• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDIRIAN BARU YAYASAN. 2. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDIRIAN BARU YAYASAN. 2. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

1 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

HABIB ADJIE

Jalan Tidar No. 244 Surabaya – 60251 Telp. 031 – 5483881, Fax. 031 – 5469853.

08121652894 (Call Only) WA : 08113337243 email : [email protected] WebBlog : habibadjie.dosen.narotama.ac.id

Indonesia Notary Community (INC) www. indonesianotarycommunity.com

SOLUSI :

A. YAYASAN :

1. PENDIRIAN BARU YAYASAN.

2. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/ TIDAK DIURUS, SEKARANG YAYASAN TERSEBUT AKAN DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA,

3. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013, SEKARANG YAYASAN TERSEBUT AKAN DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA,

4. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013, SEKARANG YAYASAN TERSEBUT AKAN DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA.

5. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM ATAU SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN. DAN TIDAK AKAN DISESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA SESUAI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN YAYASAN TAPI INGIN DIBUBARKAN.

6. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BUKAN OLEH SUBJEK HUKUM

ORANG (MISALNYA OLEH PEMERINTAH DAERAH,

MILITER/TNI/KEPOLISIAN)

(2)

2 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

7. APAKAH BOLEH YAYASAN MENJUAL ATAU BENTUK LAINNYA ATAU MENJAMINKAN HARTA KEKAYAANNYA ?

8. BOLEHKAH DALAM PENDIRIAN YAYASAN MEMAKAI MUKADIMAH ?

9. PEMBUKAAN CABANG YAYASAN.

10. MENGAWALI, MELANJUTKAN, MENGAKHIRI MASA MENJABAT DALAM ORGAN YAYASAN.

11. JIKA PEMBINA HANYA SATU ORANG APAKAH MEMBUAT BERITA ACARA RAPAT PEMBINA ATAU MEMBUAT PUTUSAN PEMBINA ?

12. MASA JABATAN PENGURUS YAYASAN YANG TELAH BERAKHIR, TAPI TETAP MELAKUKAN KEGIATAN PENGURUSAN.

13. KEKOSONGAN PEMBINA YAYASAN.

14. PENGGANTIAN/PERUBAHAN PEMBINA, PENGURUS DAN PENGAWAS YAYASAN YANG TIDAK PERNAH DILAPORKAN/DIBERITAHUKAN KE KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA.

15. PENDIRIAN YAYASAN INDONESIA OLEH SUBJEK HUKUM (ORANG) ASING (WARGA NEGARA ASING) DAN BADAN HUKUM ASING

16. PRINSIP HUKUM YAYASAN.

17. KEWENANGAN BERTINDAK DARI ORGAN-ORGAN DALAM SUBJEK HUKUM/BADAN HUKUM PERDATA - SETIAP ORGAN DALAM BADAN HUKUM PERDATA SELALU MEMPUNYAI BATAS WAKTU MENJALANKAN KEWENANGAN DAN TINDAKKAN HUKUM BERDASARKAN KEWENANGAN YANG DIMILIKINYA.

B. PERKUMPULAN :

PENDIRIAN PERKUMPULAN BARU DAN PENYESUAIAN PERKUMPULAN LAMA YANG BELUM BERBADAN HUKUM

(BERDASARKAN : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN).

C. ORGANISASI MASYARAKAT (ORMAS) : AKTA NOTARIS UNTUK ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS)

D. BADAN, LEMBAGA, DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PENERIMA BANTUAN SOSIAL (SESUAI PASAL 298 AYAT (5)

(3)

3 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

HURUF d UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH).

--- A. YAYASAN :

1. PENDIRIAN YAYASAN BARU (PERTAMA KALI)

1) PENGESAHAN YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM VIA SABH ON LINE/ELEKTRONIK.

2) DALAM SABH ON LINE MELALUI MENU PENDIRIAN BARU YAYASAN.

3) PADA YAYASAN SEPERTI INI PADA PREMISSE AKTA PENDIRIANNYA DENGAN KALIMAT SEBAGAI BERIKUT :

Para Penghadap dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, dengan ini menyatakan mendirikan Yayasan dengan anggaran dasar sebagai berikut :--- --- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN --- --- Pasal 1 ---

 CATATAN :

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016

TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN NPERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN

PERUBAHAN DATA YAYASAN

PASAL 13 :

(1) Pengisian Format Pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap.

(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta pendirian Yayasan.

(4) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:

a. salinan akta pendirian Yayasan;

b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;

c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau

pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan

yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan;

(4)

4 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut;

e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan.

f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan, dan

g. surat kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak.

(5) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang pendirinya orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau instansi terkait.

(6) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat.

CATATAN :

 Pasal 9 ayat (1) UUY menyebutkan “Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaannya pendirinya, sebagai kekayaan awal”. Penjelasan pasal dan ayat tersebut bahwa “Yang dimaksud dengan “orang”

adalah orang perseorangan atau badan hukum”. Dengan demikian Yayasan bisa didirikan oleh Subyek Hukum Orang/manusia, dan Subyek Hukum Badan Hukum.

Jika Subyek badan Hukum, bisa Badan Hukum Perdata (Yayasan, Perkumpulan, Perseroan Terbatas), dan Badan Hukum Publik (Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi/Propinsi, Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten).

 Pendirian Yayasan bersifat DEKLARATIF karena bisa didirikan oleh satu Subyek Hukum Orang/manusia atau Badan Hukum Perdata atau Badan Hukum Publik saja.

 Pendirian Yayasan bukan bersifat Perjanjian, karena jika bersifat Perjanjian seperti pada pendirian Perseroan Terbatas (PT), jika PT dibubarkan, maka saham/harta kekayaan/asset yang ada/tersisa dapat diberikan/dibagikan kepada para pemegang saham, sedangkan pada Yayasan jika dibubarkan, maka harta kekayaan/aset yang ada/tersisa harus diberikan/diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai maksud dan tujuan sama dengan Yayasan yang bubar tersebut (Pasal 68 ayat (1) UUY) atau diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan tersebut (Pasal 68 ayat (2) UUY).

 Jika Yayasan didirikan oleh Subyek Hukum Orang/manusia, untuk pemisahan harta kekayaan dari para pendiri yang berasal dari harta bersama (harta bergerak atau tidak bergerak) harus ada Persetujuan secara tertulis dari pasangan kawan-kawinnya, jika berasal dari warisan harus ada Persetujuan secara tertulis dari para ahli warisnya.

 Jika Yayasan didirikan oleh Subyek Hukum Badan Hukum Perdata, untuk

pemisahan harta kekayaan dari para pendiri (Badan Hukum Perdata) yang

berasal dari harta bersama (harta bergerak atau tidak bergerak) harus ada

(5)

5 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

Persetujuan secara tertulis dari institusi yang tersebut dalam anggaran dasar badan hukum perdata tersebut.

