• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

Konsumsi Gizi Pelayanan Kesehatan Kesehatan Lingkungan

Hipotesis Penelitian

1 Ada hubungan antara penerapan pesan gizi seimbang dengan status gizi balita di Provinsi Kalimantan Barat.

2 Ada hubungan perilaku KADARZI dengan status gizi balita di Provinsi Kalimantan Barat.

Definisi Operasional

1 Penerapan pesan gizi seimbang keluarga adalah penilaian pererapan 13 pesan gizi seimbang keluarga berdasarkan pesan pada PUGS yang diukur dengan proximate hasil pengkuran konsumsi menggunakan metode recall 1 x 24 jam dan kuesioner sebagaimana metode yang digunakan dalam Riskesdas 2007, sehingga data yang dapat diukur sebanyak 8 pesan dari 13 pesan yang ada. Lima pesan, masing-masing makan aneka ragam makanan, makan cukup energi, makan sumber karbohidrat setengah dari kecukupan energi, konsumsi lemak sampai ¼ dari kecukupan energi dan makan sumber zat besi menggunakan proximaterecall 1 x 24 jam dan 3 pesan (menggunakan garam beriodium, melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur dan menghindari minum minuman beralkohol) menggunakan kuesioner. Masing- masing item pesan diberi skor 0 jika tidak melaksanakan pesan gizi seimbang; skor 1 jika melakukan praktek pesan gizi seimbang. Selanjutnya dikategorikan menjadi baik jika total skor 4 – 8; dan kurang baik jika total skor < 4 (Modifikasi dari Hardinsyah 1998), beberapa pesan tersebut adalah:

a) Makan aneka ragam makanan adalah jenis makanan yang dikonsumsi terdiri dari sumber karbohidrat, sumber lemak, sumber protein, dan sumber mineral yang dilihat dengan pendekatan ada tidaknya lauk hewani dan sayur dalam menu makanan. Beragam jika makan lauk hewani dan sayur; kurang beragam jika tidak makan lauk hewani dan sayur. Pengukuran ini berdasarkan indikator yang dipakai pada indikator KADARZI dengan modifikasi pada jenis makanan sayur dan buah (Depkes 2007a)

b) Makan cukup energi adalah jumlah energi makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan yang dibandingkan dengan rata-rata kecukupan energi

untuk penduduk Indonesia sebesar 2000 kalori (WNPG 2004). Selanjutnya diukur jumlah energi yang dikonsumsi dalam ukuran kalori.

c) Makan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi adalah jumlah gram karbohidrat yang dikonversi dari jumlah total energi antara 50% sampai 65% dari kebutuhan energi. Diukur dengan ukuran gram karbohidrat. Memenuhi jika konsumsi karbohidrat antara 50% - 65% dari kebutuhan energi; tidak memenuhi jika kurang dari 50% atau lebih dari 65% dari total kalori. (WNPG 2004)

d) Konsumsi lemak sampai ¼ dari kecukupan energi adalah jumlah gram lemak yang dikonversi dari jumlah total energi 20% sampai 30% dari kebutuhan energi. Diukur dengan ukuran gram lemak. Memenuhi jika konsumsi lemak antara 20% - 30% dari kebutuhan energi; tidak memenuhi jika kurang dari 20% atau lebih dari 30% dari total kalori.

e) Menggunakan garam beriodium adalah ketersediaan garam beriodium di rumah tangga. Kadar iodium di test menggunakan iodina test. Memenuhi jika berwarna ungu; tidak memenuhi jika tidak berubah warna/muda.

f) Makan sumber zat besi adalah menkonsumsi sumber zat besi berupa hewani dan atau kacang-kacangan dan atau sayuran berwarna hijau tua. Penilaian dengan pendekatan jenis makanan sumber zat besi (Fe) yang dikonsumsi. Memenuhi jika dalam menu makanan terdapat sumber Fe; tidak memenuhi jika dalam menu makanan tidak terdapat sumber Fe.

g) Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur adalah aktifitas fisik yang dilakukan anggota rumah tangga yang berumur di atas 10 tahun secara rutin selama 10 menit setiap kali melakukan yang diperoleh dari wawancara. Selanjutnya dikategorikan cukup apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Kurang apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif kurang dari 150 menit selama lima hari dalam satu minggu.

h) Menghindari minum minuman beralkohol adalah ibu balita minum minuman beralkohol dari berbagai jenis dan merk yang ada dalam 12 bulan terakhir.

