=ab ini akan membahas hal yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan kebidanan kepada 7y. dengan $iperemesis raidarum. /suhan yang dilaksanakan pada tanggal 0B /pril 20& hingga 08 /pril 20& bertempat di 3uang *eratai / (7ifas) 3!14 5ia"i.
Metode dan bentuk pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan as uhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk !>/.
A. 0UBJEKTI%
ada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. ada kasus 7y. dengan hiperemesis graidarum ditemukan data subjektif yaitu klien mengatakan terakhir haid jatuh pada tanggal 02 :ebruari 20&, sehingga dapat diketahui bah"a usia kehamilan ibu saat dilakukan pengkajian adalah # minggu. $al ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bah"a hiperemesis graidarum biasa terjadi pada saat usia kehamilan muda yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormone estrogen dan hormone gonadotropine (!ar"ono, 200<).
Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human 'horioni' gonadotropine (h5) akan menginduksi oarium untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah (7iebyl -3, 20&0).
4ari keluhan utama diketahui bah"a ibu mengalami muntah yang terus menerus sejak & minggu yang lalu. Muntah kurang lebih dari &0 kali dalam sehari. $al ini sesuai dengan teori mengenai hiperemesis graidarum yang mengemukakan bah"a muntah akan terjadi se'ara terus+menerus yang disebabkan oleh perubahan hormone estrogen dan gonadotropin. $iperemesis graidarum merupakan mual muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktiitas sehari+hari dan baahkan membahayakan hidupnya (Manuaba, 200&).
4ari pola nutrisi diketahui bah"a sejak & minggu yang lalu ibu menjadi sulit untuk makan, setiap makanan yang masuk ke mulut ibu akan dimuntahkan kembali. !ementara dari pola aktiitas sehari+hari diketahui bah"a semenjak mengalami mual dan muntah pekerjaan rumah tangga ibu terganggu karena ibu merasa lemas. Menurut Manuaba (200&), hiperemesis graidarum terjadi pada hamil muda dimana penderita mengalami mual muntah berlebihan sehingga mengganggu aktiitas dan kesehatan penderita.
!e'ara fisiologis mual dan muntah merupakan gejala yang "ajar dan sering didapati pada kehamilan trimester a"al. ejala+gejala ini kurang lebih terjadi B minggu setelah $$* dan berlangsung selama kurang lebih selama &0 minggu. Menurut ra"irohardjo perasaan mual disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan $5 dalam serum. $iperemesis graidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Kondisi+kondisi yang telah diuraikan tersebut merupakan kondisi yang sama seperti yang dialami oleh 7y. .
B. BJEKTI%
ada langkah ini dilakukan pengumpulan data dari hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum, tanda+tanda ital, pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan inspeksi dan palpasi serta pemeriksaan penunjang lainnya. /dapun hasil yang didapat melalui pemeriksaan tanda+tanda ital adalah klien terlihat lemah, tekanan darah 8090 mm$g, nadi &0 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu ?B,o5. 4ari pemeriksaan tanda+tanda ital terdapat tanda terjadinya hiperemesis graidarum yaitu tekanan darah yang menurun dan nadi ibu yang meningkat. $al tersebut sesuai dengan teori mengenai tanda dan gejala hiperemesis graidarum yang dikemukakan oleh !ar"ono tahun 200<.
$al ini dikarenakan kekurangan 'airan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga 'airan ekstraseluler dan plasma berkurang. 7atrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun.
jaringan berkurang sehingga tekanan darah berkurang. Ketika aliran darah ke jaringan berkurang, maka jantung akan bekerja lebih keras dengan 'ara peningkatan aktiitas yang terlihat dari peningkatan nadi.
ada pemeriksaan fisik diketahui bah"a pada mata terdapat daerah 'ekung ba"ah mata dan bibir yang terlihat kering yang diakibatkan ibu mengalami dehidrasi. ada abdomen, terdapat nyeri tekan pada epigastrium. *:1 belum teraba.
