• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL

2.1 Biografi George Walker Bush

2.1.2 Awal Karir Politik George Walker Bush

Pada hakikatnya Bush tidak pernah mengganggap jabatan politik sebagai profesi. Pada tahun 1968 Bush membantu Senat kongres Edward Gerney di Florida dan Bush menjabat sebagai direktur politik untuk kampanye senat Red Blount di Alabama. Pada tahun 1976, Bush menjadi relawan dalam operasi kampanye presiden Gerald Ford di Texas Barat untuk membantu partai republik.

Sebagai momentum awal untuk karir politik bagi Bush adalah pensiunnya George Mahon yaitu seorang anggota kongres dari Midland. Saat itu sebagian besar anggota Republik mulai mendukung Jim Reese. Bush menggunakan kesempatan ini dan memutuskan untuk ikut dalam persaingan ini. Pesan kampanye Bush adalah bahwa dia ingin pergi ke Washington untuk menghentikan intrusi (intervensi) pemerintah federal yang begitu banyak dirasakan dalam kehidupan sehari-hari oleh negara-negara bagian termasuk terkait dengan sistem hukum.

Selama kampanye Bush mendapat bantuan dari ayahnya dan teman-teman ayahnya. Selain koneksi ayahnya Bush juga dibantu oleh rekan-rekannya, mulai dari pebisnis dan orang-orang yang loyal kepada ayahnya di partai Republik. Bush memenangkan pemilihan primary namun gagal dalam mendapatkan suara pada pemilihan umum. Kalah dalam kontes politik pertama tidak membuat semangat Bush surut dalam berpolitik namun Bush tidak mencalonkan diri lagi untuk masuk jabatan politik sampai ayahnya meninggalkan jabatan politik untuk terakhir kalinya. Dalam masa kampanye inilah Bush menjadi akrab dengan Karl Rove,

seorang ahli operasi politik yang cemerlang, yang nantinya Karl Rove ini menjadi arsitek dari dua kemenangan besar Bush menjadi presiden Amerika.32

Kampanye Bush pada kala itu lebih berfokus pada masalah kesejahteraan, perbaikan kecacatan hukum, komitmen untuk mengurangi tindak kriminalitas, dan peningkatan kualitas pendidikan. Dalam menjalankan kampanyenya, Bush tidak menggunakan sistem penggalangan dana (fundraising) tetapi lebih memilih untuk melakukan kontak langsung dengan masyarakat di berbagai acara-acara.

Kampanye Bush sempat terhalang ketika dalam sebuah media dipublikasikan momen perburuan Bush, dimana dalam satu adegan Bush menembak seekor burung Kildeer yang terancam punah. Akhirnya Bush membayar denda secara materi maupun secara politik, namun kemudian peristiwa ini justru menjadi

Pada tahun 1988 Bush memindahkan keluarganya ke Washington DC untuk bekerja pada tawaran ayahnya di Gedung Putih yaitu berpartisipasi dalam kegiatan kampanye. Bush belajar tentang strategi kampanye bersama Lee Atwater.

Meskipun Bush senior berhasil menang namun Bush tidak tertarik bekerja dibawah admininistrasi Bush senior. Setelah kemenangan Bush senior, Bush kembali ke Texas dan pada tahun 1989 Bush bergabung dengan sekelompok investor untuk membeli tim bisbol Texas Rangers. Pada pemilihan tahun 1992 Bush senior kalah dari Bill Clinton. Setelah itu, Bush memutuskan untuk ikut serta dalam perebutan jabatan gubernur di Texas mewakili Partai Republik.

Afiliasi Bush dengan Rangers dan reputasi keluarganya membuat Bush mendapat banyak bantuan pada kampanye tahun 1994 melawan pejabat demokrat Ann Richards. Bush mengangkat tema kegagalan sistem pendidikan di Texas dibawah pemerintahan Gubernur Partai Demokrat yaitu Ann Richards. Bush mulai berkolaborasi dengan Karl Rove dalam membentuk strategi kampanye untuk mengalahkan Ann Richards. Kompetisi pada tahun 1993 berjalan sangat sengit.

