BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
Tabel 1
Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program Fast
Track Informan 1Struktur Umum Uraian
1. Behavior (Perilaku) :
A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - Mengambil keputusan
secara tegas
“Kita diajarkan mengatur orang. Misalnya, saya harus
memiliki ketegasan jika anak buah saya melakukan suatu kesalahan. Entah membinanya hingga memecat
anak buah saya itu”
- Pencapaian kinerja yang telah ditetapkan perusahaan
“Disaat kita sebagai seorang manajer kita akan ada 2 beban lho, satu yang pasti beban target dari bank”
- Menunjukkan kinerja yang memuaskan dibandingkan dengan manajer lain
“biasanya setiap meeting akhir bulan, pimpinan pasti
bilang ke saya “tidak mungkin dong kinerjamu lebih jelek dari manajer lain, kamu kan lulusan ODP, jadi kinerjamu harus lebih baik dari mereka dong”.
- Membina dan
memutuskan secara tepat dalam mengelola bawahannya menuju keberhasilan
“Karakter setiap orang itu kan berbeda-beda. Walalupun sama-sama pintar tetapi kan secara pekerjaan kan belum tentu sama. Nah disana lah kita dituntut bagaimana mendelegasikan wewenang, mengambil suatu keputusan bagaimana orang ini harus diapakan, apa orang ini harus
di didik sampai mampu atau kita yang mampus.” ; “Jika
saya berhasil mengendalikan SDM tersebut hingga
sukses, maka itu disebut pemimpin sukses.”
B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu :
- Kesulitan dalam menerapkan
pengetahuan dari program khusus saat bekerja
“Kalau aplikasinya memang tidak semudah teorinya ya.
bagaimana menjadikan diri kita sebagai pemilik bank niaga itu, bukan sebagai pekerja. secara pratiknya, itu luar biasa susahnya. Sampai sekarang masih susah saya
terapkan yah”
- Kesulitan awal dalam mengelola bawahan
“nah pada awalnya pun saya seperti itu, tidak bisa
mendelegasikan pekerjaan ke anak buah. Misalnya ada permasalahan seperti nasabah complain mengenai
produk gitu”
- Ketidaktepatan
mengatasi suatu masalah
“karena anak buah saya tidak bisa, yah terpaksa saya
yang menanggani nasabah itu. Karena keseringan, dia
jadi manja gitu”
C. Sikap manajer bank dalam menghadapi permasalahan kerja yaitu: - Ketelitian dan berkomunikasi secara tepat
“Menurut saya harus begitu jadi pemimpin. Jangan asal
ngegabah memutuskan sesuatu. saya pelajari dlu baik-baik. Walaupun setelah saya pelajari itu memang pengajuanya tidak baik, saya engga langsung bilang itu jelek ke bawahan saya. Jadi saya langsung ngobrol dengan pihak marketing secara baik-baik, saya jelaskan secara rill menggunakan hitungan-hitungan. Tidak langsung saya tolak atau buang saja. Sehingga bawahan
saya tahu bagaimana nanti mencari nasabah yang layak”
- Memberi nasehat pada bawahan
“Jadi saat saya mengelola orang itu, merasuki pemikirannya bahwa kamu disini bukan hanya cari uang saja. kamu harus mendapat kekuasaan dan jabatan. Kalau kamu hanya jadi pegawai biasa ya akan terus-terusan diperintah, memangnya mau kerja diperintah-perintah terus. Maka dari itu, kalau bekerja capailah posisi yang tinggi seperti manajer gitu. kalau jadi manajer kan bagus, punya jabatan, punya wewenang, punya kekuasaan, pastinya gaji besar dan bisa
menikmati hidup tentunya.”
- Memotivasi bawahan “Nah, disitu bagaimana kita dihadapan anak buah menghadapi hal ini sebagai suatu yang bukan masalah. bagaimana pun jeleknya bisnis kita, cabang kita, kita harus tetap mengkondisikan bahwa kita tetap bisa
memperbaiki hal ini. Jadi anak buah engga down juga”
D. Relasi dengan rekan kerja, keluarga dan pacar yaitu :
- Apresiasi positif dari rekan kerja
“Sebenarnya sih kalau respon dari teman-teman itu biasa saja gitu. Cuma waktu rapat itu biasanya sering
disanjung-sanjung sama mereka yang non ODP gitu,
“wahh bli kadek ini, manajer ODP lho”, kadang-kadang
mereka sering nyeletuk begitu”.
