• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Tesis

BAB I PENDAHULUAN

F. Struktur Organisasi Tesis

Rincian urutan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang Penelitian b. Fokus dan Pertanyaan Penelitian c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian e. Metode Penelitian

f. Struktur Organisasi Tesis Bab II Kajian Pustaka

Berisi pemaparan tentang layanan perpustakaan di SLB yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan kreatif untuk mempermudah akses layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu peserta didik di SLB, guru dan tenaga kependidikan, serta orangtua peserta didik demi menunjang dan mendukung keberhasilan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan penelitian.

Bab III Metode Penelitian

a. Lokasi Dan Subjek Penelitian b. Desain Penelitian

12 Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pendekatan Penelitian d. Definisi Operasional e. Teknik Pengumpulan Data f. Instrumen Penelitian g. Analisis Data

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian

b. Pembahasan

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi a. Kesimpulan

b. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan sebuah upaya sistematis dalam rangka menemukan suatu pemecahan dalam bidang kajian tertentu baik secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu sangat dibutuhkan metode yang tepat agar penelitian tersebut dapat berjalan dengan efektif. Metode tersebut sangat diperlukan agar penelitian dapat dilakukan secara sistematis, terarah, serta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana penelitian.

Demikian pula halnya dalam pelaksanaan penelitian ini, maka pada bab III membahas mengenai metode penelitian. Aspek-aspek tersebut diuraikan sebagai berikut:

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah SLB yang ada di Gugus 50 Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan alasan praktis, dimana layanan perpustakaan sekolah belum berjalan walau sudah ada sarananya dan subjek dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti relatif mudah diperoleh dari SLB-SLB tersebut.

Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah yang merupakan seorang manajerial dalam pengelolaan sekolah termasuk pengelolaan perpustakaan SLB, sehingga sangat dibutuhkan informasi darinya untuk memberi gambaran kondisi yang ada tentang perpustakaan SLB.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian ini dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut:

a. Tahap I

Pada tahap I dilakukan proses pengumpulan data mengenai kondisi objektif layanan perpustakaan di SLB saat ini. Data tersebut diperoleh melalui

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tehnik wawancara dan observasi di 10 SLB yang berada di Kabupaten Bandung. Hasil data yang diperoleh adalah data kualitatif dan akan dianalisis.

34

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan Data Kondisi Objektif Perpustakaan SLB Wawancara dan

Observasi Kondisi Objektif Perpustakaan SLB tentang: 1. Kebijakan penyelenggaraan

perpustakaan SLB

2. Pendanaan dan fasilitas perpustakaan SLB 3. Tenaga pengelola perpustakaan SLB 4. Kegiatan layanan perpustakaan SLB Perumusan Model Hipotetik Layanan Perpustakaan SLB Validasi melalui teknik Delphi oleh pustakawan dan praktisi perpustakaan SLB Model Layanan Perpustakaan SLB b. Tahap II

Tahap II ini peneliti merumuskan model hipotetik layanan perpustakaan SLB yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan kreatif berdasarkan kondisi objektif perpustakaan SLB saat ini dan kajian-kajian pustaka tentang konsep layanan-layanan perpustakaan sekolah yang ideal. Kemudian divalidasi melalui tehnik Delphi dengan sumber informasi tenaga ahli yaitu seorang pustakawan dan seorang praktisi yang berpengalaman mengelola perpustakaan SLB. Teknik Delphi yang dimaksud yaitu proses komunikasi dalam diskusi dengan tidak menghadirkan atau tidak bertatap muka dengan para ahli yang dipilih sesuai bidang yang dibahas untuk menentukan atau mengembangkan alternatif dalam menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini untuk menentukan atau mengembangkan model layanan perpustakaan yang dapat diimplementasikan di SLB sesuai dengan berbagai kebutuhan penggunanya.

