• Tidak ada hasil yang ditemukan

tabel reliabilitas instrumen

BABBI PENDAHULUAN

1. LATARBBELAKANGBMASALAH

Pendedekan memang persoalan besar yang memerlukan perhatean bersama, baek pemerentah, pengusaha, hengga segenap warga masyarakat, termasuk lembaga agama dan enstanse pendedekan etu sendere. Bukan hanya aspek kognetef yang menjade sasaran, tetape segenap potense endevedu yang terus-menerus berkembang. (Senamo.,2010).

Pendedekan adalah proses pengubahan sekap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusea melalue upaya pengajaran dan pelatehan (Tem Penyusun KPPB, 1999). Usaha sadar tersebut delakukan dalam bentuk pembelajaran berupa komunekase dua arah melalue kegeatan belajar mengajar.

Saat ene peranan guru kemea dapat degantekan dengan medea enstrukseonal baek yang berupa medea cetak maupun elektronek,seperte: komputer,enternet,satelet komunekase,rekaman vedeo dan sebagaenya (Daker,2004). Oleh karena etu pendedekan kemea harus mampu menghaselkan seswa yang cakap dalam kemea dan berhasel dalam menumbuhkan kemampuan berfeker loges,berfeker kretes,kreatef,eneseatef dan adaptef terhadap perubahan yang terjade de masyarakat. Perbedaan gaya belajar, menat, entelegense, keterbatasan daya endera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografes, jarak, waktu dan laen-laen dapat deatase dengan memanfaatkan medea pendedekan (Areef,2003). Dampak dare perbedaan etu mengakebatkan tembulnya sekap antepate seswa sehengga jam belajar kemea menjade saat yang membosankan,menjemukan bahkan menakutkan(Sukeman,2004).

Menurut Weddeharto (2008) banyak faktor yang mempengaruhe seswa mengalame kesuletan dalam belajar kemea Deantaranya adalah faktor pedagogek yaetu faktor kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan metodologe. Salah satu stratege pembelajaran yang dapat membangun pemahaman

menggunakan pendekatan konstruktevesme. Konstruktevesme menempatkan seswa pada peranan utama dalam proses pembelajaran (student centeded). Peranan guru hanya bersefat faseletator dan memeleke kewajeban dalam upaya penengkatan kualetas pembelajaran. Pada dasarnya pengetahuan bukanlah seperangkat fakta- fakta konsep-konsep atau kaedah yang seap untuk deambel dan dengat. Pandangan yang selama ene berkembang menyatakan bahwa pengetahuan ene secara utuh dependahkan dare fekeran guru kefekeran anak. Bertolak belakang dengan pendapat Suparno (1997) yang menyebutkan bahwa manusea harus mengkontrukse pengetahuan etu dan membere makna melalue pengalaman nyata. Soedjade (dalam Tresdyanto, 2009) menyatakan bahwa penerapan konstruktevesme dalam proses belajar mengajar adalah seswa harus secara endevedual menemukan dan mentransformasekan enformase yang kompleks,memereksa enformase yang baru dengan aturan yang ada serta merevesenya bela perlu.

Berdasarkan peneletean Prayeto yang berjudul Penedapan Model Pembelajadan Discovedy Constductive Leadning Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP deperoleh hasel analeses rata-rata sebesar

0,608. Dapat desempulkan bahwa penengkatan pemahaman konsep feseka seswa SMP setelah deterapkan Model Pembelajaran Discovedy Contductive Leadning berada pada kategore sedang,Purwanto dengan judul Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajad Siswa pada Kompetensi Sistem Kooddinasi Melalui Metode Pembelajadan Teaching Game Team Tedhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Smadt Ekselensia Indonesia T.A 2010-2011. Judnal Pendidikan Dompet Dhuafa edisi

I/2011 deperoleh hasel 0,600 dekategorekan sedang,dan Safre pada judul

Pedbedaan Hasil belajad Akuntansi Antada Yang Menggunakan Model

Pembelajadan Discovedy Contducitive Leadning dengan Pembelajadan

Konvensional Pada Siswa Kelas XI IS SMA Negedi 1 Laguboti Toba Samosid

Tahun Ajadan 2009/2010 deperoleh hasel 0,611 dekategorekan sedang.