- Berkurangnya relasi dengan keluarga dan pacar
“Di bank niaga itu sangat berat sekali, pulang mana
pernah liat matahari sore, pulangnya pasti malam. Kapan kita bisa menikmati hidup dengan
keluarga…dengan pacar gitu lho. Bahkan sering
berantem sama pacar karena tidak ada waktu luangnya gitu. waktu bersama keluarga, pacar itu sangat kurang
sekali”. 2. Afeksi (Emosi)
- Senang “Tentunya sih senang ya. Punya kebanggaan tersendiri.
Kebanggan yang saya rasakan adalah umur saya masih muda sekitar 23 tetapi saya sudah menduduki jabatan
level manajer”.
- Rendah hati “Malahan saya merasa rendah diri. Ternyata saya
menyadari banyak hal yang harus saya pelajari lagi. Ternyata dalam perbankan ini saya belum mengetahui apa-apa. Saya harus banyak belajar dari senior-senior saya. Saya sangat merasa rendah diri. mungkin diawal
saya merasa sombong gitu”.
- Tertekan “Itu jadi berat juga sih menurut saya.. yang namanya
kejar target itukan cukup berat gitu yaa”.
- Ketidakpuasan “Tetapi yang saya rasakan itu belum puas yah. Secara
riil bank niaga bagus, tapi secara prateknya belum yang saya rasakan nilai itu. Malahan yang besar itu nilai nya
dari manajer ODP yang “dibajak”. Misalnya gini,
pimpinan bank kenal dengan seorang manajer ODP dbank lain, nah mereka dibajak dan diberi penghasilan
yang lebih besar gitu. jadi istilahhnya “menganak emaskan orang lain gitu”.
3. Kognitif (Pandangan)
- Mampu memimpin diri sendiri dan orang lain
“untuk menjadi seorang pemimpin yang nantinya mengatur orang lain, tentunya kita harus bisa mengatur
diri sendiri dulu”
a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang melalui
Program Fast Track Informan 1
Manajer bank yang melalui program
fast track mengambilkeputusan secara tegas dan memenuhi pencapaian kinerja yang telah
ditetapkan perusahaan. Informan juga menunjukkan kinerja yang
memuaskan dibandingkan dengan manajer lain serta membina dan
memutuskan secara tepat dalam mengelola bawahannya menuju
keberhasilan.
Manajer bank yang melalui program
fast track juga mengalamibeberapa permasalahan kerja seperti kesulitan dalam menerapkan
pengetahuan dari program khusus saat bekerja, kesulitan awal dalam
mengelola bawahan dan ketidaktepatan mengatasi suatu masalah. Sikap
informan dalam menghadapi permasalahan kerja yakni dengan cara
aktif berlajar dari berbagai bidang di pekerjaan, ketelitian dan
berkomunikasi secara tepat, memotivasi bawahan, memberi nasehat
pada bawahan dan melakukan pendekatan khusus secara pribadi.
Informan juga memandang bahwa menjadi seorang pemimpin tidak
hanya mengatur orang lain tetapi juga mampu mengatur diri sendiri.
Informan yang merupakan lulusan program
fast track mendapatapresiasi positif dari rekan kerja. Disisi lain, tuntutan pekerjaan yang
berat berdampak pada kurangnya relasi manajer tersebut dengan
keluarga dan pacar. Pengalaman kerja sebagai manajer bank yang
melalui program fast track juga menimbulkan perasaan senang, rendah
hati, terbebani dan ketidakpuasan.
Tabel 2
Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program
fast track Informan 2Struktur Umum Uraian
1. Behavior (Perilaku) :
A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - Pencapaian target
baik individu maupun kolektif
“Yang pertama pasti target. Jadi setiap AO itu kan ditargetin juga, besaran pinjaman, kondisi NPL, berapa banyak nasabah,. Nah kita kan ada rencana kerja tiap tahun, ada target individu, ada target tim
itukan harus dicapai juga.”
- Beradaptasi pada lingkungan kerja
“Terus yang kedua bagaimana kita membaur dan berusaha berhubungan secara baik dengan rekan
kerja.”