 Jika Yayasan didirikan oleh Subyek Hukum Badan Hukum Publik, untuk pemisahan harta kekayaan dari para pendiri (Badan Hukum Perdata) yang berasal dari harta kekayaan Pemerintah (Pusat/Propinsi/Kota/Kabupaten) harus ada Persetujuan secara tertulis dari DPR/DPRD Propinsi/DPRD Kota/

Kabupaten) dalam bentuk Peraturan Pemerintah atau Peraturan Daerah, hal ini berkaitan dengan penyisihan harta kekayaan pemerintah sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA bahwa yang dimaksud dengan : Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

 Subyek Hukum yang mendirikan Yayasan bukan pemilik Yayasan. Maka Yayasan yang telah berbadan hukum menjadi milik masyarakat, dan masyarakat akan memperoleh guna dan manfaat dari maksud dan tujuan tersebut. Oleh karena itu sangat tidak perlu jika Subyek Badan Hukum Publik mendirikan Yayasan, karena menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 1/2004, harta kekayaan termasuk investasi dan kekayaan Yayasan yang akan tetap berkedudukan sebagai milik Subyek Badan Hukum Publik tersebut, sedangkan dalam Yayasan tidak bisa dimiliki oleh pendirinya, tapi oleh masyarakat.

 Jika Yayasan didirikan oleh Subyek Badan Hukum, maka Pembina, Pengawas dan Pengurus harus bersifat pribadi (bukan dan tidak exofficio dalam jabatannya).

 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH :

 Pasal 76 ayat (1) huruf c tentang Larangan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dilarang : menjadi pengurus suatu perusahaan, baik milik swasta maupun milik negara/daerah atau pengurus YAYASAN bidang apa pun;

 Pasal 59 :

(1) Setiap Daerah dipimpin oleh kepala Pemerintahan Daerah yang disebut kepala daerah.

(2) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah provinsi disebut gubernur, untuk Daerah kabupaten disebut bupati, dan untuk Daerah kota disebut wali kota.

 Pasal 63 :

(1) Kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dapat dibantu oleh wakil kepala daerah.

(2) Wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah provinsi disebut wakil gubernur, untuk Daerah kabupaten disebut wakil bupati, dan untuk Daerah kota disebut wakil wali kota.

2. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN

SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/ TIDAK DIURUS, SEKARANG

(6)

6 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

YAYASAN TERSEBUT AKAN DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA,

 MAKA HARUS DIBUAT AKTA PENDIRIAN (BARU) YANG MENGHADAP NOTARIS YAITU MEREKA YANG MENDIRIKAN PERTAMA KALI YAYASAN TERSEBUT.

 JIKA YANG MENDIRIKAN SUDAH TIDAK ADA LAGI DAPAT DILAKUKAN OLEH ORGAN YANG DIBERI KEWENANGAN DALAM ANGGARAN DASAR YAYASAN YANG BERSANGKUTAN.

 DALAM SABH ON LINE MELALUI MENU PENDIRIAN BARU YAYASAN.

 PERSYARATAN YANG HARUS DILENGKAPI SESUAI PASAL 13 AYAT (1) – (6) PERATURAN MENTERI TERSEBUT DI ATAS, YAITU :

(1) Pengisian Format Pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari npemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap.

(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta pendirian Yayasan.

(4) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:

a. salinan akta pendirian Yayasan;

b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;

c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan;

d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut;

e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan.

f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan, dan

g. surat kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak.

(5) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang pendirinya orang asing, orang asing bersama- sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau instansi terkait.

(6) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain

melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

(7)

7 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat.

 PADA YAYASAN SEPERTI INI PADA PREMISSE AKTANYA

DIURAIKAN/DISEBUTKAN AKTA-AKTA SEBELUMNYA, KARENA BELUM BERBADAN HUKUM, MAKA PADA YAYASAN SEPERTI INI PADA PREMISSE AKTANYA DENGAN KALIMAT SEBAGAI BERIKUT :

Para Penghadap dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, dengan ini menyatakan mendirikan Yayasan dengan anggaran dasar sebagai berikut :---

--- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN --- --- Pasal 1 ---

3. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH

MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013, SEKARANG YAYASAN TERSEBUT AKAN

DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA,

 MAKA HARUS DIBUAT AKTA PENDIRIAN (BARU) DAN YANG MENGHADAP NOTARIS YAITU MEREKA YANG PERTAMA KALI MENDIRIKAN YAYASAN ATAU (JIKA SUDAH TIDAK ADA) MEREKA YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN BERDASARKAN ANGGARAN DASAR (PENDIRIAN) YAYASAN YANG BERSANGKUTAN.

 DALAM SABH ON LINE MELALUI MENU PENDIRIAN BARU YAYASAN (KLIK PASAL 15 A).

 PERSYARATAN YANG HARUS DILENGKAPI SESUAI PASAL 13 AYAT (1) – (7) PERATURAN MENTERI TERSEBUT DI ATAS, YAITU :

(1) Pengisian Format Pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap.

(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta pendirian Yayasan.

(4) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi:

a. salinan akta pendirian Yayasan;

b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;

c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan;

d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal

(8)

8 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

tersebut;

e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan.

f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan, dan

g. surat kesanggupan dari pendiri untuk memperoleh kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak.

(5) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang pendirinya orang asing, orang asing bersama- sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau instansi terkait.

(6) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat.

(7) Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan yang kekayaan awalnya berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” di depan namanya, permohonan pengesahan selain melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus melampirkan :

a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal-usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan;

b. laporan kegiatan Yayasan paling sedikit selama 5 (lima) tahun terakhir secara berturut-turut yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait;

c. surat pernyataan Pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan;

d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris;

e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat;

f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian Anggaran Dasar;

g. surat pernyataan Pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan.

 PADA YAYASAN SEPERTI INI PADA PREMISSE AKTANYA DIURAIKAN SECARA KRONOLOGIS DENGAN MEMENUHI (DAN MENULISKAN/

MENCANTUMKAN) SEMUA PERSYARATAN YANG DIMINTA BERDASARKAN PASAL 15 A TERSEBUT. SEBAGAI BERIKUT :

Para Penghadap dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, dengan ini

menyatakan mendirikan Yayasan dengan anggaran dasar sebagai berikut :---

(9)

9 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

--- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN --- --- Pasal 1 ---

 CATATAN :

PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-

UNDANG TENTANG YAYASAN MENEGASKAN :

Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan kekayaan awal Yayasan berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” di depan namanya, permohonan pengesahan dilampiri:

a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal-usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan;

b. laporan kegiatan Yayasan paling sedikit selama 5 (lima) tahun terakhir secara berturut- turut yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait;

c. surat pernyataan Pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan;

d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris;

e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat;

f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian Anggaran Dasar;

g. surat pernyataan Pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan.

4. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH

MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013, SEKARANG YAYASAN TERSEBUT AKAN

DIURUS/DISELESAIKAN PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA

 MAKA HARUS DIBUAT AKTA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR YAYASAN, DAN YANG MELAKUKAN PENYESUAIAN (MENGHADAP) NOTARIS YAITU ORGAN YAYASAN YANG DIBERI KEWENANGAN PADA ANGGARAN DASAR (PENDIRIAN) YAYASAN YANG BERSANGKUTAN – SEBAGAI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (PASAL 24 AYAT (2) PERATURAN MENTERI TERSEBUT YAITU “PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN BAGI YAYASAN YANG SUDAH TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN KATA “YAYASAN” DI DEPAN NAMANYA CUKUP DIBERITAHUKAN OLEH PEMOHON KEPADA MENTERI”.

 PERSYARATAN YANG HARUS DILENGKAPI SESUAI PASAL 25 PERATURAN MENTERI TERSEBUT DI ATAS, YAITU :

(1) Pengisian Format Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1) dan ayat (2) harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang

(10)

10 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

disampaikan secara elektronik.

(2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pernyataan secara elektronik dari Pemohon mengenai dokumen perubahan anggaran dasar yang telah lengkap.

(3) Selain menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemohon juga harus mengunggah akta perubahan anggaran dasar Yayasan.

(4) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi :

a. minuta akta perubahan anggaran dasar Yayasan.

b. fotokopi kartu nomor pokok wajib pajak dan laporan penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak Yayasan.

c. bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan perubahan nanggaran dasar dan pengumumannya; dan

d. surat pernyataan tidak dalam sengketa dan pailit.

(5) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b tidak berlaku bagi Yayasan yang melakukan perubahan anggaran dasar di bawah 1 (satu) tahun setelah nomor pokok wajib pajak diterbitkan.

(6) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Yayasan yang : a. mengubah tempat kedudukan harus melampirkan surat pernyataan

tempat kedudukan Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat atau dengan nnama lain; atau

b. memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dalam 1 (satu) tahun buku atau nmempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp.

20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih harus melampirkan pengumuman surat kabar yang memuat ikhtisar laporan tahunan dan tembusan hasil audit laporan tahunan.

(7) Dalam hal perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) harus melampirkan :

a. surat pernyataan dari pengurus :

1) masih melakukan kegiatan sesuai anggaran dasarnya paling sedikit selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian anggaran dasar dan tidak pernah dibubarkan.

2) Tidak dalam sengketa dan pailit.

b. laporan keuangan yang dibuat dan ditandatangani oleh pengurus Yayasan tersebut atau laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bagi Yayasan yang laporan keuangannya wajib diaudit sesuai dengan ketentuan Undang-Undang;

c. data mengenai nama dari anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang diangkat pada saat perubahan dalam rangka penyesuaian Anggaran Dasar tersebut.

d. minuta akta perubahan seluruh anggaran dasar yang dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang.

e. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat akta

(11)

11 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

pendirian Yayasan atau bukti pendaftaran akta pendirian di pengadilan negeri dan izin melakukan kegiatan dari instansi terkait;

f. laporan kegiatan Yayasan selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian Anggaran Dasar yang ditandatangani oleh Pengurus dan diketahui oleh instansi terkait;

g. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris;

h. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat atau nama lainnya atau pengelola gedung;

i. neraca Yayasan yang ditandatangani oleh semua anggota organ Yayasan atau laporan akuntan publik mengenai kekayaan Yayasan pada saat penyesuaian;

j. pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar laporan tahunan bagi Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Undang-Undang; dan bukti penyetoran biaya pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan dan pengumumannya, dan

k. bukti penyetoran biaya pemberitahuan perubahan anggaran dasar Yayasan dan pengumumannya.

 PADA YAYASAN SEPERTI INI PADA PREMISSE AKTANYA DIURAIKAN SECARA KRONOLOGIS DENGAN MEMENUHI (DAN MENULISKAN/

MENCANTUMKAN) SEMUA PERSYARATAN YANG DIMINTA BERDASARKAN PASAL 37 A TERSEBUT. SEBAGAI BERIKUT :

Para Penghadap dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, dengan ini menyatakan melakukan penyesuaian anggaran dasar Yayasan sebagai berikut :--- --- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ---

 CATATAN 1 :

PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-

UNDANG TENTANG YAYASAN MENEGASKAN :

(1) Dalam hal perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) dilakukan untuk Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” di depan namanya maka Yayasan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. paling sedikit selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian Anggaran Dasar masih melakukan kegiatan sesuai Anggaran Dasarnya; dan

b. belum pernah dibubarkan.

(2) Perubahan Anggaran Dasar Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mengubah seluruh Anggaran Dasar Yayasan dan mencantumkan:

a. seluruh kekayaan Yayasan yang dimiliki pada saat penyesuaian, yang dibuktikan

dengan:

(12)

12 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

1) laporan keuangan yang dibuat dan ditandatangani oleh Pengurus Yayasan tersebut; atau

2) laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bagi Yayasan yang laporan keuangannya wajib diaudit sesuai dengan ketentuan Undang-Undang;

b. data mengenai nama dari anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang diangkat pada saat perubahan dalam rangka penyesuaian Anggaran Dasar tersebut.

(3) Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang disampaikan kepada Menteri oleh Pengurus Yayasan atau kuasanya melalui notaris yang membuat akta perubahan Anggaran Dasar Yayasan.

(4) Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:

a. salinan akta perubahan seluruh Anggaran Dasar yang dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang;

b. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat akta pendirian Yayasan atau bukti pendaftaran akta pendirian di pengadilan negeri dan izin melakukan kegiatan dari instansi terkait;

c. laporan kegiatan Yayasan selama 5 (lima) tahun berturut-turut sebelum penyesuaian Anggaran Dasar yang ditandatangani oleh Pengurus dan diketahui oleh instansi terkait;

d. surat pernyataan Pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan;

e. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris;

f. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat;

g. neraca Yayasan yang ditandatangani oleh semua anggota organ Yayasan atau laporan akuntan publik mengenai kekayaan Yayasan pada saat penyesuaian;

h. pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar laporan tahunan bagi Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 Undang-Undang;

dan bukti penyetoran biaya pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan dan pengumumannya.

 CATATAN 2 :

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN

DASAR SERTA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN DATA YAYASAN

 DALAM PERATURAN MENTERI TERSEBUT ADA 3 (TIGA) BAGIAN YANG DIATUR, YAITU :

1. TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM

YAYASAN..