Selanjutnya dikategorikan ya, jika 12 bulan terakhir pernah minum minuman beralkohol; dan tidak pernah, jika 12 bulan terakhir tidak pernah minum minuman beralkohol.

2 Perilaku KADARZI adalah keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi di tingkat keluarga/rumah tangga melalui 4 indikator, yaitu menimbang berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, menggunakan garam beriodium dan mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro sesuai anjuran. Selanjutnya pengukuran dilakukan sesuai dengan pedoman KADARZI Depkes RI pada KEPMENKES RI No. 747/Menkes/SK/VI/2007 dengan modifikasi yang dikategorikan baik jika memenuhi 4 kriteria dan kurang baik jika tidak memenuhi 4 kriteria KADARZI.

a) Menimbang berat badan balita adalah frekuensi menimbang berat badan balita secara rutin. Baik jika ditimbang 4 kali atau lebih dalam 6 bulan terakhir; kurang baik jika ditimbang kurang dari 4 kali dalam 6 bulan terakhir.

b) Makan aneka ragam makanan adalah jenis makanan yang dikonsumsi terdiri dari sumber karbohidrat, sumber lemak, sumber protein, dan sumber mineral yang dilihat dengan pendekatan lauk hewani dan sayur. Beragam jika makan lauk hewani dan sayur; kurang beragam jika tidak makan lauk hewani dan sayur.

c) Menggunakan garam beriodium adalah kandungan iodium dalam garam yang digunakan rumah tangga balita. Kadar iodium di test menggunakan iodina test. Baik jika berwarna ungu; kurang baik jika tidak berubah warna/muda.

d) Minum suplemen gizi sesuai anjuran adalah suplement vitamin A yang diberikan oleh program kesehatan pada balita. Baik jika mendapat kapsul vitamin A; kurang baik jika tidak mendapat kapsul vitamin A.

3 Pendidikan orang tua dan pengeluaran rumah tangga

a) Pendidikan ayah adalah tingkat pendidikan formal/terakhir yang pernah dilalui ayah.

Klasifikasi :

b. SMP c. ≥SMA Skala : Ordinal.

b) Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal/terakhir yang pernah dilalui ibu. Klasifikasi : a. ≤SD b. SMP c. ≥SMA Skala : Ordinal.

c) Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata pengeluaran rumah tangga yang digunakan untuk makanan setiap bulan.

Klasifikasi : 1. ≥Rata-rata 2. < Rata-rata Skala : Ordinal.

4 Status gizi Balita adalah status gizi balita yang diukur berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) selanjutnya dibuat kategori menggunakan standar WHO 2006 sebagai berikut :

a. Indeks BB/U

a) Gizi lebih bila Z-score > +2SD

b) Gizi baik bila Z-score-2 SD sampai +2 SD c) Gizi kurang bila Z-score < -2 SD sampai-3 SD d) Gizi buruk bila Z-score < -3 SD

b. Indeks TB/U

a) Normal bila Z-score -2 SD

b) Pendek bila Z-score-3 SD sampai < - 2SD c) Sangat pendek bila Z-score < -3 SD

c. Indeks BB/TB

b) Normal bila Z-score-2 SD sampai +2 SD c) Kurus bila Z-score < -2 SD sampai-3 SD d) Sangat kurus bila Z-score < -3 SD

5 Infeksi adalah penyakit infeksi yang pernah diderita oleh anak sebulan terakhir berupa penyakit ISPA, Diare, Demam thypoid, Malaria, Campak atau Demam Berdarah. Selanjutnya dikategorikan pernah dan tidak pernah.

6 Konsumsi gizi balita adalah jumah zat gizi yang dikonsumsi dalam sehari, meliputi energi, protein dan vitamin A sesuai ketersediaan data Riskesdas 2007.

7 Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diukur dengan tingkat kemudahan dalam mengakses dan memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan jarak dan waktu yang diperlukan agar mendapatkan pelayanan kesehatan serta pemanfaatan terhadap pelayanan yang telah tersedia maupun Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor pada jawaban pertanyaan tentang pelayanan kesehatan.

8 Kesehatan lingkungan adalah higiene dan sanitasi lingkungan yang diukur dengan melihat kondisi kesehatan lingkungan keluarga dan higiene ibu balita. Pengukuran dengan memberikan skor pada jawaban pertanyaan tentang kesehatan lingkungan.

