• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana Ibu lakukan jika ada seseorang yang mempunyai keluhan TB?

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN TB PARU DENGAN STATEGI DOTS DI PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN

A. Identitas Informan

3. Bagaimana Ibu lakukan jika ada seseorang yang mempunyai keluhan TB?

4. Bagaimana menurut Ibu perkembangan pelaksanaan program TB Paru di puskesmas Medan Area Selatan?

Lampiran 2. Matriks Pernyataan Informan

Matriks Pernyataan Informan tentang Tenaga Kesehatan dalam Program Penanggulangan TB Paru

Informan Penyataan

Informan 1

(Dinas Kesehatan)

: Pengembangan sumber daya seluruh puskesmas dan rumah sakit dari Dinas Kesehatan Provinsi. Mereka memberikan bantuan bentuk pelatihan untuk seluruh puskesmas, rumah sakit dan klinik-klinik juga dilatih secara bertahap. Baik itu dokter, petugas TB dan petugas lab-labnya. Jadi sumber daya mereka dalam penanggulangan TB ini disediakan, dari dinas ini sendiri dananya kita tidak ada. Kalaupun dia seumpamanya pensiun ataupun pindah tetap diusulkan nama-nama untuk dilatih. Tidak pernah petugas TB itu belum pernah dilatih biarpun untuk sementara di uji T dulu sebelum ada jadwal pelatihan. Tapi usulan- usulan untuk pelatihan itu tetap ada kita kirim ke provinsi. Sesuai dengan peran masing-masing tenaga kesehatan melakukan tindakannnya baik itu apa tugas dokter, petugas TB dan petugas laboratoriumnya.

Informan 2 (Kepala Puskesmas)

: Dipuskesmas Medan Area Selatan tenaga kesehatannya sudah sesuai dengaan puskesmas pelaksana mandiri (PPM) yang meliliki satu dokter, satu petugas TB, dan satu petugas laboratorium. Untuk tenaga kesehatan sudah dilatih mengenai TB Paru di puskesmas ini.

Informan 3 (Petugas TB)

: Dalam mengatasi TB Paru kita semua berperan ya, baik itu dokter mendiagnosa, petugas laboratorium pemeriksaannya di laboratorium dan kader juga. Semua harus bekerja sama mengatasinya. Untuk pelatihan itu sebenarnya saya dapatkan itu 2009 cukup lama ya tapi untuk baru-baru tidak lagi. Karena saya disini ini pindahan, pindahlah saya kemari dengan kemauan sendiri. Kerena rumah jauh waktu itu disana setelah saya pindah dan waktu itu saya belum memegang program TB. Tapi setelah Puskesmas mau akreditatasi itu lah. Soalnya kan petugas lama itu masih setara sediaan dahak, dan memberitahu hasilnya gitu.

Pelatihan tentang TB ada tahun 2017 tentang pemeriksaan TB ya.

Informan 5

: Memuaskan gitu,pelayanannya bagus lah memuaskan kita lah. Gak ada kita rasa untuk kek gini kek gitu.

Informan 7

Matriks Pernyataan Informan tentang Pendaan dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskemas Medan Area Selatan.

Informan Penyataan

Informan 1

(Dinas Kesehatan)

: Kalau dari dinas itu kegiatannnya supervisi kalaupun usulan-usulan dana kita masih dibantu oleh APBN dari obatnya, regensianya, pot sputumnya, semuanya itu masih dibantu, paling kalau dari dinas paling ATK-ATK cetakan-cetakan yang kita usulkan di okekan dinas form-form TB banyak sekali. Mulai dari form 1-16 itu bisa dibantu dinas untuk diberikan kepada puskesmas dan rumah sakit eee dalam hal pelaporan-pelaporan TB ini cetakan-cetakan. Kalau obat apa masih APBN melalui provinsi obat, regensia, pot sputum, kaca slide semua itu masih yaaa. Kita berharap untuk tahun-tahun kedepan memang pelan-pelan kita usulkan anggaran obat supaya bisa dibantu dari APBD Kota Medan bertahap, tapi usulan itu karni masih minimnya dana keee dinas masih di pending mungkin usulan kami itu tidak akan berhenti. Tetap tiap tahunnya supaya kalaupun dari provinsi nanti dari subdit nanti menyetop anggaran ini kita akan mandiri memberi dari APBD akan mandiri untuk merelealisasi kebutuhan-kebutuhan untuk penangulangan TB ini di kota Medan.

