BAB 3 Metode Penelitian
3.3. Bagan Penelitian
3.3.1. Penentuan Besi (Fe2+) dengan Metode Spektrofotometri Visibel 3.3.1.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 1 mL HCl (p)
ditambahkan 3 mL hidroksilamin-HCl 5 % diuapkan hingga ½ volume awal
didinginkan
ditambahkan kristal CH3COONa sambil diaduk hingga berada pada kisaran pH = 3
ditambahkan 10 mL buffer asetat
ditambahkan 2 mL larutan 1,10-fenantrolin 0,1 % dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 mL
diencerkan dengan akuadest sampai garis tanda dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit diukur %T nya pada λ = 510 nm
dilakukan prosedur yang sama untuk larutan seri standar 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm dan blanko.
50 mL larutan seri standar 0,2 mg/L
Hasil
3.3.1.2. Penentuan Fe dalam air masing-masing akuarium
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 1 mL HCl (p)
ditambahkan 3 mL hidroksilamin-HCl 5 % diuapkan hingga ½ volume awal
didinginkan
ditambahkan kristal CH3COONa sambil diaduk hingga berada pada kisaran pH = 3
ditambahkan 10 mL buffer asetat
ditambahkan 2 mL larutan 1,10-fenantrolin 0,1 % dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 mL
diencerkan dengan akuadest sampai garis tanda dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit diukur %T nya pada λ = 510 nm
dilakukan prosedur yang sama untuk air akuarium pada hari ke-10, 20, 30, 40, dan 50.
50 mL air akuarium
Hasil
3.3.2. Penentuan Ca dan Mg (SNI 06-6989.12-2004) 3.3.2.1. Penentuan Ca-Mg (Kesadahan Total)
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL ditambahkan 2 mL larutan KCN 10 % ditambahkan 2 mL larutan buffer pH 10 diencerkan hingga tanda batas
dihomogenkan
dipipet sebanyak 10 mL
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
ditambahkan seujung spatula indikator EBT dititrasi dengan larutan standar Na2EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru
dicatat volume larutan standar Na2EDTA 0,01 M yang terpakai
diulangi sebanyak 3 kali
NB. Dilakukan hal yang sama pada hari ke-10, 20, 30, 40, dan 50 25 mL air akuarium
Hasil
3.3.2.2. Penentuan Ca
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL ditambahkan 2 mL larutan KCN 10 %
ditambahkan 4 mL NaOH 1 N hingga pH 12-13 diencerkan hingga tanda batas
dihomogenkan
dipipet sebanyak 10 mL
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
ditambahkan seujung spatula indikator Mureksid dititrasi dengan larutan standar Na2EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu
dicatat volume larutan standar Na2EDTA 0,01 M yang terpakai
diulangi sebanyak 3 kali
NB. Dilakukan hal yang sama pada hari ke-10, 20, 30, 40, dan 50 25 mL air akuarium
Hasil
3.3.3. Penentuan Klorida (SNI 06-6989.19-2004)
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%
dititrasi dengan larutan standar AgNO3 0,0141 N hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah kecoklatan
dicatat volume AgNO3 0,0141 N yang digunakan diulangi sebanyak 3 kali
NB. Dilakukan hal yang sama pada hari ke-10, 20, 30, 40, dan 50 10 mL air akuarium
Hasil
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada budidaya ikan mas koi (Cyprinus carpio) dari hari ke-0 hingga hari ke-50 pada akuarium dengan media air sungai Tuntungan Medan dengan berbagai variasi pH.
