MODEL LAYANAN PERPUSTAKAAN
SEKOLAH LUAR BIASA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister (S2) Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh:
SARLIAJI CAYARAYA NIM 1104495
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing 1
DJUANG SUNANTO, M.A., Ph.D NIP 196105151987031002
Pembimbing 2
DR. PERMANARIAN SOMAD, M.Pd NIP 195404081981032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana
DR. DJADJA RAHARDJA, M.Ed.
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “MODEL
LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR BIASA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain, terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Desember 2013
Yang membuat pernyataan,
ii
ABSTRACT
LIBRARY SERVICE MODEL IN SLB
By Sarliaji Cayaraya
There are two aspects that be face to face background this research. First is the nasty conditon of school library in SLB. The second is some studies show many ideally school library services that can be implemented in SLB from literacy study by the researcher. The purpose of this research is to make students, teachers, and parents in SLB easier to get information services from the library by formulating a library service model. This research uses qualitative approach and descriptive method. Based on these, it results a hypothetical library service model in SLB. In a hypothetical library service model, some library services are included by vision, mision, goals, and the functions of the services. It is also determined in
iii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ‘MODEL LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH LAUR BIASA”. Dalam penelitian ini tergambarkan kondisi objektif perpustakaan SLB sekarang ini. Diungkapkan pula kajian-kajian mengenai konsep layanan perpustakaan sekolah yang ideal dari studi leterasi yang dilakukan peneliti. Berdasarkan dua aspek tersebut dirumuskanlah model hipotetik sebuah layanan perpustakaan di sekolah luar biasa. Penelitian yang dilakukan bertujuan mempermudah akses layanan informasi di perpustakaan SLB bagi peserta didik, guru, dan orangtua melalui perumusan model layanan perpustakaan SLB. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kolaborasi. Teknik pengumpulan data dalam mengungkap kondsi objektif layanan perpustakaan SLB dengan melakukan wawancara dan observasi, kemudian berdasarkan kondisi objektif yang diungkap dan berdasarkan kajian-kajian pustaka mengenai layanan perpustakaan sekolah yang ideal maka dirumuskan sebuah model hipotetik layanan perpustakaan SLB, dan rumusan tersebut divalidasi dengan teknik Delphi dengan sumber informasi dua tenaga ahli yaitu seorang pustakawan dan seorang praktisi pengelola perpustakaan sekolah. Hasil penelitian ini, adalah model hipotetik layanan perpustakaan SLB, bahwa ditetapkan arah layanan perpustakaan SLB melalui visi, misi, serta tujuan dan fungsi layanan. Ditetapkan pula dalam kebijakan sekolah bahwa perpustakaan SLB harus bekerjasama dengan perpustakaan sekolah lainnya, perpustakaan umum, atau instansi terkait dengan akses informasi dan pengembangan literasi. Setelah itu adanya komponen utama layanan yang harus ada dalam perpustakaan SLB yaitu koleksi buku yang disesuaikan, tenaga pengelola, sarana prasarana yang diadaptasikan sesuai kebutuhan pemustaka di SLB, fasilitas layanan sesuai kebutuhan pemustaka di SLB, dan dana operasional. Sistem layanan yang digunakan adalah sistem akses layanan campuran yaitu menerapkan dua sistem layanan sekaligus, layanan terbuka dan layanan tertutup. Jenis kegiatan layanan perpustakaan SLB yaitu layanan sirkulasi, bimbingan pembaca, program layanan informasi yang terdiri dari jam perpustakaan, jam bercerita, layanan audio visual, layanan internet, layanan silang layan, dan layanan terpusat perpustakaan SLB. Direkomendasikan bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memprogramkan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan dan menyusun dan melaksanakan perangkat sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan standar tersebut. Bagi SLB penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB dilakukan berlandaskan need asesment sehingga layanan yang diberikan memenuhi kebutuhan peserta didik, guru, dan orangtua akan akses informasi yang diperlukan dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya disarankan dengan mencoba mengimplementasikan model hipotetik layanan perpustakaan SLB dalam penelitian ini di SLB-SLB yang ada.
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke-Khadirat Allah SWT. karena atas
rakhmat dan karunia-Nya-lah peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Alhamdulillah penulisan penelitian ini dapat selesai berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Djuang Sunanto, M.A., Ph.D. Selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran untuk membantu peneliti
dalam menyelesaikan tesis ini
2. Ibu DR. Permanarian Somad, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak
pula memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran dalam penyelesaian
tesis ini.
3. Bapak DR. Djadja Rahardja, M.Ed Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang telah banyak memberikan saran dan motivasi
kepada peneliti dalam penyelesaian tesis ini
4. Seluruh Staf Dosen di Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, wawasan baru dan segar selama
peneliti menempuh kuliah di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
5. Semua Kepala SLB dimana sekolahnya dijadian tempat peneliti melakukan
penelitian atas izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
6. Bapak Asep Saepul Rohman dan Bapak Abdul Kholik yang mau menjadi ahli
dalam memberikan masukan-masukan terhadap rumusan model dalam
penelitian ini, terima kasih.
Akhirnya kepada semua pihak, rekan serta sahabat yang tidak dapat
disebutkan namanya peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas
bantuan dan motivasinya.
Bandung, Desember 2013
v
KATA PENGANTAR
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di
sekolah adalah perpustakaan. Pengertian perpustakaan berkembang dari waktu ke
waktu. ALA (The American Library Association) menggunakan istilah
perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat
media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat
dokumenstasi dan pusat rujukan“.
Keberadaan perpustakaan SLB di Provinsi Jawa Barat terabaikan
bahkan terlupakan sebagai penunjang proses belajar dan mengajar di sekolah.
Perpustakaan SLB berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
peneliti di beberapa SLB dari segi kemudahan akses memperoleh informasi sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, guru dan orangtua belum didapatkan, sehingga
tidak dapat menjadi sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar di SLB.
Kemudahan akses informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik, guru,
dan orangtua yang belum didapatkan di perpustakaan SLB selama ini, karena
ketiadaan koleksi bahan pustaka atau buku-buku yang memenuhi kebutuhan
pengguna terutama peserta didik yang mempunyai hambatan sehingga
memerlukan bahan pustaka atau buku yang sesuai dan dapat diakses dengan
mudah oleh mereka.
