• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat lebih memperluas sampel penelitian dalam ruang lingkup tempat penelitian, yaitu lingkup kelurahan tidak hanya pada lingkup RW sehingga hasil penelitian dapat lebih representatif.

2. Variabel yang tidak berhubungan pada penelitian ini yaitu kejernihan air sumur gali perlu diteliti dan ukur hingga pada kualitas air sumur gali untuk dapat memastikan adanya faktor kualitas air sumur gali lain yang dapat mempengaruhi keberadaan jentik Aedes aegypti.

3. Salah satu variabel dalam penelitan ini berupa pencahayaan, dilakukan penggukuran dengan Lux meter hanya di ukur pada ketinggian dari bibir sumur, tidak diukur dari atas permukaan air sumur gali sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pencahayaan secara langsung terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti secara lebih spesifik.

109

DAFTAR PUSTAKA

Adialfian, Hasanudin Ishak, Ruslan La Ane, 2013, Kemampuan Adaptasi Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albipictus dalam Berkembangbiak Berdasarkan Jenis Air, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin, Makasar. Anies, 2006, Manajemen Berbasis Lingkungan, PT Alex Komutindo, Jakarta. Badrah, S dan Hidayah N, 2011, Hubungan antara Perindukan Nyamuk Aedes

aegypti dengan Kasus DBD di Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Kaser Utara, J.Trop.Pharm Chem, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman, Indonesia Volume 1, No 2.

Budiyanto, Anif, 2012, Karakteristik Kontainer terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar. Jurnal Pembangunan Manusia. Volume 6, No 1.

Cecep Dani Sucipto, 2011, Vektor Penyakit Tropis, Gosyan Publishing,Yogyakarta.

Christanto, Philiip, 2004, Ekologi Industri, Andi ,Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2005, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue, Jakarta.

Damanik, 2002, Tempat Perindukan yang Paling Disenangi Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Jenis Sumber Air, Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014

Ditjen PPM & PLP, 2006, Pembrantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN DBD) oleh Jumantik. Depkes RI, Jakarta.

, 2007, Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Depkes RI, Jakarta. , 2010, Pencegahan dan Pembrantasan DBD di Indonesia,

Jakarta.

Djantie T Sambel, 2009, Entomologi Kedokteran, CV Andi Offset, Yogyakarta. Eko Budiarto, 2001, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,

Erik Tapan, 2004, Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, DB dan Thyfus, PT Pustaka Populer Obor, Jakarta.

Fakhriadi, Rudi, Ylidasari Fahrini, Ratna Setyaningrum, 2010, Faktor Resiko DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Payung Kota Banjarbaru, PSKM Universitas Mataram.

Frida N, 2008, Mengenal Demam Berdarah Dengue. CV Pamularsih, Jakarta. G Palupi Susanti Said, 2011, Survei Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti

(spp) pada Sumur Gali Milik Warga Kelurahan Bulusan Kota Semarang (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang), Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.

Gionar, RY , Saptoro Rusmiarto dan Dwiko Susapto, 2001, Sumur sebagai habitat yang penting untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,Buletin Penelitian Kesehatan, 29 (1), Jakarta.

Hasyimi M, Harmany dan Pangestu, 2009, Tempat-Tempat Terkini yang Disenangi Untuk Perkembangbiakan Vektor Demam Berdarah, Media Litbang Kesehatan Volume XIX Nomor 2 Tahun 2009, Hlm71-76.

Hasyimi M. dan Soekirno Mardjan, 2004, Pengamatan Tempat Perindukan Aedes aegypti pada Tempat Penampungan Air Rumah Tangga padaMasyarakat Pengguna Air Olahan, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004, Hlm. 37-42.

Hidayat C, Ludfi Santoso, Hadi Suwasono, 1997, Pengaruh pH Perindukan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Aedes aegypti Pra Dewasa, Cerminan Dunia Kedokteran, No 119.

Juli Soemerat Slamet, 2002, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Kasetyaningsih,T dan Sundari, S, 2006, Perbedaan antara House Indeks yang Melibatkan Pemeriksaan Sumur pada Survei Vektor Dengue di Dusun Pepe, Bantul. Jurnal Kedokteran Yarsi, Yogyakarta, No 14 (1): 034-037.

Lud Waluyo, 2009, Mikrobiologi LIngkungan, UMM Press, Malang.

Medronho, Roberto A, 2009, Aedes aegypti Immature Forms Distribution According to Type of Breeding Site, The American Society of Tropical Medicine and Hygiene 80 (3): 401-404.

Meilson H.E. Sallata, Erniwati dan Makmur Selomo, 2014, Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik dan Kimia dengan Keberadaan Larva Aedes

111

aegypti di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar, Universitas Hassanudin, Makassar.

Milana Salim, 2005, Survei Jentik Aedes aegypti di Desa Saung Naga Kabupaten Oku tahun 2005,

Mukono, H J., 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Erlangga, Surabaya. Nguyen, Le Anh P, Archie C.A Clements and Jason A.L.Jeffery, 2011,

Abundance and Prevalence of Aedes aegypti Immatures and Realtionship with Household Water Storage in Rural Areas in Southern Viet Nam, International Health 3 (2011) 115-125.

Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), 2002, Manual Teknis Pemberdayaan Masyarakat: Sumur Gali, Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D, Jakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Puskesmas Pegandan, 2014, Laporan Kerja Per tahun Puskesmas Pegandan, Semarang.

Rahmat Budianto, 2010, Karakteristik Sumur yang Mempengaruhi Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti di Kota Metro Propinsi Lampung, Tesis, UGM.

Rueda, Leopold M, 2004, Pictorial Keys for the identification of mosquitoes (Diptera; Culicidae) associated with Dengue Virus Transmission, Magnolia Press, New Zealand.

Russel, B.M.,L.E.Muir, P. Weinstein and B.H. Kay, 1996, Surveillance of the copepod Mesocylops aspericornis in Australian wells and gold mines. Med.Vet. Entomol.10: 155-160

Saleha Sungkar, dkk., 2008, Parasitologi Kedokteran, FKUI, Jakarta.

Sayono, 2011, Pertumbuhan Larva Aedes aegypti pada Air Tercemar, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhamadiyah Semarang, Vol 7, No 1 Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip

Dasar). Rineka Cipta, Jakarta.

, 2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV Alfabetha, Bandung.

Suharsimi Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Syahribuan,dkk, 2010, Karakteristik Sumur yang digunakan Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albipictus sebagai Habitat Perkembangbiakan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Goa Sulawesi Selatan, Kedokteran. Titik Diah Mutiarawati, 2010, Pengaruh Kadar Zat-zat Terlarut di dalam Air

Bersih terhadap Perkembangan Nyamuk Aedes aegypti Pra Dewasa, Jurnal Kesehatan Vol.1 No.2, Malang.

Tur Endah Sukowinarsih dan Widya Harry C, 2010, Hubungan Sanitasi Rumah dengan Angka Bebas Jentik Aedes aegypti, Jurnal Kemas 6 (1) 30-35, Semarang.

Widoyono, 2008, Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pembrantasannya, Erlanggga , Jakarta.

Womack, M. 1993, The yellow fever mosquito, Aedes aegypti, Wing Beats,Vol. 5(4):4

113

Dokumen terkait