Tabel 4.1. Data Hasil Pertambahan Berat Ikan Mas Koi
Hari Ke-
* Ikan menemui kematian pada hari ke-16 4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Persen Pertambahan Berat Ikan
𝑃𝑃𝑃𝑃𝐶𝐶𝐾𝐾𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐾𝐾𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑝𝑝𝑃𝑃 𝑝𝑝𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑝𝑝𝑃𝑃 =𝐵𝐵𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑝𝑝𝐶𝐶𝑖𝑖 𝑖𝑖𝑃𝑃−𝑃𝑃 – 𝐵𝐵𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝 𝐴𝐴𝐴𝐴𝑝𝑝𝐴𝐴ℎ𝑝𝑝𝐶𝐶𝑖𝑖 𝑖𝑖𝑃𝑃−0
𝐵𝐵𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝 𝐴𝐴𝐴𝐴𝑝𝑝𝐴𝐴ℎ𝑝𝑝𝐶𝐶𝑖𝑖 𝑖𝑖𝑃𝑃−0 × 100%
- Persen pertambahan berat hari ke 0-10 pada akuarium tanpa perlakuan terhadap pH : 𝑃𝑃𝑃𝑃𝐶𝐶𝐾𝐾𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐾𝐾𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑝𝑝𝑃𝑃 𝑝𝑝𝑃𝑃𝐶𝐶𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑝𝑝𝑃𝑃 = 5,506 𝐴𝐴 − 3,950 𝐴𝐴
3,950 𝐴𝐴 × 100%
= 39,39%
Dengan cara yang sama diperoleh data persen pertambahan berat ikan mas koi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Data Persen Pertambahan Berat Ikan Mas Koi
Hari Ke-
* Ikan menemui kematian pada hari ke-16
Gambar 4.1. Grafik Pertambahan Berat Ikan Mas Koi
3.000
4.2.2. Penentuan Kandungan Besi (Fe) dalam Sampel 4.2.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi
Hasil pengukuran persen transmitasi dari suatu larutan seri standar besi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Data Pengukuran % Transmitasi Larutan Seri Standar Besi
No. SPESI
Keterangan : * = sampel dengan derajat pengenceran 5 kali
Konversi persen transmitasi menjadi absorbansi dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
A = 2 - log%T (Underwood, A.L.,1980)
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi diturunkan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :
Tabel 4.4. Data Perhitungan Garis Regresi Untuk Larutan Seri Standar Besi
No. Xi
5 0,8 0,1467 0,3 0,06086 0,09 0,0037 0,0182 6 1,0 0,1760 0,5 0,09016 0,25 0,0081 0,0450
Σ 3 0,5150 0 0,00001 0,7 0,0228 0,1262
x̄ = Σ Xi n =
3,0 6 = 0,5 ȳ = Σ Yin = 0,5156 = 0,0858
Penurunan persamaan garis regresi : Y = aX + b
Dimana : a = Slope b = Intersept 𝑝𝑝 = Σ (Xi − x̄)(Yi − ȳ)
Σ (Xi − x̄)2 = 0.126220,7 = 0,1803 b = ȳ − ax̄
= 0,0858 – (0,01803)(0,5) = - 0,0043
Maka persamaan garis regresi adalah : Y = 0,1803 X - 0,0043
4.2.2.2. Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : 𝐶𝐶 = 𝛴𝛴(Xi − x̄)(Yi − ȳ)
[𝛴𝛴(Xi – x̄)2(𝛴𝛴(Yi − ȳ)2)]
12
𝐶𝐶 = 0,1262 [ (0,7) (0,0228) ]
12
𝐶𝐶 = 0,9992
Selanjutnya absorbansi diplotkan terhadap konsentrasi larutan seri standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linear seperti pada gambar berikut :
Gambar 4.2. Kurva kalibrasi Larutan Seri Standar Fe
4.2.2.3. Perhitungan Konsentrasi Fe Total pada Sampel Air Sungai Tuntungan Data % transmitansi yang diperoleh terlebih dahulu dikonversikan menjadi absorbansi dengan persamaan :
(Underwood, A.L.,1980)
A1 = 2 – log 77 = 0,1135 A2 = 2 – log 77 = 0,1135 A3 = 2 – log 77 = 0,1135
Nilai absorbansi (nilai Y) yang diperoleh disubtitusikan ke dalam persamaan garis regresi :
Y = 0,1803 X - 0,0043
Dengan derajat pengenceran = 5, maka diperoleh konsentrasi Fe total awal pada air sungai Tuntungan Medan yaitu :
X1 = 3,2667 mg/L X2 = 3,2667 mg/L X3 = 3,2667 mg/L
x̄ = 𝜮𝜮 𝑿𝑿𝑿𝑿𝒏𝒏 = 3,2667 mg/L
4.2.2.4. Penentuan Konsentrasi Fe Total Pada Air Sungai Tuntungan Tanpa Perlakuan Terhadap pH dan Dengan Variasi pH
Data % transmitansi yang diperoleh terlebih dahulu dikonversikan menjadi absorbansi dengan persamaan :
A = 2 – log%T
Selanjutnya nilai absorbansi (nilai Y) yang diperoleh disubtitusikan ke dalam persamaan garis regresi :
Y = 0,1803 X - 0,0043