Informan 2 (Kepala Puskesmas)

: Kalau dari kami puskesmas dananya BOK, BOK aja kalau kami penyelenggaranya BOK. Kalau kegiatannya dari kami penyelenggaranya dari BOK.

Global Fund sekarang gak ada lagi dana dari tahun 2015 terakhir dana GF dana internasional.

Matriks Pertanyaan Informan Sarana dan Prasarana dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Medan Area Selatan.

Informan Penyataan

Informan 1

(Dinas Kesehatan)

: Untuk sarana dan prasarana sejauh ini di puskesmas masih memadai. Masukan-masukan dari kita, kita sampaikan kepada seluruh puskesmas untuk sarana dan prasarana. Obat semuanya tersedia.

Informan 2 (Kepala Puskesmas)

: sarana dan prasarana di puskesmas ini untuk melakukan penangulangan TB paru sudah memadai.

Informan 3 gitu. Tapi sebenarnya kita minta ada pot dahaknya. Jika habis kita bikin permintaan sama orang dinas gitu.

Untuk saat ini pemeriksaan TB seperti handscol, masker dan lain-lain kita masih memadai dan cukup.

Informan 5 (Penderita tidak sembuh)

: Sarana dan prasarananya lengkap, obat selalu ada.

Informan 6

: Sarana dan prasarana sejauh ini yang saya tau

Sarana dan prasarana sejauh ini yang saya tau memadai, obat tersedia juga.

Sarana dan Prasarana pelaksanan program TB Paru

NO Jenis Kelengkapan Syarat Minimal

1 Gedung Permanen

2 Ventilasi dan pengatura aliran

udara Ada

3 Daya dan instalasi listrik Ada dan memadai

4 Sumber instalasi air bersih Ada

5

 Mikroskopis binokuler Ada dan memadai

 Bank pewarna dan rak pengering Ada dan memadai

 Pinset Ada dan memadai

 Lemari mikroskopis dengan lampu 5W Ada dan memadai

 Kaca sediaan Ada dan memadai

Pernyataan Informan tentang Komitmen Politis dalam Program gak dimasukkan dalam program kesehatan bagaimana kita menuntaskan kasusnya Indonesia nomor 3 terbesar di dunia yang makin banyak kasus kita kan.

Sudah dipaparkan ke seluruh puskesmas dan rumah sakit. Peran kami dalam mengatasi masalah ini pasiennya tidak mau atau sudah mangkir tolonglah kadernya untuk melacak paling menyampaikan ke kami. Kami akan menyampaikan ke LSM supaya melacak kasus itu. Agar diberikan motivasi kepada pasien atau keluarganya. Tapi kalau dalam hal masalah pindah kami memastikan pasien yang pindah itu pengobatanya berkelanjutan. Kami bekerja sama dengan wasor kabupaten/kota lain juga. Kalau kita dalam lintas sektor, sudah menjalankan membantu kerjanya puskesmas menjembataninya. Dalam hal puskesmas dengan jejaring kita membantu untuk mempertemukannya untuk bekerja sama dengan puskesmasnya, klinik-klinik, dokter praktek mandiri untuk dapat menemukan kasus TB nya, dengan adanya jejaring internal mereka dalam menemukan kasus TB sedini mungkin dan terlaporkan dan dapat dituntaskan pengobatannya. Komitmen politis juga ditunjukkan anggaran kan, jadi anggaran dana kita dibantu oleh pemerintah dari APBN sesuai dengan kebutuhan. Dana dari APBD tidak ada. Setiap wilayah itu beda-beda berapa yang di dibutuhkan tergantung jumlah penderita TB dan luas wilayahnya.

Informan 2

(Kepala Puskesmas)

: Dalam lintas sektor bagus. Jadi setiap 3 bulan sekali kami kan ada pertemuan lintas sektor di loka karya.

