TINJAUAN KECELAKAAN LALU LINTAS DIKAITKAN DENGAN PASAL 288 UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009
A. Penjabaran Pasal 288 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
2. Ayat (2) Pasal 288 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
“Setiap orang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (5) huruf b dipidana dengan Pidana kurungan paling lama (1) satu bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 250.000 ( Dua ratus lima puluh ribu rupiah).”50
Dalam ayat 2 pasal 288 ini, berisi tentang Surat Izin Mengemudi yang dikeluarkan oleh Polri kepada seseorang yang dianggap sudah cakap berkendara serta mampu bertanggung jawab atas semua tindakan nya di jalan raya.
SIM merupakan bukti yang registrasi yang sah dikeluarkan oleh pihak POLRI kepada seseorang yang telah memenuhi syarat administratif, sehat jasmani, dan rohani, memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas dan mampu berkendara dengan baik.
48 Pasal 68 ayat (2) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
49 Pasal 68 ayat (3)dan(4) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
50 Pasal 288 ayat (2) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan yang dikemudikan..51
Ada 2 jenis SIM yang berlaku di Indonesia 52 :
SIM kendaraan bermotor perseorangan
SIM kendaraan bermotor umum
Golongan SIM perseorangan berdasarkan Undang- Undang Nomor 22 tahun 2009 53;
SIM A, untuk mengemudikan mobil penumpang barang
dan perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
SIM B1, untuk mengemudikan mobil penumpang dan
barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
SIM B2, untuk mengemudikan kendaraan alat berat,
kendaraan penarik, apa kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1000 kg.
51 Pasal 77 ayat (1) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
52 Pasal 77 ayat (2) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
53 Pasal 80 Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
SIM C, untuk mengemudikan sepeda motor.
SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi
penyandang cacat.
Perysaratan permohonan SIM perseorangan menurut Undang-Undang No.22 Tahun 2009 ;54
Usia
17 tahun untuk SIM A, C, D
20 tahun untuk SIM B1
21 tahun untuk SIM B2
Administratif
Memiliki KTP
Mengisi formulir permohonan
Rumusan sidik jari
Kesehatan
Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter
Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis
Lulus Ujian
Ujian teori
Ujian praktik
Ujian keterampilan melalui simulator
54 Pasal 81 ayat (1),(2),(3),(4),(5) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
Syarat tambahan bagi setiap pengemudi kendaraan bermotor yang akan mengajukan permohonan:55
Persyaratan Usia
SIM B1 harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 bulan
SIM B2 harus Memiliki SIM B1
sekurang-kurangnya 12 bulan
Persyaratan pembuatan SIM umum menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 ;56
Persyaratan Usia
SIM A Umum 20 Tahun
SIM B1 Umum 22 Tahun
SIM B2 Umum 23 Tahun
Persyaratan Khusus
Lulus Ujian Teori
Lulus Ujian Praktik
3. Ayat (3) Pasal 288 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
“Setiap orang yang mengemudikan mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandeng, dan kereta tempelan yang tidak dilengkapi dengan surat uji berkala dan lulus uji berkala
55 Pasal 81 ayat (6) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
56 Pasal 83 ayat (1),(2),(3) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (5) huruf c dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah).”57
Di dalam ayat (3) pasal 288 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 mengatur tentang surat uji berkala dan tanda lulus uji berkala untuk mobil penumpang umum, mobil barang, kereta gandeng.
Pengujian kendaraan disebut juga uji kir adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, angkutan umum, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan. Dilaksanakan secara berkala 6 (enam) bulan sekali dalam rangka menjamin keselamatan, kelestarian lingkungan dan pelayanan umum.58
Sasaran pengujian kendaraan bermotor meliputi kegiatan memeriksa, mencoba dan meneliti diarahkan kepada setiap kendaraan bermotor wajib uji berkala secara keseluruhan pada bagian-bagian kendaraan secara fungsional dalam sistem komponen serta dimensi teknisnya baik berdasarkan ketentuan yang berlaku, jenis kendaraan yang di uji yaitu :59
57 Pasal 288 ayat (3) Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
58 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
59 Ibid, Pasal 121 Ayat (4)
Sepeda motor
Mobil penumpang
Mobil bus
Mobil barang
Kendaraan bermotor yang wajib uji berkala untuk memenuhi ambang batas laik jalan yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan meliputi:60
Sistem rem
Sistem kemudi
Posisi roda depan
Badan dan kerangka kendaraan
Pemuatan
Klakson
Lampu-lampu
enghapus kaca
Kaca Spion
Ban
Emisi gas buang
Kaca depan dan kaca jendela
60 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
Alat pengukur kecepatan
Sabuk keselamatan
Perlengkapan dan peralatan.
Manfaat pengujian kir sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan yaitu :61
Mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kendaraan lalu lintas, kebakaran, pencemaran lingkungan dan kerusan-kerusakan berat pada waktu pemakaian.
Memberikan informasi kepada masyarakat pengusaha tentang
daya angkut yang diizinkan, muatan sumbu terberat serta kelas jalan terendah yang dapat dilalui sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan jalan di jembatan.
Memberi saran-saran perbaikan kepada pengusaha/pemilik kendaraan bermotor.
Menginformasikan kelemahan-kelemahan terhadap produksi
tertentu untuk langkah penyempurnaan khususnya bagi produsen atau agen tunggal pemegang merek.
Menyajikan data kuantitatif tentang potensi angkutan, baik
angkutan penumpang maupun angkutan barang dalam hubungan dengan pembinaan angkutan secara umum.
61 Penjelasan Pasal 121 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012
B. Kecelakaan Lalu Lintas