• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Akhlak

Dalam dokumen Akhlak tasawuf: menyelami kesucian diri (Halaman 39-43)

قلاخالا مركام متملا تثعبانما

C. Ayat-ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Akhlak

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri 27

al-Qur’an dan Hadis menjadi sumber pembentukan hukum Islam, sehingga syariat tidak mungkin dipahami tanpa merujuk pada keduanya.

Para ulama, menurut Ajjaj al-Khatib, telah sepakat mengenai dua macam fungsi hadis terhadap al-Qur’an, yakni sebagai penguat dan penafsir, meskipun mereka tidak sepakat mengenai fungsi ketiganya, yaitu sebagai penetap hukum menyangkut perkara-perkara yang tidak disinggung dalam al-Qur’an72. Selain itu, fungsi Hadis terhadap al-Qur’an bukan menghapus (mansukh) melainkan sebatas membuat perintah umum al-Qur’an menjadi lebih khusus73.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa al-Qur’an selain sebagai penjelas peran as-Sunnah, juga sebagai penegas lebih lanjut tentang ketentuan yang terdapat dalam al-Qur’an. Tanpa as-Sunnah sebagian besar isi al-Qur’an akan tersembunyi dari mata manusia.

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri 28

tasawuf) mereka yang di susun demi terealisasinya tujuan kehidupan yang hakiki .

Akhlak Tasawufsebenarnya merupakan bagian dari penelaahan rahasia di balik teks-teks Ilahiah secara ringkas. al-Qur’an menjelaskan konsepsi akhlak tasawufdalam bentuk dorongan manusia untuk menjelajahi dan menundukkan hatinya. Serta tidak tergesa-gesa untuk puas pada aktifitas dan ritual yang bersifat lahiriah. Seperti dinyatakan dalam ayat berikut.

َِّللّا َِِْْ ِم ْمُ ُبَُُِْق َو َ َََََعْ َْ نُۡ اُْنَمٓۡ َنِْ َِِّ ِنِنَََر ْمَلُۡ

َلا ََ ََِۡحْلا َنِم َلَنَم ا َََمََ

ْمُ ُبَُُِْق ْت َ َََََسََِۡ ُلَمُ َْا ُمِ ََََِْ َلا َطَِ ُ ََْْق نِم َباََتِكْلا اََُُْۡ َنِْ َّم َكَ اُْنُْكَْ

َنُْۡ َِاَِ ْمُ ْنِْۡم ٌيرِثَََْ

Artinya: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kapada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Al-Kitab kepadaNya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mareka, lalu hati mareka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mareka adalah orang-orang yang fasik” (Q.S. Al-Hadida [57]:16).

Ajaran Islam secara umum mengatur kehidupan yang bersifat akhlak lahiriyah dan batiniyah, ajaran yang bersifat batiniyah nanti akan menimbulkan hati mareka menjadi keras. Dengan demikian unsur kehidupan akhlak-tasawufmendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an serta praktek kehidupan nabi (sunnah). Hal itu difirmankan Allah dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 54:

ُنَمٓۡ َنِْ َّما ا َ وَدُۡ َيَ

ْمُ و ِ ُُ ٍمَِْْۡب ُ ۡللّا ِهِنَر َأْْ َ َََََسَِ ِِِنرِد نَع ْ ُمنِم َّلََََْْ نَم ْاْ

َلا ََ ِ ۡللّا ِ ِْ ََ ِفِ َنَُلِهاَ ُيُ َنَِِِْ َكاْلا َىََ ٍةَّنِعُۡ َ ِنِمْلَُّمْلا َىََ ٍ َّلَِّذُۡ َُِنْوبِ ََُُ

َِِِْْلَُّر ِ ۡللّا ُ َِِْ َ ِلَِذ ٍ ِئَِٓ َةَمَْْل َنُِْاَ َيَ

ٌيَََِ ٌو َِاََ ُ ۡللّاََ ُنا َعَي نَم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri 29

suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersifat lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersifat keras pada orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela, itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan Allah maha luas (pemberianNya) lagi maha mengetahui“. (QS. Al-Maidah: 54).

Allah juga memerintahkan manusia agar senantiasa berakhlak-tasawufdengan bertaubat membersihkan diri dan selalu memohon ampun kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya dari-Nya.