Desain penelitian dalam tahap I dan tahap II tersebut dapat diperjelas melalui gambar alur berikut:

TAHAP

I

KEGIATAN HASIL

35

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian

C.Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kolaboratif, dimana metode deskriptif kolaboratif adalah metode penelitian yang berupaya memecahkan masalah dari berbagai pertanyaan yang timbul dari masalah yang sedang dihadapi pada masa tersebut atau pada masa sekarang, bersama-sama dengan subjek penelitian.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang komprehensif dan mendalam mengenai kebijakan penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB, pendanaan dan fasilitas layanan perpustakaan SLB, tenaga pengelola perpustakaan SLB, dan kegiatan layanan perpustakaan SLB.

D.Definisi Operasioal

1. Model Layanan

Model layanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model hipotetik, dimulai dengan penetapan kebijakan yang tertuang dalam visi misi perpustakaan SLB, prosedur pelaksanaan kegiatan layanan, dan kerjasama perpustakaan SLB dengan instansi-instansi terkait. Kemudian teknis layanan perpustakaan SLB dengan menentukan komponen utama layanan, tujuan dan fungsi layanan, sistem akses layanan, kemudian jenis kegiatan layanan perpustakaan SLB. Kegiatan layanan perpustakaan SLB yang dimaksud dalam model hipotetik ini adalah layanan sirkulasi bahan pustaka, layanan bimbingan pembaca, layanan jam perpustakaan, layanan jam bercerita, layanan audio visual, layanan internet, layanan silang layan, layanan terpusat pepustakaan SLB.

36

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perpustakaan SLB adalah perpustakaan yang berada dalam suatu SLB yang kedudukan dan tanggung jawabnya berada ditangan Kepala SLB. Perpustakaan SLB melayani peserta didik di SLB, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta orangtua peserta didik dalam memperoleh akses informasi, sumber dan media belajar, referensi dalam melakukan kegiatan pemecahan permasalahan belajar, dan penunjang keberhasilan proses pembelajaran.

3. Layanan perpustakaan SLB adalah salah satu kegiatan teknis yang terdiri dari unsur komponen utama layanan, menentukan tujuan, fungsi layanan dan sistem akses layanan perpustakaan SLB, kemudian melaksanakan jenis kegiatan layanan di perpustakaan SLB yang memenuhi kebutuhan dan keperluan pengguna jasa perpustakaan SLB yakni peserta didik di SLB, guru dan tenaga kependidikan, serta orangtua peserta didik dalam memperoleh kemudahan akses informasi, sumber dan media belajar, referensi untuk mendukung dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Jenis kegiatan yang dimaksud seperti yang tercantum pada definisi operasional no 1.

E.Instrument Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama yaitu peneliti sendiri. Peneliti sekaligus menjadi perencana, pelaksana pengumpul data, menganalisis, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap I

a. Wawancara

Teknik ini digunakan dengan melakukan wawancara secara mendalam berdasarkan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan namun bersifat

37

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbuka agar pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan data yang diperlukan sehingga sangat dimungkinkan bagi peneliti untuk menggali informasi yang berkaitan dengan penelitian yang belum tercantum dalam pedoman wawancara.

Teknik wawancara dilakukan untuk menggali data secara objektif dari subyek penelitian yang merupakan pelaku/stakeholder yang langsung terlibat dalam pengelolaan perpustakaan SLB, sehingga data yang diperoleh benar-benar merupakan hasil empiris dari subyek penelitian tersebut.

Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menggali data mengenai kebijakan penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB, pendanaan dan fasilitas layanan perpustakaan SLB, tenaga pengelola perpustakaan SLB, kegiatan layanan perpustakaan SLB.

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung pengelolaan dan kegiatan di 10 perpustakaan SLB yang berada di Kabupaten Bandung. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan. Pada kegiatan observasi, peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehingga peneliti hanya mengamati apa yang terjadi secara alami.

Observasi dilakukan dengan alasan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian, sehingga dapat membandingkan antara keterangan hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

2. Tahap II

Perumusan model layanan perpustakaan SLB dengan melakukan kajian-kajian literasi tentang konsep layanan perpustakaan sekolah yang ideal dan layanan perpustakaan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan kondisi objektif perpustakaan SLB yang diperoleh melalui tahap I, juga

38

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan kajian-kajian literasi yang ada, maka dirumuskan rancangan model layanan perpustakaan SLB.

