• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Deskripsi Hasil temuan Penelitian

3. Bagaimana model atau cara mendidik akhlak anak

Dalam hasil dari wawancara dengan 10 orang tua bahwa pembahasan tentang Bagaimana model atau cara mendidik akhlak anak berkisar tentang, Menurut bapak/ibu apakah pendidikan akhlak itu penting bagi anak?Mengapa?, Sejak umur berapa pendidikan tentang akhlak ini mulai diajarkan? Mengapa?, Bagaimana cara bapak/ibu memberikan pendidikan akhlak pada anak, dilihat dari segi bapak /ibu yang sibuk bekerja?

AK berpendapat : “...Penting sekali, agar anak memiliki budi

pekerti yang positif, Sejak dalam kandungan dengan cara sholat, mengaji, Ketika sedang bekerja saya berusaha menghubungi lewat telefon atau

sms...”.

Sedangkan AB berpendapat : “...Sangat Penting, agar anak menjadi

sesuai dengan yang diharapkan orang tua dan sesuai dengan kewajiban orang muslim, Sejak dini, agar anak berperilaku baik, mengingatkan anak,

terutama kewajiban melaksanakan sholat...”.

Sedangkan JW juga mengatakan : “...Penting, agar anak menjadi

62

akhlak yang baik, Selalu mengingatkan pada anak, menghubungi pada saat

saya masih bekerja...”.

PT berpendapat :

“...Penting sekali, agar anak memiliki sifat yang positif, dan slalu displin dengan sifat-sifat yang terpuji, Sejak kecil, saya slalu memberikan contoh hal-hal yang baik hingga sekarang, Saat dirumah pokoxnya saya selalu memberikan hal-hal yang baik, memberi contoh yang baik. Namun

jika saat saya bekerja saya memberi nasehat lewat sms...”.

Sedang NY juga berpendapat : “...Penting sekali, agar anak

menjadi anak yang sholeh sholihah berbakti kepada orang tuanya, Sejak kecil, karna agar anak terbiasa dengan hal-hal yang baik, Ya kalau saya dirumah memberikan contoh-contoh kehidupan yang baik dan bisa

ditrimanya...”

JS juga berpendapat :

“...Penting sekali, agar anak tau mana hal buruk dan mana hal yang

baik, Sejak kecil, Ya selalu menasehati selain itu juga ada ibunya saudara-saudra lain untuk memantau anakanya...”.

Selain itu SM juga berpendapat : “..Penting, karna pendidikan

akhlak merupakan hal menjadikan baik, Sejak kecil, Ya kalau bertemu anak

itu memberikan contoh yang baik, sholat dan hal sebagainya...”.

Pendapat AF :

“...Sangat penting, agar anak akhlaknya baik sesuai ajaran agama, Sejak kecil, saya slalu memberikan contoh hal-hal yang baik hingga sekarang, Saya dirumah selalu memberikan hal-hal yang baik, memberi

contoh yang baik, dan slalu tegas dalam menasehati...”.

63

“...Penting sekali, agar anak memiliki budi pekerti yang positif dan

anak menjalankan agamanya juga agar baik, Sejak kecil, Saya harus tegas dalam mendidik anak saya karna saya waktu untuk bertatap muka kurang dan saat ketemu juga harus memberikan wawasan yang baik dan

berguna...”.

Sedangkan MF mengungkapkan :

“...Penting sekali, agar anak menjadi baik dan sholihah, Sejak

kecil, saya slalu memberikan contoh hal-hal yang baik hingga sekarang, Saya menasehati dengan keras dan selalu mengingatkan kewajiban dengan

sms saat saya bekerja...”.

Dalam mendidik akhlak anak, orang tua yang bekerja sebagai buruh mereka mengawasi anaknya dengan selalu menghubungi dengan sms atau telfon, mengingatkan ketika saat sholat lima waktu, saat waktunya belajar, saat waktunya makan, seperti yang dikatakan Bpk Aziz Bakri

“Mengingatkan anak, terutama kewajiban melaksanakan sholat melalui sms atau telfon” wawancara 12 Juni 2016. Selain itu para orang tua mendidik

akhlak anak dengan cara mendidik sejak kecil atau sejak dalam kandungan sudah dilatih untuk mendengarkan hal-hal yang baik, serta diajarkan mengaji, sholat dan sebagainya.

