• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGAMATAN

Dalam dokumen Laporan Praktikum Farmakologi dan Toksil (Halaman 27-33)

Tabel Pengamatan 1. Anastesi Obat BB (gr) VP (ml) Onset (menit) Durasi (menit) Eter 25 0,83 112 2 Kloroform 26 0,86 116 6 2. Antidepresi Obat BB (gr) VP (ml) Frekuensi

(Menit) Banyak Gerakan Geliat

Amitriptilin 20 0,67 awal 56 Amitriptilin 20 0,67 0 14 Amitriptilin 20 0,67 25 26 Amitriptilin 20 g 0,67 ml 30 30 Amitriptilin 20 g 0,67 45 18 Amitriptilin 20 g 0,67 60 24 Amitriptilin 20 g 0,67 75 70 3. Stimulant Perlakuan BB (gr) VP (ml) Waktu (Menit)

Banyak gerakan geliat

Stimulant 23 0,76 awal

-Stimulant 23 0,76 0 71

Stimulant 23 0,76 15 59

Stimulant 23 0,76 30 54

SSP I

Stimulant 23 0,76 60 39

Stimulant 23 0,76 75 35

4. Sedativ dan Hipnotik

Pelakuan BB (gr) VP (ml) Onset (menit) Durasi (menit) Sedative 32 1 ml 60 45 Hipnotik 24 0,8 ml 45 49 Pembahasan

Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasidan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat mengisap suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot.

Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi obat depresan saraf pusat yaitu anestetik umum (memblokir rasa sakit), hipnotik sedatif (menyebabkan tidur), psikotropika (menghilangkan gangguan jiwa), antikunvulsi (menghilangkan kejang), analgetik (mengurangi rasa sakit), opioid, analgetik-antipiretik-antiinflamasi dan perangsang susunan saraf pusat.

SSP I

Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah untuk menentukan efek obat pada anastesi umum, hipnotik dan sedative, antidepresi, serta stimulant terhadap pengujian beberapa obat pada hewan coba (mencit).

Adapun hewan coba yang di pakai pada percobaan ini adalah mencit (Mus Musculus), alasan digunakannya karena hewan yang digunakan haruslah memiliki kesamaan struktur dan sistem organ dengan manusia, salah satunya yaitu hewan mencit (Mus Musculus). Selain itu haruslah juga memperhatikan variasi biologik (usia, jenis kelamin) ras, sifat genetik, status kesehatan, nutrisi, bobot dan luas permukaan tubuh, serta keadaan lingkungan fisiologik. Dan juga karena mencit (Mus Musculus) juga memiliki komponen darah yang dapat mewakili mamalia lainnya khususnya manusia, dan juga mencit (Mus Musculus) mempunyai organ terlengkap sebagai hewan mamalia.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah benang godam, baskom, kanula, kapas, spoit, statif, stopwatch, dan toples.Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest, amitripthylin, caffeina, diazepam, eter, kloroform, Na-CMC 1% dan Phenobarbital.

Adapun Obat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pada percobaan anastesi menggunakan eter dan kloroform. Eter melakukan kontraksi pada otot jantung, terapi in vivo ini dilawan oleh meningginya aktivitas simpati sehingga curah jantung tidak berubah. Eter menyebabkan dilatasi pembuluh darah kulit. Kloroform diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna, konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan masa paruh plasma

SSP I

antara 1-3 jam, obat ini tersebar ke seleruh cairan tubuh dapat menurunkan stabilitas kecepatan kontraksi obat, gelisah.

Percobaan Hipnotik-sedativ menggunakan obat diazepam dan fenobarbital. Diazepam merupakan salah satu kelompok obat barbiturat yang masuk dalam golongan anastesik intravena. Obat yang digunakan secara intravena ini dalam anastesi akan memberikan efek tidur pada pasien yang menggunakan respirator. Efek hipnotik dalam golongan obat barbiturat akan meningkatkan total lama tidur. Phenobartital juga termasuk kelompok barbitural dalam golongan antiepileptikprimer. Mekanisme kerja primernya adalah melepaskan efek inhibitorik neuron, yang diperantarai oleh GABA.Efek sampingnya adalah sedasi, gangguan kognitif, dan berpotensi osteoporosis.Penggunaan utama Phenobarbital pada epilepsi adalah dalam terapi statis.

