• Tidak ada hasil yang ditemukan

15. PENDIRIAN YAYASAN INDONESIA OLEH SUBJEK HUKUM (ORANG) ASING (WARGA NEGARA ASING)

DAN BADAN HUKUM ASING

 Pasal 9 UUY menegaskan :

(1) Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal.

(2) Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.

(3) Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.

(4) Biaya pembuatan akta notaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(5) Dalam hal Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didirikan oleh orang asing atau bersama-sama orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirian Yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 Berdasarkan ketentuan tersebut bahwa Yayasan (di Indonesia) bisa didirikan oleh subjek hukum (orang) Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing, dengan dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal.

39 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

 Pendirian Yayasan oleh orang asing (WNA) atau bersama-sama orang asing (WNA), mengenai syarat dan tata cara pendirian Yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah. Jadi Yayasan bisa didirikan oleh WNA saja atau bersama-sama dengan WNI.

 Dalam Pasal 10 – 14 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN yang mengatur pendirian Yayasan oleh WNA atau bersama-sama WNI, yaitu :

Pasal 10 :

(1) Orang Asing atau Orang Asing bersama Orang Indonesia dapat mendirikan Yayasan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ini.

(2) Yayasan yang didirikan oleh Orang Asing atau Orang Asing bersama Orang Indonesia selain berlaku Peraturan Pemerintah ini berlaku juga ketentuan peraturan perundang-undangan lain.

Pasal 11 :

(1) Yayasan yang didirikan oleh orang perseorangan asing harus memenuhi persyaratan dokumen sebagai berikut:

a. identitas pendiri yang dibuktikan dengan paspor yang sah;

b. pemisahan sebagian harta kekayaan pribadi pendiri yang dijadikan kekayaan awal Yayasan paling sedikit senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut; dan

c. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan Yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

(2) Yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing harus memenuhi persyaratan dokumen sebagai berikut:

a. identitas badan hukum asing pendiri Yayasan yang dibuktikan dengan keabsahan badan hukum pendiri Yayasan tersebut;

b. pemisahan sebagian harta kekayaan pendiri yang dijadikan kekayaan awal Yayasan paling sedikit senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pengurus badan hokum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut; dan

c. surat pernyataan dari pengurus badan hukum yang bersangkutan bahwa kegiatan Yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Pasal 12 :

(1) Yayasan yang didirikan oleh Orang Asing atau Orang Asing bersama Orang Indonesia, salah satu anggota Pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris, atau bendahara wajib dijabat oleh warga negara Indonesia.

(2) Anggota Pengurus Yayasan yang didirikan oleh Orang Asing atau Orang Asing bersama Orang Indonesia wajib bertempat tinggal di Indonesia.

40 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

(3) Anggota Pengurus Yayasan yang berkewarganegaraan asing harus pemegang izin melakukan kegiatan atau usaha di wilayah negara Republik Indonesia dan pemegang Kartu Izin Tinggal Sementara.

(4) Anggota Pengurus Yayasan yang berkewarganegaraan asing yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), karena hokum berhenti dari jabatannya.

(5) Dalam hal terjadi kekosongan anggota Pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris, atau bendahara dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal terjadinya lowongan jabatan tersebut harus sudah diangkat penggantinya.

Pasal 13 :

(1) Anggota Pembina dan anggota Pengawas Yayasan yang berkewarganegaraan asing, jika bertempat tinggal di Indonesia harus pemegang izin melakukan kegiatan atau usaha di wilayah negara Republik Indonesia dan pemegang Kartu Izin Tinggal Sementara.

(2) Anggota Pembina dan anggota Pengawas Yayasan yang berkewarganegaraan asing yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), karena hukum harus meninggalkan wilayah negara Republik Indonesia.

