• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Kons

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Kons"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH:

KIKI PUSPA DAMAYANTI 001114058

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Saya melakukan sesuatu dengan cara terbaik yang saya ketahui, cara terbaik sebisa

saya, cara terbaik yang saya mengerti, entah itu berhasil seluruhnya, setengahnya atau

tidak sama sekali namun saya telah mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan

saya mencoba untuk terus begitu sampai akhir.

(Aku disetiap mimpi yang kadang kesampaian dan kadang gagal)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

ª Papa dan Mama Tercinta

ª Suamiku Eko Budy Karuniawan

ª Bidadari kecilku Zafira Nurul Farah

(5)
(6)

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 Kiki Puspa Damayanti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dengan populasi penelitian berjumlah 97 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kesulitan belajar matematika yang disusun oleh peneliti dengan memodifikasi kuesioner milik Sisilia Sia.

Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimanakah tingkat kesulitan cara belajar matematika antara siswa putera dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? Masalah kedua adalah apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika antara siswa putera dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Teknik statistik dengan dasar kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran matematika. (2) Teknik statistik Chi-Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikasi 5%.

Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah cara belajar matematika lebih banyak (53%) dari pada jumlah siswa putra yang mengalami tingkat kesulitan tinggi cara belajar matematika (47%). (2) Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kesulitan cara belajar siswa putra dan putri dalam mata pelajaran matematika

(7)

ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF DIFFICULTY LEVEL OF LEARNING IN MATHEMATIC SUBJECT BETWEEN MALE AND FEMALE STUDENTS

IN THE SEVENTH GRADE OF SMP PIRI I YOGYAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2006/2007

Kiki Puspa Damayanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This was a descriptive research in educational guidance by using survey method. This research aimed to get a clear image of the differences of difficulty level in learning Mathematic. The subject of this research was the seventh grade of SMP PIRI I Yogyakarta in the academic year 2006/2007 with 97 students as the population. The instrument used in this research was questionnaire on the level of difficulty in learning Mathematic composed by the researcher by modifying the questionnaire of Sisilia Sia.

The first problem researched was, how is the difficulty level in learning Mathematic between male and female students in the seventh grade of SMP PIRI I Yogyakarta in the academic year 2006/2007? The second problem, are there any differences of difficulty level in learning Mathematic between male and female students in the seventh grade students of SMP PIRI I Yogyakarta based on genders in the academic year 2006/2007? The data analysis techniques which were used in this research were (1) Statistical technique based on categorization and scores tabulation in the questionnaire of the students’ level of difficulty in learning Mathematic. (2) Statistical technique to count the reliability and validity of the questionnaire. (3) Chi-Square technique to test the hypothesis in significance level of 5%.

The results of this research were (1) The number of female students who were in the low level of difficulty in learning Mathematic was larger than (53%) them are who were in the higher level of difficulty in learning Mathematic (47%). (2)There was no significant differences of difficulty level in learning mathematic.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala rahmat Allah SWT yang telah membimbing dan menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di program studi Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat bantuan, perhatian dan kasih sayang, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihah. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Secara khusus ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Dra. C.L. Milburga CB, M.Ed., Dosen Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Bagus Hendratno. S.Pd., Kepala Sekolah SMP PIRI I Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Purwiyadi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah SMP PIRI I Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam pembagian waktu dan jadwal penelitian

(9)

5. Bapak Jumal Hasan, S.Pd., Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP PIRI I Yogyakarta yang telah banyak membantu memberikan informasi dan pengalamannya.

6. Adik-adikku terkasih di SMP PIRI I Yogyakarta. Banyak cerita dan pengalaman indah bersama kalian semua.

7. Papa dan mama Tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan. 8. Eko Budy Karuniawan suamiku tersayang yang tidak pernah bosan

mengingatkan dan memberikan semangat.

9. Bidadari kecilku Zafira Nurul Farah yang selalu berdoa untuk Mama agar cepat selesai.

10. Tante Dinda dan Om Anton yang banyak membantu untuk menggendong Fira 11. Mbak Didy dan Ona yang tidak pernah lelah membantu dan selalu

memberikan semangat.

12. Teman-teman almamaterku di Prodi BK angkatan 2000, terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan kebahagiaan selama kuliah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang berguna dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi siapa saja yang berminat dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Batasan Operasional dan Variabel... 6

F. Hipotesis Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar dan Ciri-ciri Belajar ... 8

1. Belajar Matematika ... 8

2. Ciri-ciri Belajar ... 9

B. Pengertian Belajar Matematika ... 12

C. Pendekatan Cara Belajar Matematika ... 13

D. Kesulitan Belajar ... 18

1. Definisi Kesulitan Belajar ... 18

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ... 19

(11)

3. Gejala Kesulitan Belajar... 21

4. Karakteristik Kesulitan Belajar ... 21

5. Kesulitan Belajar Matematika ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Alat Pengumpulan Data ... 24

1. Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar ... 25

C. Populasi Penelitian... 27

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

1. Uji Coba Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika ... 28

2. Pengumpulan Data Penelitian ... 28

E. Teknik Analisis Data... 29

1. Perhitungan Realibilitas Hasil Uji Coba dan Penelitian ... 30

2. Perhitungan Validitas Hasil Uji Coba dan Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian... 35

1. Masalah Penelitian ... 35

2. Sampel Penelitian ... 36

3. Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera Dan Puteri ... 36

4. Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera Dan Puteri ... 37

5. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol... 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 40

BAB V PENUTUP... 42

A. Kesimpulan... 42

1. Gambaran Umum ... 42

2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 42

B. Saran ... 43

(12)

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN... 41

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kuesioner Tingkat Kesulitan Cara Belajar Dalam Mata Pelajaran Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri

kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta... 20

Tabel 2. Sebaran Responden kuesioner Kesulitan Belajar Matematika ... 23

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ... 23

Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas suatu Tes ... 27

Tabel 5. Koefisien Korelasi Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika ... 27

Tabel 6. Data Sampel Penelitian SMP PIRI I Yogyakarta kelas VII tahun Ajaran 2006/2007 ... 32

Tabel 7. Perbedaan Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri kelas VII ... 33

Tabel 8. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika Para Siswa kelas VII berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika... 41 Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara

Belajar Matematika Antara Siswa Putera

dan Puteri Kelas VII ... 52 Lampiran 3. Hasil Tabulasi Data Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara

Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Siswa Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta

tahun ajaran 2006/2007 ... 61 Lampiran 4. Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar

Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII

SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007... 73 Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara Belajar

Matematika siswa Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta

tahun ajaran 2006/2007 ... 75 Lampiran 6. Kategori Skor-skor Hasil Penelitian Kesulitan

Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri

Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta... 78 Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba dan Penelitian dari Prodi

Bimbingan Konseling dan Surat Keterangan

dari SMP PIRI I Yogyakarta ... 80

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan keadaan sosial budaya yang berlangsung pesat telah membawa banyak perubahan pada setiap individu. Penyesuaian diri terhadap perubahan menuntut individu untuk terus belajar. Melalui belajar terjadi perubahan-perubahan dimana individu mengalami perkembangan yang membawa penyempurnaan pada dirinya. Supaya perkembangannya berlangsung utuh dan optimal, individu perlu mendapat pendidikan. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dengan tujuan ia memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, sikap baru. Kegiatan belajar siswa itu terikat pada pendidikan sekolah yang ditempuh.