4. Apa permasalahan yang dihadapi dalam mendidik akhlak anak

Dalam wawancara dengan orang tua yang dipertanyakan yaitu Apa saja yang menjadi kendala bapak/ibu dalam mendidik akhlak pada anak?, Bagaimana cara megatasi permasalahan atau kendala dalam mendidik akhlak anak bapak/ibu?, Apa harapan bapak/ibu (selaku orang tua) setelah mengajarka pendidikan tentang akhlak pada anak?

64

Pendapat AK : “...Alat komunikasi HP, terlalu sibuk main, waktu

bertatap muka kurang, Menasehati mulai dari cara yang halus sampai yang

kasar...”.

AB juga berpendapat :

“...anak jaman sekarang susah diatur, terlalu sering menonton Tv,

terlalu banyak main, Menitipkan anak untuk diawasi, selama orang tua

bekerja bisa kesaudara atau tetangga disekitar rumah...”.

Sedangkan JW mengungkapkan : “...Waktu untuk bertatap muka

antara saya dengan anak, Memintak tolong pada mbahnya untuk ikut mengawasi anak.

PT juga mengungkapkan :

“...Kendalanya ya karna sibuk bekerja tatap muka dengan anak

kurang dan untuk mengawasi sepenuhnyapun juga kurang, Ya saya selalu

cerewet dalam menasehati anak jika masih ngengkel saya kasih tau...”. Pendapat NY : “...Kendalanya itu tidak bisa memantau anak dengan sepenuhnya, Menasehati mulai dari cara yang halus sampai yang

kasar..”.

Sedang JS mengemukakan :

“...Kalau anak susah dibilangin dan saya sibuk bekerja untuk

mengawasi pun waktun ya juga kurang, Ya menasehati dengan keras kalau

ngengkel...”

SM berpendapat : “... Alat komunikasi yang terbatas, tatap muka

kurang, Ya saya menitipkan anak tersebut kepada ibunya dan kakex

65

Pendapat AF : “... Kendalanya ya karna sibuk bekerja tatap muka

dengan anak kurang dan perhatian dengan anakpun juga kurang, Ya saya selalu cerewet dalam mendidik anak saya dan juga harus tegas dalam

menasehati...”.

Sedang pendapat UL :

“... waktu untuk bertatap muka kurang, perhatian juga kurang,

Menasehati mulai dari cara yang halus sampai yang kasar...”.

MS berpendapat : “...Tatap muka dengan anak kurang dan untuk

mengawasi sepenuhnyapun juga kurang, Ya saya selalu cerewet dalam

66 BAB IV PEMBAHASAN

Kumpulan data yang dianalisa dalam skripsi ini bersumber dari hasil wawancara dengan orang tua dan anaknya yang penulis anggap mampu untuk memberikan keterangan yang relevan, dilengkapi dengan dokumen yang ada. Mengacu pada fokus penelitian dalam skripsi ini, maka penulis akan menganalisa dan menyajikanya secara sistematis tentang model pendidikan akhlak anak pada keluarga buruh (Studi kasus pada masyarakat pekerja buruh di DesaTengaran Kec.Tengaran Kab.Semarang Tahun 2016).

Seteleh terjun ke desa Tengaran Kec Tengaran Kab Semarang, penulis menemukan model pendidikan akhlak anak pada keluarga buruh desa Tengaran sebagai berikut:

5. Profil orang tua

Profil orang tua dalam penulisan ini diambil dari wawancara yang berkisar tentang akhlak orang tua. Yaitu dari agamanya orang tua yang bekerja buruh dalam agamanya itu tidak begitu diperhatikan karena sibuknya bekerja namun juga ada yang memperhatikan agamanya dri hasil wawancara orang tua dan pengamatan saya yang bekerja buruh orang tua yang taat dalam keberagamaan 30% (3 orang) sedangkan 50% ( 5 orang ) kurang taat dalam keberagamaannya dan yang tidak taat agama 20% ( 2 Orang) hanya mementingkan pekerjaannya. Karena para orang tua yang

67

melaksanakan sholat berjamaah di masjid kadang-kadang dan mereka suka melaksanakan sholat dirumah.