- Mendapat target yang lebih tinggi karena lulusan program fast track
“Beda pastinya. Misalnya lulusan PPS itu target
sebulan 9 M, kalau non PPS itu 7 M. nah kenapa berbeda, karena kita lulusan PPS itu dianggap
mampu.”
- Bertingkah laku sebagai pemimpin
“Sebenarnya lulusan PPS harus agak jaim gitu karena
kita dituntut seperti itu selama pelatihan. Memang disuruh dari kantor pusat seperti itu jaga sikap, bagaimana harus berbicara, Dimana kita itu
menunjukan calon pemimpinnya.”
- Berkinerja lebih baik dari yang lain
“Karena manajemen kan berharap lebih dari lulusan
PPS. Berharap lulusan PPS bekerja lebih baik dibandingkan dengan yang non PPS dan menjadi cikal bakal pemimpin perusahaan dimasa yang akan datang. Makanya kita dilatih dan dibentuk untuk
menjadi seorang pemimpin.”
B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu: - Ketidakyakinan
dalam mengambil keputusan
“Saya saat ini masih ragu dalam mengambil
keputusan mengenai kredit, menilai nasabah. Kadang-kadang kan saya merasa ini benar tidak ya. Jadi yah bagaimana cara meyakinkan diri kita kalau nasabah itu layak/tidak diberi kredit. Kalau kita dah
yakin kan bisa menyetujui pengajuan kredit.”
- Ketidakmampuan dan ketidaknyamanan untuk berperilaku sesuai aturan bagi lulusan program pelatihan khusus
“Saya merasa tidak bisa seperti itu, tidak enak kalau
begitu jadi kaku. Engga bisa kita bilang saya ini lulusan PPS, kamu harus gini gitu..engga bisa kayak gitu. yah saya kan sama-sama rekan kerja dengan
C. Sikap manajer bank dalam menghadapi permasalahan kerja yaitu :
- merasa perlu lebih giat belajar dan berkonsultasi dengan
orang yang
berpengalaman
“Saya lakukan apa yang saya dapat ditraining, kalau
saya tidak mengerti saya konsultasi sama senior, rekan kerja lainnya, saya belajar dimana saja. Karena saya lulusan PPS mau tidak mau harus belajar lebih
banyak, lebih cepat.”
- Penyesuaian diri dengan cepat pada pekerjaan
“Untuk mengatasinya ya itu saya harus lebih banyak
belajar, lebih cepat belajar, Tanya ama atasan, rekan
kerja.”
D. Relasi dengan rekan kerja
- Mendapat apresiasi positif dari rekan kerja
“Yah tentunya sering dibilang “wah..lulusan PPS nih.”
- Berelasi dengan rekan kerja tanpa
memandang status
“Ya saya ngobrol dan bergaul seperti yang lainnya, curhatlah, ketawa-ketawa, diskusi bareng tanpa memandang saya lulusan PPS mereka bukan. Saya jadi lebih luwes dan tidak kaku.
- Pengalaman kerja bermanfaat dalam Meningkatkan relasi menjadi lebih baik
“Tapi kebanyakan yang seperti itu lebih riil dilapangan dibandingkan teori yang didapatkan selama setahun kemaren itu, pengalaman kerja disini(sekarang) lebih banyak membantu perkembangan diri saya lho Meningkatkan perkembangan sikap saya sehingga hubungan dengan rekan kerja dan nasabah jadi lebih baik, dari cara
berbicara, berperilaku, berpikir seperti itulah.” 2. Afeksi (Emosi)
- Bangga “Saya merasa bangga dan nyaman bekerja disini.
Gaji saya juga cukup besar, bisa bantu adik kuliah, bantu orang tua juga, enak juga dengan rekan
kerjanya.”
- Tertekan “Wah cukup berat juga ya terutama untuk mencapai
target itu. Apalagi target PPS itu lebih besar dari
yang lain.”