32Michael hart. 1982. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. Jakarta: pustaka jaya hal 56.

adegan yang ajaib. Cara Bush dalam menertawakan dirinya setelah peristiwa tersebut menjadi sangat popular dikalangan pemilih.33

Sebagai seorang gubernur Bush berusaha untuk menyatukan republikan yang moderat dengan kaum Kristen yang konservatif di partainya. Bush bekerja lintas partai untuk mencapai tujuannya. Bush bertemu secara pribadi dengan Letnan Gubernur Bob Bullock, seorang Demokrat yang kuat, untuk memastikan hubungan positif dengan legislatif. Hal inilah yang membuat Bush mendapatkan reputasi menjadi sosok pemimpin pemerintahan bipartisan (disokong oleh dua partai/golongan). Bush menjalankan filosofi compassionate conservatism yang mengombinasikan pemerintahan terbatas dan kepedulian terhadap ketidak-mampuan dan tanggung-jawab personal. Selama pemerintahannya Bush mendorong untuk memotong pajak dan meningkatkan pendanaan untuk pendidikan.

Selama masa kampanye, Ann Richards sering menyebut Bush sebagai orang tolol dan atau menyebutnya semak atau bushes, sebagai plesetan nama kelurganya. Bush membalas dengan menyatakan bahwa pemilih sudah semakin bijaksana dan tidak menginginkan politisi yang tidak bisa menjaga profesionalitas mereka. Akhirnya Bush memenangkan pemilu dengan perolehan 53 persen suara dan menjadi anak dari seorang presiden Amerika Serikat yang pertama dipilih sebagai gubernur negara bagian. Peristiwa ini begitu mengejutkan dinamika perpolitikan Amerika. Kemenangan ini sangat berarti banyak bagi keluarga Bush karena dalam suatu konvensi Partai Demokrat pada tahun 1988, Ann Richards pernah mengejek keluarga Bush dengan kalimat born with a silver foot in his mouth atau terlahir dengan perak didalam mulutnya. Hal itu adalah sebuah ungkapan yang bermakna bahwa keluarga Bush sudah terlahir kaya dan elit sehingga selalu mendapatkan kesempatan dan dukungan bukan karena usaha keras tetapi berasal dari warisan keluarga.

34

33Ibid hal 57.

34bio staff,” biografi george w bush,” http://www.biography.com/people/george-w-bush-9232768

Bush mempromosikan reformasi di bidang pendidikan. Bush berupaya untuk membuat jumlah gaji guru sesuai dengan kualitas siswa-siswi melalui tes yang terstandarisasi. Perombakan Undang-Undang sistem pendidikan di Texas menjadi salah satu prestasi unggulan Bush. Bush menfokuskan pada kebijakan baru yang memastikan bahwa setiap anak harus melek huruf dan kemudian mengembangkan kemampuan dan keahlian setiap anak sesuai dengan talenta dan minat masing-masing anak. Perbaikan sistem pendidikan ini menarik perhatian masyarakat Amerika dan dijadikan sebagai model pendidikan yang modern diseluruh Negara Amerika Serikat. Bush juga menandatangani undang-undang hukum yang menurunkan jumlah usia remaja yang bisa diadili di pengadilan dewasa, dan melembagakan program untuk membantu inisiatif berbasis agama, menyediakan layanan sosial melalui gereja-gereja dan lembaga-lembaga swasta lainnya. Pada tahun 1998 Bush kembali mencalonkan untuk pemilihan kembali sebagai gubernur untuk memenuhi janji kampanye sebelumnya dan mulai berupaya berbagi visinya di domestik Amerika. Bush memenangkan pemilihan tersebut dengan 69 persen rekor suara. Suara tersebut meningkat 16% dari suara di pemilihan pertama. Pada tahun 1998 Bush menjadi Gubernur Texas yang pertama dipilih untuk masa jabatan dua kali berturut-turut.35

Pada tahun 1999 Bush mencoba peruntungannya dengan berkompetisi menjadi presiden Amerika Serikat. Bush menjadi presiden keempat dalam sejarah Amerika yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat. Saingannya Al Gore berhasil memenangkan popular votes namun kalah dalam electoral college dengan perbandingan 266:271. Setelah disahkan Mahkamah Agung kemudian Bush 2.2 Deskripsi Rezim Pemerintahan George Walker Bush Periode

2001-2008

2.2.1 Periode Pertama Rezim George Walker Bush tahun 2001-2004

Diakses pada tanggal 6 agustus 2017 pukul 18.00 wib

35Trias kuncahyo,2005 irak korban ambisi kaum hawkish.jakarta. kompas media nusantara hal 48

dilantik pada 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu presiden tahun 2000 tersebut.