Permasalahan TB kami sampaikan disitu. Tapi seandainya juga gak mesti pertriwulan. Kalau ada masalah mendesak sekali kami langsung mengadakan pertemuan kita koordinasi karna disini jugakan ada LSM TB di daerah sini.Terkait dengan anggaran kita di bantu dari BOK(biaya operasional kesehatan).

Informan 3 (Petugas TB)

: Kalau ada rapat lintas sektor itu kan memang bukan hanya petugas saja yang datang tapi kapus juga. Dia akan menyampaikan di porum bahwa kita kan target kita masih kurang jadikan kita ada jejaring. Untuk mencapai target kita punya jejaring seperti klinik,

apotik, DPM dokter praktek mandiri dari situlah kita untuk menambahkan kasus suspek TB dari situ lah.

Jadi disampaikan memang di lintas sektor itu kapus yang menyampaikan dan memang kan disinikan sudah pernah dibuat workshop eksternal dan internal dan sudah pernah dibuat pertemuan. Misalnya klinik mereka langsung mengWA bu ada pasien kami rujuk kesana ya bu gitu. Sekarang inipun setiap pasien itu di sklirining TB. Kalau dana kita dari BOK(biaya operasinal kesehatan) aja kalau bantuan dari luar tidak ada lagi.

Matriks Pernyataan Informan tentang Diagnosis TB Paru dalam Program Penanggulangan. cepat molekuler(TCM). Untuk pemeriksaan apakah MDR atau tidak dengan mengirim sampel ke Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit Pringadi dan Rumah Sakit Haji. Rumah sakit TCM hanya tiga yang ada di kota Medan. Jadi seluruh puskesmas menemukan suspek kemudian mempackingnya dan mengirimnya ke rumah sakit TCM tersebut agar lebih cepat mengetahui hasilnya apakah MDR atau TB biasa.

Puskesmas mempunyai jejaring wilayah kerja eksternal, jadi melalui puskesmas itu mengirimkan ke TCM. Jadi harapnya seluruh rumah sakit juga mampu dan mau membantu masyarakatnya dalam hal mengusulkan supaya melalui puskesmas mengirim dahak itu. Kalau melalui rumah sakit swasta mengirim ke rumah sakit Adam Malik memang langsung kena biaya. Kasihan kita melihat pasien sampe Rp 60.000,- hanya untuk periksa dahak iyakan.

Kalau dia mikroskop memang sih gratis tapikan tampung dahaknya baru kita periksa apakah pasien negatif atau positif.

Informan 3 (Petugas TB)

: Ada namanya sitras kalau mikroskopis kita buat disini, kalau mikroskopis yang kita buat disini apabila dia tidak ada tanda pengenal, seperti KTP atau KK.

Itu kita buat mikroskopis aja disini, tapi kalau dia

punya KTP atau KK itu kita sitras lalu di kirim ke Rumah Sakit Haji. Meskipun hasilnya kadang lama karena disamping petugasnya sedikit, terus ada jam terbatas yang mau diperiksa itu banyak selain dari rumah sakit itu sendiri ditambah lagi dari puskesmas lain yang mengirim ke mereka. Kadang sampe wah stop dulu gitu jangan dulu kirim gitu karena ini pun belum selesai gitu. Kalau mikroskopis cumanya kadang-kadang takutnya gak akurat. Karena kalau TCM meski sedikit dahak itu kelihatan gitu. Itulah bedanya TCM dengan mikroskopis. Alur diagnosisnya yaitu suspek TB Paru yang memiliki gejala batuk berdahak selama kurang lebih dua minggu kemudian pada pagi hari di tampung dahaknya untuk melakukan pemeriksaan BTA (+) sebanyak tiga kali kepada pasien. Jika dari ketiga hasil pemeriksaan sputum terdapat BTA (+), maka suspek TB Paru dapat dinyatakan sebagai penderita TB Paru. Kendalanya kadang dia gk bisa mengeluarkan dahaknya kalau dia bisa misalnya hari ini ngeluarkan ya udah. Kadang dia bu payah lah mengeluarkannya udah kering katanya. Yaudah besoknya disurah lah bawa tempat pot dahak tadi supaya diantarnya.

