• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

V. B. Diskusi

Hasil perhitungan dengan menggunakan Teknik Korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai rxy  0.457 dengan nilai p  0.00, yang berarti hasil penelitian ini mendukung hipotesa penelitian yaitu terdapat “hubungan positif antara kepuasan body image dengan harga diri pada remaja putri.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Santrock (1998) yang menyatakan bahwa persepsi terhadap penampilan fisik atau disebut juga dengan body image merupakan komponen penting dalam harga diri global remaja. Demikian pula dengan Guinn et al. (dalam Kaplan, 2000) yang mengatakan bahwa bagian yang penting dari harga diri seseorang pada masa remaja ditentukan oleh body image.

Wade & Travis (1998) menyatakan bahwa body image pada masa remaja tampaknya lebih penting dan lebih berpengaruh pada perkembangan konsep diri (self concept) dan harga diri (self esteem) pada remaja putri dibandingkan dengan remaja putra. Remaja putri lebih sering mengalami masalah dan merasa tidak puas dengan body imagenya daripada remaja putra. Ketidakpuasan terhadap tubuh merupakan keyakinan individu bahwa penampilannya tidak memenuhi standar pribadinya, sehingga ia menilai rendah tubuhnya. Hal ini lebih lanjut dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap harga diri yang rendah, depresi, kecemasan sosial dan menarik diri dari situasi sosial, serta mengalami disfungsi seksual (Cash & Grant dalam Thompson, 1996)

Remaja putri meyakini bahwa penampilan fisik adalah bagian terbesar dari harga diri mereka dan tubuh mereka merupakan sense of self. Apabila individu merasa puas dengan penampilannya maka individu juga cenderung merasa puas dengan diri mereka (American Association of University Women, dalam Steese, 2006).

Sumbangan dari kepuasan body image terhadap harga diri remaja putri adalah sebesar 21 % (R-Square  21 %), hal ini menunjukkan 21 % harga diri remaja putri dipengaruhi oleh kepuasan body image. Selain itu terdapat faktor-faktor lain selain kepuasan body image yang mempengaruhi harga diri seseorang.

Beberapa hal yang mempengaruhi harga diri selain kepuasan body image adalah faktor penerimaan dari significant others, status dan posisi individu dalam kehidupannya, nilai dan aspirasi, serta cara individu merespon penilaian orang lain. Selain itu faktor keberhasilan pada bidang-bidang yang dianggap penting

bagi individu seperti dalam bidang akademik, keterampilan fisik atau olahraga, dan penerimaan sosial juga turut mempengaruhi harga diri individu (Fredricks & Eccles dalam Shaffer, 2005). Secara umum, harga diri yang tinggi didapat ketika remaja berhasil dalam bidang yang dianggap penting bagi dirinya, sedangkan bila ia gagal dalam bidang yang baginya tidak penting maka harga diri yang rendah tidak akan muncul (James dalam Dacey & Kenny, 1997).

Berdasarkan kategorisasi data hipotetik harga diri, maka diperoleh 122 orang (73.5 %) dari 166 orang remaja putri memiliki harga diri yang sedang. Artinya rata-rata sampel penelitian yaitu remaja putri yang berusia 15-18 tahun memiliki harga diri yang sedang.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Cairns et al. (dalam Kaplan, 2000) yang menyatakan bahwa remaja khususnya remaja putri dilaporkan memiliki harga diri yang rendah selama masa remaja tengah dan akhir. Pendapat tersebut didukung oleh G. Stanley Hall (dalam Santrock, 1998) menyatakan bahwa pada umumnya remaja memiliki harga diri yang rendah karena masa remaja disebut juga sebagai periode “storm and stress”. Bagi beberapa remaja awal, meninggalkan bangku SD dan memasuki dunia yang lebih luas yakni SMP dan SMA dimana sebagai individu yang paling muda dan hanya memiliki sedikit kemampuan membuat harga dirinya menurun untuk sementara (Harter dalam Sigelman, 2003).

Namun demikian penurunan harga diri ini tidak berdampak pada semua remaja. Kebanyakan remaja tidak mengalami penurunan harga diri yang signifikan, akan tetapi timbul harga diri yang agak lebih tinggi daripada yang

mereka miliki pada awalnya (Trzesniewski dkk dalam Sigelman, 2003). Mereka meninjau kembali konsep diri mereka, dan berasumsi bahwa mereka memiliki kesempatan untuk merasa kompeten pada area-area yang dianggap penting bagi mereka dan adanya penerimaan dan dukungan dari orang tua, teman sebaya, dan orang lain yang mereka anggap berarti dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan kategorisasi data hipotetik kepuasan body image, maka diperoleh 142 orang (85.5 %) dari 166 orang remaja putri berusia 15-18 tahun yang merupakan sampel penelitian memiliki kepuasan body image yang sedang. Artinya rata-rata sampel penelitian memiliki kepuasan body image yang sedang.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Levine dan Smolak (dalam Cash, 2002) yang menyatakan bahwa remaja putri lebih sering mengalami masalah dan merasa tidak puas dengan body imagenya daripada remaja putra. Remaja putri banyak yang merasa tidak puas dengan berat dan bentuk tubuh mereka. Ketidakpuasan terhadap tubuh pada wanita merefleksikan adanya keinginan memiliki tubuh yang langsing (Cash & Grant dalam Thompson, 1996). Basow (2002) menegaskan bahwa kegemukan atau obesitas merupakan sesuatu hal yang remaja putri takuti. Namun demikian beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja putri merasa puas dengan penampilan mereka. Hal ini disebabkan karena baik pada remaja putra maupun putri, status sosial ekonomi yang tinggi berhubungan dengan kepuasan body image (Gruber, ddk dalam Owen, 2002).