(13)

13 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

2. TATA CARA PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN.

3. TATA CARA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN DATA YAYASAN.

A. PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN.

 Pasal 2 – 17 untuk pendirian Yayasan :

a) Pendirian baru (pertama kali) Yayasan berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2001 – UUY.

b) Pendirian baru Yayasan yang didirikan berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2001 – UUY - yang tidak pernah/belum diselesaikan pengurusan badan hukumnya. Pada akta pendiriannya (premise) disebutkan kronologisnya.

c) Pendirian baru Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya UU Nomor 16 Tahun 2001 – UUY dan telah memenuhi ketentuan Pasal 15 A PP Nomor 2 Tahun 2013 – (akta pendiriannya tidak terdaftar di pengadilan negeri setempat)

(CATATAN : Pengajuan permohonan dengan 3 (tiga) alasan tersebut, semuanya harus terlebih dahulu diajukan permohonan pemesanan nama Yayasan) – (Pasal 2 – 9).

B. PERUBAHAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR YAYASAN YANG HARUS MEMPEROLEH PERSETUJUAN MENTERI :

 Persetujuan Anggaran Dasar Yayasan (tertentu) yang harus memperoleh persetujuan Menteri meliputi : NAMA YAYASAN dan KEGIATAN YAYASAN (Pasal 18 ayat (2).

 Perubahan Nama Yayasan dilakukan setelah memperoleh pemakaian nama Yayasan memperoleh Persetujuan Menteri (Pasal 21).

 Perubahan Kegiatan Yayasan berupa Penambahan atau Pengurangan Kegiatan Yayasan yang sesuai dengan Maksud dan Tujuan Yayasan.

C. PERUBAHAN YAYASAN YANG HARUS DISAMPAIKAN/DIBERITAHUKAN KE MENTERI :

 Untuk Perubahan selain yang disebut dalam Pasal 18 ayat (2).

 Untuk Yayasan yang sudah tidak dapat menakan kata Yayasan didepan namanya (Pasal 24 ayat (2) dan telah memenuhi ketentuan Pasal 37 A PP Nomor 2 Tahun 2013 – (akta pendiriannya terdaftar di pengadilan negeri setempat)

 Untuk Perubahan Data Yayasan (Pasal 27 ayat (3) meliputi : a. Perubahan Pembina.

b. Perubahan atau pengangkatan kembali Pengurus dan/atau pengawas.

c. Perubahan alamat lengkap.

 CATATAN : permohonan pengesahan badan hukum, permohonan perubahan anggaran dasar, perubahan permohonan data Yayasan dilakukan secara elektronik, secara manual boleh dilakukan dengan alasan tertentu (Pasal 31).

5. YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM ATAU SESUDAH

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG

(14)

14 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

YAYASAN. DAN TIDAK AKAN DISESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YAYASAN TAPI

INGIN DIBUBARKAN

(1) BAHWA JIKA YAYASAN DIBUBARKAN ASSETNYA HARUS DISERAHKAN KEPADA YAYASAN LAIN YANG MEMPUNYAI MAKSUD TUJUAN SAMA ATAU DISERAHKAN KEPADA NEGARA YANG SELANJUTNYA AKAN DISERAHKAN KEPADA YAYASAN YANG MEMPUNYAI MAKSUD DAN TUJUAN SAMA DENGAN YAYASAN YANG BUBAR TERSEBUT (Pasal 68 UUY) DAN ASSETNYA TIDAK INGIN DISERAHKAN KEPADA YAYASAN LAIN. MAKA DAPAT DIBUAT YAYASAN BARU. DAN YAYASAN BARU TERSEBUT YANG AKAN MENAMPUNG ASSETNYA.

(2) BUAT YAYASAN BARU DENGAN BIDANG KEGIATAN YANG MEMPUNYAI MAKSUD DAN TUJUAN SAMA DENGAN YAYASAN YANG DIBUBARKAN TERSEBUT. URUS DAN SELESAIKAN BADAN HUKUM YAYASAN TERSEBUT.

(3) BERSAMAAN DENGAN PEMBUATAN YAYASAN BARU DI ATAS, ORGAN- ORGAN YANG TERSEBUT DALAM AKTA YAYASAN (LAMA) DAN DIBERI KEWENANGAN MENURUT ANGGARAN DASARNYA MELAKUKAN RAPAT DENGAN AGENDA :

(1) AKAN MEMBUBARKAN YAYASAN DENGAN ALASAN YANG JELAS.

(2) MEMBENTUK TIM LIKUIDASI/LIKUIDATOR (TIM LIKUIDATOR BISA MEREKA YANG MENJABAT DALAM ORGAN-ORGAN YAYASAN ATAU ORANG LAIN YANG DITUNJUK/DIANGKAT OLEH ORGAN-ORGAN TERSEBUT).

 TIM LIKUIDASI/LIKUIDATOR BERTUGAS UNTUK MENGIVENTARISIR SEMUA DAN SEGALA ASSET YAYASAN DAN DOKUMEN-DOKUMEN PENDUKUNGNYA. DAN AKAN MEYERAHKAN ASETNYA KEPADA YAYASAN YANG TELAH DIDIRIKAN TERSEBUT.

 SETELAH YAYASAN YANG DIDIRIKAN TADI MEMPEROLEH STATUS SEBAGAI BADAN HUKUM, KEMUDIAN TIM LIKUIDATOR BERSAMA-SAMA PENGURUS YAYASAN TERSEBUT MENGHADAP NOTARIS UNTUK MEMBUAT AKTA BERITA ACARA PENYERAHAN ASSET (DARI TIM LIKUIDATOR) DAN AKTA BERITA ACARA PENERIMAAN (OLEH PENGURUS YAYASAN).

 SETELAH PENYERAHAN ASSET TADI, TIM LIKUIDATOR MELAPORKAN KEPADA YAYASAN (DALAM LIKUIDASI). DAN YAYASAN AKAN MEMERIKSA DAN MEVERIFIKASINYA DAN PEMBERESAN. ATAS LAPORAN TERSEBUT YAYASAN (DALAM LIKUIDASI) AKAN RAPAT UNTUK MENERIMA HASIL TIM LIKUIDASI DAN MEMBUAT AKTA BERITA ACARA PENERIMAAN TERSEBUT.

 SELANJUTNYA YAYASAN (DALAM LIKUIDASI) MELAKUKAN RAPAT DENGAN AGENDA UNTUK MEMBUBARKAN YAYASAN. PEMBUBARAN DENGAN AKTA NOTARIS.

 PEMBUBARAN TERSEBUT KEMUDIAN DIUMUMKAN DI SURAT KABAR. DAN AKTA PEMBUBARAN KIRIM KE PERCETAKAN NEGARA AGAR DIMUAT DALAM BERITA NEGARA / TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK

INDONESIA.

(15)

15 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

6. YAYASAN YANG DIDIRIKAN BUKAN OLEH SUBJEK HUKUM ORANG (MISALNYA OLEH PEMERINTAH DAERAH,

MILITER/TNI/KEPOLISIAN)

A. DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UUY DAN SUDAH BERBADAN HUKUM.

 JIKA AKAN DILAKUKAN PENYESUAIAN/PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAPAT DILAKUKAN OLEH MEREKA (ORGAN) YANG DIBERI KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN PENYESUAIAN/PERUBAHAN TERSEBUT.