Maka melalui penelitian ini, peneliti membuat rancang bangun suatu
model layanan perpustakaan SLB yang bertujuan untuk mempermudah akses
layanan bagi peserta didik di SLB, guru, tenaga kependidikan, serta orangtua
peserta didik, melalui kegiatan layanannya yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan
kreatif.
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRACT ... ii
ABSTAK ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL dan GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Fokus Penelitian ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 8
D.Manfaat Penelitian ... 8
E. Metode Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A.Layanan Perpustakaan Sekolah ... 11
B.Perpustakaan SLB ... 18
C.Anak Berkebutuhan Khusus dan Layanan Perpustakaan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
B.Desain Penelitian ... 31
C.Pendekatan Penelitian ... 32
D.Definisi Operasional ... 33
E. Instrument Penelitian ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G.Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A.Hasil Penelitian ... 38
1. Kondisi Objektif Layanan Perpustakaan SLB ... 38
a. Kebijakan Layanan Perpustakaan SLB ... 38
b. Pendanaan dan Fasilitas Layanan Perpustakaan SLB ... 40
c. Tenaga Pengelola Layanan Perpustakaan SLB ... 41
d. Kegiatan Layanan Perpustakaan SLB ... 42
2. Perumusan Model Layanan Perpustakaan SLB ... 44
B.Pembahasan ... 64
1. Kondisi Objektif Perpustakaan SLB ... 64
2. Model Layanan Perpustakaan SLB ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 70
vii
B.Rekomendasi ... 73
1. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 73
2. Bagi SLB ... 73
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 74
ABSTRACT
LIBRARY SERVICE MODEL IN SLB
By Sarliaji Cayaraya
There are two aspects that be face to face background this research. First is the nasty conditon of school library in SLB. The second is some studies show many ideally school library services that can be implemented in SLB from literacy study by the researcher. The purpose of this research is to make students, teachers, and parents in SLB easier to get information services from the library by formulating a library service model. This research uses qualitative approach and descriptive method. Based on these, it results a hypothetical library service model in SLB. In a hypothetical library service model, some library services are included by vision, mision, goals, and the functions of the services. It is also determined
in school policy that SLB’s library should cooperate with general school library or other
institutions that have information of accessibility and literacy development. The main component of library service is a collection of books which are suitable and adoptable with the needs of people in the library environment, a service facilities, and operational funds. The research uses integrated service accessibility system that uses two services system at once. Opened and closed services. There are kinds of library services, such as circulation, reading guidence, information service system, consists of library time, story time, audio-visual service, internet service, cross service program, and centered service in school library. The results recommend the Education Institution of West Java Province to plan a training program about the library management and to arrange and carry on monitoring system software and to evaluate the implementation of standard fullfilment. For SLB, the library services implementation should be conducted based on the result of need assessment in order to fullfil the needs of students, teachers, and parents in the case of information accessibility to support learning. For researcher, it recommend to view the school library role in supporting inclusive education implementation by being resource center institution.
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ‘MODEL LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH LAUR BIASA”. Dalam penelitian ini tergambarkan kondisi objektif perpustakaan SLB sekarang ini.
Diungkapkan pula kajian-kajian mengenai konsep layanan perpustakaan sekolah yang ideal dari studi leterasi yang dilakukan peneliti. Berdasarkan dua aspek tersebut dirumuskanlah model hipotetik sebuah layanan perpustakaan di sekolah luar biasa. Penelitian yang dilakukan bertujuan mempermudah akses layanan informasi di perpustakaan SLB bagi peserta didik, guru, dan orangtua melalui perumusan model layanan perpustakaan SLB. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kolaborasi. Teknik pengumpulan data dalam mengungkap kondsi objektif layanan perpustakaan SLB dengan melakukan wawancara dan observasi, kemudian berdasarkan kondisi objektif yang diungkap dan berdasarkan kajian-kajian pustaka mengenai layanan perpustakaan sekolah yang ideal maka dirumuskan sebuah model hipotetik layanan perpustakaan SLB, dan rumusan tersebut divalidasi dengan teknik Delphi dengan sumber informasi dua tenaga ahli yaitu seorang pustakawan dan seorang praktisi pengelola perpustakaan sekolah. Hasil penelitian ini, adalah model hipotetik layanan perpustakaan SLB, bahwa ditetapkan arah layanan perpustakaan SLB melalui visi, misi, serta tujuan dan fungsi layanan. Ditetapkan pula dalam kebijakan sekolah bahwa perpustakaan SLB harus bekerjasama dengan perpustakaan sekolah lainnya, perpustakaan umum, atau instansi terkait dengan akses informasi dan pengembangan literasi. Setelah itu adanya komponen utama layanan yang harus ada dalam perpustakaan SLB yaitu koleksi buku yang disesuaikan, tenaga pengelola, sarana prasarana yang diadaptasikan sesuai kebutuhan pemustaka di SLB, fasilitas layanan sesuai kebutuhan pemustaka di SLB, dan dana operasional. Sistem layanan yang digunakan adalah sistem akses layanan campuran yaitu menerapkan dua sistem layanan sekaligus, layanan terbuka dan layanan tertutup. Jenis kegiatan layanan perpustakaan SLB yaitu layanan sirkulasi, bimbingan pembaca, program layanan informasi yang terdiri dari jam perpustakaan, jam bercerita, layanan audio visual, layanan internet, layanan silang layan, dan layanan terpusat perpustakaan SLB. Direkomendasikan bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memprogramkan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan dan menyusun dan melaksanakan perangkat sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan standar tersebut. Bagi SLB penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB dilakukan berlandaskan need asesment sehingga layanan yang diberikan memenuhi kebutuhan peserta didik, guru, dan orangtua akan akses informasi yang diperlukan dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya disarankan dengan mencoba mengimplementasikan model hipotetik layanan perpustakaan SLB dalam penelitian ini di SLB-SLB yang ada.