4ari pemeriksaan fisik yang telah dilakukan terhadap 7y. terdapat kesamaan dengan tanda dan gejala terjadinya hiperemesis graidarum yang dijelaskan oleh !ar"ono tahun 200<, dimana pada hiperemesis graidarum pemeriksaan fisik akan didapatkan mata yang 'ekung dan bibir terlihat kering akibat terjadinya dehidrasi. 4ehidrasi terjadi karena 'airan ekstraseluler dan plasma yang berkurang akibat muntah yang terjadi se'ara terus+menerus tanpa diimbangi dengan asupan yang 'ukup. ada epigastrium akan terdapat nyeri pada saat di tekan yang disebabkan oleh asam lambung yang meningkat tanpa diimbangi oleh asupan makanan, sehingga terjadi iritasi lambung.
5. ANALI0A
ada /nalisa ini penulis menentukan diagnosa dan rumusan masalah berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan pada 7y. dengan hiperemesis graidarum tingkat &. =erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah dapat disimpulkan bah"a diagnosis yang didapat sesuai dengan kriteria diagnosis bah"a manifestasi klinik pada hiperemesis graidarum tingkat & adalah muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi yang ditandai dengan penurunan turgor kulit, nafsu makan berkurang, berat badan turun dan mata 'ekung serta bibir kering. ejala lain adalah adanya nyeri epigastrium karena asam lambung
meningkat, nadi meningkat dengan frekuensi dan tekanan darah turun serta keadaan umum klien tampak lemah.
D. PENATALAK0ANAAN
Iangkah ini meren'anakan semua asuhan yang dilakukan pada klien sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. !emua ren'ana asuhan dituangkan dalam rangkaian yang teratur dan disesuaikan dengan peranan bidan di rumah sakit dimana diperlukan tindakan kolaborasi dengan dokter. 3en'ana asuhan yang diberikan juga disesuaikan dengan !tandar /suhan Kepera"atan9Kebidanan pada klien dengan $D. emberian >ndan'entron injeksi ?A&, 3anitidine injeksi ?A&, dan pemberian neurobion & ampul98 jam drip dalam 'airan deAtrose , yang dilakukan atas adi'e dr. !p.> dimaksudkan untuk mengurangi mual yang dirasakan (>ndan'entron injeksi, 3anitidine injeksi) dan untuk mengurangi rasa lemas (neurobion & ampul drip dalam deAtrose ). emberian terapi sudah tepat berdasarkan prosedur yang harus dilakukan, karena berfokus pada kebutuhan dan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu.
emberian dukungan emosional kepada ibu dan keluarga menjadi hal yang penting karena pada kasus ini ibu memang memiliki ke'emasan karena keadaannya yang terus+menerus mual dan muntah. 4engan pemberian dukungan emosional diharapkan ibu dan keluarga dapat lebih tenang dan mengetahui bah"a mual muntah adalah hal yang "ajar terjadi saat a"al kehamilan ibu dan akan menghilang pada saat usia kehamilan ibu sudah bulan ke atas sehingga fa'tor psikologis yang merupakan salah satu faktor
terjadinya hiperemesis graidarum dapat diatasi.
ada asuhan selanjutnya, menganjurkan ibu untuk makan sedikit+sedikit tapi sering dimaksudkan agar lambung dapat terisi. emberian makan langsung dalam porsi yang besar hanya akan menambah rasa mual dan dimuntahkan kembali. !elain itu, penghitungan setiap &2 jam intake dan output dilakukan untuk mengetahui keseimbangan pemasukan dan pengeluaran 'airan yang terjadi karena pada hipermemesis kekurangan 'airan akan menimbulkan oliguria. 4engan penghitungan intake dan output 'airan maka akan diketahui perkembangan keadaan ibu setelah mendapatkan penanganan.
*indakan yang dilakukan oleh bidan di 3uang *eratai / (7ifas) 3!14 5ia"i Kabupaten =ogor sudah sesuai dengan !tandar /suhan kepera"atan9kebidanan pada klien dengan $D, dimana bidan sudah melakukan delegasi dengan dokter untuk tindakan pemberian terapi, memberikan support mental kepada ibu dan keluarga, maupun memantau intake dan output klien.