G.Analisis Data 1. Tahap I

Data yang diperoleh dari tahap I ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui proses wawancara dan observasi. Data yang terkumpul akan dianalisis dan diolah dengan teknik sebagai berikut:

1. Reduksi data, yakni untuk memisahkan data yang diperlukan dan kurang diperlukan.

2. Display data dalam bentuk deskripsi sehingga memudahkan untuk membaca dan memaknai data yang terkumpul.

3. Interpretasi data yakni menafsirkan data yang terkumpul untuk disimpulkan dengan melihat keterkaitan atau hubungan antara bagian/aspek yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat diambil makna penting dari penelitian yang telah dilakukan.

Agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka dilakukan langkah-langkah secara sistematis dalam Tahap I ini yaitu: 1. Orientasi lapangan

Orientasi bertujuan untuk mengetahui pemetaan masalah yang akan diteliti sehingga jelas dan terarah. Dari kegiatan orientasi ini terinventarisir segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian. Kegiatan orientasi memberikan bekal bagi peneliti untuk merumuskan fokus masalah dengan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian dan inilah embrio dari masalah penelitian yang akan diteliti.

2. Eksplorasi

Pada langkah ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data. Peneliti melakukan aktivitas wawancara dengan informan, mengumpulkan

dokumen-39

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumen penting yang berhubungan dengan penelitian dan fokus masalahnya serta melakukan pengamatan langsung/observasi terhadap aktivitas yang berhubungan dengan fokus masalah penelitian. Pada tahap ini peneliti dapat mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin sehingga dapat dijadikan bahan analisis dan pembahasan.

3. Member check

Pada langkah ini, yang dilakukan adalah membuat laporan hasil penelitian. Maksudnya setelah seluruh data yang diinginkan telah berhasil dikumpulkan, kemudian dilakukan pengecekan dengan benar untuk mencapai keabsahan, serta relevansi data dengan permasalahan yang diajukan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar data-data yang diperoleh menjadi valid, reliable dan obyektif, serta hasil penelitian terhindar dari bias-bias tertentu. Sarana operasional pada langkah member check adalah:

a. Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul dengan melakukan perbandingan substansi penelitian seperti yang disusun dalam pedoman penelitian dan relevansinya dengan permasalahan penelitian. b. Apabila data yang dikumpulkan ada yang belum lengkap, maka peneliti

meminta ulang kepada sumber utama sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

c. Meminta kejelasan dan kepastian, apabila terdapat pernyataan yang tidak jelas dari subyek penelitian dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan kepada pihak lainnya.

d. Jika pada saat member check berlanjut ternyata ditemukan data dan informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui klarifikasi dengan subyek penelitian melalui media komunikasi yang memungkinkan seperti telepon, email, dan sebagainya.

e. Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan pembandingan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

40

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Moleong, 2005:330). Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka Moleong (2005:331) memberikan cara-cara yaitu:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi .

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Tahap II

Rumusan model layanan perpustakaan SLB divalidasi melalui tehnik Delphi, yaitu meminta pendapat dan masukan dari para ahli untuk perbaikan dengan tidak menghadirkan ahli tersebut pada suatu forum diskusi, tetapi melalui media sosial, email, dan lainnya, sehingga terciptanya model layanan perpustakaan SLB yang dapat mempermudah akses layanan informasi bagi peserta didik di SLB, guru, dan orangtua peserta didik.

Para ahli yang diminta pendapat dan masukannya tentang rumusan model layanan perpustakaan SLB yaitu satu orang pustakawan dan satu orang praktisi tenaga pengelola perpustakaan SLB yang sudah lama mengurusi bidang perpustakaan.