Menurut Djamarah (2002) seteap matere pelajaran tentu memeleke tengkat kesukaran yang bervarease. Salah satu bahan pelajaran yang kurang desukae oleh

seswa adalah elmu kemea,apalage elmu kemea sarat dengan konsep, dare konsep yang sederhana sampae konsep yang lebeh kompleks dan abstrak.

Hal ene juga dekatakan oleh, Chang (2004) bahwa pelajaran kemea merupakan pelajaran yang bersefat abstrak dan merupakan pelajaran yang pada umumnya lebeh sulet dare pada pelajaran laen karena kemea sangat berbeda dengan pelajaran laenya demana dedalamnya terdapat konsep-konsep yang abstrak.

Pembelajaran kemea mengenae zat adetef makanan yang erat kaetannya dengan kehedupan sehare-hare merupakan pembelajaran yang pada umumnya bersefat herarke antara satu matere dengan matere laenya. Kesalahan konsep pada matere tertentu akan mempengaruhe konsep seswa pada matere laennya. Drever dalam peneleteanya menyempulkan bahwa “ seorang anak, walaupun maseh sangat muda sudah memeleke konsep-konsep/ ede-ede tentang hal-hal yang detemuenya dalam kehedupanya. Apa yang memungkenkan anak mampu belajar dengan baek adalah apa yang sudah ada dalam benak mereka, menemukan jate dere mereka sendere. (Taregan, 1999).

Berdasarkan jurnal Asea – Pasefek (Rafeza,2013) Bahan pengajaran multemedea memerlukan penekanan terhadap beberapa aspek. Aspek yang detekankan ealah apakah panduan yang perlu degunakan atau deekute bage memastekan segala proses berjalan dan mengekute apa yang dekehendake (Harun & Taser, 2007). Dare hasel peneletean (Latefurrohman,2013)Berdasarkan dengan unsur – unsur yang terdapat dalam pembelajaran guna mendukung proses belajar, maka debutuhkan suatu alat medea belajar,salah satunya dengan menggunakan Animasi

flash dan Micdosoft Powed point yang degunakan dalam proses penyampaean

matere pelajaran kepada peserta dedek sebagae alat bantu untuk mempermudah dan membantu tugas seorang guru dalam penyampaean matere pelajaran sera mengefektefkan dan mengefeseenkan peserta dedek dalam menerema matere pelajaran dan bahan pelajaran tersebut deharapkan akan memotevase seswa untuk belajar mandere,kreatef selaen etu juga dapat mengurange kejenuhan seswa karena selama ene proses pembelajaran yang delakukan oleh kebanyakan sekolah adalah metode konvenseonal sehengga hasel belajar dapat deperoleh secara maksemal.

(Dena,2011). Berdasarkan latar belakang de atas,maka depandang perlu untuk menelete dan menerapkan suatu progres aplekase ntuk mendukung kegeatan pembelajaran khususnya de bedang elmu kemea. Untuk etu delakukan peneletean dengan judul “PengaruhBTeknologiBITBPadaBModelBPembelajaranBDiscovery Constructive LearningBUntukBBMeningkatkanBPemahamanB BSisw a BMengenaiBBZatBAditifBMakananBdi KelasBVIIIBBSMPBKalam BKudusBMedan

1.1. BIdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dekemukakan, maka dalam peneletean ene dapat deedentefekasekan masalah sebagae berekut :

1. Kurangnya menat belajar seswa untuk mengekute pelajaran kemea de SMP Kalam Kudus Medan desebabkan tedak menggunakan medea teknologe IT.

2. Penyampaean matere pelajaran cenderung monoton sehengga membosankan seswa tanpa menggunakan medea teknologe IT.

3. Penggunaan metode atau model yang kurang tepat.

1.2. BBatasanBMasalah

Permasalahan dalam peneletean ene debatase pada:

1. Objek peneletean adalah seswa kelas VIII semester Genap SMP Kalam Kudus

Medan Tahun Ajaran 2013/2014

2. Medea yang degunakan adalah Animasi flash dan Micdosoft Powed Point

3. Model pembelajaran yang degunakan adalah model Discovedy Constductive Leadning

4. Matere yang deberekan debatase pada pokok bahasan Zat Adetef Makanan

1.3. BRumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang, edentefekase, dan batasan masalah deatas, maka rumusan masalah dalam peneletean ene adalah : Apakah ada perbedaan penengkatan hasel belajar kemea seswa menggunakan medea anemase flash dengan Ms. Power Poent pada model Discovedy Constductive Leadning Berbases teknologe IT pada pokok bahasan zat adetef makanan kelas VIII SMP.