METODE

Desain dan Waktu

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan data sekunder hasil Riskesdas 2007 dengan disain cross sectional, dimana pengukuran outcome dan potential predictor dilakukan secara simultan pada waktu yang bersamaan (Aswin 1997) sesuai dengan data hasil Riskesdas 2007 yang tersedia. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai April 2010.

Populasi dan Penarikan Sampel

Populasi dan sampel menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI di Jakarta. Populasi dalam Riskesdas Provinsi Kalimantan Barat 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosok Provinsi Kalimantan Barat.

Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007. Metode penghitungan dan cara penarikan sampel identik pula dengan two stage sampling yang digunakan dalam Susenas 2007.

Setiap kabupaten/kota yang masuk dalam kerangka sampel kabupaten/kota, diambil sejumlah blok sensus yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota tersebut. Sebuah blok sensus masuk kedalam sampel blok sensus pada sebuah kabupaten/kota bersifat proporsional terhadap jumlah rumah tangga pada sebuah kabupaten/kota (probability proportional to size). Bila dalam sebuah blok sensus terdapat lebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel di tingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus. Secara keseluruhan, berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1 578 (seribu lima ratus tujuh puluh delapan) sampel blok sensus dan berhasil mengunjungi 456 blok sensus dari 12 kabupaten/kota dari 14 kabupaten/kota yang ada (2 kabupaten, yaitu Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Kubu Raya tidak termasuk dalam sampel karena baru pemekaran saat data diambil).

31 761 ind ~ 27 377 ind Simple Random Sampling 12 kab/kota BS BS BS RT RT RT RT RT RT In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u In d iv id u

Two Stage Sampling

Probability Proportional to Size 16 16 16 1 578 BS ~ 456 BS 7 296 RT ~ 6769 RT Keterangan:

BS = Blok Sensus = Ke-n

RT = Rumah Tangga = Dibagi (breakdown)

Ind = Individu ~ = Sebagai sampel

Gambar 3 Skema Urutan Pengambilan Sampel Penelitian

Setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secara acak sederhana (simple random sampling), yang menjadi sampel rumah tangga dengan jumlah rumah tangga di blok sensus tersebut. Secara keseluruhan, jumlah sampel rumah tangga dari 12 kabupaten/kota dalam Susenas Provinsi Kalimantan Barat adalah 7 296 (tujuh ribu dua ratus Sembilan puluh enam), sedang dalam penelitian ini berhasil mengumpulkan 6769 rumah tangga.

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut di atas diambil sebagai sampel individu, kemudian dari 12 kabupaten/kota pada Susenas Provinsi Kalimantan Barat 2007 terdapat 31 761 (tiga puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh satu) sampel anggota rumah tangga dan berhasil mengumpulkan 27 377 (dua puluh tujuh ribu tiga ratus tujuh puluh tujuh) individu anggota rumah tangga yang sama dengan Susenas 2007.

Secara sederhana penentuan sampel dalam Riskesdas (2007) untuk di Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat pada skema sebagai berikut :

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI sebanyak 2 375 rumah tangga selanjutnya ditetapkan rumah tangga dengan kriteria inklusi rumah tangga yang mempunyai balita umur 6 – 59 bulan sebagai sampel. Indikator z-score status gizi BB/TB, TB/U dan BB/U menggunakan range pada WHO Anthrop 2007 sebagai berikut:

Batas z-score BB/TB ± 5SD Batas z-score TB/U ± 6SD

Batas z-score BB/U - 6SD sampai +5SD

Jumlah sampel 1 992 rumah tangga balita (Gambar 4).

.

Gambar 4 Skema Jumlah dan Pengambilan Sampel

Pengolahan dan Analisis Data 1 Data Penerapan Pesan Gizi Seimbang

Data penerapan gizi seimbang didasarkan pada PUGS (13 pesan) yang diambil dari data Riskesdas 2007 sesuai dengan data masing-masing item pesan yang ada. Selanjutnya masing-masing item pesan diberi skor yang mengacu pada cara penilaian penerapan 13 pesan gizi seimbang Hardinsyah (1998) dengan modifikasi. Data yang dapat diukur dalam penelitian ini sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil Riskesdas 2007, terdapat 8 pesan dari 13 pesan, yaitu: 1) Makanlah aneka ragam makanan. Penilaian dengan melakukan pendekatan jenis pangan hewani dan sayur yang dikonsumsi di rumah tangga. Terpenuhi jika dalam menu makanan rumah tangga terdapat makanan hewani dan sayur.

