• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

3. Bagi para Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya

Sebagai orang-orang yang terpanggil untuk mengikuti Kristus seturut teladan hidup Santo Fransiskus Asisi, para saudara dan saudari Fransiskan di Yogyakarta hendaknya selalu memiliki:

a. Kesadaran akan penghayatan panggilan Fransiskan dalam tugas perutusan dan karya pelayanan. Penghayatan panggilan hidup Fransiskan yang nyata dalam “cara hidup” menjadi kesaksian hidup yang hendaknya senantiasa dihidupi oleh setiap saudara dan saudari di tempat tugas perutusan mereka.

b. Semangat dalam mendukung kehidupan dan sikap kegembiraan dalam setiap tugas dan pelayanan yang dipercayakan kepada mereka masing-masing. Hal ini akan tampak dalam kesaksian hidup Fransiskan di mana pun para saudara diutus. c. Kepedulian yang besar dan teguh terhadap karya-karya pewartaan sabda Allah

bagi umat yang dipercayakan kepadanya. Fransiskan yang terlibat dalam kesempatan-kesempatan pendampingan iman anak, remaja, kaum muda, orang dewasa hingga pendampingan bagi keluarga-keluarga yang sudah lanjut usia. Hal ini akan menjadi nyata melalui penyelenggaraan kegiatan katekese ekologi yang berusaha mengarahkan anak, remaja, kaum muda, orang dewasa dan lanjut usia kepada kepedulian dalam menjaga keutuhan dan kelestarian alam ciptaan.

d. Mendorong serta menyemangati para peserta didik di lingungan karya persekolahan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar mereka, misalnya dengan menanamkan pola hidup sehat.

e. Memberikan perhatian terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan cara sebagai berikut:

1) Merawat, memelihara dan melestarikan tanaman yang sudah ada

2) Menanam tanaman keras, tanaman langka, tanaman lokal dan tanaman produktif

3) Melakukan gerakan bersama sadar lingkungan, melalui:

a) Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan seminar ilmiah tentang pengelolaan sampah di lingkungan komunitas-komunitas biara, sekolah dan asrama. b) Kegiatan bersama “bersih lingkungan komunitas biara, sekolah dan

c) Pengadaan kotak sampah di lingkungan komunitas biara, sekolah dan asrama.

4) Membiasakan menanam di tanah dan mengurangi penggunaan pot-pot tanaman.

5) Menggunakan pupuk dan obat organik bagi tanaman-tanaman yang ada di lingkungan rumah komunitas biaranya masing-masing.

6) Meminimalisir penggunaan barang-barang yang merusak lingkungan (plastik, dan produk bahan kimia).

7) Memisahkan antara sampah organik dan non organik, dan menindaklanjuti pengolahannya.

8) Mengurangi konsumsi makanan cepat saji atau makanan instant yang menggunakan bahan pengawet makanan.

9) Mengurangi penggunaan zat kimia pewarna, penyedap, pengawet makanan dan menghemat penggunaan energi (listrik, kendaraan bermotor, kompor dan air).

10) Mengurangi dan menghentikan kebiasaan merokok dalam hidup sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas merupakan beberapa saran, gagasan dan sumbangan pemikiran yang dapat diajukan kepada semua pihak yang berkehendak baik dalam memperjuangkan gerakan pelestarian alam dan makhluk ciptaan. Tentunya masih ada banyak saran dan wujud konkret pelestarian lingkungan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan dan situasi umat dan masyarakat setempat. Demikian uraian kesimpulan dan saran yang diajukan oleh penulis terkait dengan pemaparan bab-bab karya tulis ini.

Akhir Kata

Setelah mencermati uraian kesimpulan dan saran di atas, bisa dikatakan bahwa perjuangan melestarikan alam dan lingkungan hidup bukan saja menjadi perjuangan pribadi atau kelompok tertentu; tetapi juga menjadi perjuangan para saudara dan saudari Fransiskan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, dalam rangka upaya semakin menghayati spiritualitas ekologis Fransiskan yang telah diwariskan oleh para pendahulu secara turun temurun. Dalam upaya semakin menghayati spiritualitas ekologis Fransiskan, program katekese ekologi yang penulis usulkan tersebut dapat menjadi perhatian untuk dilaksanakan lebih baik sesuai dengan situasi kehidupan konkret umat. Hal ini bisa menjadi gerakan nyata bersama, bukan hanya berhenti pada kata-kata, bukan pula hanya oleh segelintir orang yang peduli dan berminat pada upaya pemeliharaan dan pelestarian alam dan lingkungan hidup saja.