Masa jabatan Bush periode pertama sebagai presiden didominasi perang melawan terorisme atau akrab dengan istilah War on Terrorism yang mencuat setelah terjadinya peristiwa penyerangan 11 September. Menyusul Serangan 11 September 2001, Bush mengumumkan perang melawan terorisme secara menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001 Bush memerintahkan invasi ke Afganistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan AlQaeda. Pada Maret 2003 Bush memerintahkan penyerangan ke Irak dengan alasan bahwa Irak telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal dan karenanya harus dilucuti dengan kekerasan. Setelah Saddam Hussein berhasil digulingkan, Bush bertekad memimpin Amerika Serikat untuk menegakkan demokrasi di Timur Tengah yang dimulai dengan Afganistan dan Irak. Bush menyatakan kemenangan Amerika dalam invasi Irak pada 1 Mei 2003 namun hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena pertikaian yang berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa Saddam Hussein praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi’ah, yang kini ganti berkuasa. Bush menyatakan kemenangan Amerika dalam invasi Irak pada 1 Mei 2003.36

36Ibid hal 49.

2.2.2 Periode Kedua Rezim George Walker Bush tahun 2005-2008

Pada tahun 2004 Bush kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode kedua. Meskipun perang di Irak dan Afghanistan masih berkecamuk dan upayanya untuk mereformasi keamanan sosial masih mendapatkan sejumlah penolakan namun pendukungnya masih tetap loyal. Bush memenangkan pemilu 2004 dengan mengalahkan calon presiden Demokrat yaitu John Kerry. Pada periode kedua, Bush menfokuskan kebijakannya untuk mereformasi peraturan imigrasi dan peraturan kelestarian lingkungan. Lingkungan menjadi isu penting setelah peristiwa Badai Katrina yang menyerang New Orleans.

Pada tahun 2008 Bush memasuki akhir masa pemerintahannya. Pada saat itu juga Amerika menghadapi krisis ekonomi dan masalah ekonomi makro.

Perang Irak dan Afghanistan membuat kas yang surplus dari pemerintahan Bill Clinton menjadi utang berjumlah trilliunan. Hal ini disinyalir akibat dari pengeluaran militer yang besar, pemotongan jumlah pajak, dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Macetnya obligasi perumahan di Amerika Serikat menjadi pemicu utama krisis 2007-2008. Pemerintahan Bush akhirnya mengajak dan meminta Kongres untuk membuat Emergency Economic Stabilization Act seharga US$ 700 juta sebagai jaminan industri perumahan dan perbankan.

Di tahun yang sama yaitu pada 2008, pemerintahan Bush membentuk Strategic Framework Agreement yang memfasilitasi pembentukan hubungan politik, ekonomi, dan hubungan keamanan dengan pemerintahan yang baru di Irak. Hal ini juga sekaligus membuat hubungan diplomasi Amerika Serikat dan Irak kembali normal. Perang Irak dan Amerika berakhir dengan jumlah korban dipihak Amerika Serikat mencapai 4.200 jiwa.37

Doktrin Bush merujuk pada serangkaian kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh Presiden Bush setelah peristiwa 11 September. Doktrin ini dikenali dari kebijakan utamanya yaitu memperbolehkan tindakan pre-emptive war terhadap lawan-lawan potensial sebelum mereka menyerang Amerika Serikat.

Pemerintahan Bush memandang legitimasi pre-emptive war tergantung pada keberadaaan suatu ancaman yang segera (imminent threat), sebuah terma yang dicari dengan cara pendefinisian yang sangat luas. The Bush Doctrine 2.3 Bentuk-Bentuk Kebijakan Luar Negeri Bush Pasca Serangan 11

September

2.3.1 Bush Doctrine, War on Terrorism dan Axis of Evil 2.3.1.1 Bush Doctrine

37Ibid hal 50.

berpandangan bahwa akibat-akibat potensial dari penggunaan senjata pemusnah massal sangat serius sehingga penerapan pre-emptive war menjadi suatu keharusan khususnya ketika senjata tersebut bisa dimiliki oleh berbagai kelompok bersenjata yang menunjukkan permusuhan dengan anggota yang rela mati demi mendapatkan martyrdom (mati demi mempertahankan keyakinan/kepercayaan).