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Penilaian dilakukan dengan pendekatan jumlah energi per kapita dibandingkan dengan rata-rata

Jumlah total sampel 2 375

Kriteri eksklusi : 0 – 5 bulan = 168

Data BB & TB tdk sesuai = 163 Data Orang tua missing = 52 Jumlah sampel

konsumsi energi penduduk Indonesia sebesar 2000 kalori (WNPG 2004). Terpenuhi jika konsumsi energi lebih tinggi atau sama dengan 2000 kalori dan tidak memenuhi jika kurang dari 2000 kalori.

3) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Penilaian dengan pendekatan jumlah kabohidrat yang dikonsumsi per kapita dibandingkan dengan referen konsumsi karbohidrat hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WNKPG 2004) sebesar 50% - 65% dari kebutuhan kalori. Terpenuhi jika konsumsi karbohidrat per kapita 50% - 65% dari kebutuhan kalori dan tidak terpenuhi jika konsumsi karbohidrat per kapita dibawah 50% atau diatas 65% dari kebutuhan kalori.

4) Batasi konsumsi lemak dan minyak ¼ dari kecukupan energi. Penilaian dengan pendekatan jumlah lemak yang dikonsumsi dibandingkan dengan referen hasil WNKPG (2004) sebesar 20% – 30% dari kebutuhan kalori. Terpenuhi jika konsumsi lemat per kapita 20% - 30% dari kebutuhan kalori dan tidak terpenuhi jika konsumsi lemak per kapita dibawah 20% atau diatas 30% dari kebutuhan kalori.

5) Gunakan garam beriodium. Penilaian dengan menggunakan pengujian garam yang digunakan rumah tangga menggunakan Iodina test. Terpenuhi jika hasil test menunjukkan warna ungu dan tidak terpenuhi jika hasil test tidak berwarna atau ungu muda.

6) Makanlah sumber zat besi. Penilaian dengan pendekatan jenis makanan sumber zat besi (Fe) yang konsumsi per kapita rumah tangga. Terpenuhi jika dalam menu makanan terdapat satu atau lebih sumber makanan zat besi (pangan hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau tua) dan tidak terpenuhi jika dalam menu makanan tidak terdapat satu jenis sumber makanan zat besi.

7) Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Penilaian dilakukan dengan menanyakan pada ibu balita menggunakan kuesioner yang telah dilakukan pada Riskesdas 2007 dan dibuat kategori cukup apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Kurang apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu

kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif kurang dari 150 menit selama lima hari dalam satu minggu.

8) Hindari minum minuman beralkohol. Penilaian dilakukan dengan menanyakan kepada ibu balita kebiasaan minum minuman beralkohol pada 12 bulan terakhir. Memenuhi pesan jika tidak pernah minum minuman beralkohol dan tidak memenuhi pesan jika pernah minum minuman beralkohol.

Masing-masing pesan dikategorikan secara nominal dengan skor 0, jika tidak memenuhi dan skor 1 jika memenuhi pesan masing-masing pesan gizi seimbang. Selanjutnya kategori penerapan pesan gizi seimbang dikatakan baik jika total skor 4 – 8 dan kurang baik jika total skor < 4. (Tabel 2)

Tabel 2 Penilaian Penerapan Pesan Gizi Seimbang

No. Pesan Skor

Terpenuhi Tidak terpenuhi

1 Makanlah aneka ragam makanan 1 0

2 Makanlah makanan untuk memenuhi

kecukupan energi

1 0

3 Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

1 0

4 Batasi konsumsi lemak dan minyak ¼ dari kecukupan energi

1 0

5 Gunakan garam beriodium 1 0

6 Makanlah sumber zat besi 1 0

7 Lakukan aktivitas fisik secara teratur 1 0

8 Hindari minum minuman beralkohol 1 0

Total skor 11 0

Keterangan :