 KARENA PENDIRINYA INSTITUSI MAKA JIKA AKAN DILAKUKAN PERUBAHAN PEMBINA, PENGAWAS DAN PENGURUS MAKA HARUS ADA SURAT DARI INSTUTUSI YANG BERSANGKUTAN.

 MESKIPUN PENDIRI AWALNYA (INSTITUSI) MAKA YANG MENJABAT PEMBINA, PENGAWAS DAN PENGURUS HARUS ORANG-PERORANG, BUKAN KARENA JABATAN DARI INSTITUSI YANG BERSANGKUTAN.

B. DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UUY DAN BELUM BERBADAN HUKUM

 JIKA AKAN DISESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA HARUS DIPERHATIKAN AGAR MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A ATAU PASAL 37 A PP 2/2013.

 YANG MENGHADAP NOTARIS UNTUK MELAKUKAN PENYESUAIAN ADALAH MEREKA YANG MASIH MENJABAT/MENGURUS DALAM ORGAN YAYASAN MENURUT ANGGARAN DASAR (ANGGARAN DASAR PENDIRIAN PERTAMA KALI). JIKA PENGURUS TERSEBUT SUDAH TIDAK ADA, MAKA INSTITUS YANG MENDIRIKAN HARUS MEMBERIKAN SURAT MANDAT UNTUK MENGHADAP NOTARIS.

 KARENA PENDIRINYA INSTITUSI MAKA TERLEBIH DAHULU HARUS ADA IZIN TERTULIS DARI INSTITUSI YANG MENDIRIKAN YAYASAN TERSEBUT.

 MESKIPUN PENDIRI AWALNYA (INSTITUSI) MAKA YANG MENJABAT PEMBINA, PENGAWAS DAN PENGURUS HARUS ORANG-PERORANG, BUKAN KARENA JABATAN DARI INSTITUSI YANG BERSANGKUTAN.

C. DIDIRIKAN SEBELUM/SESUDAH BERLAKUNYA UUY DAN SUDAH/BELUM BERBADAN HUKUM TAPI INGIN

DIBUBARKAN

 TATA CARA PEMBUBARAN DILAKUKAN SEBAGAIMANA YANG DIATUR DALAM UUY/UUY-P.

 DILAKUKAN OLEH ORGAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN SEBAGAIMANA DIATUR DALAM ANGGARAN DASAR YAYASAN YANG BERSANGKUTAN.

 HARUS ADA IZIN (ATAUPUN BENTUK LAINNYA) DARI INSTANSI PENDIRI

YAYASAN TERSEBUT DAN SUDAH DITENTUKAN YAYASAN YANG AKAN

(16)

16 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

MENERIMA HARTA KEKAYAAN YAYASAN (SISA LIKUIDASI).

 CATATAN :

 SEMUA BUKTI PENDIRIAN / PERUBAHAN/ PEMBUBARAN YAYASAN DISIMPAN OLEH NOTARIS - PENGESAHANNYA/YAYASAN BARU DILAKUKAN SECARA ON LINE VIA SABH.

 SEMUA BUKTI PENDUKUNG PENDIRIAN – PERUBAHAN – PEMBUBARAN YAYASAN DISIMPAN OLEH NOTARIS DAN MENJADI TANGGUNGJAWAB NOTARIS SEPENUHNYA.

 SECARA MANUAL :

 SK PENDIRIAN – BUKTI PELAPORAN / PEMBERITAHUAN DARI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI – AKTA YANG BERSANGKUTAN DAN BIAYA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (BNRI) DAN TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (TBNRI) DIKIRIM KE : PERUM PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

 PENGESAHAN YAYASAN DAN AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN YAYASAN DAN BIAYA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (BNRI) DAN TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (TBNRI) DIKIRIM KE :

 PERUM PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA JALAN PERCETAKAN NEGARA NO. 21 JAKARTA PUSAT.

TELP (021) – 4221701-05. FAX (021) – 4207251.

 NAMA BANK : BANK NEGARA INDONESIA (BNI) CABANG JATINEGARA

 NO REKENING : 037.000466141.001

 ATAS NAMA : PERUM PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

 CATATAN :

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementerian Hukum dan HAM RI, bahwa terhitung sejak tanggal 3 Juli 2014 (SK. Menteri Hukum dan Ham RI tertanggal 3 Juli 2014) Pendaftaran dan Pencetakan Pengumuman Badan Hukum dalam BN RI dan TBN RI disampaikan melalui e-mail (dalam format soft copy) dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI (dalam format Pdf).

2. Akta Badan Hukum (dalam format file words)

3. Bukti Bayar Berita Negara Republik Indonesia (dalam format Pdf).

4. Surat Pernyataan Notaris (berisi tentang Akta soft copy sesuai dengan akta aslinya (hard copy).

Dokumen (soft copy) tersebut di atas disampaikan/dikirim ke alamat e-mail :

[email protected]

Perum Percetakan Negara RI (PNRI)

Jalan Percetakan Negara No. 21 , Jakarta Pusat (10560)

Telp. 021 – 422 1707 – 05, ext. 129, 130 dan 131.

www.beritanegara.co.id

(17)

17 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

7. APAKAH BOLEH YAYASAN MENJUAL ATAU BENTUK LAINNYA ATAU MENJAMINKAN HARTA KEKAYAANNYA ?

 Yayasan sebagai badan hukum mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana yang subjek hukum perdata, termasuk menjual atau mengalihkan (cara lainnya) termasuk menjaminkan harta kekayaannya.

 Bahwa menurut Pasal 37 UUY, yaitu : (1) Pengurus tidak berwenang:

a. mengikat Yayasan sebagai penjamin utang;

b. mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali dengan persetujuan Pembina;

dan

c. membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain.

(2) Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Yayasan.

 Bahwa Pengurus Yayasan tidak berwenang melakukan tindakkan hukum tersebut. Dan agar tindakkan hukum tersebut sah harus ada Persetujuan dari Pembina Yayasan.

 Bahwa tindakkan tersebut seperti menjaminkan atau mengalihkan hanya untuk kepentingan Yayasan itu sendiri atau memberikan manfaat untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan yang lain. Dan hasil pengalihan tersebut tidak untuk dibagikan kepada Pembina, Pengawas dan Pengurus.

8. BOLEHKAH DALAM PENDIRIAN YAYASAN MEMAKAI MUKADIMAH ?

 Dalam praktek pendirian Yayasan tidak jarang pula para penghadap/pendiri meminta agar dalam akta pendiriannya memakai Mukadimah sebagai kalimat pembuka yang berisi niat atau alasan kenapa Yayasan tersebut didirikan. Apakah hal ini diperbolehkan..?