BAB 6
PENUTUP
/.1 Kes$m#ulan
bu mengalami muntah yang terus menerus, muntah kurang lebih dari &0 kali dalam sehari. $al ini sesuai dengan teori mengenai hiperemesis graidarum yang mengemukakan bah"a muntah akan terjadi se'ara terus+ menerus yang disebabkan oleh perubahan hormone estrogen dan gonadotropin. $iperemesis graidarum merupakan mual muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktiitas sehari+hari dan baahkan membahayakan hidupnya (Manuaba, 200&).
/dapun hasil yang didapat melalui pemeriksaan tanda+tanda ital adalah klien terlihat lemah, tekanan darah 809B0 mm$g, nadi &0 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit dan suhu ?B,o5. 4ari pemeriksaan tanda+tanda
ital terdapat tanda terjadinya hiperemesis graidarum yaitu tekanan darah yang menurun dan nadi ibu yang meningkat. $al tersebut sesuai dengan teori mengenai tanda dan gejala hiperemesis graidarum yang dikemukakan oleh !ar"ono tahun 200<.
=erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah dapat disimpulkan bah"a diagnosis yang didapat sesuai dengan kriteria diagnosis bah"a manifestasi klinik pada hiperemesis graidarum tingkat & adalah muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi yang ditandai dengan penurunan turgor kulit, nafsu makan berkurang, berat badan turun dan mata 'ekung serta bibir kering. ejala lain adalah adanya nyeri epigastrium karena asam lambung meningkat, nadi meningkat dengan frekuensi dan tekanan darah turun serta keadaan umum klien tampak lemah. !elain itu diagnosa ini dapat ditegakkan karena berdasarkan hasil pemeriksaan urin didapatkan keton positif 2.
3en'ana asuhan yang diberikan juga disesuaikan dengan !tandar /suhan Kepera"atan9Kebidanan pada klien dengan $D. emberian >ndan'entron injeksi ?A&, 3anitidine injeksi 2A&, dan pemberian neurobion & ampul98 jam drip dalam 'airan deAtrose , yang dilakukan atas adi'e dr. !p.> dimaksudkan untuk mengurangi mual yang dirasakan (>ndan'entron injeksi,
3anitidine injeksi) dan untuk mengurangi rasa lemas (neurobion & ampul drip dalam deAtrose ). emberian terapi sudah tepat, karena berfokus pada kebutuhan dan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu.
4ari asuhan kebidanan yang telah diberikan, diketahui bah"a faktor psikologis memiliki peranan terhadap terjadinya hiperemesis graidarum.
!ehingga penatalaksanaan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada pemberian terapi oral ataupun obserasi keadaan ibu se'ara berkala. emberian dukungan emosional sangatlah berarti pada kasus hiperemesis graidarum yang dapat diberikan dengan memberikan semangat, terus mendampingi ibu, dan memberikan nasihat kepada ibu maupun anggota keluarga lainnya.
/suhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan hiperemesis graidarum juga telah disesuaikan dengan !tandar /suhan Kepera"atan9Kebidanan 3!14 5ia"i Kabupaten =ogor pada kasus $iperemesis raidarum. /suhan diberikan berdasarkan diagnosa yang mungkin timbul yang meliputi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang, 'emas berhubungan dengan ketidaktahuan mengenai penyakitnya dan defisit olume 'airan berhubungan dengan output yang berlebihan. !ehingga asuhan yang diberikan berfokus kepada diagnosa yang telah ditegakkan.
/.2 0aran
&. =agi Mahasis"a
4iharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan /suhan atologis dengan hiperemesis graidarum sehingga dapat memberikan pelayanan dengan 'epat dan tepat sesuai ke"enangannya dan dapat berbagi pengalamannya kepada oranglain.
2. =agi Iahan raktik
/gar dapat meningkatkan mutu layanan terhadap klien dengan hiperemesis graidarum dalam memberikan pelayanan dengan 'epat dan tepat.