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan body image dengan harga diri remaja putri berdasarkan usia, kecuali usia, kecuali usia 18 tahun. Untuk usia 15 tahun menunjukkan

korelasi sebesar rxy  0.632 dengan nilai   0.000 (0.05 ) dan untuk usia 16 tahun menunjukkan korelasi sebesar rxy  0.295 dengan nilai   0.036 ( 0.05) dan untuk usia 17 tahun menunjukkan korelasi sebesar rxy 0.402 dengan nilai   0.000 (0.05), sedangkan pada usia 18 tahun menunjukkan korelasi sebesar rxy

 0.400 dengan nilai  0.088 (0.05).

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rossenberg (dalam Dacey & Kenny, 1997) yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia individu tentu saja akan mempengaruhi perubahan harga dirinya, selain itu Coopersmith (1967) menambahkan bahwa kedewasaan yang biasanya seiring dengan bertambahnya usia akan mempengaruhi harga dirinya kearah yang lebih baik. Adanya hasil penelitian yang tidak sesuai dengan pendapat ahli ini, kemungkinan disebabkan karena keterbatasan sampel penelitian yaitu remaja putri yang berusia 18 tahun. Oleh karena itu mungkin dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh.

V.C. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diberikan peneliti untuk lebih menyempurnakan hasil maupun penelitian lanjutan, yaitu antara lain:

1. Saran Metodologis

a. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh tentang harga diri belum tergali secara mendalam, oleh sebab itu peneliti menyarankan untuk melengkapi metode pengambilan data

dengan menggunakan metode observasi dan wawancara untuk memperkaya hasil penelitian.

b. Proses pembuatan alat ukur dalam penelitian ini masih memiliki kelemahan dalam hal isi, oleh sebab itu untuk penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperhatikan dan memperkuat content validity . c. Memperluas penelitian tidak hanya pada remaja putri yang berada

pada masa remaja tengah (15-18 tahun), tetapi untuk seluruh remaja yaitu remaja awal dan remaja akhir serta wanita dewasa awal karena pada dewasa awal salah satu tugas perkembangan individu adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Wanita menerima tekanan dari masyarakat untuk selalu tampil menarik. Sebagai akibatnya, wanita belajar melalui pengalaman untuk menyamakan daya tarik fisik dengan harga diri. Wanita diajarkan untuk meyakini bahwa ia bertanggungjawab terhadap kesuksesan dalam hubungan dengan lawan jenis. Melalui pengalaman sosialnya (yang didapat dari media massa, rekan-rekan maupun keluarga), wanita diajarkan untuk menghubungkan kesuksesan dalam hubungan interpersonal dengan daya tarik fisik.

d. Mengontrol faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga diri pada remaja putri, seperti status dan kedudukan individu, prestasi yang telah diraih pada bidang yang dianggap penting.

2. Saran Praktis

a. Bagi para remaja putri

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang adalah bagaimana ia menilai dirinya sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai penilaian diri yang baik, remaja harus mengembangkan harga dirinya melalui kegiatan atau bidang yang dianggap penting bagi dirinya. Dengan begitu remaja putri dapat mengembangkan harga diri yang baik tanpa harus menyesali keadaan dirinya yang lain yang dianggap kurang kompeten. Para remaja putri tidak perlu merasa malu apabila dia atau orang lain menilai penampilan fisiknya kurang ideal atau kurang menarik. Remaja putri dapat menentukan sendiri kecakapannya dan akhirnya menemukan penilaian yang baik tentang dirinya dengan lebih giat lagi menggali potensi yang ada pada dirinya.

b. Bagi orang-orang di sekitar remaja putri

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi harga diri remaja adalah keberadaan significant others. Bagi orang-orang di sekitar remaja putri khususnya orang tua, diharapkan mampu membina putrinya untuk mengembangkan harga diri yang baik dengan cara memberikan mereka kasih sayang yang tulus, memperhatikan hal-hal atau bidang-bidang yang dianggap penting bagi mereka sehingga dapat mendukung mereka dalam mengembangkan dirinya pada bidang tersebut, dan mendukung mereka dalam mengembangkan segala kreativitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2000). Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Afiatin, I. & Martaniah, S. M. (1998). Peningkatan kepercayaan diri remaja melalui konseling kelompok. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Azwar, S. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron & Byrne. (1994). Social Psychology : Understanding Human Interaction

(6th edition). USA: Needham Heights Allyn & Bacon Inc.

