• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bentuk perilaku bullying yang dilakukan oleh remaja yang memperoleh pola asuh otoriter dengan remaja yang memperoleh pola asuh permisif dari orang tua mereka. Adapun bentuk bullying

yang dilakukan oleh remaja yang mendapat pola asuh otoriter ialah pelecehan seksual dan kontak fisik secara langsung. Sedangkan bentuk perilaku bullying yang dilakukan oleh remaja yang mendapatkan pola asuh permisif ialah perilaku non verbal secara langsung dan perilaku non verbal tidak langsung. Dengan hasil analisa data yang memunculkan nilai sig sebesar 0.149 > 0.05. Ditemukan bahwa bentuk perilaku bullying yang dilakukan oleh remaja yang saat ini berkembang di lingkungan sekolah begitu banyak dan dampak dari perilaku bullying

tersebut dapat dikatakan amat berbahaya, karena dapat menyebabkan korban enggan masuk sekolah bahkan terjadinya kehamilan di luar nikah.

Implikasi dari penelitian ini, bagi orang tua diharapkan agar lebih meluangkan banyak waktu untuk anaknya dan memperhatikan serta memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya sebab anak akan melakukan modeling dari setiap perilaku dan perlakuan orang tua terhadap anak. Bagi remaja supaya berhati-hati dalam memilih teman bergaul, karena pergaulan remaja bersama teman sebaya memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perilaku. Guru di sekolah, supaya lebih memperhatikan setiap perilaku yang dilakukan oleh siswanya yang memasuki usia remaja dan memberikan konsekuensi yang mendidik kepada siswa untuk setiap perilaku yang dimunculkan. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan subjek yang berbeda, seperti karakteristik usia maupun tingkat pendidikan SD atau sederajat dan SMA atau sederajat.

REFERENSI

Abbas, N., Ashiq, U., & Abbas, F. (2014). Assessment of school bullying and contributing factors a case of Punjab (Pakistan). Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 4 (7S), 241-251.

Brooks, J. (2011). The process of parenting edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. (2013). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Efobi, A., & Nwokolo, C. (2014). Relationship between parenting styles and tendency to bullying behavior among adolescents. Journal of Education & Human Development, 3, 1 - 15.

Fataruba, R. (2015). Mental revolution of child bullying victims in indonesia: parenting styles and ethnic groups effect. International Journal of Research studies in psychology, 2243-769X.

Hassan, N. C., & Ee. (2015). Relationship between bully’s behaviour and parenting styles amongst elementary school students. International Journal of Education and Training,

1, 1 - 12.

Hurlock. (1978). Perkembangan anak jilid 2 edisi keenam. (Tjandrasa, M). Jakarta: Erlangga. Jones, G. (2015). The effects of family variables on school bullying. Journal of Initial

Teacher Inquiry, 1.

Khairani, L. T. (2015). Hubungan antara pengasuhan orang tua dengan agresifitas pada remaja. Skripsi, Program Psikologi Universitas Muhammadiyah, Malang.

Mudjijanti, F. (2011). School bullying dan peran guru dalam mengatasinya. Diakses pada Oktober 22, 2015, dari http://download.portalgaruda.org/article.5326.html

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2010). Human development (psikologi perkembangan) bagian I s/d IV edisi kesembilan. Jakarta: Kencana.

Pratama, A. A., Krisnatuti, D., & Hastuti, D. (2014). Gaya pengasuhan otoriter dan perilaku

bullying di sekolah menurunkan self esteem anak usia sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga & Konseling, 7, 2.

Purbosari, S. (2014). Perilaku bullying pada siswa SMK ditinjau dari toleransi dan keterbukaan diri anak kepada orang tua. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Putik, N. (2014). Hubungan pola asuh otoriter dan intensitas bermain game online dengan perilaku bullying pada remaja di sekolah. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Rachmah, D. N. (2014). Empati pada pelaku bullying. Journal Ecopsy, 1, 2.

Rigby, K. (2012). Bullying interventions in school : six basic approaches. Australia: ACER Press.