Belajar merupakan suatu hal yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan belajar seseorang mengalami perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat pokok. Kegiatan belajar bagi setiap siswa di sekolah tidak selamanya dapat berlangsung secara baik; kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak.

(16)

2

Pada umumnya belajar bukan merupakan hal yang serba mudah bagi setup siswa, melainkan dapat juga timbul kesulitan. Salah satu hal yang dapat menunjukkan kesulitan belajar bagi para siswa ialah rendahnya nilai rapor pads akhir semester, misalnya untuk mata pelajaran IPA, Matematika, atau Bahasa Inggris nilai rata-rata siswa hanya 5 atau bahkan kurang.

Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar dan ada siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar berharap akan memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, dan sikap baru; selain itu ada pula perbedaan tingkat kesulitan belajar siswa, sebab kemampuan siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain.

(17)

3

Perbedaan definisi diinginkan oleh berbagai profesi, tingkat umur, populasi, dan tingkat kesulitan belajar.

Kesulitan belajar menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar melakukan kegiatan belajar. Keadaan dapat menjadi sebab hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Kesulitan belajar dapat dipengaruhi kemampuan memahami yang rendah dari siswa; siswa tidak mempunyai waktu sebab terlalu sibuk; siswa malas, siswa menderita penyakit kronis dan lain-lain. Pembahasan selanjutnya Dipusatkan pada kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu dasar yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hudoyo (1980) mengatakan matematika adalah salah satu cara untuk mengemukakan jawaban terhadap masalah yang dihadapi oleh manusia; suatu cara menggunakan informasi; menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran. Menggunakan pengetahuan tentang menghitung; dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri. Dalam melihat dan mengamati hubungan-hubungan.

(18)

4

seorang pembimbing yang membantu menemukan cara yang tepat untuk siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kesulitan cara belajar matematika yang dialami oleh siswa SMP PIRI I Yogyakarta. Ada tiga alasan mengapa peneliti tertarik untuk mempelajari masalah kesulitan belajar siswa. Pertama, peneliti pernah melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP tersebut. Selama ber-PPL peneliti memperoleh pengalaman bahwa siswa sering mengeluh mengenai kesulitan belajarnya. Kedua, dari pengalaman pribadi peneliti yang menemukan kesulitan belajar matematika ketika duduk di bangku SMP. Ketiga, dari pembicaraan dengan guru pembimbing, peneliti memperoleh informasi bahwa pihak sekolah ingin mengetahui kesulitan belajar siswa dengan lebih jelas.

(19)

5

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kesulitan cara belajar pada siswa Kelas VII SMP PIRI I dalam mata pelajaran matematika?

2. Apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar antara siswa putra dan putri Kelas VII SMP PIRI I dalam mata pelajaran matematika?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh:

1. Gambaran tentang tingkat kesulitan cara belajar di sekolah dalam mata pelajaran matematika.

2. Gambaran perbedaan tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran matematika antara siswa putra dan putri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Guru pembimbing

(20)

6

2. Guru Bidang Studi

Mendapat informasi atau masukan dari guru pembimbing mengenai hal-hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi belajar yang menguntungkan bagi siswa.

3. Peneliti

Peneliti sendiri sebagai calon guru pembimbing dapat mengetahui kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga dapat menjadi bekal bila kelak terjun dalam dunia pendidikan, khususnya sebagai guru pembimbing di sekolah.

E. Batasan Operasional

Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran keadaan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

2. Belajar siswa di sekolah adalah suatu kegiatan siswa mempelajari dan mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku.

3. Matematika

(21)

7

4. Kesulitan cara belajar siswa

Kesulitan cara belajar siswa berarti menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar melakukan kegiatan belajar.

5. Tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran matematika merupakan suatu keadaan yang dialami siswa, sehingga ia tidak lancar melakukan kegiatan belajar. Tingkat kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika mencakup kegiatan berpikir logis, mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

6. Jenis kelamin siswa adalah putra dan putri.

F. Hipotesis Penelitian

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan cara belajar dan ciri-ciri belajar, pelajaran matematika, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, gejala kesulitan belajar dan kesulitan belajar

A. Belajar dan Ciri-ciri Belajar 1. Belajar

Ada banyak definisi tentang belajar. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi belajar menurut beberapa ahli.

a. Ernest (Usman dan Setiawati, 1993: 7) mendefinisikan belajar sebagai ”suatu proses ditimbulkannya atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi suatu keadaan”.

b. James (Ahmadi dan Widodo, 1991: 119) mendefinisikan belajar sebagai ”suatu proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman”.

c. Winkel (1996: 53) mendefinisikan belajar sebagai : ”suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas”.

Berdasarkan definisi belajar yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

(23)

9

laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang berlangsung karena belajar dapat berupa perubahan dalam kebiasaan, kecakapan/keterampilan atau dalam aspek pemahaman, pengetahuan dan sikap. Kecakapan/keterampilan merupakan kemampuan yang telah dikuasai oleh seseorang pada suatu saat, seperti berbicara, menulis, memecahkan soal-soal dan lain-lain. Keterampilan adalah kemampuan melakukan sesuatu dengan cepat, tepat dan mudah.

2. Ciri-ciri Belajar

(24)

10

a. Terjadi perubahan yang proses dan hasilnya bisa disadari maupun tidak disadari

Individu yang belajar dengan sengaja biasanya menyadari perubahan yang terjadi dalam dirinya. Maka pada siswa berlangsunglah banyak perubahan yang disadari, tetapi tidak selalu semua perubahan disadari penuh. Misalnya siswa menyadari atau merasakan adanya pengetahuan yang bertambah, pemikiran yang semakin luas berkembang.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus-menerus. Suatu perubahan, terutama perubahan positif yang terjadi, akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalnya siswa belajar meringkas, siswa mengalami perubahan dari tidak dapat meringkas menjadi dapat meringkas. Perubahan tersebut berlangsung terus hingga kecakapan meringkas menjadi lebih baik. c. Perubahan terjadi sesuai dengan banyaknya usaha belajar yang

dilakukan

(25)

11

d. Perubahan dalam belajar bersifat menetap

Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat relatif menetap, artinya selama hasil belajar yang diperoleh tidak dihapus dan diganti dengan hasil yang baru. Misalnya kecakapan siswa dalam berhitung tidak akan hilang begitu saja, melainkan tetap dimiliki dan akan berkembang apabila terus digunakan.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, misalnya siswa yang belajar mengarang, sebelumnya sudah menetapkan tujuan apa yang ingin dicapai yaitu supaya hasil karangannya bagus dan dapat dibaca oleh banyak orang. Jadi perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada suatu perubahan yang akhirnya terwujud dalam tingkah laku dan biasanya disertai intensi untuk mencapai suatu tujuan.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

(26)

12

memiliki alat tulis yang lebih bagus, dan sebagainya. Jadi, aspek yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

B. Pengertian Belajar Matematika

Belajar matematika merupakan salah satu dasar yang amat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD sampai SMA bahkan juga di perguruan tinggi. Mata pelajaran matematika merupakan ilmu terstruktur yang penuh dengan simbol-simbol. Dengan demikian mata pelajaran matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol dan masing-masing simbol mempunyai makna tertentu. Dalam mempelajari mata pelajaran matematika, siswa berlatih membaca uraian-uraian atau kalimat-kalimat yang dinyatakan dalam simbol-simbol bilangan, gambar, dan grafik sehingga dapat memahami makna yang terkandung di dalamnya. Pemahaman akan simbol matematika nampak dalam penyusunan kembali dalam bahasa siswa sendiri.