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
i DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRACT ... ii
ABSTAK ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL dan GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Fokus Penelitian ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 8
D.Manfaat Penelitian ... 8
E. Metode Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A.Layanan Perpustakaan Sekolah ... 11
B.Perpustakaan SLB ... 18
C.Anak Berkebutuhan Khusus dan Layanan Perpustakaan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
B.Desain Penelitian ... 31
C.Pendekatan Penelitian ... 32
D.Definisi Operasional ... 33
E. Instrument Penelitian ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G.Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A.Hasil Penelitian ... 38
1. Kondisi Objektif Layanan Perpustakaan SLB ... 38
a. Kebijakan Layanan Perpustakaan SLB ... 38
b. Pendanaan dan Fasilitas Layanan Perpustakaan SLB ... 40
c. Tenaga Pengelola Layanan Perpustakaan SLB ... 41
d. Kegiatan Layanan Perpustakaan SLB ... 42
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
2. Perumusan Model Layanan Perpustakaan SLB ... 44
B.Pembahasan ... 64
1. Kondisi Objektif Perpustakaan SLB ... 64
2. Model Layanan Perpustakaan SLB ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 70
A.Kesimpulan ... 70
B.Rekomendasi ... 73
1. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 73
2. Bagi SLB ... 73
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Kita semua menyadari bahwa dalam upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berkualitas tinggi demi tercapainya kemajuan suatu bangsa
bergantung dan tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan
pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan
pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di
sekolah adalah perpustakaan. Wien Muldian (2008:2) menjelaskan pengertian
perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu sebagaimana dikemukakannya
bahwa:
Pada abad ke-19 perpustakaan didefinisikan sebagai suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu, kemudian ALA (The American Library Association) menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan.
Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada “pengelompokkan” perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah perpustakaan menjadi
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari perkembangan teknologi informasinya perpustakaan berkembang dari
3
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perpustakaan “virtual”. Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan
pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya. Kemudian juga dilihat dari
perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak bermunculan
istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan anak-anak,
perpustakaan sekolah, perpustakaan akademik (perguruan tinggi), perpustakaan
perusahaan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini mengarah kepada
penelitian tentang permasalahan perpustakaan sekolah.
Dalam kata pengantar Standar Nasional Perpustakaan Sekolah oleh
Dady P Rachmananta (2006:4), seorang Kepala Perpustakaan Nasional RI
mengatakan bahwa “perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan
unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan
bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran”. Artinya,
penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi
sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum,
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan
penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di
sekolah.
Fungsi perpustakaan sekolah dalam peranannya di dunia pendidikan
mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan
seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, pusat penelitian sederhana yang
memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya, pusat
membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan), pusat belajar mandiri bagi siswa. Dari beberapa fungsi tersebut
4
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Memans dan Lamang (2008:4) seiring dengan perkembangan
zaman dan tuntutan pendidikan yang semakin mendesak dan mengalami
paradigma baru dalam praktik antara lain:
1. Waktu berubah, dan kebutuhan berubah pula, yakni pendidikan selalu
berkembang dan berubah. Dari pendekatan mengajar secara tradisionl ke arah
aspek modern yang melibatkan sitem multimedia dan komunikasi elektronik.
Pencarian jawaban yang tepat sekarang ini tidak cukup dari satu sumber saja. Begitu juga keseimbangan antara “content dan “process” dalam ruang lingkup filsafat pendidikan. Yang dimaksud “content” adalah text book (bahan ajar) dan examination (ujian) . Sedangkan “process” mengedepankan proses penggunaan aneka ragam sumber belajar dalam pembelajaran ( teaching).
2. Landasan filosofis pendidikan yang berubah akan membuat perubahan dalam
pedagogi, yakni:
a. Dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Siswa lebih banyak
terlibat dalam pembelajaran dan guru bertindak sebagai fasilitator.
b. Dari pembelajaran berdasarkan bahan ajar menjadi pembelajaran
berdasarkan sumber belajar (from text book based learning to resource
based learning);
c. Dari penilaian sumatif produk menjadi penilaian formatif proses (From
summative assessment of products to formative assessment of process).
Dan apabila perubahan dalam pedagogi ini terjadi, maka peran
perpustakan sekolah akan menjadi signifikan dalam pembelajaran di sekolah
khususnya sistem belajar mengajar. Selanjutnya akan terimbas perubahan
perpustakaan sekolah dari hanya berperan sebagai ‘layanan penunjang”
(supportive service) menjadi mitra proses pembelajaran yang aktif. Dan juga
perpustakaan sekolah berubah dari penyedia informasi tercetak menjadi koleksi
multimedia dinamis yang menyediakan informasi lengkap yang berhubungan
5
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan
sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi,
termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan sekolah di antara para pustakawan
sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. Dalam menjembatani upaya
ini International Federation of Library Association (IFLA), sebuah asosiasi
perpustakaan tingkat dunia yang bernaung dalam UNESCO, tahun 2000 telah
menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah, yang dinamakan
Manifesto Perpustakaan Sekolah dalam pendidikan dan tenaga pendidikan untuk
semua atau lebih dikenaldengan Panduan Perpustakaan Sekolah. Panduan
tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan sekolah di daerah dan negara
masing-masing.
Panduan Perpustakaan Sekolah (Tove Pemmer Saetre dan Glenys
Willars, 2002:5) mengatakan bahwa “Setiap Pemerintah melalui kementerian
yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan harus mengembangkan strategi,
kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
Manifesto ini”. Panduan ini disusun agar para pengambil kebijakan di tingkat
nasional dan lokal di seluruh dunia mengetahui dan memberikan dukungan serta
bimbingan kepada komunitas perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna
membantu sekolah-sekolah agar dapat menerapkan prinsip yang dinyatakan
dalam manifesto ini. Penulisan naskah panduan tersebut melibatkan banyak
orang di banyak negara dengan latar belakang situasi yang berbeda-beda serta
mencoba memenuhi kebutuhan semua jenis sekolah, baik sekolah umum
maupun sekolah khusus. Panduan ini harus dibaca dan digunakan dalam konteks
setempat.
