• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Rakyat tidak akan bisa berdaulat jika sistem politik yang berlaku adalah

Dalam dokumen AD ART Serikat Petani Indonesia (Halaman 141-145)

sistem politik demokrasi liberal. Dalam hal ini sistem kepartaian, rekruitmen politik dan deal-deal politik yang liberal, serta dukungan sistem pers yang juga liberal. Keseluruhan sistem politik ini juga hanya akan dikuasai oleh segelintir pihak belaka: monopoli dan/atau oligopoli

penguasa dan pemilik modal yang bisa mengendalikan sistem politik liberal dengan politik uang (money politics).

c. Kedaulatan rakyat akan bisa tegak jika dan hanya jika ada gerakan rakyat yang kuat untuk menegakkan kedaulatan rakyat; gerakan rakyat yang bersatu dari massa aksi dan melakukan aksi-aksi massa untuk merebut kekuasaan; baik dalam format gerakan sosial atau menuju gerakan politik—atau dalam format organisasi massa maupun partai politik

Dalam pandangan SPI sebagai wadah perjuangan kaum tani nasional, musuh terbesar dari tidak terwujudnya kedaulatan di tangan rakyat di negeri ini adalah globalisasi-neoliberal secara ekonomi-politik. Sebagai organisasi terdepan dalam perjuangan melawan neokolonialisme-imperialisme, untuk hal tersebut tidak bisa tidak kaum tani Indonesia mesti bersatu untuk bergerak melawan. Dan perjuangan ini haruslah dalam kerangka ekonomi-politik-sosial-budaya sebagai berikut:

a) Terjadinya perombakan, pembaruan, pemulihan, dan penataan pembangunan ekonomi nasional dan internasional, agar tercipta peri kehidupan ekonomi petani, rakyat, bangsa, dan negara yang mandiri, adil dan makmur, secara lahir dan batin, material dan spiritual; baik dalam kebijakan maupun dalam kenyataan hidup sehari-hari.

b) Bahwa peri kehidupan ekonomi yang mandiri, adil dan makmur tersebut hanya dapat dicapai jika terjadi tatanan agraria yang adil dan beradab. c) Tatanan agraria yang adil dan beradab tersebut hanya dapat terjadi jika

dilaksanakan Pembaruan Agraria Sejati oleh petani, rakyat, bangsa, dan negara. Pelaksanaan Pembaruan Agraria Sejati diejawantahkan dalam UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960. Pembaruan agraria sejati yang dimaksud adalah perombakan dan perubahan struktur sosial masyarakat, khususnya kaum tani yang berhubungan dengan kepemilikan, peruntukan, penggunaan, distribusi dan pengolahan sumber-sumber agraria yang meliputi bumi, air dan ruang angkasa serta segala yang terkandung di dalamnya guna tersedianya sumber daya bagi kaum tani untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial.

d) Terjadinya perombakan, pembaruan, pemulihan, dan penataan model pembangunan politik nasional dan internasional, agar tercipta peri kehidupan politik yang bebas, mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mampu memajukan kesejahteraan umum, sanggup mencerdaskan kehidupan bangsa, dan sanggup untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia.

e) Peri kehidupan politik tersebut hanya dapat dicapai jika rakyat berdaulat secara politik baik dalam kebijakan maupun dalam kenyataan hidup sehari-hari.

f) Kedaulatan politik rakyat tersebut hanya dapat dicapai jika petani berdaulat secara politik baik dalam kebijakan maupun dalam kenyataan hidup sehari-hari.

g) Terjadinya perombakan, pembaruan, pemulihan, dan penataan model pembangunan kebudayaan nasional dan internasional, agar tercipta peri kehidupan budaya yang berkemanusiaan, adil, dan beradab.

h) Peri kehidupan kebudayaan tersebut hanya dapat dicapai jika petani, rakyat, bangsa, dan negara mengembangkan kebudayaan yang berkepribadian, mempunyai harkat, martabat, dan harga diri baik dalam kebijakan maupun dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam pergaulan nasional dan internasional.

Keseluruhan dari delapan kerangka inilah yang menjadi pegangan kami untuk merebut kembali kedaulatan rakyat hingga terwujudlah kedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.

Maka dari itu, kami petani Indonesia menyatakan resolusi sebagai berikut:

1. Kami petani Indonesia, akan terus berada di bagian terdepan perjuangan rakyat melawan penjajahan baru atau neokolonialisme-imperialisme. Neokolonialisme-imperialisme ini berwujud dalam kebijakan dan praktek sehari-hari globalisasi-neoliberal yang terus menihilkan kedaulatan rakyat di negeri kami sendiri.

2.

Kami petani Indonesia, menolak cara pandang ekonomi-politik Indonesia

yang berkarakter kolonial, ekonomi-politik yang semakin menihilkan kedaulatan rakyat di negeri kami sendiri, dengan karakteristik (i) Memposisikan perekonomian Indonesia sebagai pemasok bahan mentah bagi industri negara-negara maju; (ii) Dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai pasar produk industri negara-negara maju—bahkan dumping produk murah; dan (iii) Dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai tempat untuk memutar kelebihan kapital yang terdapat di negara-negara maju.

3. Kami petani Indonesia, menuntut cara pandang ekonomi-politik Indonesia yang kami nyatakan sebagai ekonomi nasional, atau ekonomi Indonesia merdeka, atau ekonomi kerakyatan. Cara pandang kami ini adalah perwujudan koreksi total terhadap karakteristik ekonomi-politik kolonial yang menihilkan kedaulatan rakyat.

4. Kami petani Indonesia, menolak sistem politik Indonesia yang meminggirkan kedaulatan rakyat di negeri kami sendiri. Sistem politik Indonesia yang berwujud dalam praktek demokrasi liberal hanya menguntungkan segelintir pihak yang berkuasa dan pemilik modal, dan membuka kesempatan yang memiliki modal berkuasa apalagi dengan pemerintahan, sistem kepartaian, pemilu dan pers yang liberal.

5. Kami petani Indonesia, menuntut dipraktekkannya sistem politik Indonesia yang menegakkan kedaulatan rakyat. Kami akan terus berjuang untuk mewujudkan sistem politik yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mampu memajukan kesejahteraan umum, sanggup mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan sanggup untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mewujudkannya kami akan terus menggelorakan perjuangan gerakan rakyat yang kuat, yaitu massa aksi yang melakukan aksi-aksi massa.

6. Kami petani Indonesia, akan bersatu dengan gerakan rakyat yang lain untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan terus mengorganisasikan massa aksi untuk melakukan aksi-aksi massa; baik dalam format gerakan sosial maupun gerakan politik—atau dalam format organisasi massa maupun partai politik.

Demikian resolusi ini kami nyatakan dengan tegas dan sebenar-benarnya, sehingga seluruh rakyat harus dapat memahami dan melaksanakannya sesegera mungkin. Kami kaum tani Indonesia akan terus berjuang sampai resolusi ini berhasil dilaksanakan.

Wonosobo, 5 Desember 2007 Serikat Petani Indonesia (SPI)

PANDANGAN SIKAP DASAR

Dalam dokumen AD ART Serikat Petani Indonesia (Halaman 141-145)