• Tidak ada hasil yang ditemukan

Firman Allah -Ta'ālā-, «Dan siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.»[QS. At-Tagābun: 11].

«Dan siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.»

[QS. At-Tagābun: 11].

Alqamah berkata (tentang makna orang beriman dalam ayat ini),

«Yaitu: orang yang ketika ditimpa musibah, ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun rida dan pasrah (atas takdir-Nya).»

Dalam Ṣaḥīḥ Muslim; Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, «Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk kekufuran: mencela keturunan, dan meratapi orang mati.» Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū':

«Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliah.» Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,«Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, maka Dia percepat hukuman baginya di dunia, dan apabila Dia menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Dia tangguhkan dosanya sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari Kiamat.» Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- juga bersabda, «Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah mencintai

suatu kaum, maka Dia akan mengujinya; siapa yang rida akan ujian itu maka baginya keridaan Allah, dan siapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah.» (Dihasankan oleh Tirmizi).

«Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk kekufuran: mencela keturunan, dan meratapi orang mati.»

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū':

«Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliah.»

Anas -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,

«Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, maka Dia percepat hukuman baginya di dunia, dan apabila Dia menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Dia tangguhkan dosanya sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari Kiamat.»

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- juga bersabda,

«Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya; siapa yang rida akan ujian itu maka baginya keridaan Allah, dan siapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah.»

(Dihasankan oleh Tirmizi).

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

Pertama:Penjelasan tentang ayat dalam surah At-Tagābun.Kedua:Sabar terhadap cobaan termasuk iman kepada Allah.Ketiga:Penjelasan tentang hukum mencela keturunan.Keempat:Ancaman keras bagi orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru kepada seruan jahiliah (karena meratapi orang mati).Kelima:Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya.Keenam:Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya.Ketujuh:Tanda kecintaan Allah

81 KITAB TAUHIDHak kepada hamba-Nya.Kedelapan:Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cobaan ketika diuji oleh Allah.Kesembilan:Pahala bagi orang yang rida atas ujian dan cobaan.

Penjelasan tentang ayat dalam surah At-Tagābun. Kedua:

Sabar terhadap cobaan termasuk iman kepada Allah. Ketiga:

Penjelasan tentang hukum mencela keturunan. Keempat:

Ancaman keras bagi orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru kepada seruan jahiliah (karena meratapi orang mati).

Kelima:

Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya. Keenam:

Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya. Ketujuh:

Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Kedelapan:

Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cobaan ketika diuji oleh Allah.

Kesembilan:

Pahala bagi orang yang rida atas ujian dan cobaan.

Bab Ria

Firman Allah -Ta'ālā-, «Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: bahwa sesungguhnya sesembahan kamu adalah sesembahan yang esa.' Maka Siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia berbuat kemusyrikan sedikit pun dalam

beribadah kepada Rabb-nya.» [QS. Al-Kahf: 110].Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dalam hadis marfū’:Allah berfirman, «Aku sangat tidak memerlukan sekutu untuk dipersekutukan (kesyirikan). Siapa yang mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama perbuatan syiriknya itu.» (HR. Muslim).Abu Sa'īd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dalam hadis marfū':

«Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang bagiku lebih aku khawatirkan terhadap kamu dari pada Almasih Dajal?» Para sahabat menjawab, «Tentu, ya Rasulullah.» Kemudian beliau bersabda, «Syirik yang tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan salat, ia perindah salatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang melihatnya.» (HR. Ahmad).

«Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: bahwa sesungguhnya sesembahan kamu adalah sesembahan yang esa.' Maka Siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia berbuat kemusyrikan sedikit pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.»

[QS. Al-Kahf: 110]. Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dalam hadis marfū’: Allah berfirman, «Aku sangat tidak memerlukan sekutu untuk dipersekutukan (kesyirikan). Siapa yang mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama perbuatan syiriknya itu.»

(HR. Muslim).

Abu Sa'īd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan dalam hadis marfū':

«Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang bagiku lebih aku khawatirkan terhadap kamu dari pada Almasih Dajal?»

Para sahabat menjawab, «Tentu, ya Rasulullah.» Kemudian beliau bersabda, «Syirik yang tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan salat, ia perindah salatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang melihatnya.» (HR. Ahmad).

83 KITAB TAUHIDHak

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

Pertama:Tafsir ayat yang terdapat dalam surah Al-Kahf.Kedua:Masalah yang penting sekali, yaitu: pernyataan bahwa amal saleh apabila dicampuri dengan sesuatu yang bukan karena Allah, maka tidak akan diterima oleh Allah.Ketiga:Hal itu disebabkan karena Allah Mahasempurna; yang sangat tidak memerlukan sekutu.Keempat:Sebab yang lain adalah karena Allah adalah sekutu yang terbaik.Kelima:Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sangat khawatir apabila sahabatnya melakukan ria.Keenam:Penjelasan tentang ria dengan menggunakan contoh sebagai berikut: seseorang melakukan salat karena Allah, kemudian ia perindah salatnya karena ada orang lain yang memperhatikannya.

Tafsir ayat yang terdapat dalam surah Al-Kahf.

Kedua: Masalah yang penting sekali, yaitu: pernyataan bahwa amal saleh apabila dicampuri dengan sesuatu yang bukan karena Allah, maka tidak akan diterima oleh Allah.

Ketiga: Hal itu disebabkan karena Allah Mahasempurna; yang sangat tidak memerlukan sekutu.

Keempat: Sebab yang lain adalah karena Allah adalah sekutu yang terbaik. Kelima: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sangat khawatir apabila sahabatnya melakukan ria.

Keenam: Penjelasan tentang ria dengan menggunakan contoh sebagai berikut: seseorang melakukan salat karena Allah, kemudian ia perindah salatnya karena ada orang lain yang memperhatikannya.

Bab Melakukan Amal Saleh untuk Kepentingan