Salleh, N. M., & Zainal, K. (2014). Bullying among secondary school students in malaysia: a case study. International Education Studies, 7, 13.

Santrock, J. W. (2007). Remaja edisi 11 jilid 1. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2007). Remaja edisi 11 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Live-span development perkembangan masa hidup edisi ketigabelas jilid I. Jakarta: Erlangga.

Setyawan, D. (2014, Oktober 16). Kasus bullying dan pendidikan karakter. Diakses pada Oktober 22, 2014, dari http://www.kpai.go.id/berita/kpai.html

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suparwi, S. (2013). Perilaku bullying siswa ditinjau dari persepsi pola asuh otoriter dan

kemampuan berempati. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 8, 1.

Swearer, S. M., Espelage, D. L., & Napolitano, S. A. (2009). Bullying prevention & intervention realistic strategies for schools. New York : The Guildford Press.

Tumon, M. B. A. (2014). Study deskriptif perilaku bullying pada remaja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3, 1.

Wiyani, N.A. (2012). Save our children from school bullying. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Yuanita, C. (2008). Hubungan pola asuh permisif orang tua dengan sikap remaja terhadap

LAMPIRAN

Blue Print SKALA I = BENTUK BULLYING

Bentuk Bullying Tindakan Item

Favourable

Item Unfavourable

Kontak fisik secara

langsung Memukul, mendorong, menendang, menjambak, merusak barang korban, mengurung dalam ruangan

1, 2, 4, 5, 7, 8, 10

3, 9, 11

Kontak verbal secara

langsung Mengancam, mempermalukan,

merendahkan, memanggil dengan nama panggilan, memaki

12, 13, 15, 16, 17, 19, 20

6, 14, 18

Perilaku non verbal secara

langsung Melihat dengan sinis, menjulurkan lidah 21, 42, 24, 45, 26, 48, 29

23, 28, 30 Perilaku non verbal tidak

langsung Mendiamkan, mengucilkan, mengabaikan, mengirim surat kaleng

31, 33, 35,

36, 38, 39 32, 34, 37, 40

Pelecehan seksual - 41, 22, 44,

25, 47, 27 43, 46, 49, 50

Ketentuan Skoring Skala 1

Item STS TS S SS

Favourable 1 2 3 4

Skala Try Out

Isilah identitas Saudara/i

Nama (Inisial) : Kelas :

Usia : Sekolah :

Jenis kelamin : Anak ke …. Dari …. bersaudara

Kedua orang tua utuh / kedua orang tua bercerai *Coret yang tidak sesuai dengan kondisi anda

SKALA I

Petunjuk Pengisian Skala

Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi saudara/i dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia.

Adapun pilihan jawaban yang disediakan adalah: STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju

BACA SETIAP PERNYATAAN DENGAN SEKSAMA SEBELUM MENJAWAB. Jawabanlah dengan jujur berdasarkan diri anda, Terima kasih.

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya memukul badan teman yang saya anggap lemah dihadapan banyak teman agar mereka menganggap saya adalah jagoan

2 Saya dengan sengaja mendorong teman ketika sedang mengantri di kantin

3 Saya membantu teman yang tidak saya sukai untuk berdiri ketika ia terjatuh

4 Saya dengan sengaja menendang barang yang dekat dengan jangkauan saya ke arah teman yang tidak saya sukai

5 Saya dengan sengaja mendorong teman ketika sedang berdesakan masuk gerbang sekolah

6 Saya membela teman yang saya anggap lemah ketika ia dihina oleh teman yang lain

7 Saya melempar buku milik teman yang saya anggap lemah kesana kemari hingga buku tersebut rusak 8 Saya senang memainkan sambil menarik-narik rambut

teman yang terlihat lemah

9 Saya mengambilkan peralatan sekolah milik teman yang tidak saya sukai yang terjatuh dilantai

10 Saya senang mengunci teman yang saya anggap lemah di dalam kelas ketika jam istirahat

11 Saya membantu mengeluarkan teman yang saya anggap lemah ketika ia terkunci dalam suatu ruangan 12 Saya meminta uang secara paksa pada teman yang