Pasal 14 :

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) dan Pasal 13 ayat (1) tidak berlaku bagi pejabat korps diplomatik beserta keluarganya yang ditempatkan di Indonesia

 Bahwa meskipun dalam Pasal 9 UUY dan Penjelasannya yang dimaksud Orang dalam pasal tersebut berarti Orang Perseorangan dan Badan Hukum (Perdata dan Publik). Khusus untuk pendirian Yayasan oleh WNA atau bersama-sama WNI, harus WNA dalam pengertian Subjek Hukum Orang (bukan dalam arti Badan Hukum Perdata Asing), hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 10 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN dengan menyebutnya Orang Asing yang berarti Orang Perseorangan Warga Negara Asing. Tapi ketentuan/aturan hukum Badan Hukum Asing dapat menjadi pendiri Yayasan disebutkan dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

 Ketentuan laian yang harus diperhatikan dalam pendirian Yayasan yang didirikan oleh WNA atau bersama-sama WNI, antara lain:

a. SETORAN KEKAYAAN AWAL PENDIRIAN YAYASAN.

 Dalam pendirian Yayasan hanya mengenal Setoran Awal Kekayaan Yayasan, jadi bukan Modal Dasar Yayasan, karena Yayasan bukan institusi bisnis, sehingga setoran awal tersebut tidak dapat ditarik lagi dengan cara dan bentuk apapun.

41 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

 Yayasan yang didirikan WNA atau bersama-sama WNI para pendirinya harus menyisihkan harta kekayaan pribadinya yang merupakan kekayaan awal Yayasan paling sedikit Rp. 100.000.000.- (seratus juta rupiah).

 Bahwa uang yang disetorkan tersebut harus dapat dibuktikan dengan setoran ke rekening Yayasan atau dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pendiri untuk menyetorkan kekayaan awal Yayasan tersebut.

 Jika penyisihan harta kekayaan tersebut berasal dari harta bersama dalam perkawinan, diperlukan juga Surat Persetujuan dari pasangan kawinnya mengenai penyetoran harta kekayaan awal Yayasan tersebut.

b. PENGURUS, PEMBINA DAN PENGAWAS YAYASAN.

 Bahwa dalam Yayasan yang didirikan oleh WNA saja atau bersama-sama dengan WNI, maka semua organ dalam Yayasan (Pengurus, Pembina dan Pengawas Yayasan) dapat dijabat atau diisi oleh WNA, dengan memenuhi persyaratan tertentu, yaitu :

 PENGURUS : salah satu Pengurus harus diisi/dijabat oleh WNI. Bisa sebagai Ketua, Sekretaris atau Bendahara.

 Seluruh Pengurus tersebut, baik yang WNA atau WNI harus bertempat tinggal (domisili) di Indonesia.

 Jika pengurusnya ada yang WNA yang bersangkutan harus mempunyai artu Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) dan ijin untuk melakukan kegiatan atau usaha di Indonesia.

 Jika pengurus tidak memiliki ijin-ijin dimaksud, maka Pengurus tersebut demi hukum harus berhenti dari jabatannya.

 Kewajiban untuk memiliki ijin dimaksud tidak berlaku bagi pejabat korps Diplomatik beserta keluarganya yang ditempatkan di Indonesia.

 Jika Pembina atau Pengawas Yayasan diisi atau dijabat oleh WNA mempunya persyaratan yang sama dengan Pengurus, yaitu memiliki KITAS dan ijin untuk melakukan kegiatan atau usaha di Indonesia.

 Bahwa WNA bisa menjabat dalam organ Yayasan, khusus untuk Yayasan yang didirikan oleh WNA atau bersama-sama dengan WNI. Jadi WNA tidak boleh menjadi Pengurus, Pengawas dan Pembina yang didirkan oleh WNI saja.

c. Dalam pendirian Yayasan oleh WNA saja atau bersama-sama WNI, sangat dianjurkan agar Notaris meminta syarat tambahan atau dokumen lain dari WNAnya untuk kepentingan Notaris sendiri, antara lain : paspor, Surat Pernyataan mengenai maksud dan tujuan Yayasan harus tetap memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia.

d. Jika Yayasan tersebut akan memperkerjakan WNA maka harus memerhatikan mengenai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Permen 16/2015).

