjadi kesatuan yang padu. Semua dokumen tersebut dikendalikan dengan cara memberi Nomor dan Nomor dokumen tersebut tercatat dalam buku kendali sehingga keberadaan dokumen dan petugas yang memegang/mengarsipkan setiap dokumen dapat diketahui.

2.4.2 Jelaskan implementasi penjaminan mutu perguruan tinggi.

Implementasi SPMI di Undana telah dimulai sejak tahun 2009 sejak diterbitkannya dokumen Kebijakan Mutu, standar Mutu dan Manual Prosedur. Namun pada saat itu, hanya beberapa Program Studi yang menerapkan SPMI. Implementasi SPMI di seluruh Program Studi di lingkungan Undana secara serentak baru terlaksana mulai tahun 2012. Hal ini terjadi karena baru pada tahun 2011, semua Program Studi telah memiliki dokumen SPMI secara lengkap dan telah terbentuknya gugus penjamin mutu di semua fakultas dan gugus kendali mutu di setiap Jurusan/Program Studi. Langkah-langkah implementasi SPMI di Undana adalah sebagai berikut:

1. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (LPMPT)-Undana melakukan koordinasi dengan stakeholder eksternal dan internal untuk menetapkan SPMI 2. LPMPT melakukan sosialisasi dan menyebarluaskan standar SPMI ke semua

Fakultas/Pascasarjana/Jurusan/Program Studi untuk dilaksanakan

3. Gugus Kendali Mutu (GKM) di Jurusan/Program Studi mengawasi pelaksanaan standar SPMI di masing-masing Jurusan/Program Studi

4. GKM melaksanakan rapat evaluasi pelaksanaan standar minimal satu kali dalam satu semester untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang menghambat pencapaian standar dan memperbaiki secepat mungkin. Bila ada masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Jurusan/Program Studi maka harus dikoordinasikan dengan Gugus Penjamin Mutu (GPM) di tingkat Fakultas.

5. Pada setiap pertengahan tahun, LPMPT melaksanakan monitoring dan evaluasi untuk memantau perkembangan pelaksanaan standar SPMI di semua fakultas

6. Pada akhir tahun atau akhir satu siklus SPMI, GKM menyampaikan laporan hasil pelaksanaan standar SPMI ke GPM.

7. GPM menyusun laporan evaluasi diri fakultas yang mencakup semua Program Studi di lingkungan fakultas masing-masing.

8. GPM menyerahkan laporan evaluasi diri fakultas ke LPMPT

9. LPMPT mengkoordinir pelaksanaan audit mutu akademik ke fakultas-fakultas 10.LPMPT menyusun laporan hasil audit, yang memuat hasil audit dan rekomendasi

perbaikan.

11.LPMPT menyerahkan laporan hasil audit ke Rektor dan semua fakultas yang diaudit, dengan tujuan agar rekomendasi perbaikan yang diberikan dapat ditindaklanjuti.

2.4.3 Jelaskan monitoring dan evaluasi penjaminan mutu perguruan tinggi, serta tindak lanjutnya.

Monev Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di Semua Program Studi

Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di semua Program Studi di lingkungan Undana dilaksanakan setiap pertengahan tahun, sekitar bulan Juni-Juli. Kegiatan Monev ini mulai dilaksanakan pada tahun 2012 dan dikoordinir oleh LPMPT. Instrumen Monev yang digunakan adalah borang Evaluasi Mutu Internal (EMI), yang disusun oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Borang EMI ada dua jenis, yaitu borang EMI untuk Program Studi Kependidikan dan borang EMI untuk Program Studi Non-kependidikan. Borang EMI untuk Program Studi Kependidikan mencakup 10 standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan borang EMI Non-kependidikan mencakup 11 standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.

pada Program Studi-Program Studi kependidikan. Hal ini karena borang EMI yang tersedia baru borang EMI untuk Program Studi Kependidikan. Borang EMI untuk Program Studi Non-kependidikan baru diterbitkan pada tahun 2013 dan, oleh sebab itu, `Monev untuk Program Studi Non-kependidikan baru dilaksanakan pada tahun 2013.