(27)

13

cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (1982:38) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

C. Pendekatan Cara Belajar Matematika

(28)

14

learning), (3) strategi belajar (learning strategies), dan (4) pemecahan

masalah (problem solving).

Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan pengajaran keterampilan matematika prasyarat. Pendekatan ini banyak dipengaruhi teori perkembangan kognitif Piaget. Mengingat kemampuan kognitif dan segala sesuatu yang terkait dengan berpikir berbeda-beda untuk tiap tahap perkembangan, maka guru harus menyesuaikan bahan pelajaran dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti bahwa tidak ada manfaatnya mengajarkan konsep atau keterampilan matematika sebelum anak mencapai tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil.

Teori ini juga menjelaskan perlunya pengajaran matematika dimulai dari benda atau peristiwa konkret, menuju ke semi konkret, baru akhirnya ke yang abstrak.

Pendekatan belajar tuntas menekankan pada pengajaran matematika melalui pembelajaran langsung (direct instruction) dan terstruktur. Adapun langkah-langkah pendekatan belajar tuntas dalam bidang studi matematika adalah sebagai berikut :

(1) Menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus. Sasaran tersebut harus dapat diukur dan diamati. Sebagai contoh, ”Siswa dapat menuliskan jawaban terhadap 25 soal perkalian 1 sampai 7 dalam waktu 10 menit dengan 90% benar.”

(29)

15

(3) Menentukan langkah-langkah yang sudah dikuasai oleh siswa. Misalnya, siswa telah mampu menyelesaikan soal-soal perkalian 1 hingga 5 dengan mudah, dan dapat menyelesaikan soal-soal perkalian 6 dan 7 secara lambat.

(4) Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, jika siswa telah dapat menyelesaikan soal-soal perkalian 1 sampai 5 dengan mudah dan perkalian 6 sampai 7 secara lambat, maka pembelajaran yang diperlukan hanya melatih kecepatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian 6 dan 7.

Program matematika yang didasarkan atas pendekatan belajar tuntas memiliki struktur bertaraf tinggi, diurutkan secara sistematis, dan memerlukan pembelajaran yang sangat langsung. Mengingat sifat matematika yang berurutan maka pendekatan belajar tuntas sangat sesuai dengan kurikulum matematika.

(30)

16

mengerjakan soal semacam ini pada waktu yang lalu, tetapi keliru” atau mengatakan ”Saya harus menggambarkan ini pada kertas supaya saya dapat melihat apa yang hilang.” Banyak anak berkesulitan belajar yang memiliki kekurangan dalam strategi belajar kognitif yang sangat diperlukan untuk belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran matematika yang menggunakan strategi ini.

(31)

17

guna membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika yang berisi langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Baca : Apa yang ditanyakan?

(2) Baca kembali : Informasi apa yang diperlukan? (3) Pikirkan :

a. meletakkan bersama = menambah, b. memisahkan = mengurang,

c. apakah saya memerlukan semua informasi tersebut? d. apakah ini soal matematika dua-langkah?

(4) Pemecahan masalah : Tulis persamaan tersebut! (5) Periksa : Hitung kembali dan bandingkan!

Kennedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989: 279) menyarankan empat langkah proses pemecahan masalah matematika, yaitu:

(1) memahami masalah;

(2) merencanakan pemecahan masalah; (3) melaksanakan pemecahan masalah; dan (4) memeriksa kembali.

(32)

18

Ibu membeli 10 butir telur yang harganya Rp 100,00 tiap butir dan 2 kg gula yang harganya Rp 1.000,00 tiap kg. Ibu membayar barang-barang tersebut dengan uang Rp 10.000,00.

Berapa uang kembali yang diterima oleh Ibu?

Kalimat matematika : 10.000 - 10 X 100 + 2 X 1.000 = 7000

Bagi anak berkesulitan belajar, dan bahkan juga bagi anak yang tidak berkesulitan belajar, menyelesaikan soal cerita semacam itu bukan pekerjaan yang mudah. Di samping itu, anak juga tidak terlatih untuk menyelesaikan masalah matematika secara lebih sistematis. Oleh karena itu, pendekatan pemecahan masalah dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan tampaknya lebih baik untuk digunakan baik bagi anak berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar.

D. Kesulitan Belajar

1. Definisi kesulitan belajar

Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States Office of Education (USOE) pada tahun 1977 yang dikenal

dengan Public Law (PL) 94 – 142, yang hampir identik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Committee on Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut seperti dikutip

Hallahan, Kauffman, dan Llyod (1985:14) seperti berikut.

(33)

19

mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.

Ahmadi dan Widodo (1991: 76) mendefinisikan kesulitan belajar sebagai “keadaan yang dialami anak didik atau siswa yang membuatnya tidak dapat belajar sebagaimana mestinya”. Dalam buku pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Abdurahman 1999 menyebutkan antara lain kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademis yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut antara lain keterampilan dalam mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya.

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Muhibbin Syah (2003 : 181) menyebutkan bahwa Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.

(34)

20

1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni:

a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;

b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;

c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).

2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:

a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan

antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya wilayah

perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah

yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

(35)

21

3. Gejala Kesulitan Belajar

Siswa yang mengalami kesulitan belajar menurut Ahmadi dan Widodo (1991: 88) menunjuk beberapa gejala yaitu:

a. Siswa menunjukkan hasil belajar yang rendah

b. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan

c. Sering tertinggal dalam melakukan tugas pembelajaran

d. Menunjukkan tingkah laku yang bersumber pada sikap yang kurang wajar seperti acuh, berpura-pura dan iri hati.

e. Menunjukkan perilaku yang bersumber pada reaksi emosional yang kurang wajar seperti murung, mudah tersinggung, mudah marah, dan kurang gembira.

f. Menunjukkan tingkah yang bersumber pada sikap menentang dengan aturan, tidak teratur dalam belajar, tidak mau bekerja sama, dan mengasingkan diri.

4. Karakteristik Kesulitan Belajar

(36)

persoalan-22

persoalan spasial; (4) permasalahan-permasalahan persepsi antara lain, pembedaan stimulus pendengaran, dan penglihatan; (5) kesulitan bahasa lisan, pendengaran berbicara daftar kata, kemampuan linguistik; (6) kesulitan membaca antara lain pengkodean, keterampilan dasar membaca, membaca komprehensif; (7) kesulitan menulis bahasa, antara lain mengeja, tulisan tangan, mengarang; (8) kesulitan matematika, antara lain pemikiran kuantitatif, berhitung, waktu, ruang, dan menghitung fakta; (9) tingkah laku sosial yang tidak pantas antara lain persepsi sosial, tingkah laku emosi, penegakan saling hubungan.

5. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar dalam kegiatan belajar. Belajar matematika dikatakan sulit oleh siswa karena siswa kurang sering mengerjakan latihan-latihan yang diberikan guru dan tidak mempelajari ulang bahan yang telah diterima di sekolah.

(37)

23

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, alat pengumpulan

data, populasi dan sampel terbatas, prosedur pengumpulan data dan, teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada suatu

penelitian dilakukan.“ (Furchan, 1982: 415). Sukardi (2003: 157) mengartikan

penelitian deskriptif sebagai “metode penelitan yang berusaha

menggambarkan dan mengintepretasikan objek sesuai dengan apa adanya”.

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang bagaimanakah tingkat

kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa-siswi SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

B. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner kesulitan belajar matematika yang disusun sendiri oleh peneliti

dengan memodifikasi alat kuisioner Sisilia Sia (1998: 27). Kuisioner adalah

sekumpulan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian

(Furchan, 1982:249). Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner

langsung tertutup, artinya responden menjawab pertanyaan yang berhubungan

(39)

25

dengan dirinya dan sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal

memilih jawaban yang tersedia dan sesuai dengan dirinya dengan memberikan

tanda check (√) (Arikunto, 2002:129). Instrumen kesulitan belajar berisi 72

item pertanyaan terbagi menjadi dua faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu

item nomer 1 sampai nomor 50 berisi faktor internal atau faktor di dalam

pribadi diri siswa dan nomor item nomer 51 sampai dengan 72 berisi faktor

eksternal atau faktor di luar pribadi diri siswa.

Kuesoner terdiri dari beberapa bagian yaitu: pertama berisi identitas dan

petunjuk pengisian, bagian kedua berisi tentang pertanyaan-pertanyaan.

Kuesioner kegiatan belajar matematika siswa merupakan penjabaran dari

teori yang tersaji dalam bab II digambarkan pada tabel 1.

Tabel. 1 Indikator Kuesioner Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

1 Pribadi

siswa

(internal)

a. Kognisi

1) Intelegensi dan daya

kreatif

2) Bakat

3) Organisasi kognitif

4) Kemampuan berhitung

5) Gaya belajar

6) Teknik studi

1,2,3,4,5,6

7,8,9,10

11,12,13,14

21,22,23,24

15,16,17,18,19,20

25,26,27,28

6

4

4

4

6

(40)

26 b. Afeksi 1) Temperamen 2) Perasaan 3) Sikap 4) Minat

c. Kemampuan motorik

29,30,31,32 33,34 35,36,37,38,39,40 41,42,43,44 45,46,47,48,49,50 4 2 6 4 6

2 Diluar diri

siswa

(eksternal)

a. Lingkungan keluarga

1) Ketidakharmonisan

hubungan orang tua

2) Rendahnya kehidupan

ekonomi keluarga

b. Lingkungan

perkampungan/masyarakat

1) Perkampungan kumuh

(slum area)

2) Teman sepermainan

yang nakal (peer group)

c. Lingkungan sekolah

1) Letak gedung sekolah

2) Kondisi guru

3) Alat-alat belajar

51,52,53,54 55,56,57,58 59,60 61,62,63,64,65 66,67 68,69,70 71,72 4 4 2 5 2 3 2

(41)

27

Kuesioner ini memakai skala Likert. Skala Likert adalah suatu intsrumen

pengukuran sikap yang terdiri dari daftar pernyataan (Hamalik, 2003: 150).

Skala ini memiliki alternatif jawaban masing-masing yaitu, selalu, sering kali, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk memberi skor pada skala Likert, jawaban diberi bobot disamakan dengan nilai kuantitatif 4,3,2,1 untuk empat

jawaban positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif (Sukardi, 2003:147).

Skor untuk alternatif jawaban selalu memperoleh skor 4; untuk jawaban

seringkali memperoleh skor 3; untuk jawaban kadang-kadang memperoleh skor 2; untuk jawaban tidak pernah mendapat skor 1. Skoring untuk pernyataan negatif alternatif jawaban selalu memperoleh skor 1; untuk jawaban sering kali memperoleh skor 2; untuk jawaban kadang-kadang

memperoleh skor 3; untuk jawaban tidak pernah memperoleh skor 4. Ada 4 pertanyaan negatif yaitu nomer 24, 26, 41 dan 42.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII C, VIID, VIIE, SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 108 siswa. Dasar

pertimbangan yang digunakan dalam penentuan populasi yakni siswa kelas

VII dianggap cukup mengalami kesulitan cara belajar Matematika karena

adanya perbedaan jenis mata pelajaran dari SD ke SMP. Sebaran responden

(42)

28

Tabel 2. Sebaran Responden Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika

Kelas Jumlah Siswa

VII A 35

VII B 35

VII C 30

VII D 33

VII E 34

Total 167

D. Pengumpulan Data

1. Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika

Kuesioner kesulitan cara belajar Matematika diuji coba kepada 70

siswa kelas VIIA dan VIIB SMP PIRI I Yogyakarta. Uji coba kuesioner

kesulitan belajar Matematika dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24

Mei 2007. Pengambilan kelas untuk ujicoba kuesioner dilakukan sesuai

dengan jam bimbingan dan konseling sehingga tidak mengganggu mata

pelajaran di sekolah. Hasil uji coba diolah untuk mengetahui reliabilitas

dan validitas kuesioner kegiatan belajar Matematika.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal

18 Juni 2007 dan hari Jumat tanggal 22 Juni 2007 dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal Pengisian Data

Waktu Pengumpulan Data

Jumlah Siswa yang Hadir

VII C 18 Juni 2007 10.00 – 10.40 30 siswa

VII D 22 Juni 2007 07.00 – 07.35 33 siswa

(43)

29

E. Teknik Analisis Data

1. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Belajar Matematika Siswa.

(

)( )

(

)

{

}

{

(

)

}

= 2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy xy xy tt

r

r

r

+

×

=

1

2

a. Reliabilitas adalah keajegan hasil pengukuran suatu alat ukur

(Furchan,1982). Perhitungan reliabilita kuesioner cara belajar siswa

matematika dengan cara :

Langkah I : menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor

item genap dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson

dengan rumus:

Keterangan

rxy : korelasi skor-skor belahan ganjil-genap.

