• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagi Perusaahaan (Atasan dan HRD)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

C. Saran

3. Bagi Perusaahaan (Atasan dan HRD)

Melalui penelitian ini ditemukannya kesulitan beradaptasi pada

lingkungan kerja. Atasan dan HRD perlu memberikan pendampingan

psikologis bagi manajer yang melalui program

fast track agar dapat

mengelola diri lebih baik sehingga mampu beradaptasi pada lingkungan

kerja.

60

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Debra. (2001). Learning From Experience –- Making the Most of Work –

Based Learning.

Internasional Journal of Comtemporary Hospitality Management. 13. Pg 237.

American Psychological Association (2010). Publication manual of the American

Psychological Association. (ed. ke-6). Washington, DC: Pengarang.

As’ad, Mohammad. (1978).

Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bernin, P., Theorell, T & Sandberg, C.G. (2001). Biological Correlates of Social

Support and Pressure at Work in Managers. Integrative Physiological and

Behavioral Science. Vol 36, No 2, 121-136.

Creswell, J.W. (1998).

Qualitative Inquiry And Research Design Choosing Among Five Traditions. California : Sage Publications, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008).

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (ed ke-4). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Field, Hubbert S dan Harris, Stanley G. (1991). Entry Level, Fast Track

Management Development Program : Developmental Tactics and

Perceived Program Effectiveness. Human Resource Planning. 14. Pg 261.

Giorgi. A, Barbro. (2009). Fenomenology. Dalam J.A. Smith (Ed.),

Psikologi

Kualitatif Panduan Praktis Metode Riset. Alih bahasa Budi Santosa.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Gritztmaceher, Karen J. (1998). Staying Competitive through Strategic

Management of Fast-Track. National Productivity Review,8,4; pq 421

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. (2002).

Manajemen Perbankan : Teori dan

Aplikasi. (ed. Ke-1). Yogjakarta : BPFE.

Kriyantono, Rahmat (2010), Teknis praktis riset komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Lane, Irving M & Siegel, Laurence. (1982).

Personnel and Organizational Psychology. Illinois : Richard D. Irwin, Inc.

Larson, Jean Ann. (2011). An Autoethnography Case Study of A Manager

Experience Profesional in Transition (Disertasi doctor, Pepperdine

University, 2011). (UMI No.3487836).

Lyn Boo, Su., Loong, Jaymee and Sheng Ng, Wai.(2011). Work Experiences of

Poeple with Mental Illness in Malaysia: A Preliminary Qualitative Study.

University-College Kuala Lumpur, Malaysia:

The Qualitative Report Vol. 16 No. 1, 162-179.

Miner, John B. (1992).

Industrial Organitational Psychology. New York:

McGraw-Hill.

McDermot, Lynda C, (2001). Young Managers. Journal of Organitational and

Leadership, 43-44.

Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Jakarta: LPSP3 UI.

Program

Organitational Development Program (ODP) Bank CIMB Niaga.

(2012). diambil dari http://cimbniaga.com/index.php?tpt=niaga pada

tanggal 20 Agustus 2013.

Program

Mandiri Management Development Program (MMDP) Bank Mandiri.

(2012). diambil dari http://www.bankmandiri.co.id/index.aspx pada

tanggal 15 Oktober 2012.

Program Pengembangan Staf (PPS) Bank BRI. (2012). diambil dari

http://www.bri.co.id/articles/129.

pada tanggal 15 Oktober 2012.

Raharjo, Mugi. (2009). Pemasaran Lembaga Keuangan Perbankan. Surakarta :

Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan

Percetakan UNS (UNS Press).

Raymond, Lance D. (2012). The Middle Manager’s Experience Leading a Cross

-Functional Team. ProQuest Dissertation and Theses. (UMI No. 3536308).

Robbins S. dan Coulter M. (2004). Management Jilid I, (ed. Ke-7). Prentice Hall,

New Jersey.

Rogers, Carl. (2009).

Hakekat Pribadi Fenomenologis. Dalam Alwisol (Ed.

Revisi). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Santrock, John W. (2002).

Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup

(Ed. Ke- 5). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Supratiknya, A. (2007).

Kiat Merujut Sumber Acuan Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Yogjakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Semiun, OFM, Y. (2006).