Panduan Perpustakaan Sekolah yang dirumuskan oleh IFLA UNESCO
didalamnya mengungkapkan aspek-aspek yang harus dikembangkan dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah, yaitu meliputi kebijakan dan misi
6
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perpustakaan sekolah, peningkatan ketenagaan (staf) dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah, pengembangan program layanan dan kegiatan perpustakaan sekolah, dan bagaimana mempromosikan layanan perpustakaan sekolah juga mempromosikan kemampuan peserta didik melalui kegiatan-kegiatan perpustakaan sekolah.
Nasution (Memans dan Lamang, 1992:2) mengatakan bahwa “layanan
perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan sekolah. Dengan
kata lain, perpustakaan sekolah identik dengan layanan karena tidak ada
perpustakaan sekolah jika tidak ada kegiatan layanan”. Layanan perpustakaan
sekolah adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa
perpustakaan. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya layanan perpustakaan
sekolah adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.
Aktivitas layanan perpustakaan sekolah dan informasi berarti
penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi
kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan sekolah. Perpustakaan
memberikan layanan bahan pustaka kepada warga sekolah adalah agar bahan
pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh warga
sekolah pengguna perpustakaan.
Bagaimana keberadaan dan peran perpustakaan sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di Provinsi Jawa Barat?, fakta yang
ada keberadaan perpustakaan SLB di Provinsi Jawa Barat terabaikan bahkan
terlupakan sebagai penunjang proses belajar dan mengajar di sekolah. Sebagai
bukti tidak ada satupun dalam program kerja Bidang PLB Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat yang mencantumkan rencana pengembangan perpustakaan
SLB sebagai sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar di SLB.
Padahal berdasarkan instrument evaluasi diri sekolah (EDS untuk SLB) di
Provinsi Jawa Barat tahun 2010-2011 yang salah satu aspeknya mengungkap
tentang standar sarana prasarana, ditemukan hanya beberapa SLB saja yang
7
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan data dari Gugus 50 SLB Kabupaten Bandung, bahwa dari enam
SLB yang berada di wilayahnya hanya dua SLB yang mempunyai ruangan
perpustakaan sesuai standar. Jadi dalam satu gugus SLB Provinsi Jawa Barat
keberadaan perpustakaan SLB menurut peneliti dari segi fasilitas belum
memadai, apalagi dalam segi kemudahan akses memperoleh informasi sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, guru dan orangtua sehingga dapat menjadi
sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar di SLB.
Belum lagi permasalahan fasilitas perpustakaan SLB mulai dari
ruangan yang tidak mengakomodir kebutuhan pengguna yakni peserta didik,
guru dan orangtua. Kemudian desain tata letak yang tidak memperhatikan aspek
estetika dan tidak menunjukkan perpustakaan dapat difungsikan dengan baik. Arus “lalu lintas” pengguna terutama peserta didik dengan hambatan tunadaksa kurang memperhatikan kenyamanan, keselamatan, dan keamanan. Ketiadaan
sarana prasarana pendukung layanan perpustakaan yang ramah seperti rak buku
yang mudah di jangkau, kursi atau tempat duduk yang nyaman, serta meja yang
terlalu tinggi untuk digunakan. Secara umum penampilan estetis perpustakaan
SLB kurang memberikan rasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk
memanfaatkan waktunya di perpustakaan.
Selain itu selama ini SDM pengelola perpustakaan SLB mengandalkan
peran guru. Sedangkan pengetahuan guru tentang tata cara pengelolaan
perpustakaan sangat minim. Tidak adanya kerjasama antara guru SLB dengan
pustakawan sebagai tenaga profesional di bidang pengelolaan perpustakaan.
Kerjasama antara guru dan pustakawan di sekolah merupakan hal penting dalam
memaksimalkan potensi layanan perpustakaan sebagai sarana prasarana
pendukung proses pembelajaran.
Peranan perpustakaan SLB belum berfungsi sebagai sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar. Seperti yang terjadi di SLB
peneliti dimana peneliti mengajar di SLB tersebut. Peserta didik tidak tertarik
8
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses pembelajaran. Guru tidak pernah memanfatkan perpustakaan sekolah
sebagai pendukung proses mengajar atau mencari bahan dan media untuk
kegiatan mengajarnya. Apalagi orangtua peserta didik, mungkin tidak
terpikirkan oleh mereka untuk mencari pengetahuan dan informasi di
perpustakaan SLB dalam rangka membimbing dan membantu anaknya
mengatasi permasalahan belajarnya di rumah. Guru dan orang tua peserta didik
belum menyadari akan pentingnya peranan perpustakaan sekolah sebagai
penunjang kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.
Kemudahan akses informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik,
guru, dan orangtua yang tidak didapatkan di perpustakaan SLB selama ini.
Hal ini karena ketiadaan koleksi bahan pustaka atau buku-buku yang memenuhi
kebutuhan pengguna terutama peserta didik yang mempunyai hambatan
sehingga memerlukan bahan pustaka atau buku yang sesuai dan dapat diakses
dengan mudah oleh mereka. Kemudian guru dan orang tua peserta didik yang
membutuhkan informasi berkaitan dengan pendidikan, informasi dan
pengembangan pribadi berdasarkan kurikulum yang berlaku. Tidak adanya
kerjasama perpustakaan SLB dengan perpustakaan umum atau perpustakaan
daerah, taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan lainnya dalam rangka saling
mengisi dan bertukar koleksi bahan pustaka. Sehingga perkembangan koleksi
yang terus menerus menjamin pengguna memperoleh pilihan terhadap materi
baru secara tetap.
Kalau permasalahan yang terjadi pada perpustakaan SLB ini dibiarkan maka keberadaan dan peranan perpustakaan SLB sebagai penunjang proses belajar mengajar tidak berfungsi secara optimal.