 Dalam akta pendirian Yayasan telah mencantumkan yang wajib ada dalam anggaran dasar Yayasan, sebagaiman ditentukan dalam Pasal 14 UUY, yaitu :

(1) Akta pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang dianggap perlu.

(2) Anggaran Dasar Yayasan sekurang-kurangnya memuat:

a. nama dan tempat kedudukan;

b. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut;

c. jangka waktu pendirian;

d. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uangatau benda;

e. cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;

f. tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas;

g. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas;

h. tata cara penyelenggaraan rapat organ Yayasan;

(18)

18 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

i. ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

j. penggabungan dan pembubaran Yayasan; dan

k. Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah pembubaran.

(3) Keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat sekurang- kurangnya nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, serta kewarganegaraan Pendiri, Pembina,Pengurus, dan Pengawas.

(4) Jumlah minimum harta kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi Pendirisebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

 Jika para penghadap/pendiri menganggap perlu dan menginginkan adanya Mukadimah tersebut dapat saja dilakukan, dengan alasan seperti tersebut dalam Pasal 14 ayat (1) UUY sebagai keterangan lain yang dianggap perlu.

 Penempatan Mukadimah dalam akta tersebut tidak dalam Isi Akta, lebih baik dicantumkan dalam Premisse dan sebelum Isi Akta, Contohnya :

Para Penghadap dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, dengan ini menyatakan mendirikan Yayasan dengan MUKADIMAH sebagai berikut : --- --- MUKADIMAH --- -

- - - - - - -

dan anggaran dasar sebagai berikut:--- --- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN --- --- --- Pasal 1 ---

9. PEMBUKAAN CABANG YAYASAN

 Dalam setiap pendirian Yayasan, dalam aktanya selalu disertai dengan klausula (Pasal 1 ayat 2 AD Yayasan) yaitu “Yayasan dapat membuka kantor cabang tempat lain, yang ditetapkan oleh Pengurus dengan persetujuan Pembina”.

Meskipun UU Yayasan tidak mengatur atau membolehkan atau melarang pendirian cabang yayasan, tapi sebagai perbuatan yang diperkenankan karena para pendiri menghendakinya, juga sebagai bentuk antisipasi untuk mengembangkan kegiatan Yayasan yang bersangkutan.

 Sebelum dilakukan pembukaan cabang Yayasan, Pengurus harus rapat terlebih dahulu dengan menentuan alasan, maksud dan tujuan pembukaan cabang tersebut, untuk kemudian disampaikan ke Pembina. Setelah menerima permohonan dari Pengurus, maka Pembina akan melakukan Rapat Pembina (Rapat Pembina bisa dilakukan dengan Berita Acara Rapat Pembina yang dibuat oleh Notaris).

 Setelah Pembina memberikan persetujuan, Pengurus datang ke hadapan Notaris

untuk membuat akta Pembukaan Cabang Yayasan.

(19)

19 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

 Dan untuk Pengangkatan Pengurus dan Pengawas Cabang menjadi kewenangan Pembina. Dengan demikan ada akta Pembukaan Cabang dengan penghadap Pengurus, dan akta Pengangkatan Pengurus dan Pengawas Cabang yayasan dengan penghadap Pembina Yayasan.

 Dalam pembukaan Cabang Yayasan tidak ada Pembina Cabang, karena hal tersebut merupakan kewenangan Pembina yang tidak diberikan kepada Pengurus dan Pengawas.

CATATAN :

Buka Cabang atau Perwakilan…?

Dalam kebiasaan masyarakat datang kepada Notaris untuk membuka Cabang atau Perwakilan dari sebuah Perseroan ataupun Yayasan. Seakan-akan ada pengertian bahwa Cabang dan Perwakilan adalah hal yang sama atau dua hal yang berbeda…?

Perbedaan antara kantor perwakilan dan kantor cabang adalah terletak pada otoritas dari keduanya di mana kantor cabang memiliki kewenangan lebih luas dalam mengoperasikan kantornya daripada kantor perwakilan. Kantor cabang dapat melakukan kegiatan sesuai dengan maksud dan tujuan yang tertera dalam anggaran dasar perusahaan, sedangkan kantor perwakilan hanyalah sebagai kantor yang mengurusi administrasi saja, tidak melakukan main business dari kantor pusat.

Pendirian/pembentukan kantor cabang atau kantor perwakilan didasarkan pada ketentuan anggaran dasar yang memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mendirikan kantor cabang atau kantor perwakilan. Pendirian kantor cabang atau kantor perwakilan tidak harus dalam akta notaris namun untuk kebutuhan pengurusan izin-izin biasanya pendirian/pembentukan dilakukan dalam akta notaris. Perizinannya disyaratkan dari departemen yang mengeluarkan izin prinsip atau departemen- departemen terkait.

CATATAN :

PENDIRIAN PENDIRIAN KANTOR PERWAKILAN YAYASAN DARI LUAR NEGERI DI INDONESIA

(salinan/kutipan dari : (@irmadevita.com)

Artikel berikut sebenarnya merupakan comment yang diposting oleh rekan Adhie Kuncoro (Coro) pada artikel saya sebelumnya. Namun demikian, menurut pendapat saya, informasi yang bermanfaat ini sayang sekali jika hanya dicantumkan pada section comment, dan untuk lebih memudahkan dalam pencarian bagi pengunjung, saya pikir lebih baik jika saya postingkan ulang dalam bentuk artikel.

Berikut saya kutip persis uraian dari hasil penelitian rekan Coro:

“berdasarkan hasil riset saya beberapa bulan yang lalu kedepartemen terkait saya mendapatkan

informasi bahwa untuk mendirikan kantor perwakilan yayasan dari luar negeri atau yayasan oleh

pihak asing memerlukan kerja sama dengan pihak dalam negeri. Berikut adalah penjabaran lebih

lanjut mengenai prosedur pendirian kantor perwakilan yayasan dari luar negeri di Indonesia

(maaf hanya membahas mengenai pendirian kantor perwakilan dan kantor cabang yayasan dari

luar negeri, karena riset ini yang pernah saya lakukan)

(20)

20 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

1. permohonan diajukan oleh kantor pusat NGO diluar negeri kepada Departemen Luar Negeri (diajukan kepada Direktorat Multilateral lokasi di depan gedung bioskop Megaria) Proposal yang diajukan kurang lebih berisi:

a. Tujuan NGO yang harus jelas.

b. Lokasi dimana NGO akan menjalankan kegiatannya (domisi kegiatan).

c. mitra kerja yang ada (dari dalam negeri)

d. jangka waktu yang diinginkan (apabila hanya berupa kegiatan bantuan sementara).