Akhirnya, jika para saudara dan saudari keluarga Fransiskan melalui kesaksian dan “cara hidup” yang dihayati benar-benar ingin bergerak ke depan dengan lebih progresif, kiranya model pewartaan (katekese) ekologi juga menjadi pelajaran berharga bagi Fransiskan di masa mendatang, khususnya para saudara dan saudari Fransiskan di Yogyakarta dan sekitarnya. Tujuannya agar penghayatan spiritualitas ekologis Fransiskan makin relevan dengan gerakan bersama memelihara, melestarikan keutuhan alam dan makhluk ciptaan. Sehingga para saudara dan saudari keluarga Fransiskan menjadi tanda cinta dan kehadiran Allah di tengah gereja dan masyarakat tempat mereka diutus. Berdasarkan pada kenyataan ini, aspek kehadiran, kesaksian hidup dan peran Fransiskan sebagai seorang ‘saudara’ menjadi penting

dalam kehidupan bersama dengan sesama saudara dan semua makhluk ciptaan. “Mari, kita mulai lagi, sebab kita belum berbuat apa-apa!” (Santo Fransiskus Asisi).

Abied. (2010). “Pengertian dan Pengelompokan Limbah Lingkungan,” dalam

http://meetabied.wordpress.com/../pengertian-dan-pengelompokan-limbah-lingkungan-2/, diakses dari Yogyakarta, 30 Juni 2010, pkl.

17:10).

Adinegoro. (2009). “Ekosistem dan Masalah Lingkungan,” dalam http://www.

adinegoro.wordpress.com/ekosistem-dan-masalah-lingkungan, diakses

dari Yogyakarta, 11 Juni 2010, pkl. 08.48 WIB).

Aman, Peter C. (2007). “Fransiskus Asisi: Gereja Umat Allah dan Gereja Kaum Miskin”, makalah seminar Kefransiskanan. Yogyakarta: Keluarga Fransiskan-Fransiskanes Yogyakarta.

Anwar, Mustamir. (2010). “Ruang Lingkup Ekologi dan Pengertian Ekologi” dalam http://id.mustamiranwar86.wordpress.com/2010/04/23/ruang-lingkup -

ekologi/, diakses dari Yogyakarta, 17 Juni 2010, pkl. 09:10).

Bagus, Lorens. (1992). Iman & Ilmu: Refleksi Iman Atas Masalah-masalah Aktual. Yogyakarta: Kanisius.

Bonaventura. (1984). Riwayat Hidup Santo Fransiskus Asisi, Wahyasudibja, J. P., OFM (penerjemah) dari “Legenda Maior”. Jakarta: Sekafi.

Buntaran, Freddy. (1996). Saudari Bumi Saudara Manusia. Yogyakarta: Kanisius. Celano, Thomas. (1981). Santo Fransiskus Asisi: Riwayat Hidup yang pertama.

Wahjasudibja, J. P., OFM. (penerjemah), Jakarta: Sekafi. Chang, William. (2001). Moral Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Kanisius.

Delio, Ilia. (2008). Care for Creation: a franciscan spirituality of the earth. Ohio: St. Anthony Messenger Press.

Djamal Irwan, Zoer’aini. (2003). Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Edwards, Denis. (2006). Ecology at The Heart of Faith (The Change of Heart That Leads to A New Way of Living on Earth). New York: Orbis Books, Maryknoll.

___________. (1995). Jesus the Wisdom of God (An Ecological Theology). Oregon: Wipf and Stock Publishers, Eugene.

Franca, Maria. (1998). “Alam Ciptaan mendekatkan Fransiskus kepada Allah,” dalam majalah PeranTau, Thn XXI, no. 5, September - Oktober. Jakarta: Sekafi, hlm 181-189.

Gobry, Ivan. (1976). Fransiskus dari Asisi. Ende: Nusa Indah. Groenen, Cletus. (2000). Kisah Ketiga Sahabat. Jakarta: Sekafi. Heddy, Suwasono, dkk. (1986). Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.

Huber, Th. (Ed.). (1979). Arah Katekese di Indonesia??? Yogyakarta: Kanisius. __________. (1992). “Katekese Umat,” dalam diktat kuliah Sejarah Pendidikan

Agama Katolik Indonesia. Jakarta: KomKat KWI.

Kekanta. (2005). “Pedoman Kerja Kekanta.” Yogyakarta: Sekretariat Kekanta.

Komisi International untuk Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan. (2001). Buku Pegangan bagi Promotor Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan. Yogyakarta: Kanisius.

Kongregasi Suci untuk para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum. Ende: Nusa Indah.

Kongregasi Bruder-bruder Maria Tak Bernoda. (2009). “Rekomendasi Pertemuan Pemimpin Komunitas”, dalam majalah Pratikami, Edisi XX Tahun 2009. Yogyakarta, hlm. 51.

Ladjar, L. Leo. (2001). Karya-karya Fransiskus dari Asisi: Surat Pertama dan Kedua kepada Kaum Beriman, Jakarta: Sekafi.

Lanur, Aleks. dan Laju, Yan. (1998). “Gereja, Masyarakat dan Gerakan Fransiskus dari Asisi“ (manuskrip), Kursus Dasar Kefransiskanan, Jakarta. Nainggolan, Togar. (2007). Aktualisasi Spiritualitas Fransiskan. Medan: Bina Media

Perintis.