41

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian mengenai model layanan perpustakaan SLB disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kondisi objektif layanan perpustakaan SLB hanya memprioritaskan layanan pada hal menyediakan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan peserta didik maupun guru. Perpustakaan SLB dapat mengembangkan program layanan bukan hanya sebatas pinjam meminjam buku tetapi program layanan yang lebih proaktif, inovatif, rekreatif, kreatif, dan adaptif. Sarana dan prasarana yang minim merupakan kondisi pada umumnya di setiap perpustakaan SLB. Luas lahan sekolah yang terbatas mempengaruhi kondisi sarana prasarana perpustakaan SLB, ada juga luas lahan sekolah yang memadai tetapi penempatan ruangan perpustakaan yang sulit dijangkau oleh peserta didik yang menggunakan kursi roda dan tunanetra, tidak aksesibel. Perpustakaan SLB hanya menyediakan buku yang berkitan dengan pelajaran dan kurikulum saja., tidak mengembangkan untuk mempunyai koleksi buku dengan teknologi adaptif seperti buku-buku audio, buku dengan CD, buku, film, buku dengan piktogram, atau buku video dengan gambar sistem isyarat tangan, buku gambar sentuh (taktil), buku-buku bergambar dalam huruf Braile untuk anak-anak, dan materi perpustakaan lainnya yang adaptif bagi anak berkebutuhan khusus. Pengelola perpustakaan SLB tidak banyak mengetahui bagaimana cara mengelola perpustakaan Slb dan memberikan layanan perpustakaan yang baik sesuaidengan kebutuhan para penggunanya di SLB. Perpustakaan SLB belum menggupayakan untuk menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan organisasi yang terkait dengan pengadaan literasi dan minat baca, dalam rangka mengembangkan koleksi dan meningkatkan layanan perpustakaannya.

73

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Berdasarkan kondisi objektif perpustakaan SLB saat ini, dan setelah melakukan kajian-kajian pustaka mengenai konsep layanan perpustakaan sekolah, maka melalui proses validasi yang dilakukan dengan meminta pendapat ahli ilmu perpustakaan dan praktisi pengelola perpustakaan sekolah, maka terciptalah model layanan perpustakaan SLB seperti tergambar dalam bagan alir sebagai berikut:

Kerjasama Perpustakaan SLB

1. Perpustakaan umum 2. Perpustakaan keliling 3. Mobil pintar

4. Taman Bacaan Masyarakat 5. instansi-intansi terkait

dengan layanan informasi dan komunikasi dengan berbasis ICT.

Prosedur Pelaksanaan

Kegiatan Layanan

1.Mensosialisasikan rancangan model layanan perpustakaan SLB yang peneliti buat kepada pengambil kebijakan di sekolah yaitu kepala sekolah dan kepada tenaga pengelola perpustakaan SLB yaitu guru yang diberi tugas untuk mengelola perpustakaan SLB.

2.Pengorganisasian layanan perpustakaan SLB, seperti koordinator layanan yaitu guru pustakawan atau yang diberi tugas untuk mengelola, tenaga teknis pelaksanaan layanan yaitu tenaga yang sengaja dipekerjakan di perpustakaan SLB atau relawan-relawan

perpustakaan SLB dapat melibatkan orangtua peserta didik yang bersedia membantu layanan perpustakaan SLB.

3.Implementasi kegiatan dengan membuat jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.

4.Evalusi model layanan perpustakaan SLB yang sudah diimplementasikan.

Kebijakan dalam VISI dan MISI

1) Visi

Perpustakaan SLB dalam pendidikan dan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. 2) Misi

Misi yang diemban dalam mewujudkan visi adalah:

a.Menyediakan informasi dan ide kegiatan pembelajaran berbasis informasi yang fungsional bagi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhannya untuk kemandiriannya hidup di masyarakat. b.Menyediakan dan mengembangkan sarana prasarana perpustakaan SLB yang aksesibel sesuai kebutuhan peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan memiliki rasa bertanggung jawab.

c.Menyusun program yang jelas dan mudah diakses tentang program layanan perpustakaan SLB yang diberikan bagi pengguna di SLB. d.Menciptakan manajemen berstrategis dalam pelaksanaan layanan perpustakaan SLB. e.Meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran anak