N : Jumlah subjek

X : belahan ganjil

Y : belahan genap

XY : hasil perkalian antara nilai X dan nilai Y

Langkah II : menghitung reliabilitas skor item gasal dan skor item

genap kuesioner belajar matematika dengan rumus Spearman-Brown:

Keterangan:

tt

r = Koefisien reliabilitas alat ukur.

xy

(44)

30

}

1) Perhitungan reliabilitas hasil uji coba Kuesioner Belajar Matematika

{

2

}{

2

) 6433 ( . 70 ) 6433 ( 598973 . 70 ) 6433 )( 6433 ( 597398 . 70 − − − = xy r

{

41928110 41383489

}{

41941410 41383489

}

41383489 41817860 − − − = xy r ) 557921 ).( 544621 ( 434371 = xy r 3038554929 434371 = xy r 5512309 434371 = xy r 79 , 0 = xy r 0,79 1 0,79 2 + × = tt r 79 , 1 58 , 1 = tt r 88 , 0 = tt r

2) Perhitungan reliabilitas hasil penelitian Kuesioner Belajar

Matematika

{

2

}{

2

}

) 9704 ( 981872 . 97 ) 9571 ( 956339 . 97 ) 9704 )( 9571 ( 967321 . 97 − − − = xy r

(45)

31 12467071 953153 = xy r 1116560 953153 = xy r 85 , 0 = xy r 0,85 1 0,85 2 + × = tt r 85 , 1 7 , 1 = tt r 92 , 0 = tt r tt t

=

r

r

r

2. Validitas adalah ketepatan pengukuran kemampuan yang hendak diukur.

Koefisien validitas dihitung dengan rumus :

Keterangan:

= Koefisien validitas

a) Perhitungan validitas hasil uji coba kuesioner kegiatan belajar

matematika adalah :

88 , 0 = ∞ t r 94 , 0 = ∞ t r

b) Perhitungan validitas hasil penelitian kuesioner kegiatan belajar

matematika adalah :

(46)

32

Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang

penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 4. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes

Koefisien korelasi klasifikasi

± 0,70- ± 1,00

± 0,40- ± 0,70

± 0,20- ± 0,40

0,00- ± 0,20

Tinggi – sangat tinggi

Cukup

Rendah

Tidak ada atau sangat rendah

Hasil uji coba dan penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien

reliabilitas dan koefisien validitas penelitian Kuesioner Kegiatan Belajar

Matematika sebagai berikut :

Tabel 5. Koefisien korelasi reliabilitas dan validitas hasil uji coba dan

penelitian kuesioner kesulitan cara belajar matematika

Koefisien Uji Coba Penelitian

Reliabilitas 0,88 0,92

Validitas 0,94 0,96

Jadi reliabilitas dan validitas Kuesioner Kegiatan Belajar Matematika

termasuk dalam klasifikasi tinggi dan konsisten.

3. Perhitungan Mean / Rata-Rata Hitung digunakan untuk mengetahui nilai

(47)

33

semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (Furchan,

1982 : 157). Rumus mencari mean adalah sebagai berikut :

M =

N Skor

=

97 19275

= 198,71 dibulatkan = 199

Keterangan rumus :

M = Rata-rata hitung skor-skor siswa

ΣX = Jumlah skor-skor siswa

N = Jumlah siswa

Skor ≥ M termasuk kategori tinggi dan, skor < M termasuk kategori

rendah

(

)

(

a b

)(

c d

)(

a c

)(

b d

)

bc ad N

+ + + +

= 2

2

χ

4. Uji Hipotesis : Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan

peneliti menilai probabilitas perbedaan frekuensi yang nyata dengan

frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu sebagai akibat

kesalahan sampling (Hadi,1966). Rumus Chi-Kuadrat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Keterangan rumus :

χ2

(48)

34

N = Jumlah siswa

a, b, c, dan d = Frekuensi dalam tiap sel dalam tabel 2x2

Angka derajat kebebasan adalah jumlah pengamatan yang dapat

berubah-ubah di sekitar parameter konstant (Furchan,1982). Rumus

derajat kebebasan adalah :

Df = (C-1) (R-1)

= 1 x 1

= 1

Keterangan rumus :

Df = Jumlah derajat bebas

C = Jumlah kolom

R = Jumlah baris

Jika , maka Ho ditolak. Jika , maka Ho

diterima. Taraf Signifikansi 5% dengan Df = 1. Nilai .

. Jadi hipotesis nol diterima. Berarti tidak ada

perbedaan yang sungguh-sungguh antara tingkat kesulitan belajar para

siswa SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

2 2

tab

emp χ

χ > 2 2

tab emp χ χ < 841 , 3 2 = tab χ 841 , 3 41 , 2 2

2 = < =

tab

emp χ

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini mengenai hasil penelitian dan pembahasan

hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini mengenai bagaimana perbedaan tingkat

kesulitan cara belajar matematika siswa putera dan puteri SMP kelas VII,

serta apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika

antara siswa puteri dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun

ajaran 2006/2007.

Tingkat kesulitan cara belajar matematika digolongkan dalam dua

kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Para siswa

yang memperoleh skor kuesioner tingkat kesulitan cara belajar sama atau

diatas mean (skor ≥ M). Sedangkan para siswa yang termasuk tingkat

kesulitan kategori rendah (R) adalah para siswa yang memperoleh skor

kuesioner tingkat kesulitan cara belajar dibawah mean (skor < M).

Deskripsi kesulitan cara belajar adalah gambaran tentang kesulitan

cara belajar. Penelitian ini mengenai kesulitan cara belajar dalam mata

pelajaran Matematika. Hal-hal yang akan dibahas adalah sampel

penelitian, tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran

(50)

36

Matematika secara keseluruhan, perbedaan tingkat kesulitan cara belajar

antara siswa putra dan putri dalam mata pelajaran Matematika.

2. Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah populasi terbatas, menurut rencana ada

100 siswa yang terlibat dalam penelitian namun karena ada siswa yang

tidak masuk pada saat penelitian, maka siswa yang terlibat dalam

penelitian menjadi 97 siswa. Jadi sampel penelitian dengan jumlah 97

siswa disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5. Data sampel penelitian SMP PIRI I Yogyakarta Kelas VII

Tahun Ajaran 2006/2007.

Jumlah Sampel Penelitian

Jumlah Siswa yang hadir pada saat Penelitian Kelas

Putra Putri Jumlah Putra Putri Jumlah

VII C 19 13 32 18 12 30

VII D 16 17 33 16 17 33

VII E 20 15 35 19 15 35

Total 55 45 100 53 44 97

3. Tingkat Kesulitan Cara belajar dalam mata pelajaran Matematika

Nilai rata-rata hitung tingkat kesulitan cara belajar dalam mata

pelajaran Matematika sebesar 199. Skor 199 ke atas termasuk kategori

kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran Matematika, dan skor

dibawah 199 termasuk kategori kesulitan cara belajar tinggi dalam mata

pelajaran Matematika. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan cara

(51)

37

Tabel 6. Tingkat kesulitan Cara belajar dalam mata pelajaran

Matematika SMP PIRI I Yogyakarta Kelas VII Tahun

ajaran 2006/2007.

Kesulitan Cara Belajar Matematika

Rendah Tinggi

Total

51 (53%) 46 (47%) N = 97 (100%)

Keterangan :

N : Jumlah Siswa

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa yang mengalami

kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran Matematika.

4. Tingkat kesulitan cara belajar Matematika antara siswa putra dan putri

Kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika baik

kategori tinggi maupun kategori rendah dibedakan berdasarkan jenis

kelamin siswa. Data hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 7.

Tabel 7. Tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran Matematika para siswa kelas VII berdasarkan jenis kelamin. SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Kesulitan cara belajar

(52)

38

Puteri 28 (55%) 18 (39%) 46 (47%)

Total 51 (100%) 46 (100%) 97 (100%)

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putra

yang mengalami kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa putra yang mengalami

tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar mata pelajaran Matematika.