Dilihat dari pendidikan orang tua yang bekerja buruh kebanyakan 80% ( 8 orang) para orang tua tamat sekolah hanya sampai SMP maka dari itu orang tua juga tidak berfikir panjang tentang pentingnya akhlak anak dan tentang pendidikan anaknya. Dan begitu juga dengan kegiatan sosialnya dalam masyarakat karna dari wawancara ini orang tua yang bekerja buruh 70% ( 7 orang) mereka bekerja sift dan yang 30% ( 3 orang) bekerja tidak sift. Para orang tua yang bekerja buruh dalam kegiatan sosial tidak begitu mengikuti karena kebanyakan kegiatan masyarakat dilakukan saat malam hari. Jadi mereka yang bekerja sift malam tidak pernah mengikutinya. Dalam mengetahui akhlak orang tua diambil dari agama, pendidikan, sosial sebagian besar 80% ( 8 orang) dari jawaban orang tua menganggap akhlak sangat penting. Namun mereka tidak bisa sepenuhnya mendidik anak dalam akhlaknya karena kesibukan kerjanya.

Pendidikan akhlak adalah seseorang pendidik dalam memberikan suatu bimbingan terhadap anak didik mengenai akhlak dengan tujuan membentuk kebiasaan atau sikap yang baik, sehingga nantinya anak memiliki kepribadian yang utama dan menjadi manusia yang berakhlak karimah.

Mendidik anak berarti membimbing kearah kedewasaan. Orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak, mengarahkan dan membimbing anak untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.

68

Untuk membimbing kearah kedewasaan inilah pendidikan mempunyai peran penting. Pendidikan yang demikian ini dimulai dari pendidikan dalam rumah tangga (keluarga), sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, keluarga inilah yang pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah keluarga ibu dan bapaknya. Orang tua harus sadar akan tanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi manusia yang bersusila dan berakhlak mulia. Dan memberikan contoh kepada anaknya hal yang baik.

Orang tua yang bekerja buruh itu sangat sibuk dari hasil wawancara saya dan observasi saya sehari hari seperti yang diungkapkan ZW dia mengikuti kegiatan desa saja jarang jarang karna waktu masuk kerja itu disift dan untuk mengurus anak memperhatikan anak waktupun juga kurang. Dan dilihat dari wawancara saya dengan informan bahwa ZW sibuk dengan pekerjaannya untuk soal akhlak dia juga kurang sehingga dia dalam mendidik anaknya juga tidak begitu utama.

Berbeda dengan ZW, AB itu sosok orang tua yang akhlaknya bisa dikatakan bagus. Dan dia benar-benar memperhatikan akhlaknya selain itu juga ia bekerja keras. Namun sosok seorang anak ia juga mengutamakannya agar anaknya berakhlak baik.

Selain itu lainya juga menjawab dengan inti yang sama. Para orang tua sebagian besar sholat berjamaah di masjid atau mushola. Saat ada hajatan

69

mereka juga menghadiri hajatan tersebut jika tidak dapat menghadiri dia menyuruh anaknya untuk mewakilinya. Para orang tua juga mengajarkan akhlak yang terpuji seperti membantu orang-orang yang miskin seperti jika ada orang-orang yang meminta mereka dengan senang hati dan iklas memberinya. Berarti warga tengaran mempunyai tingkat saling membantu tinggi.

6. Performa akhlak anak pada keluarga buruh

Akhlak anak pada keluarga buruh mengikuti pola asuh orang tuanya serta lingkungan hidupnya seperti disekolah dan dirumah itu sendiri. Dari hasil wawacara saya dengan anak keluarga buruh bawasannya mereka itu akhlaknya bagus- bagus namun itu semua tergantung oleh orang tuanya masing-masing.