Sehingga didapatkan kandungan Fe akaurium dari hari ke-0 hingga hari ke-50 yaitu :
Tabel 4.5. Data Kandungan Fe Total Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Kandungan Fe Total Akuarium Air Sungai Tuntungan Medan (mg/L) Tanpa Perlakuan pada
pH pH 5,5 pH 6,5 pH 7,5 pH 8,5 pH 9,5
0 3,2667 3,2667 3,2667 3,2667 3,2667 3,2667
10 0,5310 0,6020 0,5410 0,5610 0,5610 0,2688
20 0,4430 0,5510 0,4820 0,4343 0,2770 -
30 0,3870 0,4720 0,4343 0,3500 0,2687 -
40 0,3137 0,4438 0,3410 0,2956 0,2510 -
50 0,2776 0,4343 0,3317 0,2867 0,2246 -
4.2.3. Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam Sampel 4.2.3.1. Penentuan Kesadahan Total (Ca + Mg)
Penentuan kandungan kesadahan total (Ca + Mg) dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐾𝐾𝑃𝑃𝐾𝐾𝑝𝑝𝐾𝐾𝑝𝑝ℎ𝑝𝑝𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝐴𝐴 (𝑝𝑝𝐴𝐴 𝐶𝐶𝑝𝑝𝐶𝐶𝐶𝐶3/𝐿𝐿) = 1000
𝑉𝑉 𝐾𝐾𝑝𝑝𝑝𝑝𝐾𝐾𝑃𝑃𝐴𝐴 × 𝑉𝑉𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇𝐴𝐴 × 𝑀𝑀𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇𝐴𝐴 × 100 × 𝑃𝑃 Keterangan :
Vsampel : Volume sampel yang dititrasi (mL) VEDTA : Volume larutan standar EDTA yang terpakai untuk titrasi (mL) MEDTA : Molaritas larutan standar EDTA yang digunakan dalam titrasi (mL) P
: Derajat pengenceran (SNI 06-6989.12-2004)
Sehingga didapatkan kandungan kesadahan total dari hari ke-0 hingga hari ke-50 sebagai berikut:
Tabel 4.6. Data Kandungan Kesadahan Total Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Kandungan (Ca+Mg) Total Akuarium Air Sungai Tuntungan Medan (mg/L)
Tanpa Perlakuan pada
pH pH 5,5 pH 6,5 pH 7,5 pH 8,5 pH 9,5
0 77,60 77,60 77,60 77,60 77,60 77,60
10 141,62 135,80 122,22 116,40 108,64 135,80
20 137,74 151,32 137,74 126,10 116,40 -
30 145,50 155,20 145,50 126,10 116,40 -
40 137,74 157,14 137,74 126,10 116,40 -
50 135,80 164,90 135,80 126,10 106,70 -
4.2.3.2. Penentuan Kandungan Kalsium (Ca)
Penentuan kandungan kalsium (Ca) dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐾𝐾𝑝𝑝𝑃𝑃𝐾𝐾𝐾𝐾𝑃𝑃𝐴𝐴𝑝𝑝𝑃𝑃 𝑖𝑖𝑝𝑝𝐴𝐴𝐾𝐾𝑖𝑖𝐾𝐾𝑝𝑝 (𝑝𝑝𝐴𝐴 𝐶𝐶𝑝𝑝/𝐿𝐿) = 1000
𝑉𝑉 𝐾𝐾𝑝𝑝𝑝𝑝𝐾𝐾𝑃𝑃𝐴𝐴 × 𝑉𝑉𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇𝐴𝐴 × 𝑀𝑀𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇𝐴𝐴 × 40 × 𝑃𝑃 Keterangan :
Vsampel : Volume sampel yang dititrasi (mL) VEDTA : Volume larutan standar EDTA yang terpakai untuk titrasi (mL) MEDTA : Molaritas larutan standar EDTA yang digunakan dalam titrasi (mL) P
: Derajat pengenceran (SNI 06-6989.12-2004)
Sehingga didapatkan kandungan kalsium (Ca) dari hari ke-0 hingga hari ke-50 sebagai berikut:
Tabel 4.7. Data Kandungan Kalsium (Ca) Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Kandungan Kalsium (Ca) Akuarium Air Sungai Tuntungan Medan (mg/L)
Penentuan kandungan magnesium (Mg) dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : MEDTA : Molaritas larutan standar EDTA yang digunakan dalam titrasi (mL) P
: Derajat pengenceran (SNI 06-6989.12-2004)
Sehingga didapatkan kandungan Magnesium (Mg) dari hari ke-0 hingga hari ke-50 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Data Kandungan Magnesium (Mg) Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Kandungan Magnesium (Mg) Akuarium Air Sungai Tuntungan Medan (mg/L)
Tanpa Perlakuan pada
pH pH 5,5 pH 6,5 pH 7,5 pH 8,5 pH 9,5
0 62,08 62,08 62,08 62,08 62,08 62,08
10 110,58 120,28 98,94 104,76 80,71 104,76
20 118,34 139,68 129,98 118,34 108,64 -
30 129,21 143,56 137,74 118,34 108,64 -
40 121,45 149,38 129,21 118,34 108,64 -
50 119,51 157,14 127,27 118,34 98,94 -
4.2.4. Penentuan Kandungan Klorida (Cl)
Penentuan kandungan Klorida (Cl) dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐾𝐾𝑝𝑝𝑃𝑃𝐾𝐾𝐾𝐾𝑃𝑃𝐴𝐴𝑝𝑝𝑃𝑃 𝐾𝐾𝐴𝐴𝑇𝑇𝐶𝐶𝑖𝑖𝐾𝐾𝑝𝑝 (𝑝𝑝𝐴𝐴/𝐿𝐿) = 𝑉𝑉𝑝𝑝𝑖𝑖𝑝𝑝𝐶𝐶𝑝𝑝𝑃𝑃 × 𝑁𝑁𝐴𝐴𝐴𝐴𝑁𝑁𝐶𝐶3 × 35,45 × 1000 × 𝑃𝑃 𝑉𝑉𝐾𝐾𝑝𝑝𝑝𝑝𝐾𝐾𝑃𝑃𝐴𝐴
Keterangan :