- Rendah hati “Walaupun saya lebih banyak tahu daripada non PPS,
saya biasa aja dengan mereka. Yah sama-sama rekan
kerja lah.” 3. Kognitif (Pandangan)
- Menjadi lebih bertanggung jawab pada pekerjaan
“Saya jadi lebih bertanggung jawab ketika
ditempatkan seperti saat ini. Kalau waktu OJT kan hanya mengamati, bertanya, melakukan sesuatu yang begitu saja. Tapi sekarang kan jadi mempelajari lebih
a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manager Bank yang Melalui
Program Fast Track Informan 2
Manajer bank yang melalui program
fast track mengerjakanpencapaian target baik individu maupun kolektif, mendapat target yang
lebih tinggi dan berkinerja lebih baik dari yang lain sebagai lulusan
program
fast track. Selain itu, informan juga bertingkah laku sebagaipemimpin dan beradaptasi pada lingkungan kerja.
Manajer bank yang melalui program
fast track mengalamibeberapa permasalahan kerja seperti ketidakyakinan dalam mengambil
keputusan, ketidakmampuan dan ketidaknyamanan untuk berperilaku
sesuai aturan bagi lulusan program pelatihan khusus. Sikap informan
dalam menghadapi permasalahan kerja yakni dengan cara lebih giat
dalam belajar, berkonsultasi dengan orang yang berpengalaman dan
berelasi dengan rekan kerja tanpa memandang status. Informan juga
melakukan penyesuaian diri yang cepat dengan belajar lebih banyak
dan cepat pada pekerjaan.
Pengalaman kerja bermanfaat bagi informan dalam
meningkatkan relasinya menjadi lebih baik tanpa memandang statu
sebagai lulusan program
fast track dan menjadi lebih bertanggungjawab pada pekerjaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh apresiasi positif
dari rekan kerja. Selain itu, pengalaman kerja menimbulkan perasaan
bangga, rendah hati dan tertekan pada diri informan.
Tabel 3
Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program
Fast Track Informan 3Struktur Umum Uraian
1. Behavior (Perilaku) :
A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : - bertanggung jawab
segala resiko dari keputusan yang telah dibuat
“Sebenarnya dibank itu banyak resiko yang harus kita
hadapi. Misalnya ada pengajuan kredit, setelah saya dan tim menganalisa, kita setujui diberikan kredit. Ternyata setelah beberapa bulan jadi kredit macet, nah itu kan saya juga yang harus tanggung jawab karena
sebagai pemimpinnya.”
- Jabatan pekerjaan yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja yang berat dan banyak
“Diposisi saya inikan tanggung jawabnya cukup berat ya, Berat mencapai targetnya, mengawasi dan membimbing bawahan, mengambil keputusan yang cepat. Selain itu, tugas saya cukup banyak juga yah mengelola administrasi perbankan, mengelola SDM yang ada, pengawasan pegawai juga, supervisi,
pencapaian target.”
- Pekerjaan yang menuntut seseorang untuk bersiaga penuh setiap waktu
“Handphone juga harus aktif 24 jam. terus mengisi
uang di ATM dikantor tempat saya kerja juga tanggung jawab saya, padahal waktu training itu tidak diajari. Kalau hari libur uang di ATM habis, saya harus
isi karena itu juga tanggung jawab saya.”
B. Permasalahan kerja yang dihadapi yaitu : - mengalami kebingungan ketika mengambil keputusan dalam memecahkan masalah
“Namun terkadang sempat merasa jet lag juga, maksudnya ketika saya harus mengambil keputusan
terkadang saya merasa “aduhh..ini gimana ya”. Sempat terdiam bentar memikirkan bagaimana solusinya.”
- Terbebani dalam mengambil
keputusan karena pengaruh pertemanan dan usianya
“Kadang-kadang susah, berat juga untuk diterapkan. Susahnya itu misalnya dalam membuat keputusan
“aduhh..kamu jangan lakuin itu” disatu sisi dia teman,
disisi yang lain saya pemimpin, mau tidak mau kan harus memilah kepentingan pribadi, mana kepentingan perusahaan, jadi pola pikir akan berubah ya, memerintah yang usianya lebih tua dari saya padalah
jabatannya dibawah saya.”
C. Sikap seorang manajer dalam menghadapi permasalahan kerja: - Permohonan pada bawahannya untuk
“Sebelumnya saya pernah diskusikan bersama gitu, saya katakan saya disini sebagai atasan kalau saya ada
memberi nasehat jika melakukan kesalahan
salah saya mohon masukan namun, keputusan yang
saya buat adalah yang terbaik untuk perusahaan ini.”