Kesehatan Mental I Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori yang Terkait. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Smith, J.A. (2008). Qualitative Psychology: A Pratical Guide to Method (ed.

Ke-2). Los Angels, London, New Delhi, Singapore: SAGE.

Viney, Claire; Adamson, Steve; Doherty, Noelen. (1997). Paradoxes of Fast Track

Career Management. Personnel Review. Vol 26, No 3, 174-186.

Wirjana & Supardo. (2005).

Kepemimpinan, Dasar-dasar dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi.

Wells, Anita G.(2008). Deaf World, That’s Where I’m At: A Phenomenological

Study Exploring The Experience of Being A Deaf Employee In The

Workplace. A Dissertation, 789E. (UMI No. 3351299).

INTERVIEW PROTOCOL

Waktu Interview (Tanggal/Jam) :

Durasi Interview :

Tempat :

Nama Interviewe (Insial) :

Pekerjaan :

Usia :

No Panduan Pertanyaan

1

2

3

Bagaimana anda menjalani pekerjaan sebagai manajer bank setelah

mengikuti program tersebut?

Apa yang anda rasakan ketika bekerja sebagai manajer bank yang

melalui program fast track?

INFORMED CONSENT

Pada kesempatan ini, saya mahasiswa psikologi yang akan

menyelesaikan tugas akhir memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk

berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan

untuk menggali bagaimana pengalaman kerja Anda sebagai manajer lulusan

program fast track dan dampaknya pada kehidupan Anda. Beberapa informasi ini

dibuat untuk membantu Anda memutuskan apakah anda bersedia atau tidak.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Peneliti akan

meminta Anda menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan pengalaman kerja

Anda. Di sini Anda mungkin perlu meningat-ingat kembali

pengalaman-pengalaman terdahulu sehingga Anda mungkin akan mengalami emosi atau

perasaan yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, Anda berhak dalam suatu

waktu nanti memutuskan untuk mundur dalam penelitian ini. Hasil wawancara

nanti akan direkam dengan

digital recorder

. Wawancara dapat dilakukan

kapanpun saat anda merasa nyaman untuk bercerita. Dalam prosesnya, wawancara

dapat berlangsung antara 30 – 60 menit. Namun, peneliti sangat fleksibel

terhadap kesediaan waktu Anda.

Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin. Peneliti tidak akan

membagikan hasil pengumpulan data kepada siapapun kecuali dosen pembimbing

peneliti. Nama Anda akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial. Anda berhak

untuk mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini sebelum

berpartisipasi.

Keuntungan yang Anda peroleh dalam penelitian ini adalah Anda dapat

merefleksikan kembali pengalaman kerja Anda sejak lulus dari program fast track

hingga saat ini. Partisipasi Anda juga akan memiliki peran penting dalam

memberikan sumbangsih bagi keilmuan psikologi khususnya di bidang industri

dan organisasi guna meningkatkan proses pengembangan manajemen program

fast track secara lebih efektif.

Anda secara sukarela membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Tanda tangan Anda menyatakan bahwa Anda telah memutuskan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini namun tidak mengikat keberadaan Anda

untuk tetap menjadi informan penelitian hingga penelitian berakhir.

Denpasar, ... 2013

Partisipan Penelitian Peneliti

66

LAMPIRAN 1

Analisis Informan 1 K

MEANING UNIT TRANSFORMASI 1 TRANSFORMASI 2

1) Kalau ditempat saya dibank Niaga itu, ODP ini istilahnya kita baru pertama kali masuk itu bakat kita untuk menjadi pemimpin sudah dilihat oleh pihak management. Setelah itu baru dipilih oleh pihak manajement mana orang-orang yang berkualifikasi masuk ODP itu.

Informan menyatakan bahwa ditempat kerjanya memiliki suatu sistem untuk menjaring orang-orang berbakat untuk mengikuti sebuah program pelatihan khusus.