Tampilan akhlak anak dengan allah dari hasil wawancara saya dengan anak-anak. Mereka bawasannya keterkaitannya dengan allah sangat kurang karena pendidikan tentang agama ataupun akhlak kurang sebagian besar 50% ( 5 orang) anak pekerja buruh tidak mengutamakan akhlaknya atau agamanya mereka hanya memikirkan kehidupan duniawi. Namun 30% ( 3 ortang) anak pegawai buruh juga ada yang memperhatikan akhlaknya atau agamanya, keterkaitannya dengan allah itu penting. Dan yang taat agamaya ada 20% ( 2 orang).

70

Tampilan akhlak anak pekerja buruh dengan manusia yaitu mereka bersosialisasinya kurang seperti halnya ada acara kumpulan tidak mengikuti, adanya pengajian dimasjid tidak berangkat karena kemalasannya dan orang tua pun tidak mengarahkannya. Mereka beradaptasi dengan tetangga juga kurang, sopan santunnya juga kurang.

Seperti yang diungkapkan LR mempunyai ciri ciri : Apa yang saudara ketahui tentang pendidikan akhlak Pendidikan tentang cara atau aturan perilaku yang baik. Menurut saudara apakah pendidikan akhlak itu penting?, Mengapa Penting, untuk masa depan yang baik. Apa saja wujud perilaku yang saudara cerminkan sebagai anak yang menghormati orang tua Pulang sekolah tepat waktu, mendengarkan nasehat orang tua. Pada saat ada undangan dalam suatu hajatan (acara tahlilan) kebetulan bapak/ibu saudara berhalangan untuk menghadir, apakah saudara bersedia untuk mewakili Bersedia mewakili. Apakah saudara aktif dalam kegiatan di lingkungan sekitar? Apa saja Aktif Ketika diundang atau mendapat informasi. Contonya kegiatan karang taruna. Di bulan ramadhan, mushola dan masjid di Desa Tengaran aktif dilaksanakan tadarus Al-Quran, apakah saudara juga aktif mengikutinya Tidak pernah. Sejak umur berapa orang tua saudara mengajarkan tentang pendidikan akhlak Sejak kecil belum sekolah. Bagaimana cara orang tua saudara memberikan pendidikan akhlak, dilihat dari segi waktu orang tua yang sibuk bekerja Orang tua sibuk bekerja, kesulitan dalam belajar, jarang ketemu. Menurut saudara siapakah yang lebih berperan penting mengajarkan pendidikan akhlak,

71

antara sekolah dan orang tua? Mengapa Orang tua, karena orang tua tegas dalam mendidik.

Serta DN anak dari NS juga berpedapat bahwa dia berpendidikan sesuai ajaran orang tuanya : Apa yang saudara ketahui tentang pendidikan akhlak Pendidikan akhlak yaitu pendidikan perilaku atau moral seseorang yang sesuai ajaran agama. Menurut saudara apakah pendidikan akhlak itu penting?, Mengapa Sangat penting, untuk hidup yang baik. Apa saja wujud perilaku yang saudara cerminkan sebagai anak yang menghormati orang tua Mendengarkan nasehat orang tua, membantu orag tua. Pada saat ada undangan dalam suatu hajatan (acara tahlilan) kebetulan bapak/ibu saudara berhalangan untuk menghadir, apakah saudara bersedia untuk mewakili Bersedia mewakili. Apakah saudara aktif dalam kegiatan di lingkungan sekitar? Apa saja Aktif Ketika diundang atau mendapat informasi. Contonya kegiatan karang taruna. Di bulan ramadhan, mushola dan masjid di Desa Tengaran aktif dilaksanakan tadarus Al-Quran, apakah saudara juga aktif mengikutinya ya ikut. Sejak umur berapa orang tua saudara mengajarkan tentang pendidikan akhlak Sejak kecil. Bagaimana cara orang tua saudara memberikan pendidikan akhlak, dilihat dari segi waktu orang tua yang sibuk bekerja Ya saat dirumah orang tua saya memberikan contoh yang baik-baik. Menurut saudara siapakah yang lebih berperan penting mengajarkan pendidikan akhlak, antara sekolah dan orang tua? Mengapa Orang tua, karena orang tua tegas dalam mendidik.

