• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.

[3.40] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa dinyatakan:

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengannama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan olehPemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dankebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran

22

Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran.

[3.41] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa dinyatakan:

Pasal 4 ayat (1) dan (2)

(1) Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6(enam) tahun; dan

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana KerjaPemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun.

(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana KerjaPemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan denganPeraturan Desa.

Pasal 39

Penyusunan rancangan RKP Desa berpedoman kepada:

a. hasil kesepakatan musyawarah Desa;

b. pagu indikatif Desa;

c. pendapatan asli Desa;

d. rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahdaerah kabupaten/kota;

e. jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;

f. hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

g. hasil kesepakatan kerjasama antar Desa; dan

h. hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

23 Pasal 45 ayat (3)

(3) Dalam hal kepala Desa telah menyetujui rancangan RKP Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Desa menyelenggarakanmusyawarah perencanaan pembangunan Desa.

Pasal 46 ayat (1)

(1) Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunanDesa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKPDesa.

Pasal 47

(1) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisi prioritasprogram dan kegiatan yang didanai:

a. pagu indikatif Desa;

b. pendapatan asli Desa;

c. swadaya masyarakat Desa;

d. bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan

e. bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

[3.42] Menimbang bahwa terkait informasi yang dimohonkan Pemohon, mengenai Berita Acara Musrembang `Desa dan hasil putusan Musrembang desa merupakan bagian dari dokumen penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa(Musrembang) dan merupakan Lampiran dari Rancangan Peraturan Desa tentang RKP Desa setelah ditetapkan menjadi Peraturan Desa, sebagaimana diatur dalam Pasal 48 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa dinyatakan:

24 Pasal 48

(1) Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, dituangkan dalam berita acara.

(2) Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan dokumen rancangan RKP Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Rancangan RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadilampiran rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa.

(4) Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa tentang RKP Desa.

[3.43] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan pada paragraf [3.39] hingga paragraf [3.42] Majelis berkesimpulan bahwa informasi yang dimohonkan Pemohon terkait Berita Acara Musrembang Desa, dan hasil keputusan Musrembang Desa merupakan dokumen yang tak terpisahkan dari Peraturan Desa tentang Rencana Kerja Pembangunan Desa.

[3.44] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf b UU KIP menyatakan bahwa:

(1) Setiap Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi:

a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;

c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

25

d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik;

e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;

f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;

g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau

h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

[3.45] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pasal 13 ayat (1) huruf b angka 1 Perki SLIP dinyatakan bahwa:

(1) Setiap Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

b. Informasi tentang peraturan, keputusan dan/atau kebiijakan Bdan Publik yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

1. Dokumen pendukung seperti naskah akademis, kajian atau pertimbangan yang mendasari terbitnya peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

2. Masukan dari berbagai pihak atas peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

3. Risalah rapat dari proses pembetukan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

4. Rancagan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

5. Tahap perumusan peraturan, keputusan atau kebijakan tersebut.

6. Peraturan, keputusan dan/atau kebijakan yang telah diterbitkan.

[3.46] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan pada paragraf [3.43] hingga paragraf [3.45] Majelis berpendapat bahwa informasi yang dimohonkan Pemohon

26

merupakan jenis informasi yang Terbuka dan wajib disediakan dan tersedia setiap saat oleh Termohon.

[3.47] Menimbang bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan setempat yang dilakukan oleh Majelis Komisionersebagaimana di uraikan padaa paragraf [2.13] terungkap fakta bahwa Proses pengadaan LPJU Tenaga Surya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bumiayu Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar sedang dalam proses Penyidikan kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Makassar berdasarkan surat Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan yang ditujukan kepada Kepala Desa Bumiayu Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar terkait panggilan sebagai Saksi atas dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Lampu Jalan Tenaga Surya.

[3.48]] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 huruf a angka 1 UU KIP dinyatakan bahwa:

Setiap badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:

Huruf a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

Angka 1. Menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana.

[3.49] Menimbang bahwa meskipun Majelis telah menyatakan bahwa informasi yang dimohonkan pemohon merupakan jenis informasi yang terbuka dan wajib disediakan dan tersedia setiap saat sebagaimana pada paragraf [3.46] namun berdasarkan fakta yang terungkap dari hasil pemeriksaan setempat serta mempertimbangkan Pasal 17 huruf a angka 1 UU KIP maka Majelis berkesimpulan bahwa dengan menutup informasiyang dimohonkan Pemohon dapat melindungi kepentingan publik yang lebih besar dalam proses penegakan hukum dari pada membukanya , sehingga Majelis berpendapat bahwa informasi

27

yang dimohonkan Pemohon adalah informasi yang dikecualikan maka sepatutnyalah untuk tidak diberikan kepada Pemohon

4. KESIMPULAN

[4.1] Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan:

1. Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutuskan permohonan a quo.

2. Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan dalam sengketa a quo.

3. Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai Termohon dalam sengketa a quo

4. Permohonan a quo memenuhi ketentuan jangka waktu sebagaimana ditentukan UU No 14 tahun 2008 dan Perki No 1 tahun 2013.

5. Informasi yang dimohonkan Pemohon adalah Informasi bersifat dikecualikan.

5. AMAR PUTUSAN Memutuskan :

[5.1] Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Dulhaj Muchtar Mahmud selaku Ketua merangkap anggota, Andi Ishaq Abdullah dan Rahmat masing-masing sebagai Anggota, pada hari iniKamistanggal 15 November 2018 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 22 November 2018 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut diatas, dengan didampingi oleh Rosdiana sebagai Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh para pihak.

28

KETUA MAJELIS TTD

(DULHAJ MUCHTAR MAHMUD)

ANGGOTA MAJELIS TTD

( ANDI ISHAQ ABDULLAH)

ANGGOTA MAJELIS TTD

( RAHMAT)

PANITERA PENGGANTI

( Hj. ROSDIANA.B)

Untuk salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya, diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan ketentuan pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Dikeluarkan di Mamuju

Pada Tanggal : 26 November 2018 PANITERA

Dokumen terkait