Vsampel : Volume sampel yang dititrasi (mL)
Vtitran : Volume larutan standar AgNO3 yang terpakai (mL)
MAgNO3 : Molaritas larutan standar AgNO3 yang digunakan dalam titrasi
(mL) P : Derajat pengenceran (SNI 06-6989.19-2004)
Sehingga didapatkan kandungan Klorida (Cl) dari hari ke-0 hingga hari ke-50 sebagai berikut:
Tabel 4.9. Data Kandungan Klorida (Cl) Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Kandungan Klorida (Cl) Akuarium Air Sungai Tuntungan Medan (mg/L) Tanpa Perlakuan pada
Hasil yang diperoleh dari pengukuran suhu air akuarium dari hari ke-0 hingga hari ke-50 sebagai berikut:
Tabel 4.10. Data Hasil Pengukuran Suhu Air Sungai Selama 50 Hari
Hari ke-
Suhu Air Akuarium Sungai Tuntungan Medan (0C) Tanpa Perlakuan pada
4.2.6. Pengkuran pH Air Sungai Tanpa Perlakuan Terhadap pH
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa selama 50 hari terjadi perubahan pH pada akuarium air sungai tanpa perlakuan terhadap pH. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.11. Data Hasil Pengukuran pH Air Sungai Tanpa Perlakuan
……….aaTerhadap pH Selama 50 Hari
Hari ke pH
0 6,03
10 6,57
20 6,90
30 7,31
40 7,58
50 8,04
4.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perkembangan bobot ikan mas koi yang dibudidayakan dalam akuarium dengan air sungai Tuntungan Medan sebagai medianya.
Lingkungan hidup ikan dibuat pada berbagai variasi pH antara 5,5 hingga 9,5 dan tanpa perlakuan terhadap pH. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan bibit ikan mas koi yang maksimum selama 50 hari terjadi pada akuarium air sungai pada pH = 8,5 yaitu mencapai bobot 8,71 g (120,50% dari bobot awal). Sedangkan pertumbuhan bibit ikan mas koi yang paling minimum selama 50 hari terjadi pada akuarium air sungai pada pH = 5,5 (88,02% dari bobot awal). Dan pada hari ke-16 terjadi kematian populasi ikan pada akuarium air sungai pada pH = 9,5 yang hanya mencapai bobot 4,70 g (hanya 15,47%
dari bobot awal).
Berdasarkan buku The Latest Manual of Nisikigoi, pertumbuhan ikan mas koi 70% ditentukan oleh mutu genetik ikan itu sendiri, 20% oleh air, dan 10% faktor-faktor lainnya. (Susanto, H.,2001). Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh air sebagai medium budidaya dari ikan pada pertumbuhannya. Di dalam air sendiri dapat terlarut berbagai mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), besi (Fe), serta mineral bentuk ion seperti klorida (Cl) atau molekul organik maupun anorganik (Lesmana, D.S.,2001). Baik mineral besi (Fe), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan klorida (Cl) merupakan mineral yang jumlahnya paling banyak terlarut dalam air sungai. Oleh karena itu, peneliti memilih mineral-mineral tersebut sebagai parameter yang diukur kadarnya.
Baik kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) merupakan makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah yang relatif besar. Mineral kalsium (Ca) memiliki fungsi struktural yaitu fungsi mineral untuk pembentukan struktur seperti tulang, gigi dan sisik ikan serta berperan dalam kontraksi otot ikan. Magnesium (Mg) merupakan kofaktor kerja enzim dalam metabolism lemak, karbohidrat dan protein. Oleh karena itu, magnesium berpengaruh pada nafsu makan ikan serta pertumbuhannya (Ghufran,M.,2004). Namun untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal, jumlah atau kadarnya harus sesuai. Kekurangan magnesium (Mg) memang akan mengurangi nafsu makan, namun menurut buku Mineral Tolerance of Animal (2005), kelebihan magnesium (Mg) dari yang dibutuhkan akan menyebabkan ikan tidak mampu mengeksresikan magnesium (Mg) yang terserap secara normal. Hal tersebut akan mengakibatkan hipermagnesemia dan ikan menjadi lesu.