- memberikan
penilaian kinerja yang objektif dan tegas sehingga bawahannya
memahami dengan jelas
“Saya sebagai pemimpin juga bersikap realitis, kalau
bawahan saya kinerjanya buruk yang buruk saya nilai begitu sebaliknya. juga membentuk sikap yang tegas mana teman, mana atasan, bawahan dalam bekerja tentunya. Mereka juga sadar akhirnya kinerjanya
seperti apa karena kan jelas penilaian yang saya buat.”
- Pemberian pelatihan terlebih dahulu pada bawahan dan memberikan sanksi jika melakukan pelanggaran
“Biasanya saya beri pelatihan diawal dulu, kalau
melanggar ada peringatan lisan, terus tertulis hingga
memberi tahu ke atasan.”
D. Relasi dengan rekan kerja :
- Mendapat apresiasi positif dari rekan kerja dan perusahaan
“Kalau yang saya denger gitu mereka cukup senang
yah karena mereka anggap saya cukup kompeten gitu, saya juga dapet juara dari penilaian eksekutif tingkat
nasional.” 2. Afeksi (Emosi)
- Senang “Yah ada kepuasaan diri dihargai oleh perusahaan
juga, ada suatu kebanggan juga bisa bergabung diperusahaan ini. Jenjang karirinya juga jelas dan terarah sekali ya. selain itu, juga dibanggakan keluarga juga. kayaknya keren juga tanda tangan nyebar
kemana aja gitu, bisa memotivasi pegawainya juga.”
- Bangga “Tentunya bangga yah, bisa jadi kebanggan sendiri.
Selain itu, tanggung jawabnya pasti berat yah, berbanding lurus antara tanggung jawab yang besar
dan kebanggan diri sendiri juga.”
- Tertekan “itu berkaitan dengan pencapaian target tentunya
karena kadang cukup berat juga mencapainya. Kita sebagai lulusan ODP memang mendapat target dan
beban kerja yang berat yah.” 3. Kognitif (Pandangan)
- Pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang cepat dan tepat dalam bekerja
“Banyak pola pikir saya yang berubah jadinya.
Bagaimana saya harus berpikir cepat mengambil keputusan, bagaimana saya harus menghadle beberapa pekerjaan sehingga selesai tepat waktu, ya seperti
a) Struktur Umum Pengalaman Kerja Manager Bank yang Melalui
Program Fast Track Informan 3
Pengalaman kerja sebagai manajer bank yang melalui program
fast track adalah bertanggung jawab pada segala resiko dari keputusanyang telah dibuat dan bersiaga penuh setiap waktu. Jabatan pekerjaan
Informan juga mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja
yang berat dan banyak.
Informan juga mengalami beberapa permasalahan kerja seperti
mengalami kebingungan ketika mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah. Informan merasa berat dalam mengambil
keputusan karena pengaruh pertemanan yang usianya lebih tua dari
informan. Sikap informan dalam menghadapi permasalahan kerja yakni
dengan cara permohonan pada bawahannya untuk memberi nasehat jika
melakukan kesalahan. Informan juga memberikan penilaian kinerja
yang objektif dan tegas sehingga bawahannya memahami dengan jelas.
Selain itu, informan terlebih dahulu memberikan pelatihan pada
bawahan dan memberikan sanksi jika melakukan pelanggaran.
Pengalaman kerja tersebut menimbulkan perasaan senang dan
bangga bagi informan. Hal ini juga dipengaruhi oleh apresiasi positif
dari rekan kerja dan perusahaan. Manajer bank yang melalui program
fast track memandang pekerjaannya membutuhkan kemampuan yangcepat dan tepat dalam bekerja.