Pada percobaan antidepresi menggunakan amitriptylin. Obat ini termasuk dalam kelompok antidepresan trisiklik dalam golongan obat anti depresan. Mekanisme kerjanya adalah penghambat ambilan kembali neurotransmitter dan penghambat reseptor. Efek-efek obat ini meningkatkan mood, memperbaiki kewaspadaan mental dan menurunkan pra-okulasi morbid pada 50-70% penderita depresi mayor.

Serta percobaan stimulant menggunakan caffein. Obat ini termasuk dalam kelompok perangsang motoris dalam golongan perangsang ssp. Mekanisme kerjanya adalah translokasi kalsium ekstraseluler. Peningkatan adenosine monofosfat siklik dan guanosin monofosfat siklik sebagai hambatan

SSP I

dan kronptropik pada jantung meningkatkan keluaran natrium, clorida, kalium dalam urin. Juga meragsang sekresi asam hidroklorat dari mukosa lambung.

Percobaan yang dilakukan yaitu anastesi dimana obat yang digunakan adalah senyawa obat yang dapat menimbulkan anastesia, yaitu suatu keadaan depresi umum yang bersifat reversible dari banyak pusat SSP, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, agak mirip keadaan pingsan. Perlakuan yang dilakukan pada eter dan kloroform adalah anastesi, yang disesuaikan dengan volume pemerian (VP) mencit. Tetapi, karena dalam waktu lama belum menghasilkan efek, maka volume pemeriannya (VP) ditingkatkan. Dan hasil pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda. Dari percobaan ini diperoleh hasil onset pemberian eter yaitu 112 menit dan durasinya yaitu 2 menit sedangkan onset pemberian kloroform yaitu 116 menit dan durasinya yaitu 6 menit. Hal ini sesuai dengan literatur sebab menimbulkan efek pada mencit berupa mencit kehilangan keseimbangan, serta kesadaran agak mirip keadaan pingsan. Perbandingan antara pemakaian eter dan kloroform di percobaan anastesi yaitu, eter lebih cepat berefek pada mencit dibandingkan dengan kloroform.

Percobaan untuk obat hipnotik-sedativ dengan menggunakan fenobarbital untuk hipnotik dan diazepam untuk sedative. Pada Pemberian fenobarbital menimbulkan gejala dengan onset 45 menit dan durasinya 49 menit. Sedangkan untuk Pemberian diazepam sebanyak 1 ml secara per oral menimbulkan gejala dengan onset 60 menit dan durasinya 45 menit. sesuai dengan literatur karena onset dan durasinya berlangsung lama yaitu bisa berlangsung antara 10-60 menit dikarenakan fenobarbital adalah obat tidur jangka panjang, serta diazepam sebagai

SSP I

obat penenang. Efek yang ditimbulkan dari zat uji fenobarbital ini yaitu merangsang waktu tidur, depresi dan rasa nyeri.

Pada percobaan stimulant, diperoleh hasil frekuensi sebelum diberikan coffein tidak menghasilkan banyak gerakan. Pada saat telah diberikan coofein frekuensi ke 0 menghasilkan banyak gerakan yaitu 51, frekuensi ke 15 menghasilkan banyak gerakan yaitu 59, frekuensi ke 30 menghasilkan banyak gerakan yaitu 54, frekuensi ke 45 menghasilkan banyak gerakan yaitu 41, frekuensi ke 60 menghasilkan banyak gerakan yaitu 39, dan frekuensi ke 75 menghasilkan banyak gerakan yaitu 35. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa dimana jika diberikan obat stimulant maka akan menimbulkan eksitasi dan euphoria serta meningkatkan aktivitas motorik sehingga gerakan yang dihasilkan seharusnya bertambah banyak.

Percobaan dengan antidepresan pada menit ke- 0 setelah pemberian obat, dihasilkan14 gerakan. Pada menit ke-15 dihasilkan 26 gerakan. Pada menit ke-30 dihasilkan 30 gerakan, pada menit ke 45 dihasilkan 18 gerakan, pada menit ke- 60 menghasilkan 24 gerakan, dan menit ke- 75 menghasilkan 70 gerakan. Hal ini sesuai dengan literature dimana obat ini bekerja efektif sebagai obat penenang atau antidepresan.

SSP I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Laporan Praktikum Farmakologi dan Toksil (Halaman 27-33)

Dokumen terkait