Skor 1 : Pesan terpenuhi

Skor 0 : Pesan tidak terpenuhi

Jumlah skor 4 – 8 : Penerapan PUGS baik

2 Data Perilaku KADARZI

Data perilaku KADARZI dari masing-masing indikator KADARZI yang diteliti diambil dari data hasil Riskesdas 2007 sesuai dengan ketersediaan data, dimana pada Riskesdas 2007 menggunakan kuesioner dan pendekatan (proxy) recall 1 x 24 jam. Indikator yang dapat dinilai pada penelitian ini terdiri dari 4 indikator dari 5 indikator, masing-masing adalah indikator ke-1 yaitu teratur menimbangkan berat badan balita, indikator ke-3 makan aneka ragam makanan, indikator ke-4 yaitu menggunakan garam beriodium dan indikator ke- 5 yaitu minum suplemen gizi ssuai anjuran, sedangkan indikator ke-2 pemberian ASI eksklusif tidak diukur karena terbatasnya ketersediaan data Masing-masing indikator dijadikan dasar penilaian perilaku KADARZI sesuai dengan pedoman KADARZI pada KEPMENKES RI No. 747/Menkes/SK/VI/2007 dengan modifikasi pada indikator makan aneka ragam makanan dengan pendekatan ada tidaknya sumber pangan hewani dan sayur dalam menu makanan rumah tangga, selanjutnya dikategorikan baik jika memenuhi 4 indikator yang dinilai dan kurang baik jika tidak memenuhi 4 indikator yang dinilai (Tabel 3).

Tabel 3 Penilaian Perilaku KADARZI

No. Indikator Perilaku KADARZI Kategori

1 Menimbang berat badan secara teratur Baik: Bila ~ 4 kali berturut-turut Belum baik: Bila < 4 kali berturut-turut

2 Makan beraneka ragam

Baik: Bila makan lauk hewani dan sayur

Belum baik:Bila tidak makan lauk hewani dan sayur*)

3 Menggunakan garam beriodium Baik : warna ungu

Belum baik : warna tidak berubah

4 Memberikan suplemen gizi sesuai anjuran

Baik:

Bila mendapat kapsul biru pada bulan Feb atau Agt (6-11 bln).

Bila mendapat kapsul merah setiap bulan Feb dan Agt (12-59 bln). Belum baik: Bila tidak mendapat kapsul biru/merah

3 Data Status Gizi

Data Status gizi didasarkan pada pada 3 (tiga) indeks pengukuran status gizi, yaitu berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut umur (BB/U). Kategori status gizi didasarkan pada baku antropometri WHO 2006 dengan melihat nilai z-scoredari masing- masing indeks status gizi sebagai berikut:

a. Berdasarkan indeks BB/TB : Kategori gemuk

Kategori normal Kategori kurus

Kategori sangat Kurus

z-score > 2.0 SD

z-score -2 SD s.d ≤+2 SD z-score < -2 SD s.d-3 SD z-score < -3.0 SD

b. Berdasarkan indeks TB/U Kategori normal

Kategori pendek

Kategori sangat pendek

z-score > -2.0 SD

z-score < -2.0 SD s.d-3 SD z-score < -3.0 SD

c. Berdasarkan indeks BB/U Kategori gizi lebih

Kategori gizi baik Kategori gizi kurang Kategori gizi buruk

z-score > +2 SD

z-score -2 SD s.d ≤+2 SD z-score < -2 SD s.d -3 SD z-score < -3 SD

4 Data Infeksi

Data infeksi yang diambil adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, demam thypoid, malaria, campak dan demam berdarah. Penilaian menggunakan kuesioner dengan menanyakan pernah menderita atau pernah didiagnosa oleh tenaga medis pada 12 bulan dan 1 bulan terakhir. Selanjutnya dikategorikan pernah atau tidak pernah menderita satu atau lebih penyakit ISPA, diare, demam thypoid, malaria, campak atau demam berdarah.

5 Data Konsumsi Gizi Balita

Data konsumsi gizi akan didasarkan pada kelompok 3 zat gizi, yaitu zat gizi energi, protein dan vitamin A sesuai dengan ketersediaan data Riskesdas 2007. Selanjutnya kebutuhan masing-masing zat gizi dihitung berdasarkan kelompok umur menggunakan standar AKG tahun 2004.

Data ini diukur dengan menggunakan skoring dari beberapa jawaban pertanyaan tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan sesuai dengan kuesioner yang ada di Riskesdas 2007. Penentuan kategori memakai kategori yaitu baik jika memenuhi ≥ 50% dari total skor dan kurang baik jika < 50% total skor (Tabel 4).