Pada tanggal 17 September 2007 Bush menerbitkan Strategi Keamanan Nasional pemerintahannya (NSS-National Security Strategy 2002). Itu adalah yang pertama kalinya berbagai elemen Bush Doctrine secara formal diartikulasikan dalam satu dokumen. Dokumen sepanjang 33 halaman itu menghadirkan sebuah reformulasi yang keras dan komprehensif tentang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat. Dokumen tersebut memberikan kerangka pemikiran tentang sebuah gambaran Amerika yang kuat di dunia, sebuah gambaran yang akan mengedepankan strategi pre-emptive war sebagai inti doktrin utamanya untuk menangani rogue states dan kelompok teroris global yang memiliki senjata pemusnah massal.

Berdasarakan NSS, pre-emptive war didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan militer antisipatoris terhadap potensi serangan yang bersifat segera, telah sejak lama diterima sebagai tindakan yang sah dan sesuai menurut hukum internasional. Dalam NSS yang baru tersebut, pemerintahan Bush berusaha memperluas maknanya dengan menyertakan perang preventif yang berintikan proposisi bahwa kekuatan militer dapat dipergunakan bahkan tanpa evidensi suatu serangan yang segera dalam rangka memastikan bahwa sebuah ancaman serius terhadap Amerika Serikat tidak berakumulasi dan tumbuh dari waktu ke waktu.

Strategi ini juga mempromosikan pre-emptive war sebagai perangkat pokok kebijakan luar negeri Amerika Serikat.38

Dalam pidato kenegaraannya pada malam hari tanggal 11 September 2001, Bush memutuskan untuk menyertakan sebuah kalimat yang keras tentang

38Dewi tri wahyuni, 2009 , kebijakan luar negeri amerika serikat pasca 11 september 2001.

Skripsi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UNIKOM. Diakses pada tanggal 5 agustus 2017 pukul 10.15 wib.

penghukuman pihak-pihak yang dianggapnya telah mendukung kegiatan terorisme global. Bush mengumumkan bahwa Amerika Serikat “make no distinction between the terrorists who committed these acts and those who harbor them.” Tidak ada pemisahan antara teroris dan negara-negara yang mendukung terorisme. Dalam pernyataan ini bisa diinterpretasikan bahwa Amerika merasa ada beberapa negara yang mendukung terorisme sehingga negara-negara tersebut juga harus terlibat menjadi sasaran militer Amerika Serikat.

Selanjutnya, pada kesempatan pidato di Kongres tanggal 20 September 2001, Bush mendasarkan pidatonya pada pidato terdahulu yang diberikan pada tanggal 11 September 2001:

“We will pursue nations that provide aid or safe haven to terrorism. Every nation, in every region, now has a decision to make. Either you are with us, or you are with the terrorists. From this day forward, any nation that continues to harbor or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime”.

Pernyataan inilah yang menjadi tonggak defenisi Bush Doctrine yaitu keinginan Bush untuk membuat negara-negara mengambil posisi untuk mendukung Amerika Serikat dalam memerangi terorisme atau jika tidak maka akan dianggap menjadi bagian dari teroris itu sendiri.

Setidaknya ada 5 ciri khas Bush Doctrine, yaitu:

a) Pencarian moral clarity

b) Prinsip ‘either with or against us’

c) Strategi ofensif-defensif atau yang juga dikenal dengan strategi preemption

d) Penerapan opsi unilateralisme jika kepentingan vital Amerika Serikat terancam

e) Upaya mempertahankan keunggulan Amerika Serikat di segala bidang (American Supremacy).39

39B. Cipto. 2007. Politik dan pemerintahan amerika .yogyakarta: lingkaran buku. hal 30

2.3.1.2 War on Terrorism

Peristiwa serangan 11 September 2001 atau yang dikenal dengan istilah Black September merupakan awal dari kebijakan-kebijakan Bush yang begitu fenomenal terutama terhadap Timur Tengah. Peristiwa ini sangat mengejutkan jutaan rakyat Amerika, mengingat Amerika Serikat yang selama ini menjadi negara dengan sistem keamanan yang sangat kuat dan ketat. Peristiwa ini membawa isu terorisme dalam bagian terdepan dalam pemerintahan Bush yang telah dihasilkan dalam deklarasi Global War on Terror. Dalam buku putih National Strategy for Combatting Terrorism Bush menyatakan:

“No group or nation should mistake America’s intentions: We will not rest until terrorist groups of global reach have been found, have been stopped, and have been defeated”.