2. mempunyai program kerja yang jelas di Indonesia (dibuktikan dengan adanya perjanjian kerja sama “MOU” dengan pihak departemen terkait di Indonesia, departemen terkait tersebut di tentukan oleh Departemen luar negeri setelah mempelajari Proposal yang telah diajukan);

3. proposal yang diajukan akan di pertimbangkan oleh Clearing House yang terdiri dari:

a. BIN b. Bais Polri c. Bais TNI

d. Departemen hukum dan Hak Asasi Manusia e. Departemen Dalam Negeri

f. Departemen Tenaga Kerja g. Kejaksaan Agung

4. apabila sudah dipertimbangkan dan ternyata tidak membahayakan dan tidak mengancam keamanan maka rekomendasi akan dikeluarkan oleh departemen luar negeri.

5. Setelah kerja sama “MOU” dibuat maka ijin akan dikeluarkan oleh departemen luar negeri dengan tembusan ke departemen Dalam Negeri.

Persyaratan pelaksanaan program/kegiatan NGO Asing di daerah terlebih dahulu harus memiliki:

a. Surat Rekomendasi dari Departemen Luar Negeri.

b. Perjanjian kerja sama “MOU” dengan Departemen/lembaga Pemerintah atau lembaga Non-Departemen terkait sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh NGO asing tersebut (Program Kerja)

c. Surat ijin melaksanakan kegiatan di Indonesia dari Departemen dalam negeri.

d. Surat ijin melaksanakan kegiatan dari Gubernur cq. Kepala badan kesatuan politik Provinsi.

Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Perwakilan NGO Asing :

1. Bermitra dengan LSM lokal yang telah terdaftar di Departemen Dalam Negeri 2. Mempunyai kantor perwakilan di Ibukota Negara RI (di Jakarta)

3. Melakukan pengelolaan keuangan berdasarkan mekanisme perbankkan nasional.

4. Membuat laporan pertanggung jawaban dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang.

Laporan pertanggung jawaban pemantauan dan pengawasan NGO asing ini disampaikan kepada Bupati / Walikota dan kemudian oleh Bupati atau Walikota di sampaikan kepada Gubernur setiap 6 bulan. Dan kemudian Gubernur akan melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri setiap 6 bulan sekali.

Dan kemudian Gubernur akan melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri setiap (akan dibuat peraturan baru mengenai hal ini dikarenakan banyaknya yayasan/LSM dari luar negeri yang masuk seenaknya ke Indonesia dengan tujuan dan kegiatan yang kurang dapat dipertanggung jawabkan seperti LSM-LSM yang banyak bermunculan di Aceh pasca Sunami )

Berdasarkan keterangan bahwa sampai dengan saat ini baru ada dua NGO yang memiliki kantor

(21)

21 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

perwakilan di Indonesia yang lainnya hanyalah bantor cabang di Indonesia.

Kantor Cabang NGO

NGO Asing bisa juga membuat kantor cabang di Indonesia yaitu dengan membuat MOU kerja sama dengan instansi terkait dengan kegiatan NGO tersebut tanpa adanya Rekomendasi dari Departemen Luar Negeri hal seperti ini dinamakan dengan nama Kegiatan Bantuan.

Kegiatan bantuan ini hanyalah bersifat sementara tergantung dari kegiatan dan berapa lama kegiatan NGO asing tersebut akan dilakukan di Indonesia ijin ini juga dapat diperpanjang apabila diperlukan.

Kegiatan bantuan ini hanyalah bersifat sementara tergantung dari kegiatan dan berapa lama kegiatan NGO asing tersebut akan dilakukan di Indonesia ijin ini juga dapat diperpanjang apabila diperlukan.

10. MENGAWALI, MELANJUTKAN, MENGAKHIRI MASA MENJABAT DALAM ORGAN YAYASAN

 PASAL 2 UUY MENEGASKAN BAHWA YAYASAN MEMPUNYAI ORGAN YANG TERDIRI ATAS PEMBINA, PENGURUS, DAN PENGAWAS.

 UUY TIDAK MEMBERI PELUANG UNTUK LAHIRNYA ORGAN BARU DALAM YAYASAN, MESKIPUN DALAM HAL INI UUY MENGENAL ISTILAH PENDIRI, YAITU SEBAGAI SUBYEK HUKUM (ORANG ATAU BADAN HUKUM) YANG MENDIRIKAN YAYASAN, TAPI PENDIRI INI BUKAN ORGAN YAYASAN, YANG MENURUT PASAL 28 AYAT (3) UUY PENDIRI DAPAT DIBERI KEDUDUKAN SEBAGAI PEMBINA YAYASAN.

 DUA DARI TIGA ORGAN TERSEBUT, YAITU PENGURUS DAN PENGAWAS DITENTUKAN JANGKA WAKTU UNTUK MENJABATNYA, SEDANGKAN MASA MENJABAT PEMBINA YANG BERASAL DARI PENDIRI TIDAK DAPAT DITENTUKAN MASA JABATANNYA, KECUALI MENGUNDURKAN DIRI ATAU MENINGGAL DUNIA.

 KETIKA PEMBINA YANG BERASAL DARI PENDIRI MENINGGAL DUNIA ATAU MENGUNDURKAN DIRI TERSEBUT, SUDAH TENTU HARUS DIANGKAT PEMBINA BARU YANG BUKAN DARI PENDIRI, DALAM KAITAN INI APAKAH PEMBINA YANG BUKAN BERASAL DARI PENDIRI MEMPUNYAI MASA JABATAN SEBAGAIMANA PEMBINA YANG BERASAL DARI PENDIRI ?

 DALAM UUY YANG MENGATUR MENGENAI PEMBINA TIDAK MENYEBUTKAN BATAS WAKTU MENJABAT BAGI PEMBINA, SEHINGGA HAL INI DAPAT DITAFSIRKAN PEMBINA YANG BERASAL DARI PENDIRI DAPAT MENJABAT SEUMUR HIDUP ATAU KECUALI MENINGGAL DUNIA ATAU MENGUNDURKAN DIRI.

 PEMBINA YANG BERASAL DARI PENDIRI DIBERI BATASAN MENJABAT

TANPA BATAS WAKTU MERUPAKAN PENGHARGAAN YANG DIBERIKAN

UUY KEPADA YANG BERSANGKUTAN, KARENA KETIKA YANG

BERSANGKUTAN MENDIRIKAN YAYASAN DENGAN MENYISIHKAN HARTA

KEKAYAANNYA SECARA EKONOMIS TIDAK AKAN MENDAPATKAN

KEUNTUNGAN APA-APA UNTUK DIRINYA SELAIN UNTUK KEMASLAHATAN

MASYARAKAT. SEHINGGA DALAM HAL INI PERLU ADA KAJIAN DAN

TEROBOSAN, APAKAH BISA PEMBINA YANG BUKAN BERASAL DARI

(22)

22 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

PENDIRI MASA JABATANNYA DIBERI BATASAN TERTENTU YANG DIATUR DALAM ANGGARAN DASAR YAYASAN YANG BERSANGKUTAN.