Mekanisme pelaksanaan Monev adalah sebagai berikut: 1. LPMPT menyiapkan borang EMI

2. LPMPT memberikan pengarahan pengisian borang EMI kepada semua Ketua Program Studi

3. Ketua Program Studi mengisi borang EMI didampingi oleh staf LPMPT 4. Dekan memverifikasi hasil pengisian borang EMI dan menandatanganinya 5. Dekan menyerahkan hasil pengisian borang EMI Program Studi ke LPMPT 6. LPMPT memverifikasi dan menandatangani hasil pengisian borang EMI dari

semua Program Studi

7. LPMPT melaporkan hasil pengisian EMI dari semua Program Studi ke Rektor. Berdasarkan pada standar-standar yang tercakup dalam borang EMI, terlihat bahwa pelaksanaan monev ini telah mencakup aspek-aspek penting dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di tingkat Program Studi, seperti aspek pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, sarana dan prasarana, keuangan dan manajemen. Hasil monev ini disebarluaskan ke semua fakultas/jurusan/Program Studi dan dibahas dalam rapat pimpinan untuk kemudian ditindaklanjuti. Di masa depan, hasil pengisian borang EMI ini akan digunakan sebagai dasar perencanaan pengembangan program studi.

Monev Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Tindak Lanjutnya. Monitoring dan Evaluasi (Monev) sistem penjaminan mutu internal di semua fakultas/jurusan/program studi di lingkungan Undana dilaksanakan pada pertengahan tahun. Tujuan dari monev ini adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh fakultas/jurusan/program studi dalam menerapkan SPMI terutama dalam

pelaksanaan standar-standar yang telah ditetapkan.

Kegiatan monev ini dikoordinir oleh LPMPT. Mekanismenya adalah sebagai berikut:

1. LPMPT menyebarkan kuestioner tentang penerapan SPMI ke semua fakultas. 2. Fakultas mengisi kuestioner tersebut dan mengembalikan ke LPMPT.

3. Setelah mempelajari hasil pengisian kuestioner tersebut, LPMPT akan melakukan visitasi ke beberapa fakultas untuk memverifikasi data yang diberikan oleh fakultas.

4. LPMPT menyusun laporan monev dan menyerahkan kepada Rektor dan membagikan laporan tersebut ke fakultas/jurusan/Program Studi.

5. Rektor memimpin rapat yang dihadiri oleh pimpinan fakultas/jurusan/Program Studi untuk membahas hasil monev. Pada rapat ini, rektor meminta para pimpinan fakultas/jurusan/Program Studi untuk menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang telah dirumuskan sebelumnya untuk mengatasi masalah-masalah yang teridentifikasi melalui kegiatan monev.

Monev Penjaminan Mutu di Bidang PenelitianTindak Lanjutnya

Ada dua prosedur terpisah dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) penjaminan mutu di bidang penelitian, yaitu (1) prosedur monev bagi kegiatan penelitian yang didanai dengan dana PNBP Undana, dan (2) prosedur monev untuk penelitian yang didanai dari dana BOPTN yang berasal dari Ditjen Dikti. Dana PNBP yang dialokasikan untuk kegiatan penelitian dikelola oleh masing-masing fakultas. Mekanisme monev penjaminan mutu untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut ini. Dosen menyerahkan proposal penelitian ke fakultas. Proposal-proposal yang masuk akan direviu oleh ’peer group’, yang dibentuk oleh fakultas, untuk menentukan kelayakan berdasarkan pada kriteria/standar yang telah ditetapkan. Proposal yang dianggap layak akan didanai untuk dilaksanakan sedangkan proposal yang tidak layak dikembalikan. Pembantu Dekan I mengoordinir pelaksanaan monev kegiatan penelitian selama masa pelaksanaan kegiatan penelitian. Hasil monev ini akan dibahas di rapat tingkat fakultas untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Pada akhirnya fakultas melaporkan hasil monev kegiatan penelitian yang didanai dengan dana PNBP kepada Rektor.

Berbeda dengan kegiatan penelitian yang didanai PNBP Undana, pelaksanaan monev penjaminan mutu kegiatan penelitian yang didanai BOPTN dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut ini. Proposal penelitian dari dosen diverifikasi ditingkat fakultas. Proposal yang lolos verifikasi di tingkat fakultas dikirimkan ke Lembaga Penelitian. Proposal-proposal yang masuk di lembaga penelitian akan direviu oleh ’peer group’, yang dibentuk oleh lembaga penelitian, berdasarkan pada kriteria/standar yang telah ditetapkan. Proposal yang lolos reviu dianggap telah memenuhi standar dan didanai untuk dilaksanakan sedangkan proposal yang dianggap tidak layak akan dikembalikan. Monev di lokasi penelitian akan dilaksanakan pada masa pelaksanaan penelitian. Monev ini akan dilaksanakan oleh staf dari Ditjen Dikti didampingi oleh staf dari Lembaga Penelitian. Hasil monev tersebut akan dilaporkan kepada Rektor. Selanjutnya, hasil monev tersebut akan dibahas dalam rapat pimpinan agar dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak yang berkepentingan.