Deklarasi Global war on Terror merupakan kampanye militer internasional untuk menggalang dukungan terkait dengan penyerangan terhadap kaum terorisme. Amerika Serikat dan para sekutunya serta komunitas global yang ikut mendukung berupaya mengalahkan terorisme dan organisasinya dengan cara menyerang tempat tinggal mereka dan menghancurkan strata kepemimpinannya, komandonya, kontrolnya, alat-alat dan dukungan material serta sistem keuangannya. Ada empat tujuan utama dari war on terrorism yaitu sebagai berkut:

a) Mengalahkan terorisme dan organisasinya.

b) Menghapuskan pendanaan, dukungan, dan tempat perlindungan bagi terorisme.

c) Mengurangi dan menetralisir situasi yang bisa dieksploitasi oleh terorisme.

d) Mempertahankan kepentingan dan melindungi rakyat Amerika Serikat di dalam dan luar negeri.

Bush kembali menegaskan keinginan Amerika Serikat yang mengambil alih segala bentuk tindakan berani untuk mengalahkan terorisme. Dalam white paper

National Strategy for Combatting Terrorism Bush menegaskan kembali posisi Amerika dalam menangani teroris.40

“North Korea is a regime arming with missiles and weapons of mass destruction, while starving its citizens.... Iran aggressively pursues these weapons and exports terror.... Iraq continues to flaunt its hostility toward America and to support Terror…. States like these, and their terrorist allies, constitute an axis of evil, arming to threaten the peace of the world. We'll be deliberate, yet time is not on our side. I will not wait on events, while dangers gather. I will not stand by, as peril draws closer and closer. The United States of America will not permit the world's most dangerous regimes to threaten us with the world's most destructive weapons.”

2.3.1.3 Axis of Evil

Pada State of the Union Address tahun 2002, Bush memperkenalkan gagasan tentang sebuah Poros Setan atau Axis of Evil yang terdiri dari Irak, Iran, dan Korea Utara. Negara-negara tersebut dianggap sebagai ancaman besar terhadap keamanan dan kepentingan serta keselamatan warga Amerika Serikat.

Amerika Serikat menunjukkan indikasi tersebut dengan menyatakan akan melakukan serangan militer secara preemptif terhadap ketiga negara tersebut:

41

Amerika Serikat terletak di tengah-tengah Benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Amerika Serikat terbentang dari Samudera Atlantik di pesisir timur hingga Samudera Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawai di lautan Pasifik, negara bagian Alaska 2.4 Profil Negara Amerika Serikat, Gambaran Umum Ekonomi Amerika,

Afghanistan, dan Irak

2.4.1 Profil Singkat Negara Amerika Serikat

40Ibid hal 31.

41Ibid hal 32.

di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya. Gambaran deskripsi geografi Amerika serikat dapat dilihat dalam gambar 1. berikut:

Gambar 2.1 Peta Amerika Serikat

Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1607, era eksplorasi yang disponsori oleh beberapa bangsa Eropa besar akhirnya mencapai tanah Amerika.

Tonggak sejarah berdirinya negara Amerika Serikat baru dimulai saat Continental Congress kedua di Philadelphia pada tanggal 4 Juli 1776 yang mendeklarasikan kemerdekan United States of America.

Pada mulanya orang Eropa datang ke Amerika bertujuan untuk membebaskan mereka dari opresi rezim Katolik dan zaman kegelapan di Eropa.

Sementara itu, beberapa orang Puritan di Inggris, seperti halnya kaum Separatis, juga menyimpulkan bahwa tanah perjanjian mereka terletak di seberang Samudera Atlantik. Pada tahun 1621 sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja) menetap di Plymouth, Massachusetts. Koloni yang lebih besar dibangun di Teluk Massachusetts oleh Puritan tahun 1630. Kaum Pilgrims dan Puritan sangat tertarik untuk membangun masyarakat yang lebih baik di tempat yang lebih baik, yang mereka juluki kota di atas bukit. Kaum Puritan yang bersemangat reformis

(protestan) itu yakin bahwa kedatangan mereka ke benua baru Amerika adalah karena kehendak Tuhan.42

Pada tahun 2006 jumlah penduduk Amerika sebesar 298.444.215 jiwa.