42 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 20015 tentang Tata cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Regulasi yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 42 ayat (1), Pasal 43 ayat (4), Pasal 44 ayat (2) UU Nomor 13 Tahun 2003 ini merupakan amandemen regulasi sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Asing, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ketenagakerjaan. Pemberi kerja TKA meliputi Instansi Pemerintah, Badan-badan Internasional, perwakilan negara asing, Organisasi Internasional, Kantor Perwakilan Dagang Asing, kantor perwakilan berita asing, perusahaan swasta asing, badan usaha asing yang terdaftar di instansi yang berwenang, badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dalam bentuk perseroaan terbatas atau yayasan, lembaga sosial, keagamaan, pendidikan dan kebudayaan dan usaha impresariat.

CATATAN :

 Jika ada Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN yang mengambil bentuk hukum Yayasan seperti tersebut dalam Pasal 10 dan 11 bahwa :

Pasal 10 :

(1) Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat berbentuk:

a. badan hukum; atau b. tidak berbadan hukum.

(2) Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat:

a. berbasis anggota; atau b. tidak berbasis anggota.

Pasal 11 :

(1) Ormas berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a dapat berbentuk:

a. perkumpulan; atau b. yayasan.

(2) Ormas berbadan hukum perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a didirikan dengan berbasis anggota.

(3) Ormas berbadan hukum yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b didirikan dengan tidak berbasis anggota.

Maka harus mengikuti ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 43 – 46 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. Yaitu :

Pasal 43 :

(1) Ormas yang didirikan oleh warga negara asing dapat melakukan kegiatan di wilayah Indonesia.

43 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

(2) Ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. badan hukum yayasan asing atau sebutan lain;

b. badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia; atau

c. badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing.

Pasal 44 :

(1) Ormas badan hukum yayasan asing atau sebutan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a wajib memiliki izin Pemerintah.

(2) Izin Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. izin prinsip; dan b. izin operasional.

(3) Izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri setelah memperoleh pertimbangan tim perizinan.

(4) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 45 :

(1) Untuk memperoleh izin prinsip, ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. ormas badan hukum yayasan asing atau sebutan lain dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia;

b. memiliki asas, tujuan, dan kegiatan organisasi yang bersifat nirlaba.

(2) Izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.

(3) Perpanjangan izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum izin prinsip berakhir.

Pasal 46 :

(1) Izin operasional bagi ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a hanya dapat diberikan setelah ormas mendapatkan izin prinsip.

(2) Untuk memperoleh izin operasional, ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a harus memiliki perjanjian tertulis dengan Pemerintah sesuai dengan bidang kegiatannya.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tidak melebihi jangka waktu izin prinsip dan dapat diperpanjang.

(4) Perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum izin operasional tersebut berakhir.

Pasal 47 :

(1) Badan hukum ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b dan huruf c disahkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia setelah mendapatkan pertimbangan tim perizinan.

(2) Selain harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang yayasan, pengesahan badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara

44 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b wajib memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. warga negara asing yang mendirikan ormas tersebut telah tinggal di Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;

b. pemegang izin tinggal tetap;

c. jumlah kekayaan awal yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia, yang berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri paling sedikit senilai Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pengurus badan hukum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut;

d. salah satu jabatan ketua, sekretaris, atau bendahara dijabat oleh warga negara Indonesia; dan

e. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan/atau negara Indonesia.

(3) Selain harus memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang yayasan, pengesahan badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c, wajib memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. badan hukum asing yang mendirikan yayasan tersebut telah beroperasi di Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;

b. jumlah kekayaan awal yayasan yang didirikan badan hukum asing yang berasal dari pemisahan sebagian harta kekayaan pendiri yang dijadikan kekayaan awal yayasan paling sedikit senilai Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pengurus badan hukum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut;

c. salah satu jabatan ketua, sekretaris, atau bendahara dijabat oleh warga negara Indonesia; dan

d. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan/atau negara Indonesia.