Informan 4 (Laboratorium)

: Prosedurnya yang pertamakan kita suruhlah pertama sipasien batuk di pagi hari yang pertama di tampung dulu yang pagi bangun tidur kan, sebelum dia tampung dia harus kumur-kumur terlebih dahulu, setelah itu nanti dianjurkan kami. Nanti dia mau kemari kisaran jam-jam 08.00 wib itu harus datang lagi dengan nama sewaktu namanya dahak sputum sewaktu. Jadi begitu dia datang dia harus batukkan lagi dahaknya udah. Setelah itu masukkan ke laboratorium, setelah itu petugas laboratoriumnya memfiksasi maksudnya yang sewaktu dan yang pagi tadi disediakan dua slide yang bersih lah ya yang bebas lemak namanya. Difiksasi maksudnya dibikinlah polanya dengan ujung lidi lah dulu ya atau setitik atau sebiji kacang hijau baru di bentuk oval baru di keringkan. Setelah kering baru difiksasi di atas lampu wonsen setelah kering tapi jangan basah ya.

Pokoknya kering dulu baru 3 kali 3 kali di bolak bali di gores-gores gini lah. Setelah itu di warnai dengan fuksin selama 15 menit diuapkan setelah keluar dia uap baru ditunggu selama 15 menit. Baru di buang

karbol fungsinnya itu dibuang setelah itu di bilas pake alkohol sampai zat warnanya tidak yang merah itu, tidak nempel lagi jadi bersih gitu kan. Setelah itu di tetesi dengan biontin piolet ditunggu selama 10 detik gak usah lama-lama 1 menitlah gitu udah itu air.

Keringkan di rak udah baru habis itu di periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 kali 100 imersi oil. Namanya pembesaran 100 kali dibawah imersi oil namanyaa udah setelah itu, lihat ada gak kuman yang berbentuk batang berwarna merah begitu.

Informan 5 Paru. Kata ibu itu saya harus berobat.

Informan 6

(Penderita Sembuh)

: Diambil dahaknya, mulai diketahui positif. Saya gak tau positif itu apa gitu maksudnya. Bapak penderita ini gitu di bilang ibu itu trus langsung dia kasih obat.

Pengobatannya sampe 6 bulan dan gak boleh satu hari terlewatkan saya ikutin biar saya sembuh gitu. Setelah pas 6 bulan obat itu ibu itu menyuruh di ronsen saya bilang periksa dahak dulu, priksa dahak duluan karena saya lebih percaya sama dahak dari pada ronsen kan gitu. Periksa dahak saya nah baru seminggu kemudian saya minta lagi sama ibu itu untuk di ronsen baru lah di ronsen.

Informan 9

(Kader Kesehatan)

: Saya sarankan ke pukesmas saja, nanti kan disana ada periksa dahak. Kalau udah kira-kira lusa atau udah tau hasilnya kalau udah positif kita langsung suruh ke puskesmas. Kita datangin kita bantu lah dia mana tau dia malu karena penyakit TB trus kita bawa ke puskesmas sampe pengobatannya sembuh.

Matrix Pertanyaan Informan Tentang Pemeliharaan dan Mutu Mikroskopis Laboratorium di Puskesmas Medan Area Selatan

Informan Penyataan

Informan 4 (Laboratorium)

: Inikan Masih Baru di Kalibrasi Tahun ini kalo gak salah. Dia Kalibrasi nya itu setiap tahun, tahun lalu 2018 kalo gak salah ya di kalibrasi lagi tahun ini tapi tanggal nya itu dari Dinas yang menentukan, kalo ada waktunya mereka yg datang. Tapi kalo kita setelah kita pakai kita harus bersihkan lensanya kita bersihkan gitu pakai kapas. Kapas yang steril sama tissu itu aja biar emersil oilnya itu tidak menempel di