72

7. Pola atau cara mendidik akhlak pada anak keluarga buruh

Pola pendidikan adalah suatu bentuk atau wujud yang dikenakan pada anak oleh orang tua dalam rangka mendidik, membimbing, mengarahkan, serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Sebagai seorang pemimpin orang tua dituntut mempunyai dua keterampilan, yaitu keterampilan manajemen maupun keterampilan teknis. Kriteria kepemimpinan yang baik memiliki beberapa kriteria, yaitu kemampuan memikat hati anak, kemampuan membina hubungan yang serasi dengan anak, penguasaan keahlian teknis mendidik anak, memberikan contoh yang baik terhadap anak, memperbaiki jika merasakan ada kesalahan dan kekeliruan dalam mendidik, membimbing dan melatih anak.

Karena pendidikan akhlak sangat peting bagi anak anaknya. Para orang tua keluarga buruh mengajarkan pendidikan akhalak kepada anaknya sangatlah berbeda beda. Dari orang tua yang saya wawancarai mereka benar-benar mengutamakan akhlak itu. Selain itu para orang tua kurang dalam mendidik akhlak anaknya. Dalam mendidik akhlak pun juga sangat tegas karena kesibukan kerjanya kurangnya tatap muka dengan anak para orang tua bener-bener harus mengutamkan akhlak anak.

Seperti hasil wawancara saya dengan AK “Menurut bapak/ibu

apakah pendidikan akhlak itu penting bagi anak? Mengapa Penting sekali, agar anak memiliki budi pekerti yang positif. Sejak umur berapa

73

pendidikan tentang akhlak ini mulai diajarkan? Mengapa Sejak dalam kandungan dengan cara sholat, mengaji. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan pendidikan akhlak pada anak, dilihat dari segi bapak /ibu yang sibuk bekerja Ketika sedang bekerja saya berusaha menghubungi lewat telefon atau sms.

Selain itu PT juga mengungkapkan, Menurut bapak/ibu apakah pendidikan akhlak itu penting bagi anak? Mengapa Penting sekali, agar anak memiliki sifat yang positif, dan slalu displin dengan sifat-sifat yang terpuji. Sejak umur berapa pendidikan tentang akhlak ini mulai diajarkan? Mengapa Sejak kecil, saya slalu memberikan contoh hal-hal yang baik hingga sekarang. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan pendidikan akhlak pada anak, dilihat dari segi bapak /ibu yang sibuk bekerja Saat dirumah pokoxnya saya selalu memberikan hal-hal yang baik, memberi contoh yang baik. Namun jika saat saya bekerja saya memberi nasehat lewat sms.

8. Masalah yang dihadapi dalam pendidikan akhlak anak pekerja buruh

Terutama pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan, karena anak pertama kali mengenal dunia adalah dilingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran dalam membentuk generasi muda yang lebih baik, berkualitas, serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai bangsa. Memang dalam memberikan pendidikan, keluarga dibantu lembaga sekolah bersama-sama membentuk anak sebagai generasi muda yang

74

dapat aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, ini sesuai dengan tujuan tentang Sistem Pendidikan Nasional. Didalam kehidupan bermasyarakat, keluarga memiliki peranan yang sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh keluarga yang mempunyai fungsi yang sangat penting didalam kelangsungan kehidupan masyarakat. Fungsi itu adalah untuk melakukan sosialisasi, yang bertujuan mendidik anak agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut, untuk pertama kalinya diperoleh dari dalam keluarga.

Pada hasil wawancara diatas dengan orang tua yang mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik problem yang dihadapi adalah dilihat problem dari orang tua yaitu kebanyakan dari orang tua tidak mempunyai waktu untuk membimbing atau mengajarkan anak mereka pendidikan agama Islam secara langsung, karena sulitnya anak melaksanakan kegiatan ibadah secara rutin seperti sholat 5 waktu, puasa, belajar. Dan ada sebagian orang tua yang merasa cukup anaknya mendapatkan pendidikan agama Islam di sekolah, karena kebanyakan dari orang tua yang bekerja buruh pabrik. Dalam pengetahuan mereka yang sangat minimal tentang pendidikan agama Islam, serta mereka tidak dapat memberikan pengajaran serta bimbingan tentang pendidikan agama Islam bagi anak dengan baik dan optimal.