Suatu program khusus yang hanya diikuti oleh orang-orang yang berpotensi menjadi seorang manajer

2) Nah kalau di Niaga itu kita yang terpilih masuk ODP tetap bekerja seperti biasa tetapi setiap bulan diselingi satu minggu ke Jakarta untuk ditraining dan ujian, itu dilakukan selama setahun

Informan menyatakan bahwa mereka yang terpilih mengikuti program pelatihan khusus tersebut tetap bekerja sambil melakukan suatu pelatihan selama seminggu di setiap bulan dalam waktu setahun

Adanya aturan untuk tetap bekerja sambil mengikuti pelatihan dalam kurun waktu tertentu bagi yang mengikuti program khusus tersebut

3) Itu baru lulus di bank niaga saja. Setelah itu kita ditraining dan tes lagi di BI selama seminggu untuk mendapatkan sertifikat level 1 atau istilahnya sertifikat kompetensi manajemen resiko perbankan

Informan mengatakan bahwa setelah lulus menjalani program pelatihan khusus ditempatnya bekerja, informan kembali mengikuti pelatihan kompetensi dari suatu otoritas perbankan nasional selama seminggu

3+4) Kewajiban mengikuti pelatihan

khusus dari otoritas perbankan nasional sebagai syarat menduduki jabatan manajer diperbankan

4) Untuk level manajer di Bank, semua harus mempunyai sertifikat yang dkeluarkan oleh BI. BI mewajibkan seperti itu aturannya. Kalau sudah punya sertifikat tersebut, baru kita bisa menjabat manajer

Informan mengatakan bahwa untuk level manajer perbankan diharuskan mempunyai sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh otoritas perbankan nasional

performens selama setahun memuaskan saat mengikuti program pelatihan khusus tersebut

yang baik selama program khusus tersebut

6) Nah selama setahun itu saya kan OJT mulai dari Posisi AO, analis, hingga kepala analis

Informan mendapat pratek kerja langsung diberbagai posisi di Bank

Pratek kerja secara langsung diberbagai posisi di Bank

7) Setelah saya lulus itu, saya mendapat SK dri Bank Niaga untuk menduduki posisi manajer marketing untuk wilayah bali, nusa tenggara barat, timur

Setelah lulus dari program pelatihan khusus tersebut, informan mendapat jabatan sebagai manajer pemasaran untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

Menduduki posisi manajer pada salah satu bidang di Bank untuk wilayah tertentu setelah lulus program khusus

8) Saya berhak melakukan apapun atas nama bank niaga misalnya, perjanjian kredit ke notaries, ke nasabah, bank niaga mau menyewa gedung perkantoran saya bisa menantangani dan apapun yang berkenaan dengan pihak luar baik pemerintah maupun swasta

Informan melakukan segala sesuatu pengesahan mengenai penjualan produk perusahaan dan kebutuhan fasilitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan baik pihak pemerintah maupun swasta

Kewenangan istimewa yang hanya dimiliki manajer lulusan program pelatihan khusus

9) Bagi saya ini merupakan pengalaman yang sangat berharga mengikuti ODP ini

Pengalaman mengikuti program pelatihan khusus ini merupakan sesuatu yang bernilai bagi informan

Suatu pengalaman yang bermakna saat mengikuti program khusus tersebut

10) Kita benar-benar diajarkan pendewasaan mental, bukan hanya diajarkan bagaimana kita nantinya bekerja. Kita diajarkan bagaimana kita mengolah diri sendiri menjadi seorang pemimpin

Informan tidak hanya mendapatkan ilmu berkaitan dengan pekerjaannya tetapi juga dilatih untuk mengolah diri sendiri menjadi seorang pemimpin

Mendapatkan ilmu mengenai dunia kerja dan pelatihan pengolahan diri menjadi pemimpin

11) untuk menjadi seorang pemimpin yang nantinya mengatur orang lain, tentunya kita harus bisa mengatur diri sendiri dulu

Informan mengatakan bahwa pemimpin harus bisa mengatur diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengatur orang lain

Seorang manajer mampu memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain

12) tugas pemimpin itu apa? Yang paling berat yaitu memutuskan sesuatu. Yang kedua mengarahkan orang. Yang ketiga orang yang kita arahkan menjadi sukses

Informan menyatakan bahwa tugas pemimpin

ialah dapat mengambil suatu keputusan,

mengarahkan orang dan menjadikannya orang yang sukses

Seorang manajer harus mampu mengambil suatu keputusan dan membina orang untuk mencapai keberhasilan

13) Mengenai pendewasaan mental, setelah

mendapatkan ilmu ini misalnya begini, ini bank niaga ya, saya selaku manajer dihadapkan bahwa saya yang memiliki bank tersebut. saya bukan sebagai pekerja disana