74

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dan Fungsi Layanan Perpustakaan SLB

Komponen Utama Layanan:

1. Bahan pustaka/koleksi buku yang disesuaikan dengan

hambatan peserta didik di SLB 2. Tenaga pengelola / guru pustakawan 3. Sarana prasarana perpustakaan 4. Fasilitas layanan

5. Dana operasional

Sistem Akses Layanan

Perpustakaan SLB

Jenis Kegiatan Layanan

Perpustakaan SLB

Sistem akses layanan

campuran (mixed acces),

yaitu menerapkan dua

sistem pelayanan sekaligus,

layanan terbuka dan

layanan tertutup.

Layanan secara tertutup untuk koleksi referensi,

deposit, makalah atau

karya tulis ilmiah,

sedangkan untuk koleksi

lainnya menggunakan

akses layanan terbuka.

1. Menyiapkan bahan

pustaka yang tepat dan akurat bagi kebutuhan peserta didik di SLB.

2. Menyiapkan dan

melayani kebutuhan

peserta didik dan guru

dalam proses pembelajaran. 3. Menyediakan sumber informasi. 4. Membimbing peserta didik di SLB untuk mahir dalam mencari

informasi secara

mandiri.

5. Mengembangkan bakat

dan minat peserta didik di SLB melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di perpustakaan SLB. 6. Terciptanya kerjasama antara perpustakaan. 1. Layanan sirkulasi bahan pustaka 2. Bimbingan pembaca 3. Program layanan informasi a.Jam perpustakaan (library hour)

b.Jam bercerita (story hour)

4. Layanan audio visual 5. Layanan internet 6. Layanan silang layan

7. Layanan terpusat

perpustakaan SLB

Model Hipotetik Layanan Perpustakaan SLB

75

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Rekomendasi

Setelah penelitian mengenai model layanan perpustakaan SLB ini selesai dilakukan, dan hasilnya seperti yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

a. Dalam upaya memenuhi Standar Sarana Prasarana SLB sesuai dengan Permendiknas no 33 Tahun 2008, maka salah satunya setiap SLB wajib mempunyai ruang perpustakaan dan memberikan layanan perpustakaan dalam rangka memberikan akses informasi yang dibutuhkan peserta didik, guru, dan orang tua untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat hendaknya memprogramkan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan yang baik sehingga mengubah cara pandang guru dan tenaga kependidikan tentang peran dan fungsi perpustakaan SLB dalam mendukug proses pembelajaran.

b. Mencoba mengimplementasikan model layanan perpustakaan SLB dalam penelitian ini dalam rangka mempermudah akses layanan informasi yang dibutuhkan peserta didik, guru, dan orang tua melalui unit kegiatan perpustakaan SLB.

2. Bagi SLB

a. Penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB dilakukan sesuai dengan kebutuhan penguna sehingga layanan yang diberikan memnuhi kebutuhan

Peserta Didik

76

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik, guru, dan orangtua akan akses informasi yang diperlukan dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran.

b. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi tenaga pengelola perlu dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tentang tata cara pengelolaan perpustakaan SLB yang baik dan dapat mendukung keberhasilan pembelajaran di sekolah.

c. Pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pengelola perpustakaan seperti Perpusnas, Perpusda, BAPAPSI, atau lembaga-lembaga yang mengelola tentang literasi-literasi dan minat baca.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk mengkaji Perpustakaan Sekolah terutama yang memberikan layanan perpustakaan bagi anak berkebutuhan khusus, maka disarankan dengan mencoba mengimplementasikan model hipotetik layanan perpustakaan SLB dalam penelitian ini di SLB-SLB yang ada dengan menggunakan metode research and development.

77

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarliaji Cayaray, 2014

Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Achmad, Mahmud, (2008). Tehnik Simulasi dan Permodelan, Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Creswell, Jhon W, (2010), Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan mixed, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Bidang Pendidikan Luar Biasa. (2005). Pedoman Implementasi Pendidikan Inklusif di Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2004). Action Plan Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2005, Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Dokumen terkait