75

Dilihat problem dari anak yaitu kurangnya perhatian orang tua para anakpun dengan sesukanya dia hidup dan tidak memperdulikan orang tuanya juga. Serta lingkungan hidupnya juga tidak mendukung maka mereka masalah yang dihadapi para anak sangat banyak. Para orang tua dan anak saling cuek yang penting kbutuhan sehari-hari terpenuhi. hidup jalani semua apa adanya seperti air mengalir.

Problem yang dihadapi untuk sosial masyarakat yaitu para anak kurangnya waktu mereka untuk bersosialisasi dengan masyarakat karna kesibukannya bersekolah dan sebagian dari anak mereka juga ikut mengurus keluarganya karna para orang tua juga kurang mengurus keluarganya. Maka merekapun untuk bersosialisasi dengan masyarakat kurang, mereka juga sudah capek bersekolah dan mengurus keluarganya. Kalau ada kegiatan sosial masyarakat mereka jarang berangkat. Seperti contohnya ada pengajian di masjid.

Senada dengan hal tersebut di atas (Heri 2005: 128) menyatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah pendidikan dalam Islam haruslah berusaha membina atau mengembalikan manusia pada fitrahnya yaitu kepada rubbubiyah Allah sehingga mewujudkan manusia yang berjiwa tauhid, taqwa kepada Allah, rajin beribadah dan beramal sholeh, serta berakhlakqul karimah. Sehingga dengan pernyataan ini memberikan gambaran bahwa tujuan orangtua yang bekerja di pabrik dalam memberikan pendidikan agama islam adalah berupaya agar anak-anaknya tidak meninggalkan ibadahnya.

76

Masalah yang dihadapi pada keluarga buruh untuk mendidik anak

tatap muka kurang seperti yang dikatakan AK “1)Alat komunikasi HP,

terlalu sibuk main, waktu bertatap muka kurang”. Selai itu JW juga

megataka bahwa masalahya “Waktu untuk bertatap muka antara saya dengan anak”. PT pun juga berpendapat “ Kendalanya ya karna sibuk

bekerja tatap muka dengan anak kurang dan untuk mengawasi

sepenuhnyapun juga kurang”

Alat komunikasi yang terbatas, serta tatap muka kurang ya menjadi kendala untuk mengoptimalkan pendidikan akhlak anaknya. karna sibuknya bekerja dan waktu utuk bertatap muka dengan anak kurang dan perhatian dengan anakpun juga kurang dengan sepenuhnya.

78 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan mengenai: MODEL PENDIDIKAN AKHLAK ANAK PADA KELUARGA BURUH Studi Kasus Pada Masyarakat Pekerja Buruh di Desa Tengaran Kec.Tengaran Kab.Semarang Tahun 2016.

1. Profil buruh pabrik yaitu buruh terdiri dari pria dan wanita, termasuk di usia yang produktif, buruh yang sudah menikah dan memiliki anak, dan jam kerja dibagi dalam beberapa shift terbagi dalam 3 shift yaitu pagi,siang, dan malam. Orang tua yang bekerja buruh itu sangat sibuk dan untuk bertatap muka dengan anak pun juga kurang apalagi mengikuti kegiatan desa saja jarang jarang mengikuti.

Dilihat dari segi agamanya orang tua yang bekerja buruh itu yang taat agama 30% (3 orang), sedang yang kurang taat agama atau cuman sedang itu 50% (5 orang) dan yang tidak taat agama yaitu 20% (2 orang) karena sibuknya kerja. Sehingga untuk melaksanakan kegiatan agama juga kurang.

Dari hasil wawancara para orang tua yang kerja buruh yang aktif itu hanya 20% (2 orang). Sedangkan yang kurang aktif itu 80%(8

79

orang) mereka jarang mengikuti kegiatan sosial masyarakat karna kesibukan kerjanya mereka mengutamakan kerjanya.

2.Akhlak anak pada keluarga buruh yaitu 50% (5 orang) Tidak baik, 30%( 3 orang) akhlanya cukup baik dan yang baik 20% (2 orang) mengikuti pola asuh orang tuanya serta ligkungan hidupya seperti disekolah dan

Dokumen terkait