tidak berani melawan saya

13 Saya memaksa teman yang saya anggap lemah untuk membayar jajan yang saya makan di kantin

14 Saya tidak meminta uang jajan milik teman karna itu bukan hak saya

15 Saya menertawakan apa pun tindakan yang dilakukan oleh teman yang saya anggap lemah

16 Ketika saya menjumpai teman yang menurut saya aneh, saya menirukan gayanya hingga teman-teman yang lain menertawakan

17 Saya memanggil nama teman dengan sebutan nama hewan atau yang lainnya

18 Saya memilih untuk tidak bergabung bersama teman-teman yang senang menertawakan perilaku teman-teman yang lain

19 Saya meragukan kemampuan teman yang tidak saya sukai dengan cara terus mempertanyakan hasil pekerjaannya ketika saya satu kelompok tugas dengannya

20 Saya menghina teman yang saya anggap lemah di hadapan banyak orang

21 Saya melihat dengan mata melotot ketika teman yang tidak berani melawan saya lewat di depan saya 22 Saya menarik rok/celana teman yang tidak berani

melawan saya

23 Saya menatap dengan tatapan biasa ketika bertemu dengan teman yang saya anggap lemah

24 Saya menjulurkan lidah keluar ketika teman yang saya anggap lemah melihat ke arah saya

25 Saya memeluk teman lawan jenis yang saya anggap tidak berani melawan saya

26 Saya menjulurkan lidah ke luar ketika saya lewat disekitar teman yang saya anggap lemah

27 Saya memaksa teman lawan jenis yang saya anggap lemah untuk ikut bersama saya ke tempat yang sepi 28 Saya melihat ke arah teman yang saya anggap lemah

dengan mata berbinar yang menunjukkan rasa bahagia ketika bertemu dengannya

29 Saya mengeluarkan lidah seolah ingin muntah ketika teman yang saya anggap lemah melihat ke arah tempat duduk saya

30 Saya selalu tersenyum ketika berjumpa dengan teman yang saya anggap lemah

31 Saya tidak menjawab teguran dari teman yang saya anggap lemah

32 Saya biasa mengobrol bersama teman yang saya anggap lemah

33 Saya mengajak teman-teman untuk beranjak pergi ketika teman yang saya anggap lemah mendatangi kami saat berkumpul

34 Saya menerima dengan sambutan yang hangat ketika teman yang saya anggap lemah bergabung dalam perkumpulan bersama teman-teman ketika jam istirahat

35 Saya mengajak teman-teman yang lain untuk tidak bermain dengan teman yang saya anggap lemah 36 Saya bersikap acuh kepada teman yang saya anggap

lemah

37 Saya bersedia menerima masukan pendapat dari teman yang saya anggap lemah

38 Saya senang melempar kertas yang berisi tulisan ejekan kepada teman yang tidak berani melawan saya 39 Saya senang menempel kertas yang berisi tantangan

pada bangku teman yang saya anggap lemah 40 Saya membuang kertas yang berisi ejekean tentang

kejelekan teman yang saya anggap lemah ke tempat sampah

41 Saya meletakkan cermin di bawah rok teman yang saya anggap lemah ketika ia sedang duduk

42 Saya melihat dengan mata melotot ke arah teman yang saya anggap lemah

43 Saya memberitahu teman yang saya anggap lemah ketika resleting rok/celananya terbuka

44 Saya senang mengintip teman lawan jenis yang tidak berani melawan saya ketika ia sedang di kamar mandi 45 Saya melihat dengan tatapan sinis ketika teman yang

saya anggap lemah masuk ke dalam kelas

46 Saya menolong teman yang saya anggap lemah ketika saya tahu teman lawan jenisnya akan merangkulnya 47 Saya senang memegang seluruh bagian organ tubuh

teman lawan jenis yang saya anggap lemah

48 Saya melihat ke arah teman yang saya anggap tidak berani melawan saya dengan tatapan mata sipit sambil mengerutkan kening