 PADA SISI YANG LAIN BAHWA MASA JABATAN PENGAWAS DAN PENGURUS DAN (JIKA) UNTUK PEMBINA YANG BUKAN BERASAL DARI PENDIRI DIBERI BATASAN WAKTU, DALAM HAL INI YANG PERLU DIBERI KAJIAN YAITU JIKA MEREKA YANG MENJABAT DALAM ORGAN-ORGAN TERSEBUT MASA JABATAN BERHENTI DI TENGAH JALAN SEBELUM MASA JABATANNYA BERAKHIR, MISALNYA JIKA ADA KETUA PEMBINA ATAU KETUA PENGURUS ATAU KETUA PENGAWAS DIBERI MASA JABATAN 5 TAHUN, KETIKA MASIH BERJALAN 2 TAHUN MENINGGAL DUNIA ATAU MENGUNDURKAN DIRI ATAU BERHENTI DITENGAH JALAN DENGAN ALASAN APAPUN, JIKA KEMUDIAN DIANGKAT KETUA PEMBINA ATAU KETUA PENGURUS ATAU KETUA PENGAWAS YANG BARU, APAKAH MASA JABATAN KETUA PEMBINA ATAU KETUA PENGURUS ATAU KETUA PENGAWAS TERSEBUT DIBERI MASA JABATAN BARU 5 TAHUN LAGI ATAUKAH MELANJUTKAN MASA JABATAN YANG TERSISA ? PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YAYASAN TIDAK MENGATUR SEPERTI ITU. JIKA ADA KEJADIAN SEPERTI BISA DIATUR DALAM ANGGARAN DASAR YAYASAN YANG BERSANGKUTAN.

 SEHINGGA PERSOALAN YANG HARUS DIKAJI, YAITU :

A. PENGATURAN MASA JABATAN PEMBINA YANG BUKAN BERASAL DARI PENDIRI.

B. PENGATURAN MASA MENJABAT PEMBINA (YANG BUKAN BERASAL DARI PENDIRI), PENGURUS DAN PENGAWAS YANG BERHENTI SEBELUM MASA JABATAN BERAKHIR.

C. PENENTUAN PERSYARATAN TERTENTU YANG BOLEH JADI PEMBINA.

 ORGAN YAYASAN - Pasal 2 UUY : Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas PEMBINA, PENGURUS, dan PENGAWAS.

 Pasal 14 UUY :

(1) Akta pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang dianggap perlu.

(2) Anggaran Dasar Yayasan sekurang - kurangnya memuat antara lain : TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANGGOTA PEMBINA, PENGURUS, DAN PENGAWAS;

 BATASAN LAMANYA MENJABAT ORGAN YAYASAN UNTUK PEMBINA - Pasal 28 UUY - TIDAK MENGATUR/MENENTUKAN BATASAN WAKTU MENJABAT UNTUK ORGAN YAYASAN - PEMBINA.

 Pasal 28 UUY :

(1) Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau Anggaran Dasar.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

a. pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas;

 Pasal 28 ayat (3) UUY :

(23)

23 Habib Adjie – Notaris – PPAT – Pejabat Lelang Kelas II Kota Surabaya - 08121652894

Yang dapat diangkat menjadi anggota Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan.

 Pasal 32 UUY :

(1) Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

 Pasal 32 UUY :

(3) Dalam hal Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selama menjalankan tugas melakukan tindakan yang oleh Pembina dinilai merugikan Yayasan, maka berdasarkan keputusan rapat Pembina, Pengurus tersebut dapat diberhentikan sebelum masa kepengurusannya berakhir.

(4) Ketentuan mengenai susunan dan tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar.

 Pasal 41 :

(1) Pengawas Yayasan di-angkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina.

 Pasal 44 UUY :

(1) Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Ketentuan mengenai susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar.

 KESIMPULAN :

 BATASAN MASA JABATAN PEMBINA TIDAK DIATUR DALAM UUY.

 BATASAN MULAI MENJABAT UNTUK PEMBINA – PENGAWAS – PENGURUS TIDAK DITENTUKAN DALAM UUY (KECUALI UNTUK PENGANGKATAN PERTAMA KALI - BERDASARKAN AKTA PENDIRIAN).

 BATASAN LAMANYA MENJABAT PENGAWAS – PENGURUS DITEGASKAN 5 TAHUN DAN DAPAT DIANGKAT UNTUK PERIODE BERIKUTNYA (UNTUK DUA MASA JABATAN BERTURUT-TURUT).

 NOTARIS SANGAT PERLU UNTUK MENGETAHUI BATASAN BERAKHIRNYA MASA JABATAN-JABATAN TERSEBUT (BAIK DALAM YAYASAN MAUPUN DALAM PT – KOPERASI) KARENA AKAN BERKAITAN DENGAN KEWENANGAN DARI JABATAN-JABATAN TERSEBUT.

 HUKUM (UU DAN AD YANG BERSANGKUTAN) AKAN MELINDUNGI TINDAKAN-TINDAKAN JABATAN TERSEBUT JIKA MASIH DALAM BATASAN WAKTU MENJABAT DAN KEWENANGAN JABATAN-JABATAN TERSEBUT.

 PROBLEMATIKA 1 :

 DALAM UUY, BAHWA PEMBINA YAYASAN YANG BERASAL DARI PENDIRI

YAYASAN DALAM MENJALANKAN JABATAN TIDAK DIKENAKAN BATAS

WAKTU MASA MENJABAT. DAN AKAN BERAKHIR KARENA

MENGUNDURKAN DIRI ATAU MENINGGAL DUNIA. APAKAH PEMBINA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah cara belajar matematika lebih banyak (53%) dari pada jumlah siswa putra yang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi kualitas, karir, ekonomi, biaya pendidikan, lama pendidikan, dan gelar akuntan terhadap minat mengikuti

Dengan Memahami sifat khas dari pengelolaan proyek seperti yang diuraikan diatas maka dapat menjadi pelajaran dan modal yang berharga dalam melibatkan diri pada pengelolaan proyek,

Hasil uji t kedua menunjukkan variabel religiusitas, pengetahuan dan lokasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhdap minat menabung masyarakat pada bank

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi dan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan secara signifikan setelah diberikan

Meskipun Pemilu 2004 diwarnal oleh berbagai kerumltan, tetapi secara umum sistem Pemilu 2004 lebih balk dibandingkan Pemilu sebelumnya. Pemlllh dapat menentukan sendiri pilihannya,

- Judul proposal atau judul laporan hasil penelitian, harus menggambarkan dan sesuai dengan ruang lingkup penelitian, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas sehingga

Seperti halnya ketika kita dapat bersabar terhadap cobaan yang kita alami, tentunya hati kita akan terasa tentram, apabila kita dapat bersyukur terhadap segala sesuatu