Baik kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) merupakan mineral penyebab kesadahan.
Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasyarat nilai kesadahan pada selang tertentu yang tepat untuk hidupnya (www.o-fish.com/parameter_air.htm). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan maksimal 120,50% pada akuarium air sungai pH = 8,5 yang memiliki kesadahan total antara 106,70 mg/L – 116,40 mg/L, dimana kandungan magnesium (Mg) antara 80,71 mg/L – 108,64 mg/L dan kandungan kalsium (Ca) antara 7,76 mg/L – 27,93
(medium hardness). Sedangkan pertumbuhan minimum sebesar 88,02% didapatkan pada akuarium air sungai pH = 5,5 yang memiliki kesadahan total antara 135,80 mg/L – 164,90 mg/L, dimana kandungan magnesium (Mg) antara 120,28 mg/L – 157,14 mg/L dan kandungan kalsium (Ca) antara 7,76 mg/L – 15,52 mg/L. Akuarium air sungai pH = 5,5 tersebut memiliki kriteria kesadahan keras.
Hasil penelitian terhadap mineral besi (Fe) memnunjukkan penurunan kadarnya pada semua akuarium. Ini disebabkan adanya aerasi. Aerasi bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam akuarium dengan suatu alat berupa aerator yang menghasilkan gelembung-gelembung udara. Hal ini menyebabkan oksidasi terhadap mineral besi menjadi ferri oksida (Fe2O3) yang bisa mengendap (http://www.payayat.com/2011/10/mengatasi-zat-besi-fe-dan-mangan-mn.html). En-dapan ini selanjutnya disedot oleh pompa menuju filter akuarium. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah pH. Kandungan mineral besi (Fe) awal air sungai Tuntungan Medan adalah sebesar 3,2667 mg/L. Hasil penelitian selama 50 hari memunjukkan bahwa pada akuarium air sungai pH = 5,5 didapatkan kandungan besi (Fe) akhir 0,4343 mg/L. Sedangkan pada akuarium air sungai pH = 8,5 didapatkan kandungan besi (Fe) akhir 0,2246 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa pengendapan Fe2O3 terbesar terjadi pada lingkungan basa sedangkan pada lingkungan asam masih dapat melarutkan mineral besi (Fe) dalam jumlah yang lebih banyak. Bahkan hanya dalam waktu 10 hari, pada akuarium pH = 9,5 sudah didapatkan kandungan besi (Fe) sebesar 0,2688 mg/L.
Mineral besi (Fe) sendiri memegang peranan yang penting dalam tubuh ikan.
Unsur ini sangat penting dalam pigmen darah (hemoglobin dan myoglobin) dan terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan urat daging (otot) serta pemindahan/transfer electron. Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan anemia pada ikan, konversi pakan kurang, nafsu makan menurun dan abnormalitas. Namun menurut buku Mineral Tolerance of Animal (2005), kelebihan mineral ini menyebabkan gastrointestinal distress (penyakit saluran pencernaan) pada ikan sehingga mengganggu pertumbuhan.
Penyerapan berlebih dapat terjadi pada lingkungan hidup yang memiliki pH rendah. Hasil penelitian selama 50 hari menunjukkan bahwa pada akuarium air sungai pH = 5,5 dengan
kandungan Fe yang berfluktuasi antara 0,4343 mg/L – 0,6020 mg/L didapatkan pertumbuhan paling minimum sebesar 88,02%. Sedangkan pertumbuhan maksimum sebesar 120,50% terjadi pada lingkungan sedikit basa yaitu pada akuarium air sungai pada pH = 8,5 dengan kandungan Fe yang berfluktuasi antara 0,2246 mg/L - 0,5610 mg/L.
Pada ikan air tawar, pengambilan klorin terjadi pada kondisi medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk urin. Dalam kondisi normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin dalam jumlah yang sedikit, namun pada kondisi stress ikan banyak mengeluarkan urin sehingga kehilangan NaCl cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses (http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/mineral-dalam-pakan-ikan.html). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akuarium air sungai pH = 9,5 didapatkan kandungan klorida (Cl) yang sangat tinggi pada hari ke-10 yaitu sebesar 46,48 mg/L. Hal ini menandakan bahwa ikan berada dalam kondisi stress. Dan pada hari ke-16, populasi ikan di akuarium tersebut mengalami kematian.