Jumlah siswa putri yang mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar

mata pelajaran Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putri

yang mengalami kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika.

5. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol

Hipotesis Penelitian: Ada perbedaan cara belajar siswa putra dan putri

dalam mata pelajaran Matematika.

Hipotesis statistik: Ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan

cara belajar dalam mata pelajaran Matematika berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis Nol: Tidak ada perbedaan jumlah siswa yang signifikan dalam

tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran Matematika

(53)

39

Tabel 8. Tingkat kesulitan cara belajar dalam Mata Pelajaran Matematika kelas VII berdasarkan jenis kelamin SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Kesulitan cara belajar

Jenis kelamin Rendah Tinggi Total

Putera a. 23

( 45%)

b. 28 (61%)

a+b 51 (53%) Puteri c. 28

(55%)

d. 18 (39%)

c+d 46 (47%) Total a+c 51

(100%)

b+ d 46 (100%)

N = 97 (100%)

Perhitungan perbedaan frekuensi dengan menggunakan rumus Chi–

Kuadrat, yaitu :

) )( )( )( ( ) ( 2 2 d b c a d c b a cb ad N + + + + − = χ

Keterangan rumus :

2

χ = Chi-Kuadrat

N = Jumlah seluruh subjek

a = Jumlah pada kolom 1 baris 1

b = Jumlah pada kolom 2 baris 2

c = Jumlah pada kolom 1 baris 2

d = Jumlah pada kolom 2 baris 2

(54)

40

5503712 13279300 2 =

χ

41 , 2

2 =

χ

Hasil perhitungan nilai Chi-kuadrat sebesar 2,41 dengan df = l atas dasar

taraf signifikansi 5% lebih kecil dari pada nilai = 3,841. Berarti tidak

ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan cara belajar mata

pelajaran Matematika berdasarkan jenis kelamin. Hipotesis nol diterima

dan hipotesis penelitian ditolak.

2

χ

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan jumlah siswa yang

mengalami tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar Matematika lebih

banyak daripada jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan tinggi dan

(2) jumlah siswa putra yang mengalami tingkat kesulitan cara belajar tinggi

dalam cara belajar Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang

mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar Matematika serta (3) jumlah

siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar

Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang mengalami tingkat

kesulitan tinggi dalam cara belajar Matematika.

Siswa melakukan cara belajar merupakan usaha sendiri dengan

kemampuan sendiri, termasuk sikap siswa dalam belajar, dan bukan

ditentukan oleh jenis kelamin. Ada siswa yang melakukan cara belajar dengan

baik yaitu teliti, trampil, dan belajar secara kontinyu. Ada juga siswa yang

(55)

41

belajar, belajar kalau ada ulangan, malas membaca dan lain-lain. Dalam cara

belajar siswa terampil menggunakan sumber belajar antara lain guru dengan

cara melaksanakan tugas dari guru, memperhatikan penjelasan guru, bertanya

pada guru dan teman bila mengalami kesulitan; sumber belajar lain berupa

bahan cetak seperti buku pelajaran, majalah, surat kabar; sumber belajar yang

lain yaitu masyarakat.

Siswa yang melaksanakan cara belajar dengan baik kemungkinan kecil

mengalami kesulitan dalam cara belajar, sebaliknya siswa yang kurang baik

melakukan cara belajar kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam cara

belajar. Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam cara belajar walaupun

hanya sebagian kecil, dan siswa yang mengalami kesulitan ini perlu

mendapatkan perhatian dari guru mata pelajaran maupun dari guru

pembimbing. Adanya bimbingan belajar untuk dapat membantu siswa yang

(56)

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran mengenai pelayanan bimbingan belajar di SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Matematika kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum

a. Jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan rendah lebih banyak daripada jumlah siswa mengalami tingkat kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran Matematika.

b. Tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika secara signifikan tidak bergantung pada jenis kelamin siswa.

2. Hasil pengujian hipotesis

Tidak ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran Matematika antara siswa putra dan siswa putri. Cara belajar itu bergantung pada masing-masing individu. Siswa yang melaksanakan cara belajar dengan baik akan lebih kecil kemungkinan mengalami kesulitan,

(57)

43

sedangkan siswa yang kurang melaksanakan kegiatan belajar dengan baik kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam belajar.

Layanan bimbingan belajar secara individual maupun kelompok bagi siswa yang mengalami kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar bertujuan agar siswa akan segera dapat mengatasi kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika dikemukakan beberapa saran yang berikut :

1. Kegiatan sekolah, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling terus dikembangkan dengan kerjasama yang baik antara guru pembimbing dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf-staf pengajar yang lain, demi perkembangan siswa.

2. Kegiatan belajar para siswa SMP PIRI I, umumnya baik dan perlu dikembangkan,

(58)

46

Lampiran 1

KUESIONER KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

Para siswa yang terkasih,

Pada kesempatan ini kami memohon bantuan Anda untuk mengisi kuesioner yang kami sebarkan.

Adapun tujuan Kuesioner ini adalah mengumpulkan informasi dari Anda berkaitan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika selama semester ini. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai rapor Anda. Oleh karena itu, kami mengharapkan Anda bersedia menjawab kuesioner ini sesuai dengan yang benar-benar Anda alami

Terima kasih atas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini dengan baik Identitas diri

Kelas : ……….

Jenis Kelamin : Pria / Wanita Petunjuk

1. Jawablah tiap pernyataan dengan cara berilah tanda cek (v) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda.

Maksud tiap pernyataan:

(59)

47

No. Pernyataan Selalu

Sering kali

Kadang-kadang

Tidak pernah

1 Apakah Anda belajar matematika di rumah menurut jadwal belajar yang Anda susun?

2 Apakah Anda menggunakan buku catatan matematika dalam mempelaiari matematika ?

3 Jika Anda membaca topik tertentu dalam buku pelajaran matematika apakah Anda membaca alinea demi alinea?

4 Jika Anda membaca buku pelajaran matematika apakah Anda membaca dari awal sampai akhir ?

5 Jika Anda membaca buku pelajaran matematika apakah Anda membaca lompat-lompat tidak sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan guru di kelas?

6 Apakah Anda membaca kembali catatan pelajaran matematika yang diperoleh di sekolah?

(60)

48

catatan pelajaran matematika yang belum dikuasai ?

8 Apakah Anda menyusun pertanyaan pada waktu membaca pokok bahasan tertentu dan kemudian menjawabnya ?

9 Apakah Anda membaca terlebih dahulu pokok bahasan tertentu dalam buku pelajaran matematika yang diterangkan oleh guru di kelas ?

10 Apakah Anda membaca juga berbagai buku matematika di perpustakaan selain yang diterangkan guru di kelas?

11 Jika Anda mempelajari mata pelajaran matematika apakah Anda berusaha meringkas sesuai dengan topiknya ?

12 Apakah Anda meringkas mata pelajaran matematika tersebut sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku cetak pelajaran matematika ?

13 Apakah Anda berusaha meringkas topik tersebut dengan kata-kata sendiri secara singkat ?

(61)

49

ringkasan pada topik tertentu yang dirasa sulit untuk dipelajari menjelang ulangan?