kaca objek gitu. Baru mikroskopisnya harus di lampu biar tidak jamur. Jamur itu tidak tumbuh disitu jadi tidak lembab kan jamurnya itu tinggal di tempat yg lembab kan. Kalo di lampu panas, lampunya pun gak boleh terang kali. Lampu- lampu yg 5 watt itu harus di lampu terus. Kita tarok penyerap air agar tidak lembab cara perawatan nya ya seperti itu. Setelah digunakan dibersihkan lalu dimasukkan ke tempat kotaknya yg ada lampunya baru kita sediakan ke tempat penyerap air biar jangan ada tumbuh jamur jamur di mikroskopnya. Karena mikroskop itu ya kek gitu masalahnya di jamur gitu mau tumbuh jamur di dipuskesmas diharapkan kader-kader yang ada di sekitar puskesmas itu mampu menemukan sedini mungkin. Dengan cara menginvestigasi. Mereka membawa data pasien kemudian skliring disekeliling rumah penderita. Menanyakan apakah ada disitu ada ibu hamil, yang DM, lansia, dan anak-anak pokoknya menanyakan. Di puskesmas itu perannya diharapkan disetiap poli menanyakan kepada setiap yang berobat dan keluarganya menanyakan juga apakah ada gejala TB. Kemudian promkes harus ada penyuluhan tentang TB untuk seluruh sekolahnya. Jadi didalam 1 tahun itu mereka tuntas dalam hal penyuluhan tentang TB jadi terpapar kalau memang pengobatan mau dilaksanakan di puskesmas boleh, atau puskesmas yang lain juga boleh. Dengan adanya begitu kita menurunkan lebih cepat supaya jangan terjadi sakit TB. Itulah peran-peran dari pada yang kita harapkan untuk penangulangan TB ini supaya suspek TB ini lebih dini ditemukan di seluruh kepada kader juga, kepada kepala lingkungan. Jika

keluarga yang ada tanda-tanda seperti ini segera dibawa ke puskesmas gitu yang pake skrining juga.

Pasien kita kan ada jadi kita skrining pasen jadi semua pasien yang datang itu selalu ada pertanyaan. Apakah ada sering batuk, keringat malam,tanda-tanda lelah, demam-demam. Skrining di depan di loket pendaftaran juga ada.

Informan 3 (Petugas TB)

: Strateginya karena udah ada jejaring eksternal dari situlah penambahan kita. Tapi biasanya lebih banyak pasien inisiatif sendiri untuk datang ke puskesmas berobat, jadi setiap ada pasien di pendaftaran maka ditanyain ada yang batuk gak bu sudah berapa lama gitu trus ada penurunan berat badan tidak gitu ditanyain untuk pasien-pasien di skliring TB gitu itu lah cara kita menemukan kasus suspek TB. Jadi rencana mau kesekolah-sekolah gitu kalau udah masuk anak sekolah nanti kita akan turun gitu. Dan bawa pot lah. Kalau ada misalnya siswa-siswa yang punya gejala batuk lebih dari 2 minggu, penurunan berat badan gitu yang ada gejala seperti itu pokoknya itu lah untuk penambahan strateginya seperti itu rencana ini mau kesekolah lah ini. Kader juga sih sudah ke posiandu berjalan, ketuk pintu kayaknya sih masih seperti itu. Kita kan sudah buat ketuk pintu tapi kita gak ada jadwal. Ada juga yang ternyata 1 atau 2 yang kita kasih rujukan iya kan ada juga dan hasilnya negatif.

Matriks Pernyataan Informan tentang Pemberian OAT Diawasi Secara Langsung dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Medan Area Selatan

Informan Penyataan

Informan 3 (Petugas TB)

: Ini kan ada namanya TB day itu setiap hari rabu misalnya si anu sia anu gak datang ibu buat absen kan gitu kan. Harusnya udah datang tanggal segini udah harus gambil obat.Ibu hubungi nomor saya ke puskesmas. Ibu petugas TB itu pernah hari itu kesini melihat kondisi saya. PMO saya juga ada

ngingatin saya untuk minum obat.Kemarin saya yang lupa minum obat gitu. Untuk PMO istri saya dia lah yang selalu ngingati saya selalu minum obat.

Matriks Pernyataan Informan tentang Tupoksi PMO dalam Program Penanggulangan TB Paru.

Informan Penyataan

Informan 7

(PMO tidak Sembuh)

: Kan dibilang ibu itu saya mengingatkan kakek untuk rutin minum obat pokoknya diawasilah pada saat minum obat. Hanya saja karena saya sibuk bekerja terkadang kurang rutin menanyakkannya sudah minum obat apa belum. Jadi kalau saya bekerja kakak ipar saya yang saya minta tolongkan untuk mengingatkan agar minum obat. Jadi sebenarnya kan dek dulu itu sempatnya kakek ini berhenti berobat ada lah sekitar satu bulan.