Nasiah. (2000). “Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi.” dalam Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi untuk Prioritas Konservasi Lahan di Daerah Aliran Sungai Takapala Kabupaten Dati II Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Nias. (2007). “Beberapa Fakta Ringkas tentang Pemanasan Global.” Perubahan Iklim, dalam

http://www.nationalgeographicnews.com/fakta-ringkas-tentang-pemanasan-global, diakses dari Yogyakarta, 12 Juni 2010, pkl.

09:50).

N.N. (1991). Riwayat Singkat Santo Fransiskus dari Asisi, Jakarta: Sekafi.

____ . (1975). Kisah Ketiga Sahabat: Riwayat hidup S. Fransiskus dari Asisi. Jakarta: Sekafi. Wahjasudibja, J.P. (penerjemah)

Noughton, Mc., Larry L. Wolf. (1990). Ekologi Umum. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Odum, Eugene P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi. Cetakan ke-3. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Paulus VI. (1994). Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil). Seri Dokumen Gereja no. 6. Jakarta: Dokpen K.W.I.

Ranu Y. Agus. “Sajian utama”, dalam Hidup (Jakarta), edisi no.04, tahun ke-62, 27 Januari 2008, hlm 3.

___________ . “Manusia di Planet Bumi”, dalam Hidup (Jakarta), edisi no.04, tahun ke-62, 27 Januari 2008, hlm 4.

Republika Online. (2010). “Banjir dan Kerusakan Lingkungan,” dalam http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/lingkungan/10/03/24/1

08032/-banjir-kerusakan-lingkungan, diakses dari Yogyakarta, 11 Juni

2010, pkl. 08:05 WIB).

Santoso, Urip. (2008). “Permasalahan dan Solusi Pengelolaan Lingkungan Hidup di wilayah Provinsi Bengkulu, Sumatra,” dalam

http://id.mustamiranwar86.wordpress.com/ruang-lingkup-ekologi/

diakses dari Yogyakarta, 12 Juni 2010, pkl. 09:40).

Sekafi. (1997). Fioretti dan Lima Renungan tentang Stigmata Suci. Jakarta: Sekafi. Syukur, B. Paskalis. (2007). Spiritualitas Fransiskan untuk Kaum Awam. Jakarta:

Sekafi.

Subagja, Yusuf. (2008). “Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem,” dalam http://id.wordpress.com/tag/biologi-dan-fisika/, diakses dari Yogyakarta, 11 Juni 2010, pkl. 08:55).

Sumarno, Ds., Martinus, (2009). “Langkah-langkah pada umumnya Pendalaman Iman Orang Dewasa di Indonesia,” dalam diktat mata kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki),” Yogyakarta: IPPAK – JIP – FKIP – USD.

Tara, Kristoforus Y. (2008). Ekologi Dalam Kristen Dan Islam: Sebuah Perjumpaan Transformatif Menuju Dialog Ekologis. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Telambanua, Marinus. (2005). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.

Tim Investigasi JPIC OFM. “Riung: Makmur tanpa Tambang, Hancur karena Tambang.” dalam Gita Sang Surya, no.2, ed. Maret-April 2010. Jakarta: JPIC OFM Indonesia.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese). Seri Dokemen Gereja no. 28. Jakarta: DokPen K.W.I.

___________.(1979). “Inter Sanctos Praeclarosque Viros” dalam Acta Apostolicae Sedis, dikutip dalam Acta Ordinis Fratrum Minorum, An. XCIX Fasc. I-II. Roma: Sekretariat Jenderal OFM, 1980.

___________.(1990). “Berdamai dengan Allah dan Segenap Ciptaan,” dalam Pesan Hari Perdamaian Sedunia 1990. Jakarta: K.W.I.

SATUAN PENDAMPINGAN KATEKESE I

A. IDENTITAS PERTEMUAN

1. Judul Pertemuan : “Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil”: * Hal ikhwal katekese ekologi

* “Saudara-saudara dipanggil dan diutus ke seluruh dunia”

2. Tujuan Pertemuan : Agar para peserta memahami hal-ikhwal katekese ekologi, sehingga mengetahui apa yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan katekese ekologi sehingga tujuan katekese, yaitu perubahan hidup (pertobatan ekologis) dan penghayatan tugas perutusan Fransiskan menjadi nyata.

3. Peserta : Para Saudara dan Saudari Fransiskan Yogyakarta 4. Tempat : Aula Biara OFM “Santo Bonaventura” Papringan 5. Pelaksana : Br. Rahmat Simamora, OFM.

6. Hari / Tanggal : (disesuaikan) 7. Waktu : 90 Menit

B. PEMIKIRAN DASAR

Para saudara dan saudari, anggota keluarga besar religius Fransiskan hadir dan hidup di tengah umat beriman di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Salah satu aspek yang diharapkan oleh Gembala Gereja setempat dan umat kevikepan

Dokumen terkait