Dalam pendewasaam mental, informan sebagai seorang manajer adalah pemilik bank bukan sebagai pekerja

Manajer diharapkan juga mempunyai rasa “memiliki” terhadap perusahaan

14) Setelah kita merasa memiliki bank niaga ini, mulailah mental kita diubah disana. Kita diajarkan mengatur orang. Misalnya, saya harus memiliki ketegasan jika anak buah saya melakukan suatu kesalahan. Entah membinanya hingga memecat anak buah saya itu

Informan diajarkan suatu keterampilan bagaimana memutuskan secara tegas dengan membina atau memberhentikan bawahan apabila melakukan pelanggaran pekerjaan

Seorang manajer dituntut dalam mengambil keputusan secara tegas dalam mengelola bawahan

15) Jika saya berhasil mengendalikan SDM tersebut hingga sukses, maka itu disebut pemimpin sukses

Informan memiliki pemahaman bahwa pemimpin dikatakan berhasil bila mampu mengolah sumber daya manusia hingga berhasil pula

Pemahaman seseorang mengenai manajer yang berhasil merupakan manajer yang

memberdayakan bawahan menuju

keberhasilan pula 16) Atasan itu lebih pada kekuasaan, wewenang dan

lebih otoriter. Apa yang diperintahkan atasan, anak buah harus mengikuti

Informan beranggapan seorang atasan lebih berorientasi pada kekuasaan, wewenang dan sikap otoriter

16+17) Seseorang yang memandang

pemimpin tidak sekedar memimpin orang melainkan juga mampu membinanya untuk meningkatkan kinerja

17) Sedangkan pemimpin hampir sama dengan atasan tetapi cakupannya lebih luas..misalnya saya menyuruh orang itu untuk mengukir batu, setidaknya

Informan memandang seorang pemimpin tidak hanya bertugas memerintah bawahan melainkan juga mendidik bawahan melakukan pekerjaan

contohkan seperti ini cara mengukirnya, dibentuk seperti apa, otomatis orang itu tidak merasa tertekan tetapi menjadi lebih baik. Nah setelah itu otomatis orang itu kan tidak enak sama saya sehingga bagaimanapun caranya dia akan berusaha melakukan yang terbaik atas apa yang saya perintahkan

bekerja mereka

18) Mencakup hal yang tadi, tentunya sih senang ya. Punya kebanggaan tersendiri. Kebanggan yang saya rasakan adalah umur saya masih muda sekitar 23 tetapi saya sudah menduduki jabatan level manajer

Informan merasa senang dan bangga di usianya yang masih muda sudah menduduki jabatan manajer

18+19) Perasaan senang dan bangga seseorang yang termuda lulus seleksi untuk mengikuti program pelatihan khusus dan menjadi seorang manajer

19) Itulah kebanggaan saya. Saat saya mengikuti ODP itu, kan banyak yg ikut seleksi dari seluruh Indonesia. Nah yang lulus kan hanya lima orang termasuk saya. 4 orang lainnya umurnya sudah diatas 27 tahun

Informan juga merasa senang karena yang termuda lulus seleksi dari seluruh wilayah Indonesia untuk mengikuti program pelatihan khusus

20) Tetapi, yang saya rasakan waktu itu saya jauh berbeda dari mereka. Saya rasakan saya ini anak jadul gitu, saya merasa paling bodoh waktu itu. Diawalnya saya berangkat dengan kepercayaan diri yang begitu besar tetapi setelah saya mengikuti program itu saya merasa kepercayaan diri saya hangus, malahan saya down gitu

Informan yang pada awalnya sangat percaya diri, tiba-tiba menjadi pemalu dan merasa paling bodoh saat mengikuti program pelatihan khusus

20+21+22 Seseorang yang kehilangan kepercayaan diri karena tidak ada yang bisa dibanggakan dan memandang diri kurang mampu dibandingkan dengan orang lain

21) setelah saya merasa minder itu kan mulailah saya menemukan apa sih kelemahan saya itu…ternyata saya merasa orang bodoh, orang ingusan, tidak ada yang saya bisa banggakan saat itu

Informan menemukan kekurangan dalam dirinya yaitu merasa paling bodoh dan tidak ada hal-hal yang dapat dibanggakannya

22) saat saya mengikuti ODP itu, saya merasa rekan-rekan saya itu luar biasa gitu lho. Mulai dari cara berbicara, cara mengambil suatu keputusan, menghadapi suatu masalah dan pengalaman secara umum pun mereka sangat luar biasa pintar lho

Informan beranggapan bahwa rekan-rekanya itu mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam mengatakan sesuatu, memutuskan suatu hal dan memiliki pengalaman umum yang bagus

23) Disaat kita sebagai seorang manajer kita akan ada 2 beban lho, satu yang pasti beban target dari bank dan yang kedua tanggung jawab untuk mengelola anak buah kita.