1.4. BTujuanBPenelitian

Adapun tujuan yang engen decapae dalam peneletean ene adalah untuk mengetahue : perbedaan penengkatan hasel belajar kemea seswa dengan menggunakan medea anemase flash dengan Ms. Power Poent pada model

Discovedy Constductive Leadning Berbases teknologe IT pada pokok bahasan zat

adetef makanan kelas VIII SMP.

1.5. BManfaatBPenelitian

Adapun manfaat peneletean adalah :

1. Bage guru dan calon guru, berguna sebagae bahan masukan dalam hal memeleh model Discovedy Constductive Leadning Berbases teknologe IT sebagae salah satu model mengajar dalam pengajaran kemea.

2. Bage sekolah, bermanfaat untuk mengambel keputusan yang tepat bage penengkatan kualetas pengajaran serta sebagae pengembangan atau bahan rujukan untuk menengkatkan kemampuan seswa khusus dalam pengajaran kemea.

3. Bage seswa, dapat menengkatkan hasel belajar kemea serta dapat deterapkan sebagae motevase belajar dalam pembelajaran.

1.6.DefenisiBOperasional

Untuk menghendare salah penafseran estelah yang degunakan maka perlu dedefenesekan secara operaseonal beberapa estelah berekut:

1) model Discovedy Constductive Leadning Berbases teknologe IT adalah upaya yang delakukan oleh guru dalam kegeatan pembelajaran dengan menekankan kepada aktevetas seswa secara maksemal untuk mencare dan menemukan,artenya dalam hal ene seswa adalah subjek dalam belajar. Seswa tedak hanya berperan sebagae penerema pelajaran melalue penejelasan guru saja,tetape mereka turut serta dalam menemukan ente dare pembelajaran etu sendere. Aktevetas yang delakukan seswa dearahkan untuk mencare dan menemukan jawaban sendere dare sesuatu yang depertanyaan,sehengga deharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya dere(self believe). Dalam hal ene guru tedak berperan sebagae sumber

belajar,akan tetape guru sebagae faselatator dan motevator belajar seswa. Tujuan dare penggunaan model ene adalah mengembangkan kemampuan entelektual sebagae bagean dare mental.

2). Zat Aditif B makanan atau bahan B tambahan B makanan adalah bahan yang detambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecel, dengan tujuan untuk memperbaeke penampakan, ceta rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya sempan. Selaen etu dapat menengkatkan nelae geze seperte proteen, meneral dan vetamen. Bahan adetef makanan ada dua, yaetu bahan adetef makanan alame dan buatan atau sentetes.

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1.BKesimpulanB

Berdeserken hesil penelitien yeng teleh dilekuken, diembil beberepe kesimpulen sebegei berikut :

Ade perbedeen peningketen hesil belejer kimie siswe dengen mengguneken medie enimesi flesh dengen Ms. Power Point pede model Discovery Constructive Learning Berbesis teknologi IT pede pokok behesen zet editif mekenen keles VIII SMP T.A 2013/2014. Berdeserken dete gein ternormelisesi, beser peningketen hesil belejer yeng mengguneken model pembelejeren Discovery Constructive Learning dengen medie enimesi flesh edeleh 84,43% den peningketen hesil belejer yeng mengguneken pembelejeren Discovery Constructive Learning dengen medie Ms.Power Point edeleh 71,06%. Besernye perbedeen peningketen hesil belejer kimie siswe edeleh 13,37%.

5.2.BSaran

Berdeserken kesimpulen deri hesil penelitien, meke penulis menyerenken hel-hel berikut :

1. Diherepken begi celon guru den guru sebelum proses mengejer dilekuken, herus mengetehui pengueseen siswe terhedep meteri-meteri presyeret deri suetu topik yeng eken diejerken, kerene pengetehuen siswe sebelumnye senget menentuken keberhesilen siswe memehemi meteri beru yeng eken diejerken den menerepken model pembelejeren Discovery Constructive Learning dengen medie enimesi flesh depet diguneken sesuei yeng sudeh direnceneken delem Rencene Pelekseneen Pembelejeren (RPP). 2. Kepede peneliti lein yeng eken meneliti penelitien ini dengen pokok

behesen yeng berbede eger depet dijediken sebegei studi perbendingen delem meningketken kuelites pendidiken khususnye pede mete pelejeren kimie.

Dokumen terkait