Monitoring dan Evaluasi Penjaminan Mutu di Bidang Pengabdian Kepada Masyarakatnya dan Tindak Lanjutnya

Pada prinsipnya prosedur monev untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sama seperti pada monev kegiatan penelitian. Ada dua prosedur terpisah dalam kegiatan monev penjaminan mutu di bidang penelitian, yaitu (1) prosedur monev bagi kegiatan penelitian yang didanai dengan dana PNBP Undana, dan (2) prosedur monev untuk penelitian yang didanai dari dana BOPTN yang berasal dari Ditjen Dikti.

Prosedur monev penjaminan mutu untuk kegiatan PKM yang didanai dengan dana PNBP Undana adalah sebagai berikut ini. Dosen menyerahkan proposal PKM ke fakultas. Proposal-proposal yang masuk akan direviu oleh ’peer group’, yang dibentuk oleh fakultas, untuk menentukan kelayakan berdasarkan pada kriteria/standar yang telah ditetapkan. Proposal yang dianggap layak akan didanai untuk dilaksanakan sedangkan proposal yang tidak layak akan dikembalikan. Pembantu dekan I akan mengkoordinir pelaksanaan monev kegiatan PKM selama masa pelaksanaan kegiatan

PKM. Hasil monev ini akan dibahas di rapat tingkat fakultas untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pada akhirnya fakultas melaporkan hasil monev kegiatan PKM yang didanai dengan dana PNBP kepada Rektor.

Pelaksanaan monev penjaminan mutu kegiatan PKM yang didanai dengan dana BOPTN dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut ini. Proposal penelitian dari dosen diverifikasi ditingkat fakultas. Proposal yang lolos verifikasi di tingkat fakultas dikirimkan ke Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). Proposal-proposal yang masuk di LPM akan direviu oleh ’peer group’, yang dibentuk oleh LPM, berdasarkan pada kriteria/standar yang telah ditetapkan. Proposal yang lolos reviu dianggap telah memenuhi standar dan didanai untuk dilaksanakan sedangkan proposal yang dianggap tidak layak akan dikembalikan. Monev di lokasi penelitian akan dilaksanakan pada masa pelaksanaan penelitian. Monev ini akan dilaksanakan oleh staf dari Ditjen Dikti didampingi oleh staf dari LPM. Hasil monev tersebut akan dilaporkan kepada Rektor. Selanjutnya, hasil monev tersebut akan dibahas dalam rapat pimpinan agar dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak yang berkepentingan.

Monitoring dan Evaluasi Penjaminan Mutu di Bidang Sarana dan Prasarana dan Tindak Lanjutnya

Monev di bidang sarana dan prasarana dilaksanakan oleh SPI berkoordinasi dengan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK). Secara berkala SPI berkoordinasi dengan BAUK membentuk tim teknis, yang kemudian ditugasi untuk melakukan monev di bidang sarana dan prasarana. Dalam kegiatan monev ini, tim teknis melakukan inventarisasi dan apraisal terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Undana, dengan mengacu kepada SIMAK BMN. Hasil monev dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Rektor atau Pembantu Rektor II dan dihadiri oleh para pimpinan unit untuk merumuskan tindak lanjut atas temuan-temuan hasil monev.

Monitoring dan Evaluasi Penjaminan Mutu di Bidang Keuangan dan Tindak Lanjutnya

Monev di bidang keuangan dilaksanakan oleh SPI berkoordinasi dengan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK). Secara berkala SPI berkoordinasi dengan BAUK membentuk tim teknis, yang kemudian ditugasi untuk melakukan monev di bidang keuangan. Dalam kegiatan monev ini, tim teknis melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan keuangan mulai dari perencanaan, penatausahaan, penggunaan anggarandan pelaporan anggaran unit kerja. Hasil monev akan dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Rektor atau Pembantu Rektor II dan dihadiri oleh para pimpinan unit untuk merumuskan tindak lanjut atas temuan-temuan hasil monev.

Monitoring dan Evaluasi Penjaminan Mutu di Bidang Manajemen dan Tindak Lanjutnya

Sama seperti monev di bidang keuangan, monev di bidang manajemen dilaksanakan oleh SPI berkoordinasi dengan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK). Secara berkala SPI berkoordinasi dengan BAUK membentuk tim teknis, yang kemudian ditugasi untuk melakukan monev di bidang manajemen. Dalam

Dokumen terkait