Informan mengatakan bahwa beban dirinya sebagai seorang manajer adalah target yang diberikan perusahaan dan bertanggung jawab mengelola bawahan

Beban seorang manajer adalah pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan dan

bertanggung jawab memberdayakan

bawahan 24) Jadinya kalau anak buah kita gagal, itu membuat

kegagalan bagi kita sendiri lho. Kalau mereka sukses, kita juga yang sukses

Informan memiliki pandangan bahwa kegagalan

dan kesuksesan bawahan juga merupakan

kegagalan dan kesuksesan bagi dirinya

Seseorang yang memandang hasil kinerja

bawahannya merupakan hasil kinerja

dirinya 25) Kadang kita menemukan anak buah yang tidak

sesuai dengan keinginan kita. Nah..kita mendidik orang itu..setelah 2 tahun baru kita tahu orang ini seperti apa gitu. Tetapi kan oleh atasan kita..misalnya, “ dek orang itu sudah 3 bulan tidak performance lho..kamu bisa bina enggak atau kalau kamu enggak bisa bina, kamu yang nantinya saya binasakan. Kamu sudah dilevel manajer harus bisa

membentuk orang ini lho.” Nah, ini lah yang

sebenarnya menjadikan kita bagaimana caranya membentuk orang itu

Dalam menghadapi bawahan yang kinerjanya kurang memuaskan, Informan beranggapan bahwa mendidik orang tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama namun, atasan memberikan

tuntutan untuk segera menyelesaikan

permasalahan tersebut segera mungkin

Seorang manajer yang membutuhkan waktu

tertentu dalam membina bawahannya

namun, dituntut oleh pimpinan perusahaan untuk segera mungkin menyelesaikannya

26) Karakter setiap orang itu kan berbeda-beda. Walalupun sama-sama pintar tetapi kan secara

Informan beranggapan bahwa setiap bawahan memiliki kinerja yang berbeda-beda walaupun

Seseorang manajer dituntut untuk membina dan memutuskan secara tepat dalam

dituntut bagaimana mendelegasikan wewenang, mengambil suatu keputusan bagaimana orang ini harus diapakan, apa orang ini harus di didik sampai mampu atau kita yang mampus

informan dituntut untuk mendidik dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola bawahan

27) Terus yang kedua menghadapi permasalahan, awalnya saya menghadapi masalah agak down juga. Misalnya, target tidak tercapai, operasional tidak bagus, SDM tidak bagus, frustasi sekali rasanya “Aduh kok kita bodoh sekali yahh.”

Informan pada awalnya merasa kurang kuat dan frustasi akibat permasalahan kerja seperti hasil kinerja yang tidak tercapai, bagian operasional yang tidak berjalan dengan lancar dan sumber daya manusia yang kurang baik

Seseorang yang awalnya tertekan

menghadapai berbagai permasalahan kerja

28) Nah, disitu bagaimana kita dihadapan anak buah menghadapi hal ini sebagai suatu yang bukan masalah..bagaimana pun jeleknya bisnis kita, cabang kita, kita harus tetap mengkondisikan bahwa kita tetap bisa memperbaiki hal ini. Jadi anak buah engga down juga

Informan berusaha menghadapi masalah kerja bukan sebagai masalah di hadapan bawahan dan berkeyakinan mampu memperbaiki hal tersebut

Seseorang yang berusaha untuk tetap kuat

dan memotivasi bawahannya dalam

menghadapi permasalahan kerja

29) Disanalah pemimpin diuji bagaimana mereka

mengendalikan emosi mereka sendiri dan

mengendalikan emosi anak buahnya

Informan sebagai seorang manajer dituntut untuk dapat mengendalikan emosi pribadi dan emosi bawahan