Tingkat pertumbuhan penduduk menurut perkiraan tahun 2006 adalah 0,91 persen. Tingkat kelahiran 14,14 persen kelahiran dari 1000 penduduk. Adapun angka kematian adalah 8,26 per 1000 penduduk. Sebagian besar penduduk Amerika memang keturunan imigran Eropa. Sementara orang orang Hispanik datang dari Meksiko dan bagian lain Amerika Latin, khususnya yang mendiami barat daya amerika. Banyak dari mereka yang melintasi perbatasan secara illegal.

Sejumlah warga Amerika sebenarnya gerah dengan masalah tersebut, apalagi banyak dari pendatang itu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa spanyol.

Sekitar 14 persen populasi saat ini adalah Hispanik. Padahal, pada tahun 1967 ketika amerika berada dibawah kepemimpinan presiden Lyndon B. Johnson.

Pada saat itu Hispanik hanya 4 persen. Jumlah Hispanik pada tahun 2050 diperkirakan akan mecapai 25 persen. Keragaman penduduk amerika merupakan hasil imigrasi dari negara-negara eropa. Kebanyakan mereka berasal dari Jerman, Inggris, Italia, Irlandia, dan Skotlandia. Banyak pula orang Hispanik dari Meksiko. Hal ini menimbulkan perkembangan kebergaman bahasa resmi negara, namun kenyataannya banyak pula bahasa lain yang berkembang, termaksud bahasa Spanyol, Portugal dan lain lain.

43

Penduduk Amerika memang merupakan masyarakat yang multietnis sehingga tidak dapat dikatakan hanya ada satu tipe orang Amerika.

Kelompok-Orang orang Afrika-Amerika juga banyak terdapat di Amerika. Sebagian besar dari mereka diturunkan dari budak budak Afrika. Sedangkan sepertiga penduduk Amerika ialah orang-orang Asia-Amerika. Sebagian besar dari mereka mendiami kawasan pesisir barat. Adapun penduduk asli Amerika, yaitu suku Indian dan Eskimo, berjumlah sangat sedikit.

42Taufik adi susilo. 2009. Mengenal amerika serikat. Garasi:yogyakarta. Hal 25.

43Ibid hal 26.

Kelompok inti etnis di Amerika ini adalah para penghuni koloni berasal dari Inggris, Belanda, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya yang tiba di bagian timur Amerika Utara pada awal 1600-an.44

Amerika bukan hanya luas tetapi juga menyimpan sumber daya alam yang melimpah. Amerika memiliki 31,2% cadangan batubara senilai US$ 30 trilliun (cadangan terbesar dunia), 750 hektar hutan senilai US$ 11 trilliun, dan juga memiliki cadangan tembaga, emas, dan gas alam. Kekayaan ini menjadi salah satu penopang perekonomian Amerika Serikat. Amerika tergolong negara maju yang ekonomi utamanya adalah industri elektronik maupun industri agraris. Pendapatan Nasional Amerika Serikat pada tahun 2013 berjumlah US$ 16,77 trilliun. Meski sumber dayanya melimpah, namun biaya pengelolaanya juga sangat tinggi, hal itulah yang membuat Amerika sering memilih untuk mengimpor bahan-bahan mentah dari luar negeri.

Mereka berhasil mengubah belantara Amerika menjadi sebuah negeri yang subur dan produktif. Etos kerja Puritan (kelak disebut etos protestan) yang mereka terapkan dalam upaya menaklukkan dan menguasai the wilderness itu memberikan dasar penting bagi berkembangnya nilai kemandirian (self reliance), kepercayaan diri (self confindence), dan keyakinan akan masa depan yang penuh harapan (optimism) di dalam diri dan kehidupan mereka. Sejarah panjang ini membentuk Amerika menjadi negara yang begitu kuat dengan nilai-nilai agama Kristen. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pew Research Center

Mereka berhasil mengubah belantara Amerika menjadi sebuah negeri yang subur dan produktif. Etos kerja Puritan (kelak disebut etos protestan) yang mereka terapkan dalam upaya menaklukkan dan menguasai the wilderness itu memberikan dasar penting bagi berkembangnya nilai kemandirian (self reliance), kepercayaan diri (self confindence), dan keyakinan akan masa depan yang penuh harapan (optimism) di dalam diri dan kehidupan mereka. Sejarah panjang ini membentuk Amerika menjadi negara yang begitu kuat dengan nilai-nilai agama Kristen. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pew Research Center

Dokumen terkait