Baron, R. A., Byrne, D. (1997). Social Psychology. Boston : Allyn & Bacon Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial (edisi 10). Jakarta : Penerbit

Erlangga

Basow, A. Susan. (1992). Gender: stereotypes and roles (3rd ed). California : Brooks Publishing Company

Branden, N. (1981). The psychology of Self Esteem, A New Concept of Man’s Psychology Nature. Toronto : Bantam Books

Carsini, Ray. (2002). The dictionary of psychology. USA : Brunner-Rout ledge Cash, F. Thomas. (1999). Body image, development, deviance, and change. New

York : The Guilford Press

Coob, J. Nancy. (1995). Adolescence: continuity, change, and diversity (2nd ed). California : Mayfield Publishing Company

Coopersmith, S. (1967). The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco : W. H. Freeman & Company

Craig, J. Grace. (1990). Human Development (4th ed). New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Dacey, J. & Kenny Maureen. (1997). Adolescent development (2nd ed). USA : Brown and Benchnart Publisher

Dacey & Travers. (2002). Human Development Across the Life Span. USA : Mc. Graw Hill

Frey, D & Carlock, C. J. (1987). Enhancing Self Esteem. Ohio : Accelerated Development

Hadi, Sutrisno.(2000). Metodologi Research 1-4. Yogyakarta : Penerbit Andi Harter, Susan. (1996). Historical Roots of Contemporary Issues Involving Self

concept. Dalam Bruce A Bracken (editor). Handbook of Self concept. New York : John Willey & Sons

Hill, Andrew, J., Oliver S., & Rogers P.J., (1992). The Rise of Dieeting in Chilhood and Adolescence. British Journal of Clinical Psychology, Vol.31. 95-105

Hogg, S. (2001). Group Process : Handbook Of Social psychology. USA : Blacwell Publishers.

Hurlock, Elizabeth. (1999). Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Jones, D.C. (2001). Social Comparison and body image: Attractiveness comparison to models and peers among adolescent girls and boys-Statistical Data Included. Sex Roles : A Journal of Research Online. http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_2001_nov/ai_87080429/p rint. Tanggal akses : 24 Maret 2007

Kaplan, Paul S., (2000). A Child Odyssey, Child & Adolescent Development (3rd ed). USA : Wadsworth Thomson Learning.

Maslow, A. (1987) Motivation and Personality. New York : Harper Inc.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (2001). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : GMUP

Newman & Newman. (2006). Development Through Life, A Psychosocial Approach (9th edition). USA : Thomson Wadsworth

Papalia, E. Diane., Olds, W.S. Feldman D.R. (2001). Human Development (8th edition). New York : Mc Graw Hill, Inc.

Powers, P.D., & Erickson, M.T. (1989). The Body and the self. London : The MIT Press.

Rice, F.P. (1999). The Adolescent: Development, Relationship, and Culture (9th edition). Boston : Allyn & Bacon

Santrock, J. W. (2001). Adolescence: perkembangan remaja (Edisi Ke-6). Jakarta : Penerbit Erlangga

Santrock, J. W. (1998). Adolescence (7th edition). New York : Mc Graw Hill Sarwono, W. Sarlito. (2001). Psikologi remaja. Edisi Satu. Cetakan keenam.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Secord. S., & Jourard, S. (1998). Body image disturbance: Assesment and Treatment. USA : Pergamon Press

Shaffer, R, David. (2005). Social and personality development (5 th ediion). USA : Thomson Learning Inc.

Small, Kelly. (2001). Addressing body image, Self Esteem, and Eating Disorder.

A Peer Review Journal. Online.

http://www.ucalgary.ca/~egallery/volume2/small.html. Tanggal akses : 13 April 2007

Steese, Stephanie. (2006). Understanding girls' circle as an intervention on perceived social support, body image, self-efficacy, locus of control, and

self-esteem. A Journal of Research. [Online].

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1033920491&sid=1&Fmt=4&clien tId=63928&RQT=309&VName=PQD. Tanggal akses : 13 April, 2007 Sukadji, S., & Singgih, E.E. (2001). Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta :

Indonesia University Press

Suryabrata, S. (1993). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Tambunan, Raymond, Psi. Harga Diri Remaja [Online]. Jakarta : e-psikologi.com

Tanggal akses: 20 Februari 2007

Thompson, J.K., Heinberg, C.J., Altabe, M., & Tan Heff-Dunn, S. (1999). Exacting beauty : theory, assessment, and treatment of body image disturbance. Washington, DC: American Psychological Association

Thompson, J.K. (1996). Body images, eating disorders, and obesity : An integrative guide for assessment and treatment. Washington, DC : American Psychological Association

Tjahningsih dan Sartini Nuryoto. (1994). Harga Diri Remaja yang Bertempat Tinggal di dalam Lingkungan Kompleks Pelacuran dan Luar Lingkungan Kompleks Pelacuran. Jurnal psikologi Tahun XXI. No:2. Yogyakarta : UGM

Wade, Carole., & Travis, C. (1998). Psychology (5th ed). USA : Addison-Wesley Education Publishers, Inc.

Wayne & Margareth. (2006) Psychology Applied to Modern Life. USA : Thomson Learning Inc.

Dokumen terkait