Sesungguhnya peranan perpustakaan SLB dapat dibuat sebagai sarana bagi
peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dalam mengatasi hambatan
belajarnya, menemukan sendiri pemahaman dalam proses belajarnya, dan
menciptakan suasana yang menyenangkan yang bersifat rekreatif sehingga tidak
9
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bethany Lafferty (2011:2) dalam posting blognya mengatakan bahwa:
Dibeberapa negara sudah banyak sekali program-program untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus dan orang tua mereka, dan berhasil mengintegrasikan populasi ini ke dalam program layanan perpustakaan sekolah yang ada. Sistem layanan perpustakaan sekolah sangat aksesibel terhadap kebutuhan anak dengan kebutuhan khusus baik dari koleksi pustaka atau buku yang sudah disesuaikan dengan kemampuan dan hambatan anak berkebutuhan khusus. Sedangkan tujuan utama dari program kegiatan yang dilakukan perpustakaan sekolah bertujuan untuk memberikan prilaku pemodelan bagi orangtua dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak-anak mereka.
Oleh karena itu atas dasar kondisi perpustakaan SLB di atas dan dalam
upaya mewujudkan layanan perpustakaan SLB yang aksesibel baik dari aspek
koleksi pustaka atau buku-bukunya yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan anak berkebutuhan khusus di SLB, juga dari aspek fasilitas yang
memperhatikan aksesibilitas mereka, serta dari aspek-aspek lainnya seperti
program kegiatan dan lain sebagainya, dan mengakomodir kebutuhan guru di
SLB dan orangtua peserta didik di SLB, maka melalui penelitian ini, peneliti
bermaksud membuat rancang bangun suatu model layanan perpustakaan SLB
yang menarik, mudah di akses, dan mampu mengakomodir kebutuhan pengguna
yaitu peserta didik, guru, dan orangtua.
B.Fokus Penelitian
1. Kondisi objektif perpustakaan sekolah selama ini di 10 SLB yang berada di
Kabupaten Bandung. Kondisi objektif yang akan diungkap yaitu mengenai:
a. Kebijakan mengenai penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB
b. Pendanaan dan Fasilitas Layanan perpustakaan SLB
c. Tenaga Pengelola Perpustakaan SLB
d. Kegiatan Layanan Perpustakaan SLB
2. Perumusan model layanan perpustakaan SLB berdasarkan kondisi objektif
dan kajian-kajian pustaka mengenai pengembangan perpustakaan sekolah
10
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan merumuskan model layanan
perpustakaan SLB untuk mempermudah akses layanan informasi di
perpustakaan SLB bagi peserta didik, guru, dan orangtua.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis tentang layanan perpustakaan sekolah bagi abk. Manfaat penelitian ini
diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Dapat menghasilkan model layanan perpustakaan SLB yang fleksibel,
adaptif, proaktif, dan kreatif.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi SLB dan lembaga
induk pembina sekolah (Dinas Pendidikan) dalam menyelenggarakan layanan
perpustakaan sekolah yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan kreatif untuk
mempermudah akses layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna
yaitu peserta didik di SLB, guru dan tenaga kependidikan, serta orangtua
peserta didik demi menunjang dan mendukung keberhasilan proses
pembelajaran.
E.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kolaboratif dengan pendekatan kualitatif. Metode berfokus pada
pengumpulan dan analisis data kualitatif, tergambarkan pada tahapan penelitian
sebagai berikut:
Tahap I
Pada tahap I dilakukan proses pengumpulan data mengenai kondisi
11
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tehnik wawancara dan observasi di 10 SLB yang berada di Kabupaten Bandung.
Hasil data yang diperoleh adalah data kualitatif dan akan dianalisis.
Tahap II
Tahap II ini peneliti merumuskan model hipotetik layanan perpustakaan
SLB yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan kreatif berdasarkan kondisi objektif
perpustakaan SLB saat ini dan kajian-kajian pustaka tentang konsep
layanan-layanan perpustakaan sekolah yang ideal. Kemudian divalidasi melalui tehnik
Delphi dengan sumber informasi tenaga ahli yaitu seorang pustakawan dan
seorang praktisi yang berpengalaman mengelola perpustakaan sekolah.
F. Struktur Organisasi Tesis
Rincian urutan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang Penelitian
b. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Metode Penelitian
f. Struktur Organisasi Tesis
Bab II Kajian Pustaka
Berisi pemaparan tentang layanan perpustakaan di SLB yang fleksibel,
adaptif, proaktif, dan kreatif untuk mempermudah akses layanan informasi
sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu peserta didik di SLB, guru dan
tenaga kependidikan, serta orangtua peserta didik demi menunjang dan
mendukung keberhasilan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
penelitian.
Bab III Metode Penelitian
a. Lokasi Dan Subjek Penelitian
12
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pendekatan Penelitian
d. Definisi Operasional
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Instrumen Penelitian
g. Analisis Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
b. Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan sebuah upaya sistematis dalam rangka menemukan
suatu pemecahan dalam bidang kajian tertentu baik secara teoritis maupun praktis.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan metode yang tepat agar penelitian tersebut
dapat berjalan dengan efektif. Metode tersebut sangat diperlukan agar penelitian
dapat dilakukan secara sistematis, terarah, serta sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana penelitian.
Demikian pula halnya dalam pelaksanaan penelitian ini, maka pada bab III
membahas mengenai metode penelitian. Aspek-aspek tersebut diuraikan sebagai
berikut:
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah SLB yang
ada di Gugus 50 Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan
alasan praktis, dimana layanan perpustakaan sekolah belum berjalan walau
sudah ada sarananya dan subjek dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan
peneliti relatif mudah diperoleh dari SLB-SLB tersebut.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah yang merupakan
seorang manajerial dalam pengelolaan sekolah termasuk pengelolaan
perpustakaan SLB, sehingga sangat dibutuhkan informasi darinya untuk
memberi gambaran kondisi yang ada tentang perpustakaan SLB.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian ini dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut:
a. Tahap I
Pada tahap I dilakukan proses pengumpulan data mengenai kondisi
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tehnik wawancara dan observasi di 10 SLB yang berada di Kabupaten Bandung.