Air sungai sebagai medium budidaya dengan pH = 9,5 tidak cocok bagi ikan mas koi. Hal inilah yang menyebabkan ikan menjadi stress. Gejalanya-gejalanya seperti sering bediam di dasar akuarium dengan sirip dada terbuka, insang tampak berwarna putih atau hitam, suka menyendiri, serta tidak memiliki nafsu makan (Redaksi, P.S.,2009). Karena kurang nafsu makan, banyak pelet yang tidak dimakan. Pembusukan pelet mengandung protein sebesar 30% menghasilkan amonia. Dengan adanya aerasi (oksigen) dan pH yang tinggi, perilaku oksidasi dari amonia berbeda dengan akuarium yang lain, dimana terbentuk nitrit (NO2
-). Kandungan nitrit diatas 0,2 ppm dapat membunuh ikan mas koi (http://pubser.com/2013/01/cara-beternak-ikan-koi/). Hal ini yang menyebabkan kematian ikan pada akuarium pH = 9,5.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dengan media air sungai Tuntungan Medan, diperoleh pertumbuhan ikan optimal sebesar 120,50% pada akuarium air sungai pH = 8,5 dengan kadar besi (Fe) yang berfluktuasi dalam selang waktu 50 hari dan kuantitas logam sebesar antara 0,4343 mg/L – 0,6020 mg/L, kandungan kalsium (Ca) yang berfluktuasi antara 7,76 mg/L – 15,52 mg/L, kandungan magnesium (Mg) yang berfluktuasi antara 120,28 mg/L – 157,14 mg/L, dan kandungan klorida (Cl) yang berfluktuasi antara 27,99 mg/L – 32,48 mg/L. Pertumbuhan ikan minimal sebesar 88,02% didapatkan pada akuarium air sungai pH = 5,5 dengan dengan kandungan besi (Fe) yang berfluktuasi antara 0,2246 mg/L – 0,5610 mg/L, kandungan kalsium (Ca) yang berfluktuasi antara 7,76 mg/L – 27,93 mg/L, kandungan magnesium (Mg) yang berfluktuasi antara 80,71 mg/L – 108,64 mg/L, dan kandungan klorida (Cl) yang berfluktuasi antara 17,99 mg/L – 39,98 mg/L. Air sungai sebagai medium budidaya dengan pH = 9,5 dengan media air sungai Tuntungan Medan tidak cocok untuk ikan mas koi.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode lainnya mengetahui pengaruh keberadaan mineral-mineral Fe, Mg, Ca, dan Cl terhadap pertumbuhan ikan mas koi dengan menggunakan media air sungai Tuntungan Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Cetakan Kelima. Jakarta : Penerbit Kanisius
Anonim. 2005. Mineral Tolerance of Animal : Second Revised Edition. United States of America : National Academy of Sciences.
Budhiman, A.A. 2001. Maskoki. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya
Ghufran, M. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal.
Yogyakarta : Lily Publisher.
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/mineral-dalam-pakan-ikan.html http://pubser.com/2013/01/cara-beternak-ikan-koi/
http://www.o-fish.com/parameter_air.htm
http://www.payayat.com/2011/10/mengatasi-zat-besi-fe-dan-mangan-mn.html Kenkel, J. 1994. Analytical Chemistry for Technicians. USA : CRC Press Inc.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit UI-Press Lesmana, D.S. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : PT. Penebar
Swadaya
Liviawaty, E. 1994. Maskoki – Budidaya dan Pemasarannya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Mayasari, N. 2010. Penampilan Ikan Pelangi Biru (Melanotaenia lacustris) Pada Kisaran pH yang Berbeda. Thesis. Indonesia : LIPI
Redaksi, P.S. 2009. Koi – Panduan Pemeliharaan, Galeri Foto, dan Tips Tampil Cantik.
Cetakan Pertama. Jakarta : Penebar Swadaya
Rivai, H. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Penerbit UI-Press
Sitanggang, M. 2002. Mengatasi Penyakit dan Hama Pada Ikan Hias. Cetakan Pertama.
Jakarta : PT. Agro Media Pustaka
Skoog, D.A. 1994. Analytical Chemistry for Technicians. USA : Saunders College Publishing
SNI 06-6989.12-2004. Cara Uji Kesadahan Total Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dengan Metode Titrimetri.
