• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Potensi Adversity Quotient (AQ)/Ketahan Malangan

Dalam dokumen BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV (Halaman 40-43)

Potensi ketahanmalangan sangat erat dengan potensi kreatifitas dan inovasi. Mengapa? Apakah potensi ketahan malangan itu? Dan bagaimanakah ciri-ciri individu yang

Bahan Ajar Diklatpim IV 35

Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung. Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai seorang dokter bedah di Indonesia dilakukan saat mengoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, Lie juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka (bedah di mana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka untuk diperbaiki). Bedah semacam ini melawan arus karena butuh peralatan yang lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam operasi skala besar. Tahun 1992, Lie akhirnya sukses melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta.

Jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit. Kesadaran ini menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (yang juga aktivis Mei 1998) mendirikan sebuah organisasi nirlaba di bidang kemanusiaan dengan nama doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli—sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika medis. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi) di Pulau Kei, Maluku Tenggara. Dr Lie Darmawan

tidak pernah lupa kata-kata Ibunya sejak kecil yang ia pegang terus sampai ia berhasil menjadi dokter dengan keahlian empat spesialis bedah

.

"Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar

kamu berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak

punya uang untuk membeli beras".

Inspirasi ini melekat kuat dalam benak Lie. Bersama DoctorSHARE, Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam RSA dilakukan dengan cuma-cuma. Dari koceknya, ia mewujudkan mimpi yang muskil, membangun rumah sakit apung. Kemudian berlayarlah Lie Dharmawan mengunjungi pulau-pulau kecil di Nusantara, mengobati ribuan warga miskin yang tak memiliki akses pada pelayanan medis. Tujuan didirikannya RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia. Rumah Sakit Apung milik dr. Lie hanyalah sebuah kapal sederhana yang terbuat dari kayu, yang di dalamnya disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang diperuntukkan untuk merawat pasien-pasien inap ataupun

dengan tidak terburu-buru mengelompokkan pada kategori benar dan salah.

Di sisi lain, berpikir lateral menunjukkan bahwa pemecah masalah dengan cara mengeksplorasi berbagai pendekatan solusi yang menantang, bukan sekedar menerima solusi umum yang tampaknya paling potensial. Dalam hal ini Edward De Bono sendiri tidak bertentangan dengan pemikiran vertikal, ia melihat berpikir lateral sebagai proses yang melengkapi sehingga membuat solusi lain lebih kreatif. Perbedaan antara berpikir lateral dan berpikir vertikal dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain alternatif (memikirkan banyak cara di luar pendekatan yang jelas), nonsequentiality (melompat keluar dari kerangka referensi atau bekerja dari beberapa titik dan menghubungkan mereka bersama-sama), proses seleksi (berpikir di luar perkembangan logis ke jalur yang mungkin tampak salah) dan perhatian (pergeseran dalam fokus perhatian langsung).

De Bono tidak sendirian dalam menggambarkan berbagai cara berpikir lateral yang kreatif. MenurutDe Bono mengidentifikasi empat faktor penting yang terkait dengan berpikir lateral:

1) Mengidentifikasi ide dominan dan polarisasi masalah, 2) Mengenali ide dominan dan polarisasi persepsi masalah, 3) Mencari cara yang berbeda untuk melihat sesuatu,

4) Relaksasi pengendalian berpikir kaku, dan penggunaan kesempatan untuk mendorong ide-ide lain. Faktor terakhir ini

48 Pengenalan Potensi Diri

menurut Edward de Bono Lateral thinking is for the solution of problems through an indirect and creative approach. Lateral thinking is about reasoning that is not immediately obvious and about ideas that may not be obtainable by using only traditional step-by-step logic. (wikipedia.org/wiki/wiki/lateral thinking , diakses tanggal 12 September 2014).

Edward De Bono membedakan 2 (dua) cara berpikir yakni berfikir lateral dan berpikir vertikal. Berpikir vertikal adalah cara berpikir yang tradisional atau logis. Berpikir vertikal melihat solusi melalui pandangan yang wajar dari masalah atau situasi dan bekerja melalui itu, umumnya dalam jalur yang paling biasa terpilih (umum). alat ada informasi baru atau masalah yang muncul kita terbiasa memprosesnya dengan melakukan analisa.. Sedangkan berfikir lateral mengabaikan kebenaran yang harus hadir sepanjang proses analisa, cara berpikir lateral atau horisontal membolehkan kita untuk melakukan kesalahan. Proses yang membolehkan kesalahan berlangsung dimaksudkan untuk mencari pola baru dari pola baku yang sudah ada, mencari solusi non-dogmatis terhadap problem yang dihadapi, membuat jalan atau peta baru dalam suatu proses, menerobos pemikiran lama untuk menemukan kesegaran pemikiran baru serta membangun paradigma baru. Dengan kata lain proses berpikir lateral yang menantang membolehkan ‘kesalahan’ akan menghasilkan sesuatu yang kreatif. Artinya setiap kemungkinan diperbolehkan hadir

Bahan Ajar Diklatpim IV 37

pasien-pasien pasca operasi. Sehingga dr. Lie dianggap sebagai dokter gila, karena keberaniannya menggunakan kapal kayu mengarungi pelosok negeri ini untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan kesehatan segera

Jadilah pribadi yang inovatif.

Jangan pedulikan orang lain yang menganggap sebelah mata

terhadap upaya yang Anda lakukan.

Meskipun anjing menggonggong kafilah tetaplah berlalu. Tetaplah berkreasi, jangan pernah menyerah” (anonim)

38

BAB IV

IDENTIFIKASI POTENSI DIRI YANG RELEVAN DENGAN

Dalam dokumen BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV (Halaman 40-43)

Dokumen terkait