• Tidak ada hasil yang ditemukan

ulama, merupakan dalil bahwa kalam Allah itu bukan makhluk, karena meminta perlindungan kepada makhluk itu syirik.Keempat:Doa ini sangat utama walaupun singkat.Kelima:Sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan dunia, baik dengan menolak kejahatan atau mendatangkan keberuntungan, tidak berarti sesuatu itu tidak termasuk syirik.

Bab Istigasah dan Doa kepada Selain Allah Adalah

Syirik

Firman Allah -Ta'ālā-, «Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu; jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang zalim (musyrik).Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.» [QS. Yūnus: 106-107].Juga firman-Nya, «Maka mintalah rezeki itu kepada Allah dan sembahlah Dia (saja) serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu sekalian dikembalikan.» [QS. Al-'Ankabūt: 17].Juga firman-Nya, «Dan tiada yang lebih sesat daripada orang yang memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Allah, yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari Kiamat dan sembahan-sembahan itu lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka.Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari

pemujaan mereka.»[QS. Al-Aḥqāf: 5-6].Juga firman-Nya, «Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang-orang yang dalam kesulitan di saat ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi khalifah di bumi? Adakah sesembahan (yang hak) selain Allah?!» [QS. An-Naml: 62].Imam Aṭ-Ṭabarāniy -dengan menyebutkan sanadnya- meriwayatkan, Pernah ada pada zaman Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mukmin, maka salah seorang di antara orang mukmin berkata, «Marilah kita bersamasama beristigasah (memohon perlindungan) kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- supaya dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini.» Ketika itu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab,

«Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai perlindungan.»

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

Pertama:Penyebutan lafal doa setelah istigasah merupakan bentuk penyebutan kata yang umum setelah yang khusus; karena doa lebih umum maknanya daripada istigasah.Kedua:Penjelasan tentang ayat: «Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu.» Ketiga:Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik besar.Keempat:Orang yang paling saleh sekali pun jika melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati orang lain, maka ia termasuk golongan orang-orang yang zalim (musyrik).Kelima:Penjelasan tentang ayat yang kedua.Keenam:Meminta perlindungan kepada selain Allah tidak dapat mendatangkan manfaat duniawi, di samping perbuatan itu termasuk perbuatan kafir.Ketujuh:Penjelasan tentang ayat yang ketiga.Kedelapan:Meminta rezeki itu hanya kepada Allah, sebagaimana halnya meminta surga hanya kepada-Nya.Kesembilan:Penjelasan tentang ayat yang keempat.Kesepuluh:Tidak ada orang yang lebih sesat daripada orang yang berdoa kepada selain Allah.Kesebelas:Sesembahan selain Allah tidak merasa dan tidak tahu kalau ada orang yang memohon kepadanya.Kedua

33 KITAB TAUHIDHak belas:Sesembahan selain Allah akan benci dan marah kepada orang yang memohon kepadanya pada hari Kiamat.Ketiga belas:Permohonan ini dianggap ibadah kepada sesembahan selain Allah.Keempat belas:Pada hari Kiamat, sesembahan selain Allah itu akan mengingkari ibadah yang ditujukan kepada mereka.Kelima belas:Permohonan kepada selain Allah inilah yang menyebabkan seseorang menjadi orang yang paling sesat.Keenam belas:Penjelasan tentang ayat yang kelima.Ketujuh belas:Satu hal yang sangat mengherankan adalah adanya pengakuan dari para penyembah berhala bahwa tidak ada yang dapat mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan kecuali Allah. Sebab itu, ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit, mereka memohon kepada-Nya dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.Kedelapan belas:Hadis di atas menunjukkan tindakan preventif yang dilakukan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk melindungi ketauhidan, dan etika sopan santun beliau kepada Allah.Bab Firman Allah -Ta'ālā-, «Apakah mereka mempersekutukan (Allah) dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun?!Sedangkan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada mereka, dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.» [QS. Al-A'rāf: 191-192].Firman-Nya: «Dan sesembahan-sesembahan yang kalian memohon kepadanya selain Allah, tidak memiliki apa-apa walaupun setipis kulit ari.Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak akan mendengar seruanmu itu; kalau pun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu; dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari kesyirikanmu, dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.» [QS.Fāṭir: 13-14].Dalam Aṣ-Ṣaḥīḥ, diriwayatkan dari Anas bin Mālik, ia berkata,Ketika perang Uhud Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terluka kepalanya, dan pecah gigi gerahamnya, maka beliau bersabda, «Bagaimana akan beruntung suatu kaum yang melukai Nabinya?!» Kemudian turunlah ayat: «Tak ada hak apa pun bagimu dalam urusan mereka itu.»[QS. Āli 'Imrān: 28].Dalam Aṣ-Ṣaḥīḥ juga, diriwayatkan dari Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, bahwa ia

mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membaca doa ketika beliau berdiri dari rukuk pada rakaat yang terakhir dalam salat Subuh,