SNI 06-6989.19-2004. Cara Uji Klorida (Cl-) dengan Metode Argentometri (Mohr) Susanto, H. 2001. Koi – Edisi revisi. Cetakan Kesebelas. Jakarta : PT. Penebar Swadaya Tampubolon, L. 2011. Studi Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, dan Cl Terhadap
Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dengan Air Laut. Thesis. Medan, Indonesia :
Universitas Sumatera Utara
Vogel. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Cetakan Pertama.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wijoyo, M. 2012. Rahasia Sukses Mencegah Kematian Koi. Cetakan Pertama. Jakarta : Pustaka Agro Indonesia
Zaldi. 2010. Pemanfaatan Aliran Sungai Untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit Dalam Keramba Jaring Tancap di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Samba. M.IT Thesis. Pontianak, Indonesia : Universitas Muhamadiyah Pontianak.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. DATA PENENTUAN KANDUNGAN BESI (Fe) AIR SUNGAI aaaaaaaaaaaaa.SELAMA 50 HARI
Lampiran A.1. Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa....iii,,Sungai Tanpa Perlakuan Terhadap pH
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 81 80 80 80,33 1 0,5310
20 84 84 85 84,33 1 0,4430
30 86 87 87 86,66 1 0,3870
40 89 88 89 88,66 1 0,3137
50 90 90 90 90 1 0,2776
Lampiran A.2....Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa..,.,,,,Sungai pH = 5,5
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 79 78 79 78,66 1 0,6020
20 80 81 80 80,33 1 0,5510
30 83 83 83 83 1 0,4720
40 84 84 84 84 1 0,4438
50 84 85 84 84,33 1 0,4343
Lampiran A.3. Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa...,,,,Sungai pH = 6,5
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 80 81 81 80,66 1 0,5610
20 82 83 83 82,66 1 0,4343
30 84 85 84 84,33 1 0,3500
40 88 87 88 87,66 1 0,2956
50 88 88 88 88 1 0,2867
Lampiran A.4. Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa...,.Sungai pH = 7,5
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 80 80 80 80 1 0,5610
20 84 85 84 84,33 1 0,4343
30 87 88 87 87,33 1 0,3500
40 90 89 89 89,33 1 0,2956
50 90 90 89 89,66 1 0,2867
Lampiran A.5. Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa...,Sungai pH = 8,5
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 80 80 80 80 1 0,5610
20 90 91 90 90,33 1 0,2770
30 90 90 90 90 1 0,2687
40 91 91 91 91 1 0,2510
50 92 92 92 92 1 0,2246
Lampiran A.6. Tabel Data Penentuan Kandungan Besi (Fe) pada Air
…………aaa...Sungai pH = 9,5
Hari ke % T
FP Kadar (mg/L)
% T1 % T2 % T3 % Trata-rata
0 77 77 77 77 5 3,2667
10 90 91 90 90,33 1 0,2688
LAMPIRAN B. DATA PENENTUAN KESADAHAN TOTAL (Ca + Mg) AIR aaaaaaaaaaaaa.SUNGAI SELAMA 50 HARI
Lampiran B.1. Tabel Data Penentuan Kesadahan Total (Ca + Mg) pada Air
…………aaa...Sungai Tanpa Perlakuan Terhadap pH
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,7 0,8 0,7 0,73 2 141,62
20 0,75 0,7 0,7 0,71 2 137,74
30 0,75 0,75 0,75 0,75 2 145,50
40 0,7 0,75 0,7 0,71 2 137,74
50 0,7 0,7 0,7 0,7 2 135,80
Lampiran B.2. Tabel Data Penentuan Kandungan Kesadahan Total (Ca+ Mg)
…………aaa...pada Air Sungai pH = 5,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,7 0,7 0,7 0,7 2 135,80
20 0,75 0,8 0,8 0,78 2 151,32
30 0,8 0,8 0,8 0,8 2 155,20
40 0,85 0,8 0,8 0,81 2 157,14
50 0,85 0,85 0,85 0,85 2 164,90
Lampiran B.3. Tabel Data Penentuan Kandungan Kesadahan Total (Ca + Mg)
…………aaa.... pada Air Sungai pH = 6,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,7 0,6 0,6 0,63 2 122,22
20 0,75 0,7 0,7 0,71 2 137,74
30 0,75 0,75 0,75 0,75 2 145,50
40 0,75 0,7 0,7 0,71 2 137,74
50 0,7 0,7 0,7 0,7 2 135,80
Lampiran B.4. Tabel Data Penentuan Kandungan Kesadahan Total (Ca + Mg)
…………aaa... Air Sungai pH = 7,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,6 0,6 0,6 0,6 2 116,4
20 0,65 0,65 0,65 0,65 2 126,10
30 0,65 0,65 0,65 0,65 2 126,10
40 0,65 0,65 0,65 0,65 2 126,10
50 0,65 0,65 0,65 0,65 2 126,10
Lampiran B.5. Tabel Data Penentuan Kandungan Kesadahan Total (Ca + Mg)
…………aaa... pada Air Sungai pH = 8,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,6 0,5 0,6 0,56 2 108,64
20 0,6 0,6 0,6 0,6 2 116,40
30 0,6 0,6 0,6 0,6 2 116,40
40 0,6 0,6 0,6 0,6 2 116,40
50 0,55 0,55 0,55 0,55 2 106,70
Lampiran .6. Tabel Data Penentuan Kandungan Kesadahan Total (Ca + Mg)