15 Apakah Anda selalu mencatat pelajaran matematika yang diterangkan oleh guru di kelas?

16 Apakah Anda berusaha membuat catatan pelajaran matematika teratur dan rapi? 17 Apakah Anda membuat catatan - catatan

penting dipinggir halaman buku catatan matematika Anda ?

18 Apakah Anda mencatat dalam buku catatan pelajaran matematika keterangan-keterangan penting yang diberikan guru di kelas?

19 Apakah Anda memberi garis bawah pada kata /ungkapan penting pada buku catatan pelajaran matematika Anda?

20 Apakah anda memberi garis bawah pada kata / ungkapan penting pada buku catatan pelajaran matematika yang meragukan anda?

(62)

50

matematika dengan cara mengerjakan latihan-latihan yang ada pada buku cetak pelajaran matematika?

22 Apakah Anda berusaha mempelajari matematika dengan cara mengerjakan tugas / pekerjaan rumah yang diberikan guru?

23 Apakah Anda berusaha mempelajari matematika dengan cara mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru pada waktu di kelas?

24 Apakah Anda mengerjakan latihan soal matematika yang diberikan guru di kelas bersama teman?

25 Apakah Anda selalu mengerjakan pekerjaan rumah matematika tepat pada waktunya?

26 Apakah Anda mengerjakan tugas / pekerjaan rumah matematika menggunakan kalkulator?

(63)

51

28 Apakah Anda berusaha mencari kemungkinan lain untuk menyelesaikan tugas matematika yang dirasa sulit? 29 Apakah Anda selalu mengerjakan tugas

matematika dengan teliti?

30 Apakah Anda dalam mengerjakan tugas matematika yang diberikan di sekolah selalu merasa pasti bahwa Anda tahu maksudnya dengan jelas?

31 Apakah Anda berusaha menghafal rumus matematika pada topik tertentu dengan cara mencatat di kartu belajar?

32 Apakah Anda selalu memahami penggunaan rumus dalam mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru? 33 Apakah Anda melakukan belajar

matematika bersama teman secara teratur?

34 Apakah Anda selalu memperhatikan uraian pelajaran matematika yang di sampaikan oleh guru di kelas dari awal sampai akhir?

(64)

52

terhadap pokok bahasan dalam pelajaran matematika yang dirasa sulit pada waktu Anda mencoba memahami bahan pelajaran yang yang diajarkan di kelas? 36 Apakah Anda memperhatikan

detail-detail yang dikemukakan oleh guru di kelas dalam setiap pokok bahasan matematika?

37 Apakah Anda berusaha menangkap gagasan pokok dari pelajaran matematika yang diajarkan oleh guru di kelas?

38 Apakah Anda memperhatikan penggunaan rumus matematika pada waktu guru menerangkan latihan-latihan soal yang ada di buku cetak pelajaran matematika?

39 Apakah Anda berusaha memperhatikan dan memahami maksud tabel, grafik dan gambar pada buku cetak pelajaran matematika?

(65)

53

41 Apakah bila Anda mengerjakan tugas matematika melihat pekerjaan teman 42 Apakah Anda selalu belajar semalam

suntuk menjelang ulangan matematika? 43 Apakah Anda berusaha mengingat

kembali bahan pelajaran matematika yang telah dipelajari?

44 Apakah Anda mempersiapkan diri menghadapi ulangan matematika dengan menjawab soal-soal latihan dari buku cetak pelajaran matematika?

45 Apakah Anda di rumah membuat garis besar bahan pelajaran matematika sehingga mudah dipelajari menjelang ulangan?

46 Apakah Anda bertanya kepada guru di kelas ketika sulit memahami tugas matematika yang diberikan?

47 Apakah Anda berusaha bertanya kepada teman ketika Anda menghadapi

(66)

54

48 Apakah Anda berusaha berperan aktif dalam diskusi menyelesaikan soal matematika yang diberikan guru di kelas?

49 Apakah Anda menjawab pertanyaan lisan dalam pelajaran matematika yang

diberikan guru di kelas?

50 Apakah Anda dapat mengingat dan menceritakan dengan kata-kata sendiri pokok bahasan tertentu dalam mata pelajaran matematika?

51 Apakah Anda selalu melaksanakan tugas yang diberikan orang tua dirumah? 52 Apakah Anda mengerjakan pekerjaan

rumah matematika dibantu oleh orang tua?

53 Apakah Anda selalu memberi tahu orang tua setiap ada pekerjaan rumah

matematika?

54 Apakah Anda membeli buku-buku yang ditentukan oleh sekolah?

(67)

55

56 Apakah Anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler les matematika di luar sekolah?

57 Apakah setiap awal semester Anda selalu dibelikan buku dan alat tulis oleh orang tua?

58 Apakah Anda mengikuti kegiatan study banding mata pelajaran matematika yang diadakan oleh sekolah?

59 Apakah Anda mengerjakan tugas matematika dirumah?

60 Apakah Anda mampu menyelesaikan soal-soal latihan matematika dengan cepat?

61 Apakah Anda mampu mengerjakan soal matematika tanpa menggunakan

kalkulator?

62 Apakah Anda menerima adanya kelompok pintar matematika yang berkuasa di kelas?

(68)

56

belajar matematikatertentu?

65 Apakah Anda membangun hubungan baik dengan teman kelas?

66 Apakah Anda mampu mengingat kembali pelajaran matematika dengan cepat? 67 Apakah Anda mampu menghafal rumus

matematika yang dijelaskan guru? 68 Apakah Anda menerima sikap guru

matematika yang mengajar dengan serius?

69 Apakah Anda menerima sikap guru matematika yang pilih kasih terhadap siswanya dikelas?

70 Apakah Anda mengerti bahasa yang digunakan guru matematika dalam mengajar?

71 Apakah Anda memanfaatkan fasilitas buku-buku pelajaran matematika yang ada di perpustakaan?

(69)

78

Lampiran 4

Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

No Siswa X Y X2 Y2 XY

1 77 97 5929 9409 7469

2 89 88 7921 7744 7832

3 90 79 8100 6241 7110

4 84 85 7056 7225 7140

5 91 88 8281 7744 8008

6 97 79 9409 6241 7663

7 98 87 9604 7569 8526

8 93 92 8649 8464 8556

9 81 84 6561 7056 6804

10 94 101 8836 10201 9494

11 91 91 8281 8281 8281

12 107 101 11449 10201 10807

13 108 105 11664 11025 11340

14 111 99 12321 9801 10989

15 92 87 8464 7569 8004

16 102 105 10404 11025 10710

17 99 98 9801 9604 9702

18 92 96 8464 9216 8832

19 97 86 9409 7396 8342

20 84 87 7056 7569 7308

21 104 99 10816 9801 10296

22 92 96 8464 9216 8832

23 91 90 8281 8100 8190

24 79 81 6241 6561 6399

25 97 108 9409 11664 10476

26 112 106 12544 11236 11872

27 102 93 10404 8649 9486

28 90 73 8100 5329 6570

29 95 92 9025 8464 8740

30 87 88 7569 7744 7656

31 88 100 7744 10000 8800

32 98 97 9604 9409 9506

33 89 86 7921 7396 7654

34 92 99 8464 9801 9108

35 99 97 9801 9409 9603

36 80 76 6400 5776 6080

37 80 81 6400 6561 6480

38 95 103 9025 10609 9785

39 76 74 5776 5476 5624

40 103 106 10609 11236 10918

(70)