Tabel 4
Struktur Umum Pengalaman Kerja Manajer Bank yang Melalui Program
Fast Track Informan 1, 2 dan 3Struktur Umum Uraian
Informan 1 Informan 2 Informan 3 1.Behavior(Perilaku): A. Tuntutan kerja yang dikerjakan yaitu : 1) Menggambil keputusan secara tegas “Kita diajarkan mengatur orang. Misalnya, saya harus memiliki ketegasan jika anak buah saya melakukan suatu kesalahan. Entah membinanya hingga memecat anak buah saya
itu.” 2) Bertanggung jawab segala resiko dari keputusan yang telah dibuat “Sebenarnya
dibank itu banyak resiko yang harus kita hadapi. Misalnya ada pengajuan kredit, setelah saya dan tim menganalisa, kita setujui diberikan kredit. Ternyata setelah beberapa bulan jadi kredit macet, nah itu kan saya juga yang harus tanggung jawab karena sebagai pemimpinnya.” 3) Jabatan pekerjaan yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan target kinerja yang berat dan banyak
“Disaat kita
sebagai seorang manajer kita akan ada 2 beban lho, satu yang pasti beban target dari
bank.”
“Yang pertama
pasti target. Jadi setiap AO itu kan ditargetin juga, besaran pinjaman, kondisi NPL, berapa banyak nasabah,. Nah kita kan ada rencana
“Diposisi saya
inikan tanggung jawabnya cukup berat ya, Berat mencapai
targetnya,
mengawasi dan membimbing bawahan,
kerja tiap tahun, ada target individu, ada target tim itukan harus dicapai juga.”
mengambil keputusan yang cepat. Selain itu, tugas saya cukup banyak juga yah mengelola administrasi perbankan, mengelola SDM yang ada, pengawasan pegawai juga, supervisi, pencapaian target.” 4) Pekerjaan yang menuntut seseorang untuk bersiaga penuh setiap waktu “Handphone juga harus aktif 24 jam. terus mengisi uang di ATM dikantor tempat saya kerja juga tanggung jawab saya, padahal waktu training itu tidak diajari. Kalau hari libur uang di ATM habis, saya harus isi karena itu juga tanggung jawab saya.” 5) Menunjukan kinerja yang memuaskan dibandingkan dengan manajer lain “Biasanya setiap meeting akhir bulan, pimpinan pasti bilang ke saya “tidak mungkin dong kinerjamu lebih jelek dari manajer lain, kamu kan lulusan ODP, jadi kinerjamu harus lebih baik dari mereka dong”.
“Karena
manajemen kan berharap lebih dari lulusan PPS. Berharap lulusan PPS bekerja lebih baik dibandingkan dengan yang non PPS dan menjadi cikal bakal pemimpin
perusahaan dimasa yang akan datang. Makanya kita dilatih dan dibentuk untuk menjadi seorang pemimpin.” 6) Membina dan memutuskan secara tepat dalam mengelola “Karakter setiap
orang itu kan berbeda-beda. Nah disana lah
bawahannya menuju keberhasilan kita dituntut bagaimana mendelegasikan wewenang, mengambil suatu keputusan bagaimana orang ini harus diapakan, apa orang ini harus di didik sampai mampu atau kita
yang mampus.” ; “Jika saya berhasil mengendalikan SDM tersebut hingga sukses, maka itu disebut pemimpin
sukses.”
7) Beradaptasi pada lingkungan kerja
“Terus yang kedua
bagaimana kita membaur dan berusaha
berhubungan secara baik dengan rekan
kerja.” B. Permasalahan kerja yang dihadapi ialah: 1) Kesulitan dalam menerapkan pengetahuan dari program khusus saat bekerja “Kalau aplikasinya memang tidak semudah teorinya ya. bagaimana menjadikan diri kita sebagai pemilik bank niaga itu, bukan sebagai pekerja. secara pratiknya, itu luar biasa susahnya. Sampai sekarang masih susah saya
terapkan yah.”
“Saya merasa tidak
bisa seperti itu, tidak enak kalau begitu jadi kaku. Engga bisa kita bilang saya ini lulusan PPS, kamu
harus gini
gitu..engga bisa kayak gitu. yah saya kan sama-sama rekan kerja
dengan mereka.”
2) Kesulitan awal dalam mengelola bawahan
“Nah pada
awalnya pun saya seperti itu, tidak
bisa mendelegasikan pekerjaan ke anak buah. Misalnya ada permasalahan seperti nasabah complain mengenai produk gitu.” 3) Ketidaktepatan mengatasi suatu masalah “Karena anak buah saya tidak bisa, yah terpaksa
saya yang
menanggani nasabah itu. Karena
keseringan, dia
jadi manja gitu.”