34
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi Kondisi Objektif Perpustakaan SLB tentang:
1. Kebijakan penyelenggaraan perpustakaan SLB
2. Pendanaan dan fasilitas perpustakaan SLB
Tahap II ini peneliti merumuskan model hipotetik layanan perpustakaan
SLB yang fleksibel, adaptif, proaktif, dan kreatif berdasarkan kondisi objektif
perpustakaan SLB saat ini dan kajian-kajian pustaka tentang konsep
layanan-layanan perpustakaan sekolah yang ideal. Kemudian divalidasi melalui tehnik
Delphi dengan sumber informasi tenaga ahli yaitu seorang pustakawan dan
seorang praktisi yang berpengalaman mengelola perpustakaan SLB. Teknik
Delphi yang dimaksud yaitu proses komunikasi dalam diskusi dengan tidak
menghadirkan atau tidak bertatap muka dengan para ahli yang dipilih sesuai
bidang yang dibahas untuk menentukan atau mengembangkan alternatif dalam
menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini untuk menentukan atau
mengembangkan model layanan perpustakaan yang dapat diimplementasikan
di SLB sesuai dengan berbagai kebutuhan penggunanya.
Desain penelitian dalam tahap I dan tahap II tersebut dapat diperjelas
melalui gambar alur berikut: TAHAP
I
KEGIATAN HASIL
35
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Desain Penelitian
C.Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kolaboratif, dimana metode deskriptif kolaboratif adalah metode
penelitian yang berupaya memecahkan masalah dari berbagai pertanyaan yang
timbul dari masalah yang sedang dihadapi pada masa tersebut atau pada masa
sekarang, bersama-sama dengan subjek penelitian.
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh data yang komprehensif dan mendalam mengenai kebijakan
penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB, pendanaan dan fasilitas layanan
perpustakaan SLB, tenaga pengelola perpustakaan SLB, dan kegiatan layanan
perpustakaan SLB.
D.Definisi Operasioal
1. Model Layanan
Model layanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model hipotetik,
dimulai dengan penetapan kebijakan yang tertuang dalam visi misi
perpustakaan SLB, prosedur pelaksanaan kegiatan layanan, dan kerjasama
perpustakaan SLB dengan instansi-instansi terkait. Kemudian teknis layanan
perpustakaan SLB dengan menentukan komponen utama layanan, tujuan dan
fungsi layanan, sistem akses layanan, kemudian jenis kegiatan layanan
perpustakaan SLB. Kegiatan layanan perpustakaan SLB yang dimaksud
dalam model hipotetik ini adalah layanan sirkulasi bahan pustaka, layanan
bimbingan pembaca, layanan jam perpustakaan, layanan jam bercerita,
layanan audio visual, layanan internet, layanan silang layan, layanan terpusat
pepustakaan SLB.
36
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perpustakaan SLB adalah perpustakaan yang berada dalam suatu SLB yang
kedudukan dan tanggung jawabnya berada ditangan Kepala SLB.
Perpustakaan SLB melayani peserta didik di SLB, guru dan tenaga
kependidikan lainnya, serta orangtua peserta didik dalam memperoleh akses
informasi, sumber dan media belajar, referensi dalam melakukan kegiatan
pemecahan permasalahan belajar, dan penunjang keberhasilan proses
pembelajaran.
3. Layanan perpustakaan SLB adalah salah satu kegiatan teknis yang terdiri dari
unsur komponen utama layanan, menentukan tujuan, fungsi layanan dan
sistem akses layanan perpustakaan SLB, kemudian melaksanakan jenis
kegiatan layanan di perpustakaan SLB yang memenuhi kebutuhan dan
keperluan pengguna jasa perpustakaan SLB yakni peserta didik di SLB, guru
dan tenaga kependidikan, serta orangtua peserta didik dalam memperoleh
kemudahan akses informasi, sumber dan media belajar, referensi untuk
mendukung dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Jenis kegiatan
yang dimaksud seperti yang tercantum pada definisi operasional no 1.
E.Instrument Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama yaitu peneliti
sendiri. Peneliti sekaligus menjadi perencana, pelaksana pengumpul data,
menganalisis, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman
observasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tahap I
a. Wawancara
Teknik ini digunakan dengan melakukan wawancara secara mendalam
37
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbuka agar pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan data yang
diperlukan sehingga sangat dimungkinkan bagi peneliti untuk menggali
informasi yang berkaitan dengan penelitian yang belum tercantum dalam
pedoman wawancara.
Teknik wawancara dilakukan untuk menggali data secara objektif dari
subyek penelitian yang merupakan pelaku/stakeholder yang langsung terlibat
dalam pengelolaan perpustakaan SLB, sehingga data yang diperoleh
benar-benar merupakan hasil empiris dari subyek penelitian tersebut.
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menggali data mengenai
kebijakan penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB, pendanaan dan
fasilitas layanan perpustakaan SLB, tenaga pengelola perpustakaan SLB,
kegiatan layanan perpustakaan SLB.
b. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
pengelolaan dan kegiatan di 10 perpustakaan SLB yang berada di Kabupaten
Bandung. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini
dikembangkan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan.
Pada kegiatan observasi, peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehingga
peneliti hanya mengamati apa yang terjadi secara alami.
Observasi dilakukan dengan alasan untuk mengamati secara langsung
kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian, sehingga dapat
membandingkan antara keterangan hasil wawancara dengan hasil
pengamatan.
2. Tahap II
Perumusan model layanan perpustakaan SLB dengan melakukan
kajian-kajian literasi tentang konsep layanan perpustakaan sekolah yang ideal
dan layanan perpustakaan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan
38
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan kajian-kajian literasi yang ada, maka dirumuskan rancangan model
layanan perpustakaan SLB.
G.Analisis Data 1. Tahap I
Data yang diperoleh dari tahap I ini adalah data kualitatif yang
diperoleh melalui proses wawancara dan observasi. Data yang terkumpul akan
dianalisis dan diolah dengan teknik sebagai berikut:
1. Reduksi data, yakni untuk memisahkan data yang diperlukan dan kurang
diperlukan.
2. Display data dalam bentuk deskripsi sehingga memudahkan untuk membaca
dan memaknai data yang terkumpul.
3. Interpretasi data yakni menafsirkan data yang terkumpul untuk disimpulkan
dengan melihat keterkaitan atau hubungan antara bagian/aspek yang satu
dengan yang lainnya sehingga dapat diambil makna penting dari penelitian
yang telah dilakukan.
Agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
maka dilakukan langkah-langkah secara sistematis dalam Tahap I ini yaitu:
1. Orientasi lapangan
Orientasi bertujuan untuk mengetahui pemetaan masalah yang akan
diteliti sehingga jelas dan terarah. Dari kegiatan orientasi ini terinventarisir
segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian. Kegiatan
orientasi memberikan bekal bagi peneliti untuk merumuskan fokus masalah
dengan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian dan inilah
embrio dari masalah penelitian yang akan diteliti.
2. Eksplorasi
Pada langkah ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang akan
mendukung pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data. Peneliti
dokumen-39
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dokumen penting yang berhubungan dengan penelitian dan fokus masalahnya
serta melakukan pengamatan langsung/observasi terhadap aktivitas yang
berhubungan dengan fokus masalah penelitian. Pada tahap ini peneliti dapat
mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin sehingga dapat dijadikan
bahan analisis dan pembahasan.
3. Member check
Pada langkah ini, yang dilakukan adalah membuat laporan hasil
penelitian. Maksudnya setelah seluruh data yang diinginkan telah berhasil
dikumpulkan, kemudian dilakukan pengecekan dengan benar untuk mencapai
keabsahan, serta relevansi data dengan permasalahan yang diajukan
sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar data-data yang diperoleh menjadi
valid, reliable dan obyektif, serta hasil penelitian terhindar dari bias-bias
tertentu. Sarana operasional pada langkah member check adalah:
a. Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul dengan
melakukan perbandingan substansi penelitian seperti yang disusun dalam
pedoman penelitian dan relevansinya dengan permasalahan penelitian.
b. Apabila data yang dikumpulkan ada yang belum lengkap, maka peneliti
meminta ulang kepada sumber utama sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya.
c. Meminta kejelasan dan kepastian, apabila terdapat pernyataan yang tidak
jelas dari subyek penelitian dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan
kepada pihak lainnya.
d. Jika pada saat member check berlanjut ternyata ditemukan data dan
informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui
klarifikasi dengan subyek penelitian melalui media komunikasi yang
memungkinkan seperti telepon, email, dan sebagainya.
e. Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan
40
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif (Moleong, 2005:330). Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka
Moleong (2005:331) memberikan cara-cara yaitu:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi .
3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
2. Tahap II
Rumusan model layanan perpustakaan SLB divalidasi melalui tehnik
Delphi, yaitu meminta pendapat dan masukan dari para ahli untuk perbaikan
dengan tidak menghadirkan ahli tersebut pada suatu forum diskusi, tetapi
melalui media sosial, email, dan lainnya, sehingga terciptanya model layanan
perpustakaan SLB yang dapat mempermudah akses layanan informasi bagi
peserta didik di SLB, guru, dan orangtua peserta didik.
Para ahli yang diminta pendapat dan masukannya tentang rumusan
model layanan perpustakaan SLB yaitu satu orang pustakawan dan satu orang
praktisi tenaga pengelola perpustakaan SLB yang sudah lama mengurusi
41
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian mengenai model layanan
perpustakaan SLB disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi objektif layanan perpustakaan SLB hanya memprioritaskan layanan
pada hal menyediakan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan peserta didik
maupun guru. Perpustakaan SLB dapat mengembangkan program layanan
bukan hanya sebatas pinjam meminjam buku tetapi program layanan yang
lebih proaktif, inovatif, rekreatif, kreatif, dan adaptif. Sarana dan prasarana
yang minim merupakan kondisi pada umumnya di setiap perpustakaan SLB.
Luas lahan sekolah yang terbatas mempengaruhi kondisi sarana prasarana
perpustakaan SLB, ada juga luas lahan sekolah yang memadai tetapi
penempatan ruangan perpustakaan yang sulit dijangkau oleh peserta didik
yang menggunakan kursi roda dan tunanetra, tidak aksesibel. Perpustakaan
SLB hanya menyediakan buku yang berkitan dengan pelajaran dan kurikulum
saja., tidak mengembangkan untuk mempunyai koleksi buku dengan
teknologi adaptif seperti buku-buku audio, buku dengan CD, buku, film, buku
dengan piktogram, atau buku video dengan gambar sistem isyarat tangan,
buku gambar sentuh (taktil), buku-buku bergambar dalam huruf Braile untuk
anak-anak, dan materi perpustakaan lainnya yang adaptif bagi anak
berkebutuhan khusus. Pengelola perpustakaan SLB tidak banyak mengetahui
bagaimana cara mengelola perpustakaan Slb dan memberikan layanan
perpustakaan yang baik sesuaidengan kebutuhan para penggunanya di SLB.
Perpustakaan SLB belum menggupayakan untuk menjalin kerjasama dengan
berbagai lembaga dan organisasi yang terkait dengan pengadaan literasi dan
minat baca, dalam rangka mengembangkan koleksi dan meningkatkan
73
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Berdasarkan kondisi objektif perpustakaan SLB saat ini, dan setelah
melakukan kajian-kajian pustaka mengenai konsep layanan perpustakaan
sekolah, maka melalui proses validasi yang dilakukan dengan meminta
pendapat ahli ilmu perpustakaan dan praktisi pengelola perpustakaan sekolah,
maka terciptalah model layanan perpustakaan SLB seperti tergambar dalam
bagan alir sebagai berikut:
dengan layanan informasi dan komunikasi dengan berbasis ICT.
Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Layanan
1.Mensosialisasikan rancangan model layanan perpustakaan SLB yang peneliti buat kepada pengambil kebijakan di sekolah yaitu kepala sekolah dan kepada tenaga pengelola perpustakaan SLB yaitu guru yang diberi tugas untuk mengelola perpustakaan SLB.
2.Pengorganisasian layanan perpustakaan SLB, seperti koordinator layanan yaitu guru pustakawan atau yang diberi tugas untuk mengelola, tenaga teknis pelaksanaan layanan yaitu tenaga yang sengaja dipekerjakan di perpustakaan SLB atau relawan-relawan
perpustakaan SLB dapat melibatkan orangtua peserta didik yang bersedia membantu layanan perpustakaan SLB.