Seorang manajer yang diharapkan mampu mengendalikan diri sendiri dan bawahan

30) Hal itulah yang saya rasakan betapa saya mendapatkan banyak pengalaman ketika saya

mengikuti ODP, saya mendapatkan betapa

pendewasaan diri saya itu ada disana, pedewasaan diri di saat mengambil keputusan, pendewasaan diri mengolah emosi. Disana saya benar2 merasakan hal itu. Saya bisa menjadi orang yang lebih dewasa dari seumuran saya

Informan mendapatkan banyak pelatihan

mengenai pendewasaan pribadi, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan mengolah emosi diri saat mengikuti program pelatihan khusus

Berbagai pelatihan positif yang

meningkatkan kualitas pribadi sebagai calon manajer

31) nah pada awalnya pun saya seperti itu, tidak bisa mendelegasikan pekerjaan ke anak buah. Misalnya

ada permasalahan seperti nasabah complain

mengenai produk gitu.

Pada awalnya informan mengalami kesulitan untuk mendidik bawahan mengenai pelayanan ke konsumen

Kesulitan awal seorang manajer dalam mengelola bawahan mengenai pekerjaan

32) karena anak buah saya tidak bisa, yah terpaksa saya yang menanggani nasabah itu. Karena keseringan, dia jadi manja gitu

Informan sering mengambil alih pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh bawahan yang berakibat bawahan menjadi malas

Ketidaktepatan seorang manajer dalam mengatasi suatu masalah yang berakibat bawahan menjadi malas

33) Dari pengalaman saya di ODP itu, Kalau jiwa pemimpin yang baik itu bisa mendelegasikan pekerjaan ke bawahannya. saya berpikir saya harus bisa mendelegasikan pekerjaan itu. “bagaimana caranya kamu harus bisa menanggani nasabah itu, saya tidak mau tahu setelah itu nasabahmu lepas atau gimana. itu urusan kamu, saya sudah kasi ilmunya, yah silakan kamu terapkan. Kalau ada masalah pekerjaan yang bukan level kamu dan memang harus memerlukan bantuan saya, nah baru saya yang menangani hal itu.”

Informan berusaha dengan tegas mendidik bawahan agar mampu menangani masalah pekerjaan

Ketegasan seorang manajer dalam

membina bawahan

34) Makanya seorang anak buah ini minimal kemampuannya sama dengan saya. Kalau manajer2 yang lain itu pelit2 kasi ilmu, takut anak buahnya jadi lebih pintar dan ngelonjak jadinya. kalau saya malah memberi ilmu2 yang membuat anak buah saya minimal sebanding kemampuannya dengan saya. Jadi saya merasa gampang untuk mengolah bawahan saya

Informan ingin kemampuan bawahannya

sebanding dengan dirinya agar informan lebih mudah mengelola mereka

Harapan seorang manajer agar bawahannya memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya

35) Kalau aplikasinya memang tidak semudah teorinya ya. bagaimana menjadikan diri kita sebagai pemilik bank niaga itu, bukan sebagai pekerja. secara pratiknya, itu luar biasa susahnya. Sampai sekarang masih susah saya terapkan yah

Informan mengalami kesulitan untuk menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya di program pelatihan khusus tersebut ke dalam pekerjaannya

Kesulitan dalam menerapkan pengetahuan dari program khusus saat bekerja

36) Bayangkan waktu itu saya memimpin bawahan sebanyak 25 orang yang setiap orang nya mempunyai otak yang berbeda-beda lho. Bayangkan itu, bagaimana caranya supaya saya bisa mengolah 25 orang ini menjadi satu gitu lho

Informan bertanggung jawab mengelola karyawan yang berjumlah cukup besar

36+37+38) Pendekatan khusus secara pribadi yang dilakukan seorang manajer pada setiap bawahannya yang berjumlah

cukup besar dalam mengelola dan

menangani permasalahan kerja mereka

serta menempatkannya pada bidang

pekerjaan yang sesuai potensi bawahan 37) nah cara yang saya lakukan adalah saat itu saya

melakukan pendekatan secara personal gitu. misalnya kalau disetiap bank itu kan wajib meeting pagi gitu yah, membahas permasalahan secara

Dokumen terkait