…………aaa... pada Air Sungai pH = 9,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,4 0,4 0,4 0,4 2 77,60
10 0,7 0,7 0,7 0,7 2 135,80
LAMPIRAN C. DATA PENENTUAN KANDUNGAN KALSIUM (Ca) AIR aaaaaaaaaaaaaaSUNGAI SELAMA 50 HARI
Lampiran C.1. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Sungai
…………aaa....Tanpa Perlakuan Terhadap pH
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
10 0,4 0,4 0,4 0,4 2 31,04
20 0,25 0,25 0,25 0,25 2 19,40
30 0,2 0,25 0,2 0,21 2 16,29
40 0,2 0,25 0,2 0,21 2 16,29
50 0,2 0,2 0,25 0,21 2 16,29
Lampiran C.2. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Sungai
…………aaa....pH = 5,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
10 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
20 0,15 0,15 0,15 0,15 2 11,64
30 0,15 0,15 0,15 0,15 2 11,64
40 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
50 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
Lampiran C.3. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Sungai
…………aaa....pH = 6,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
10 0,3 0,3 0,3 0,3 2 23,28
20 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
30 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
40 0,1 0,15 0,1 0,11 2 8,53
50 0,1 0,1 0,15 0,11 2 8,53
Lampiran C.4. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Sungai
…………aaa....pH = 7,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
10 0,15 0,15 0,15 0,15 2 11,64
20 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
30 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
40 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
50 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
Lampiran C.5. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Akuarium Air …………aaa...Sungai pH = 8,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 15,52
10 0,4 0,3 0,4 0,36 2 27,93
20 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
30 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
40 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
50 0,1 0,1 0,1 0,1 2 7,76
Lampiran A.6. Tabel Data Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) pada Akuarium Air …………aaa...Sungai pH = 9,5
Hari ke Volume Larutan Standar EDTA 0,0097 M (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,2 0,2 0,2 0,2 2 7,76
10 0,4 0,4 0,4 0,4 2 31,04
LAMPIRAN D. DATA PENGUKURAN KANDUNGAN KLORIDA (Cl) AIR aaaaaaaaaaaaaaSUNGAI SELAMA 50 HARI
Lampiran D.1. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...Tanpa Perlakuan Terhadap pH
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 0,4 0,5 0,5 0,46 2 22,99
20 0,75 0,75 0,75 0,75 2 37,48
30 0,75 0.75 0,80 0,76 2 37,98
40 0,75 0,8 0,8 0,78 2 38,98
50 0,8 0,8 0,75 0,78 2 38,98
Lampiran D.2. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...pH = 5,5
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 0,5 0,6 0,6 0,56 2 27,99
20 0,5 0,5 0,5 0,5 2 24,99
30 0,6 0,6 0,6 0,6 2 29,99
40 0,65 0,65 0,65 0,65 2 32,48
50 0,65 0,65 0,65 0,65 2 32,48
Lampiran D.3. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...pH = 6,5
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 0,4 0,3 0,4 0,36 2 17,99
20 0,6 0,7 0,6 0,63 2 31,49
30 0,7 0,7 0,7 0,7 2 31,49
40 0,75 0,75 0,75 0,75 2 34,98
50 0,75 0,75 0,75 0,75 2 37,48
Lampiran D.4. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...pH = 7,5
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 0,4 0,4 0,4 0,4 2 19,99
20 0,5 0,5 0,5 0,5 2 24,99
30 0,6 0,6 0,6 0,6 2 29,99
40 0,65 0,65 0,65 0,65 2 32,48
50 0,65 0,65 0,65 0,65 2 32,48
Lampiran D.5. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...pH = 8,5
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 0,4 0,3 0,4 0,36 2 17,99
20 0,75 0,7 0,7 0,71 2 35,48
30 0,75 0,7 0,8 0,75 2 37,48
40 0,8 0,8 0,8 0,8 2 39,98
50 0,8 0,8 0,8 0,8 2 39,98
Lampiran D.6. Tabel Data Penentuan Kandungan Klorida (Cl) pada Air Sungai
…………aaa...pH = 9,5
Hari ke Volume Larutan Standar AgNO3 0,0141 N (mL)
FP Kadar (mg/L)
V1 V2 V3 Vrata-rata
0 0,3 0,3 0,3 0,3 2 14,99
10 1,0 0,9 0,9 0,93 2 46,48
LAMPIRAN E. TABEL KOMPOSISI MAKANAN IKAN (PELET) YANG aaaaaaaaaaaaaa,DIGUNAKAN
Bahan Penyusun Kadar
Protein 30% max
Lemak 4% max
Abu 12% max
Serat 3% max
Kadar air 11% max
LAMPIRAN F. GAMBAR ALAT DAN BAHAN DALAM PENELITIAN Lampiran F.1. Gambar Akuarium Penelitian yang Digunakan
Lampiran F.2. Reagensia yang Digunakan