49 Saya menolong teman yang saya anggap lemah ketika saya tahu teman lawan jenisnya memaksanya pergi ke tempat sepi

50 Saya tidak mengintip teman yang saya anggap lemah ketika ia sedang di kamar mandi karena itu perilaku yang tidak baik

Blue Print SKALA II = Pola Asuh Otoriter dan Permisif Jenis pola asuh

orang tua

Indikator perilaku Item Favourable

Item Unfavourable

Pola asuh otoriter Menghukum, membatasi dengan berbagai aturan, memaksa anak untuk patuh, menghormati segala keputusan yang diambil oleh orang tua, tidak memberi kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikan segala sesuatu secara verbal dengan orang tua, orang tua tidak responsif pada anak, bersikap keras dan kaku terhadap anak, serta cenderung menerapkan metode kekuasaan yang tegas dalam mengontrol anak.

1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17 19

Pola asuh permisif Memanjakan anak, orang tua banyak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan anak, kurangnya tuntutan dan kendali yang

diberikan oleh orang tua terhadap anak, serta selalu memenuhi segala keinginan yang diinginkan oleh anak.

2, 4, 6, 8, 10,

12, 14 16, 18, 20

Ketentuan Skoring Skala 2

Item STS TS S SS

Favourable 1 2 3 4

Petunjuk Pengisian Skala II

Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi saudara/i dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia.

Adapun pilihan jawaban yang disediakan adalah: STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju

BACA SETIAP PERNYATAAN DENGAN SEKSAMA SEBELUM MENJAWAB. Jawabanlah dengan jujur berdasarkan diri anda, Terima kasih.

SKALA II

No Pernyataan STS TS S SS

1 Orang tua saya menganggap bahwa orang tua yang bijaksana harus mengajari anak-anak mereka sejak kecil tentang siapakah piminan dalam keluarga

2 Orang tua membebaskan saya untuk berfikir dan berbuat sesuai dengan apa yang ingin saya lakukan, bahkan jika hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang orang tua inginkan

3 Orang tua tidak mengizinkan saya untuk bertanya pada setiap keputusan yang orang tua buat

4 Orang tua saya mengikuti apa yang anak-anak inginkan ketika membuat keputusan keluarga

5 Orang tua memberi tahu perilaku apa yang mereka harapkan dari saya, dan jika saya tidak memenuhi harapan tersebut maka orang tua akan menghukum saya 6 Orang tua saya membolehkan saya untuk memutuskan

suatu hal sendiri tanpa banyak arahan dari mereka 7 Orang tua saya bersikap memaksa dan ketat dalam

membuat kesepakatan dengan anak-anaknya ketika tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan

8 Orang tua mengizinkan saya untuk memutuskan sendiri apa yang akan saya lakukan

9 Menurut orang tua, saya harus setuju dengan pendapat mereka karena hal tersebut demi kebaikan saya sendiri 10 Orang tua saya jarang memberi saya harapan dan

bimbingan untuk perilaku saya

11 Setiap kali orang tua menyuruh saya melakukan sesuatu, mereka mengharapkan saya melakukannya sesegera mungkin tanpa bertanya

12 Orang tua saya merasa bahwa tidak seharusnya orang tua membatasi kegiatan, keputusan dan keinginan anak-anak mereka

13 Orang tua saya merasa bahwa paksaan harus lebih digunakan agar anak-anak bersikap sesuai dengan apa yang orang tua inginkan

14 Orang tua jarang memberikan contoh kepada saya tentang cara berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari

15 Orang tua saya sering mengatakan kepada saya apa yang mereka inginkan dari saya dan mereka mengharapkan agar saya dapat mewujudkan keinginan tersebut 16 Orang tua saya menganggap bahwa anak-anak harus

mengikuti setiap petunjuk orang tua

17 Orang tua bersikeras bahwa saya harus sesuai dengan harapan-harapan mereka

18 Orang tua memaksa saya untuk mematuhi peraturan dalam berperilaku

19 Orang tua saya tidak marah jika saya mencoba untuk tidak setuju dengan mereka

20 Orang tua saya mengarahkan perilaku, kegiatan dan keinginan anak-anaknya

LAMPIRAN

Dokumen terkait