ْ ُمَِاَمِۡت ََََ ْ ُمنَع ََََِۡكُْ نُۡ ْ ُموبَر َ ََ َع ًاًْ ََُصَّن ًةَبََْْ ِ َّللّا َلَ ا اُْبَُْ اُْنَمٓۡ َنِْ َّما اَ ودُۡ َيَ ِ َُِعَم اُْنَمٓۡ َنِْ َّماََ َّ ََِّّنلا ُ َّللّا تِِنْ ُيَ َلا َمَْْر ُراَ َُْ َْا اَ َِْ َْ نِم تَِِْ َْ ٍ اََّنَج ْ ُمََِخ ْلَُرََ

ُْه ُرُْن َىََ َىَّن

ِ ا اَنَل ََِْْلاََ َْ َرُْن اَنَل ْمِمَُْۡ اَنَّبَر َنُْلَُْۡر ْمِ َِاَمْرُنِبََ ْمِدِلْرُۡ َ ْ َب َع ْ َََََسَي ٌَِْلَق ٍن ْ َشَ ِۡ ُك

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang beriman bersama dengan dia, sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mengatakan, “ Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”. (Q. S. At Tahrim [66] :8).

Orang yang berakhlak berarti ia berilmu, tapi ilmu itu tergantung orang yang memilikinya, ada yang baik dan ada yang buruk. Berarti akhlak sangat berkaitan dengan ilmu. Apabila memiliki ilmu yang baik, maka kemungkinan besar orang itu bisa berbuat kebaikan atau berakhlak dengan baik. Sebab Allah SWT sangat memperhatikan orang-orang yang berilmu, Allah memulai dangan Diri-Nya, lalu dengan malaikat setelah

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri 30

itu dengan para ahli ilmu, sungguh betapa tingginya kemuliaan, keutamaan dan kehormatan ini74.

Selain ayat-ayat di atas yamng menjelaskan tentang akhlak, tentu masih banyak ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan akhlak, baik berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan pahala yang diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu, maupun larangan berakhlak yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang-orang yang melanggarnya. Tidak diragukan lagi bahwa banyak ayat-ayat Al-Qur’an tentang akhlak ini membuktikan betapa pentingnya kedudukan akhlak di dalam Islam. Secara spesifik berikut ini ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan akhlak di antaranya sebagai berikut:

No Tema Keterangan dalam Al-Qur’an

1 Akhlak yang Berhubungan dengan Allah

a. Mentauhidkan Allah SWT. Q.S. Al-Ikhlas [112]: 1-4

b. Takwa Q.S. Al-Nisa [4]: 1

c. Berdoa Q.S. Al-Mu’minun [23]: 60 d. Dzikrullah Q.S. Al-Baqarah [2]: 152 e. Tawakal Q.S. Ali Imran [3]: 28 2 Akhlak terhadap Diri Sendiri

a. Sabar Q.S. Al-Baqarah [2]: 153

b. Syukur Q.S. Al-Nahl [16]: 14

c. Tawadhu Q.S. Luqman [31]: 18

d. Benar Q.S. Al-Taubah [9]: 119

3 Akhlak terhadap Keluarga

a. Birrul walidain Q.S. Al-Nisa [4]: 36 b. Adil terhadap saudara Q.S. Al-Nahl [16]: 90

74 Lihat al-Qur’an surat Ali-Imran:18 yang artinya,” Allah bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan melainkan Dia (Allah), yang menegakkan keadilan.para malaikat dan orang-orang berilmu (juga ikut bersaksi). Tiada tuhan melainkan Dia, yang maha perkasa lagi maha bijaksana” (QS. Ali-Imran:18).

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri 31

c. Membina dan mendidik keluarga

Q.S. Al-Tahrim [66]: 6 d. Memelihara keturunan Q.S. al-Nahl [16]: 58-59 4 Akhlak terhadap Masyarakat

a. Ukhuwah/persaudaraan Q.S. Al-Hujurat [49]: 10 b. Ta’awun Q.S. Al-Maidah [5]: 2

c. Adil Q.S. Al-Nisa [4]: 58

d. Pemurah Q.S. Ali Imran [3]: 134 e. Pemaaf Q.S. Ali Imran [3]: 159 f. Menepaati janji Q.S. Al-Isra [17]: 34 g. Musyawarah Q.S. Asy-Syura [42]: 38 h. Wasiat di dalam keluarga Q.S. Al-‘Ashr [103]: 1-3 5 Akhlak terhadap Alam

a. Memeperhatikan dan merenungkan penciptaan alam

Q.S. Ali Imran [3]: 190

b. Memanfaatkan alam Q.S. Yunus [10]: 101 c. Istighfar dan taubat Q.S. Al-Rum [30]: 30

Semua ayat di atas dekat hubungannya dengan pendidikan akhlak, dan tujuan bukanlah semata-mata menjauhkan diri dari neraka dan masuk surga, tetapi tujuan yang di dalamnya terdapat dorongan bagi kepentingan dan pembinaan akhlak yang menyangkut kepentingan masyarakat.

Masyarakat yang baik dan bahagia adalah masyarakat yang para anggotanya memiliki akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Denagan demikian Allah Swt. memberikan Keridhaan-Nya.

Dalam dokumen Akhlak tasawuf: menyelami kesucian diri (Halaman 39-43)