79

42 80 79 6400 6241 6320

43 77 74 5929 5476 5698

44 76 69 5776 4761 5244

45 89 101 7921 10201 8989

46 96 97 9216 9409 9312

47 87 93 7569 8649 8091

48 83 79 6889 6241 6557

49 76 75 5776 5625 5700

50 96 84 9216 7056 8064

51 76 77 5776 5929 5852

52 81 88 6561 7744 7128

53 80 94 6400 8836 7520

54 108 111 11664 12321 11988

55 99 103 9801 10609 10197

56 102 103 10404 10609 10506

57 89 92 7921 8464 8188

58 105 101 11025 10201 10605

59 70 70 4900 4900 4900

60 103 107 10609 11449 11021

61 79 86 6241 7396 6794

62 97 100 9409 10000 9700

63 88 89 7744 7921 7832

64 75 80 5625 6400 6000

65 81 86 6561 7396 6966

66 85 93 7225 8649 7905

67 113 106 12769 11236 11978

68 104 103 10816 10609 10712

69 101 110 10201 12100 11110

70 113 109 12769 11881 12317

(71)

80

Lampiran 5

Data Hasil Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

No Jenis Kelamin

X

(Gasal) Y (Genap) X

2

Y2 XY

1 L 98 105 9604 11025 10290

2 L 105 110 11025 12100 11550

3 L 97 101 9409 10201 9797

4 L 94 96 8836 9216 9024

5 L 92 93 8464 8649 8556

6 L 106 100 11236 10000 10600

7 L 119 121 14161 14641 14399

8 L 100 94 10000 8836 9400

9 L 99 104 9801 10816 10296

10 L 91 95 8281 9025 8645

11 L 89 97 7921 9409 8633

12 L 105 105 11025 11025 11025

13 L 98 99 9604 9801 9702

14 L 107 107 11449 11449 11449

15 L 115 110 13225 12100 12650

16 L 108 114 11664 12996 12312

17 L 81 83 6561 6889 6723

18 L 110 111 12100 12321 12210

19 L 94 90 8836 8100 8460

20 L 93 92 8649 8464 8556

21 L 104 96 10816 9216 9984

22 L 122 127 14884 16129 15494

23 L 117 127 13689 16129 14859

24 L 89 102 7921 10404 9078

25 L 94 98 8836 9604 9212

26 L 106 111 11236 12321 11766

27 L 97 103 9409 10609 9991

28 L 115 102 13225 10404 11730

29 L 94 100 8836 10000 9400

30 L 105 110 11025 12100 11550

31 L 85 80 7225 6400 6800

32 L 104 105 10816 11025 10920

33 L 117 118 13689 13924 13806

34 L 88 99 7744 9801 8712

35 L 111 105 12321 11025 11655

(72)

81

37 L 92 96 8464 9216 8832

38 L 113 115 12769 13225 12995

39 L 113 104 12769 10816 11752

40 L 89 91 7921 8281 8099

41 L 95 97 9025 9409 9215

42 L 93 85 8649 7225 7905

43 L 100 111 10000 12321 11100

44 L 96 103 9216 10609 9888

45 L 98 95 9604 9025 9310

46 L 106 114 11236 12996 12084

47 L 112 106 12544 11236 11872

48 L 88 92 7744 8464 8096

49 L 92 102 8464 10404 9384

50 L 102 108 10404 11664 11016

51 L 97 109 9409 11881 10573

52 P 104 107 10816 11449 11128

53 P 84 82 7056 6724 6888

54 P 65 76 4225 5776 4940

55 P 82 83 6724 6889 6806

56 P 79 87 6241 7569 6873

57 P 105 110 11025 12100 11550

58 P 101 98 10201 9604 9898

59 P 80 80 6400 6400 6400

60 P 88 88 7744 7744 7744

61 P 72 79 5184 6241 5688

62 P 92 99 8464 9801 9108

63 P 84 80 7056 6400 6720

64 P 84 82 7056 6724 6888

65 P 107 107 11449 11449 11449

66 P 98 99 9604 9801 9702

67 P 99 96 9801 9216 9504

68 P 99 99 9801 9801 9801

69 P 97 95 9409 9025 9215

70 P 108 111 11664 12321 11988

71 P 110 111 12100 12321 12210

72 P 99 100 9801 10000 9900

73 P 81 87 6561 7569 7047

74 P 91 88 8281 7744 8008

75 P 88 94 7744 8836 8272

76 P 82 90 6724 8100 7380

77 P 116 110 13456 12100 12760

78 P 98 90 9604 8100 8820

79 P 93 97 8649 9409 9021

(73)

82

81 P 106 90 11236 8100 9540

82 P 102 97 10404 9409 9894

83 P 87 101 7569 10201 8787

84 P 97 90 9409 8100 8730

85 P 95 98 9025 9604 9310

86 P 97 94 9409 8836 9118

87 P 110 111 12100 12321 12210

88 P 93 93 8649 8649 8649

89 P 100 106 10000 11236 10600

90 P 98 88 9604 7744 8624

91 P 99 101 9801 10201 9999

92 P 113 114 12769 12996 12882

93 P 114 115 12996 13225 13110

94 P 111 111 12321 12321 123

Gambar

Tabel. 1  Indikator Kuesioner Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika
Tabel 2.   Sebaran Responden Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika
Tabel 5. Koefisien korelasi reliabilitas dan validitas hasil uji coba dan
Tabel 5.   Data sampel penelitian SMP PIRI I Yogyakarta Kelas VII
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Bentuk Tes Formatif terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan ditinjau dari Kemampuan Berpikir Divergen dan Konvergen pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Adm.Pryk &amp; Keu 1 Org, SLTA sederajat, 3Th, Ijazah, KTP Ada Sesuai dengan persyaratan dokumen lelang Ya 9 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN Ada Sesuai dengan

Sesuai dengan ketentuan dalam Perpres Nomor 4 Tahun 2015, kepada Rekanan yang berkeberatan atas pengumuman ini, Diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara

Rootone F berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit stek jeruk nipis, sebagaimana ditunjukkan dari pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah daun,

langsung pekerjaan Pembuatan Saluran Pembuang Bendungan Desa Hatiwin Kec.Tapin Selatan, tahun anggaran 2015, maka dengan ini saudara diundang pada:.. Hari/Tanggal : Senin,

Pengudaraan ialah proses untuk mengekalkan keadaan selesa terhadap suhu, kelembapan dan oksigen di dalam sesuatu ruang dengan memasukkan udara bersih kedalam ruang

Sesuai dengan data yang diperoleh maka penulis memiliki ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan kejahatan, diantaranya adalah jumlah penduduk yang tergolong

Baik melalui data-data yang diperoleh (melalui buku, internet dan literature lainnya), bimbingan dari dosen pembingbing, dukungan teman-teman mahasiswa dan yang sudah alumni,