Kemudian baru lah kami mulai pengobatannya kembali. Dan sampai saat ini memang kakek ini sudah rutin berobat tapi belum sembuh juga.

Informan 8

Matriks Pernyataan Informan tentang Kesinambungan Persediaan OAT Dalam Program Penanggulangan TB Paru.

Informan Penyataan

Informan 1

(Dinas Kesehatan)

: Untuk obat kita sudah perediksi sekian kasus dari tahun sebelumnya di tambah dengan stok. Untuk sementara belum ada yang kekurangan obat. Jadi sampai sekarang memang tidak ada masalah ketersediaan tetap masih terjangkau. Kalau pun kurang provinsi tetap langsung melacak kabupaten/kota mana dan provinsi yang masih

berlebih dan tidak memakai obatnya. Jadi direlokasi ke Medan kalau kekurangan atau sudah mulai menipis kita usulkan ke provinsi. Provinsi langsung melacak seluruh kabupaten/kota dan akan menarik obat yang ada disana untuk

Matriks Pernyataan tentang Sistem Pencatatan dan Pelaporan TB Paru di Pukesmas Medan Area Selatan bulan sekali di kirim ke dinas kesehatan.

Informan 3 (Petugas TB)

: Kalau untuk sistem pencatatan mulai dia awal datang sampai selesai pengobatan kita catat dan diberikan kartu. Supaya kalaupun dia pindah berobat dia bisa melanjutkan dengan kartu yang sama sehingga dapat melanjutkan pengobatan dan tidak tercatat dua kali. Ada form laporan TB, ada form TB positif DM. Kalau untuk pelaporan ke Dinas Kesehata Kota Medan secara online pertriwulan di kirim ke dinas, ada juga yang manual sesuai dengan format dari dinas.

Informan 4 (Laboratorium)

: ada, misalnyakan dia pasien datang kan kita tulis lah eee rekammediknya trus namanya, umurnya, trus tanggal berapa pemeriksaannya gitu. Dia datang antar dahak tanggal berapa trus hasil yang keluar tanggal berapa baru kita laporkanlah. Kalau khusus laboratorium di laporkan 1 kali sebulan ke dinas laporannya perbulan gitu baru yang pertriwulan juga ada.

Matriks Pernyataan Informan tentang Kendala atau Hambatan dalam melaksanakan Program Penanggulaangan TB Paru

Informan Penyataan

Informan 2

(Kepala Puskesmas)

: Ya kalau untuk penemuan kasus itu kendalanya, karena tidak semua mereka itu mau memeriksakan diri walaupun sudah ada gejalanya.

Dianjurkan untuk memeriksakan diri, dia ya udah lah kami berobat ini aja gitu gak papa kok gitu.

Ya trus kemudia orangnya belum terbuka, orang-orang yang terdekat sama dia itu gak trus gampang ayok kita priksa. Misalnya ada saudaranya atau yang satu rumah itu belum tentu mau di periksa. Trus keteraturan minum obat juga kendalanya. Kalau untuk dalam penanggulangan supaya cepat harus di tambah petugas TB nya kalau menurut saya. Kalau kita mau cepat mendapat, cepat menanggulangi gitu kurang satu orang petugas TBnya dari wilayah kerja yang banyak gak bisa satu orang.

Informan 3 (Petugas TB)

: Masih banyak juga pasien-pasien ini yang masih malu. Menurutnya aib untuk keluarganya penyakit TB Paru. Jadi malu di katakan penyakit TBC itu. Jadi kita suruh dia datang bersama keluarganya gak datang gitu. Kader pun pernah juga gak datang gitu. Kita datangi gitu juga gak mau datang. Dengan adanya ketuk pintu yang sudah ada gejalanya batuk berdahak, penurunan berat badan kita suruh kepuskesmas untuk diperiksa gak datang.

Informan 4 (Petugas Lab)

: Kendalanya misalnya kita suruh si pasien datang ataupun dia tampung dahak dia gak dapat dahak, kadang susahnya air liur gitu dalam pemeriksaan.

Sebernya positif tapi dia di periksa karena air liur

Sebernya positif tapi dia di periksa karena air liur

Dokumen terkait