«Allāhumma il'an fulānan wa fulānan (Ya Allah! Laknatilah si polan dan si polan). «Itu beliau baca setelah membaca,» Sami'allāhu li man ḥamidah, rabbanā walakal-ḥamdu.» Setelah itu turunlah firman Allah:» Tak ada hak apa pun bagimu dalam urusan mereka itu.» [QS. Āli 'Imrān: 28].Dalam riwayat yang lain: Beliau mendoakan kebinasaan atas Ṣafwān bin Umayyah, Suhail bin 'Amr, dan Al-Ḥāriṡ bin Hisyām. Maka turunlah ayat: «Tak ada hak apa pun bagimu dalam urusan mereka itu.» [QS. Āli 'Imrān: 28].Dalam Aṣ-Ṣaḥīḥ juga, diriwayatkan dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Ketika diturunkan kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- firman Allah:

«Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.»[QS. Asy-Syu'arā`: 214]. Lantas beliau berdiri dan bersabda, «Wahai kaum Quraisy! Tebuslah diri kamu sekalian (dari siksa Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya). Sedikit pun aku tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Allah untuk kalian. Wahai 'Abbās bin 'Abdul-Muṭṭalib! Sedikit pun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu di hadapan Allah. Wahai Ṣafiyyah, bibi Rasulullah! Sedikit pun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu di hadapan Allah nanti. Wahai Fāṭimah binti Rasulullah! Mintalah kepadaku apa saja yang kau kehendaki, tapi sedikit pun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu di hadapan Allah nanti.»

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

Pertama:Penjelasan tentang kedua ayat tersebut di atas.Kedua:Kisah perang Uhud.Ketiga:Rasulullah, pemimpin para rasul, dalam salat Subuh telah membaca kunut sedang para sahabat di belakangnya mengamini.Keempat:Orang-orang yang beliau doakan agar Allah membinasakan mereka adalah orang-orang kafir.Kelima:Mereka telah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang-orang kafir yang lain, antara lain melukai kepala Rasulullah, berupaya untuk membunuh beliau, serta mengoyak-koyak tubuh para korban yang terbunuh, padahal yang terbunuh itu adalah sanak famili mereka.Keenam:Dalam peristiwa itulah

35 KITAB TAUHIDHak Allah menurunkan firman-Nya kepada beliau: «Tak ada hak apa pun bagimu dalam urusan mereka itu.» Ketujuh:Firman Allah, «Atau Dia menerima tobat mereka, atau menyiksa mereka» , terbukti di kemudian hari ketika Allah menerima tobat sebagian mereka; dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam, dan menjadi orang-orang yang beriman.Kedelapan:Dianjurkannya melakukan kunut nazilah.Kesembilan:Boleh menyebutkan nama orang-orang yang didoakan kebinasaan beserta nama orang tua mereka dalam salat.Kesepuluh:Boleh melaknat orang kafir tertentu di dalam kunut.Kesebelas:Kisah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika diturunkan kepada beliau firman Allah, «Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.» Kedua belas:Kesungguhan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam hal ini, sehingga beliau melakukan sesuatu yang menyebabkan dirinya dituduh gila; ini sama halnya apabila dilakukan oleh orang mukmin pada masa sekarang.Ketiga belas:Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memperingatkan keluarganya yang paling jauh kemudian yang terdekat dengan sabdanya, «Sedikit pun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu di hadapan Allah nanti ...» Sampai beliau bersabda,» Wahai Fāṭimah putri Muhammad! Aku tidak bisa berbuat apa pun untukmu di hadapan Allah nanti.»

Jika (kita telah mengetahui) beliau sebagai pemimpin para rasul telah berterus-terang tidak bisa membela putrinya sendiri yang merupakan pemimpin kaum wanita di jagat raya ini, dan kita juga mengimani bahwa apa yang beliau katakan itu benar; lalu kita membandingkannya dengan apa yang terjadi pada diri kaum khawāṣ (para tokoh yang dikultuskan) dewasa ini, maka akan tampak bagi kita, bahwa tauhid ini sudah ditinggalkan, dan tuntunan agama sudah menjadi asing.

Bab Firman Allah -Ta'ālā-, «Sehingga apabila telah