3.Implementasi kegiatan dengan membuat jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
4.Evalusi model layanan perpustakaan SLB yang sudah diimplementasikan.
Kebijakan dalam VISI dan MISI
1) Visi
Perpustakaan SLB dalam pendidikan dan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. informasi yang fungsional bagi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhannya untuk kemandiriannya hidup di masyarakat.
b.Menyediakan dan mengembangkan sarana prasarana perpustakaan SLB yang aksesibel sesuai kebutuhan peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan memiliki rasa bertanggung jawab.
74
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dan Fungsi Layanan Perpustakaan SLB
Komponen Utama Layanan:
1. Bahan pustaka/koleksi buku yang disesuaikan dengan
hambatan peserta didik di SLB 2. Tenaga pengelola / guru pustakawan 3. Sarana prasarana perpustakaan 4. Fasilitas layanan
5. Dana operasional
Sistem Akses Layanan
Perpustakaan SLB
Jenis Kegiatan Layanan
Perpustakaan SLB
Sistem akses layanan
campuran (mixed acces),
yaitu menerapkan dua
sistem pelayanan sekaligus,
layanan terbuka dan
layanan tertutup.
Layanan secara tertutup untuk koleksi referensi,
deposit, makalah atau
karya tulis ilmiah,
sedangkan untuk koleksi
lainnya menggunakan
akses layanan terbuka.
1. Menyiapkan bahan
75
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Rekomendasi
Setelah penelitian mengenai model layanan perpustakaan SLB ini selesai
dilakukan, dan hasilnya seperti yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya
peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak terkait
sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
a. Dalam upaya memenuhi Standar Sarana Prasarana SLB sesuai dengan
Permendiknas no 33 Tahun 2008, maka salah satunya setiap SLB wajib
mempunyai ruang perpustakaan dan memberikan layanan perpustakaan
dalam rangka memberikan akses informasi yang dibutuhkan peserta didik,
guru, dan orang tua untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Maka
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat hendaknya memprogramkan
pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan yang baik sehingga mengubah
cara pandang guru dan tenaga kependidikan tentang peran dan fungsi
perpustakaan SLB dalam mendukug proses pembelajaran.
b. Mencoba mengimplementasikan model layanan perpustakaan SLB dalam
penelitian ini dalam rangka mempermudah akses layanan informasi yang
dibutuhkan peserta didik, guru, dan orang tua melalui unit kegiatan
perpustakaan SLB.
2. Bagi SLB
a. Penyelenggaraan layanan perpustakaan SLB dilakukan sesuai dengan
kebutuhan penguna sehingga layanan yang diberikan memnuhi kebutuhan Peserta Didik
76
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik, guru, dan orangtua akan akses informasi yang diperlukan
dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran.
b. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi tenaga pengelola perlu dilakukan
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tentang tata cara pengelolaan
perpustakaan SLB yang baik dan dapat mendukung keberhasilan
pembelajaran di sekolah.
c. Pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan
lembaga-lembaga pengelola perpustakaan seperti Perpusnas, Perpusda, BAPAPSI,
atau lembaga-lembaga yang mengelola tentang literasi-literasi dan minat
baca.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk mengkaji Perpustakaan
Sekolah terutama yang memberikan layanan perpustakaan bagi anak
berkebutuhan khusus, maka disarankan dengan mencoba
mengimplementasikan model hipotetik layanan perpustakaan SLB dalam
penelitian ini di SLB-SLB yang ada dengan menggunakan metode research and
77
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Achmad, Mahmud, (2008). Tehnik Simulasi dan Permodelan, Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Creswell, Jhon W, (2010), Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan mixed, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Bidang Pendidikan Luar Biasa. (2005). Pedoman Implementasi Pendidikan Inklusif di Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2004). Action Plan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2005, Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Hidayat, (2005). Pengelolaan Kelas Inklusif di Sekolah Dasar Reguler. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
IFLA/UNESCO. (2000). Manifesto/Pedoman Perpustakaan Sekolah.
[Online]. Tersedia: http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm [24 September 2013]
Jhonsen Berith dan Skorjen M. (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus, Sebuah
Pengantar. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.
Lexy J. M. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosda Karya.
Lafferty, Bethany. (2011). Layanan Perpustakaan Untuk Anak Berlebutuhan
Khusus. [Online]. Tersedia: http://nichcy.org/state-organization-search-by-state.Blogger Bethany Lafferty [17 Juli 2013]
Mark Plus, Tim. (2011). Meningkatkan Performansi Perpustakaan. Makalah pada pelatihan PerpuSeru. Bandung.
Memans dan Lamang. (2008). Layanan Perpustakaan Sekolah dan Jasa Rujukan. [Online]. Tersedia di http://www.fajar.co.id/ Powered by WordPress.com/. [13 Febuari 2013].
Sarliaji Cayaray, 2014
Model layanan perpustakaan sekolah luar biasa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muldian, Wien. (2008). Manajemen Pengelolaan Perpustakaan Sekolah: Kajian Perpustakaan Sekolah. Makalah pada kegiatan pembinaan perpustakaan Sekolah Dasar, Bogor.
Nurochman, Arif. (2012). Perpustakaan Sekolah Masa Depan.
[Online]. Tersedia di http://nichcy.org/state-organization-search-by-state/blogger/arifnurochman/2012 [17 Juli 2013]
Pyper, J. (2011). Planning Library Programs For Children With Special Needs. [Online].
Tersedia di http:// www.ontarioearlyyears.ca./2011. [13 Febuari 2013].
Pedoman Karya Tulis Ilmiah UPI, (2012), Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Sinar Grafika.
Permendiknas No 33. (2008) tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah Luar
Biasa, Jakarta: Depdiknas.
Perpustakaan Nasional RI. (2011). Standar Nasional Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Perpusnas RI.
Perpustakaan Nasional RI, (2011). Standar Nasional Indonesia Bidang
Perpustakaan dan Kepustakawanan, Jakarta: Perpusnas RI.
Surachman, Arif. (2010). Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Undang-Undang RI No. 43, (2007). Tentang Perpustakaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang RI No. 20, (2003). Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.