Tabel 4 Penilaian Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

No Indikator Skor

1 Berapa jarak yang harus ditempuh ke sarana pelayanan kesehatan terdekat (RS, Puskesmas, Pustu, Dokter praktek, Bidan Praktek)?

- < 1 KM - 1 – 5 KM - > 5 KM 3 2 1 2 Berapa waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan terdekat (Rumah

Sakit, Puskesmas, Pustu, Dokter praktek, Bidan Praktek)?

- ≤15 menit - 16 – 30 menit - > 30 menit 3 2 1 3 Berapa jarak yang harus ditempuh ke sarana pelayanan kesehatan terdekat

(Posyandu, Poskesdes, Polindes)?

- < 1 KM - 1 – 5 K - > 5 KM 3 2 1 4 Berapa waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan terdekat (Posya

Poskesdes, Polindes)? - ≤15 menit - 16 – 30 menit - > 30 menit 3 2 1 5 Apakah tersedia angkutan umum ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat?

- Ya

- Tidak

3 1 6 Apakah rumah tangga ini pernah memanfaatkan pelayanan Posyandu/

Poskesdes dalam 3 bulan terakhir?

- Ya - Tidak 3 1 7 Penimbangan - ya - tidak 3 1 8 Penyuluhan - Ya - Tidak 3 1 9 Imunisasi - Ya - Tidak 3 1 10 KIA - Ya - Tidak 3 1

Lanjutan

No Indikator Skor

11 Suplementasi Gizi (Vit A, Fe, Multigizi Mikro)

- Ya

- Tidak

3 1 12 Apakah rumah tangga ini pernah memanfaatkan pelayanan Polindes/

Bidan Desa dalam 3 bulan terakhir?

- Ya

- Tidak

3 1 13 Dalam 6 bulan terakhir, apakah anak ditimbang ?

- Ya - Tidak tahu - Tidak pernah 3 2 1 14 Apakah dalam 6 bulan terakhir anak mendapatkan kapsul vitamin A

- Ya - Tidak 3 1 15 Pemeriksaan balita - Ya - Tidak 3 1 16 Pengobatan - Ya - tidak 3 1 Total skor 48

- Baik jika total skor≥24 (≥50%) - Sedang Jika total skor < 24 (< 50%)

7 Data Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diolah dengan skoring dari beberapa item jawaban pertanyaan, terdiri dari higiene dan sanitasi lingkungan. Kuesioner yang digunakan sesuai dengan kuesioner Riskesdas 2007 tentang sanitasi lingkungan dan higiene ibu. Penentuan kategori memakai kategori yaitu baik jika memenuhi≥50% dari total skor dan kurang baik jika < 50% total skor (Tabel 5)

Tabel 5 Penilaian Kesehatan Lingkungan

No. Macam dan Indikator Skor

1 Berapa jumlah pemakaian air untuk keperluan rumah tangga ?

- ≥100 liter - 50 – 99,9 liter - < 49,9 lite 3 2 1 2 Berapa jarak untuk memperoleh air (pulang pergi)

- ≤1 KM

- > KM

3 1

Lanjutan

No. Macam dan Indikator Skor

3 Berapa lama waktu untuk memperoleh air (pulang pergi)

- ≤30 menit

- > 30 menit

3 1 4 Apakah di sekitar sumber sumber air dalam radius < 10 meter terdapat

sumber pencemaran (air limbah/tangki septik/sampah) ?

- Tidak

- Tidak ada sumber air

- Ya

3 2 1 5 Apakah air untuk semua kebutuhan rumah tangga diperoleh dengan

mudah sepanjang tahun

- Ya (mudah)

- Sulit dimusim kemarau - Sulit sepanjang tahun Number

3 2 1

6 Air yang digunakan Keruh

- Tidak

- Ya

3 1

7 Air yang digunakan Berwarna

- Tidak

- Ya

3 1

8 Air yang digunakan Berasa

- Tidak

- Ya

3 1

9 Air yang digunakan Berbusa

- Tidak

- Ya

3 1

10 Air yang digunakan Berbau

- Tidak

- Ya

3 1 11 Apakah jenis sarana / tempat penampungan air minum sebelum dimasak

?

- Wadah/tandon tertutup

- Wadah/tandon terbuka

- Tidak ada/langsung dari sumber

3 2 1 12 Apakah perlakuan terhadap air yang akan diminum diminum

Dokumen terkait