16. PRINSIP HUKUM YAYASAN

Beberapa prinsip yang dapat ditarik dari UUY dan UUY-P, antara lain:

1. Yayasan sebagai lembaga yang nirlaba.

2. Pendirian Yayasan secara deklaratif.

3. Secara formal pendirian Yayasan harus dengan akta Notaris (Pasal 9 ayat (2) UUY).

4. Yayasan sebagai Badan Hukum (Pasal 1 UUY) setelah memperoleh pengesahan dari Menteri (Pasal 11 UUY-P).

5. Perbuatan hukum yang dilakukan Pengurus atas nama Yayasan sebelum Yayasan memperoleh status Badan Hukum menjadi tanggungjawab Pengurus secara tanggung renteng (Pasal 13 A UUY-P).

6. Yayasan dapat mendirikan atau turut serta melakukan kegiatan usaha guna mencapai maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan

45 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, penyertaan tersebut paling banyak 25 % dari seluruh nilai kekayaan Yayasan (Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) dan (2) serta Pasal 8 UUY).

7. Kekayaan Yayasan dilarang dialihkan atau dibagikan kepada Organ Yayasan, karyawan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan baik langsung maupun tidak langsung atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang (Pasal 5 UUY-P)

8. Pengurus Yayasan menerima gaji, upah atau honorarium yang ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan (Pasal 5 ayat (2) YYU-P), dengan batasan:

a. Pengurus yang bersangkutan bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan organ Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.

9. Maksud dan tujuan Yayasan tidak dapat diubah (Pasal 17 UUY).

10. Anggaran dasar Yayasan dapat diubah berdasarkan keputusan Rapat Pembina apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah anggota Pembina (Pasal 18 ayat (2) UUY).

11. Tidak diperkenankan adanya rangkap jabatan dalam organ Yayasan.

12. Jabatan dalam Yayasan (sebagai Pembina, Pengawas, Pengurus) secara pribadi/perorangan) atau tidak dalam kapasitas jabatan tertentu (ex officio).

13. Bila terjadi ultra vires atau perbuatan melawan hukum, maka anggota pengurus Yayasan bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian tersebut, baik terhadap Yayasan maupun pihak ketiga (Pasal 35 ayat (5) UUY).

14. Jika Yayasan dilikuidasi, maka sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai maksud dan tujuan sama dengan Yayasan yang bubar apabila hal tersebut diatur dalam undang-undang mengenai badan hukum tersebut (Pasal 68 ayat (1) UUY dan Pasal 68 ayat (1) dan (2) UUY-P), jika tidak dilakukan seperti itu, maka sisa kekayaan tersebut diserahkan kepada negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan tersebut (Pasal 68 ayat (2) UUY dan Pasal 68 ayat (3) UUY-P).

15. Setiap organ Yayasan yang melakukan pengalihan atau membagikan secara langsung atau tidak langsung kekayaan Yayasan kepada organ Yayasan, karyawan atau pihak lain yang mempunyai kepentingan Yayasan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana tambahan berupa kewajiban mengembalikan uang, barang atau kekayaan Yayasan yang dialihkan atau dibagikan tersebut (Pasal 70 ayat (1) dan (2) UUY).

16. Yayasan tidak dapat dialihkan (diwariskan/jual beli/hibah).

17. KEWENANGAN BERTINDAK DARI ORGAN-ORGAN DALAM

SUBJEK HUKUM/BADAN HUKUM PERDATA - SETIAP ORGAN

DALAM BADAN HUKUM PERDATA SELALU MEMPUNYAI BATAS

WAKTU MENJALANKAN KEWENANGAN DAN TINDAKKAN HUKUM

Dokumen terkait