BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
B. Implikasi Hasil Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai informasi mengenai seberapa besar minat konsumen pada operator selular Tri dan pangsa pasar yang dikuasai terutama di daerah kota Yogyakarta.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui sejauh mana minat masyarakat pada jasa komunikasi sehingga pemerintah dapat mengembangkan layanan komunikasi di Indonesia.
3. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan pembanding dalam melakukan penelitian lanjutan tentang marketing mix.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & PERUMUSAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Marketing Mix ( Bauran Pemasaran )
Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan suatu strategi
pemasaran yang sudah umum dikenal dan diterapkan oleh para pemasar. Strategi ini juga sangat menentukan keberhasilan dari perusahaan dalam rangka menyampaikan produknya kepada konsumen.
Kotler dan Armstrong (2008:62) menyebutkan bahwa Marketing
Mix (bauran pemasaran) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkannya di pasar sasaran.
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Swastha dan Irawan, 2005:78).
8
Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen. Dari pernyataan para ahli dapat disimpulkan bahawa
Marketing Mix terdiri dari empat unsur pemasaran atau sering disebut
dengan 4P yaitu product, price, place, dan promotion.
Gambar II.1 (Marketing Mix. Sumber Kotler dan Armstrong, 2014:76)
Sasaran Pelanggan Penempatan yang Diharapkan Produk • Variasi • Kualitas • Desain • Fitur • Nama Merek • Pengemasan • Pelayanan Harga • Daftar Harga • Diskon • Tunjangan • Metode Pembayaran • Persyaratan Kredit Tempat • Saluran • Jangkauan Wilayah • Lokasi • Inventaris • Transportasi • Logistik Promosi • Pengiklanan • Penjualan Pribadi • Promosi penjualan • Hubungan Masyarakat
9
a. Product (Produk)
Produk merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pemasaran. Dalam merumuskan perencanaan bauran dimulai dengan penawaran yang memberikan nilai bagi pelanggan. Penawaran inilah yang menjadi dasar hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. produk itu sendiri dapat berupa barang maupun jasa.
Kotler dan Armstrong (2008:266) menyebutkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
b. Price (Harga)
Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen lain melambangkan biaya. Harga juga merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Harga yang ditetapkan perusahaan hendaknya dapat diterima oleh konsumen.
Kotler dan Armstrong (2008:345) menyebutkan bahawa harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
10
Perusahaan memiliki tujuan dalam menentukan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain :
- Mendapatkan laba maksimum
- Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan - Mencegah atau mengurangi persaingan
- Mempertahankan atau memperhatikan market share
Dari hal di atas, perusahaan yang memperkenalkan produk-produk baru harus memilih di antara dua pilihan kebijakan penetapan harga yakni :
1) Skimming Pricing
Strategi Skimming adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya.
2) Penetration pricing
Strategi harga penetrasi adalah menetukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek kepada konsumen.
11
c. Place (Tempat)
Tempat adalah aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Yang dimaksud dengan tempat di sini adalah saluran distribusi. Saluran distribusi adalah jalur yang dipakai untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen yang terdiri dari berbagai rangkaian perantara. Para perantara ini posisinya berada di antara produsen dan konsumen akhir yang membentuk suatu saluran distribusi.
Fajar Laksana (2008:123) mengatakan saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.
Cannon, Perreault dan McCarthy (2008:348) menyebutkan bahwa tempat adalah yang membuat barang dan jasa tersedia dalam kuantitas dan pada lokasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Masalah-masalah utama biasanya menyangkut penetapan tempat penyimpanan yang memuaskan, sistem distribusi, dan sistem pengiriman dan penyebarluasan. Hal-hal ini dirancang demi kesenangan dan kepuasan konsumen, akan tetapi tetap dijaga agar masih dalam batas–batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
12
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen tentang produk yang ditawarkan. Promosi dilakukan untuk mendapatkan pelanggan baru serta mempertahankan pelanggan yang ada. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media cetak seperti koran, brosur, dan majalah serta media elektonik seperti televisi, radio, maupun media sosial.
Definisi promosi menurut Swastha dan Irawan (2005:349) adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Kotler dan Armstrong (2008:116) menyebutkan promosi adalah membangun hubungan pelanggan yang baik membutuhkan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga untuk produk itu secara atraktif dan menyediakan produk bagi pelanggan sasaran. Dengan melakukan promosi, perusahaan menginformasikan tentang produk kepada konsumen disertai dengan pengenalan pemakaian dan cara kerja produk tersebut, untuk menarik minat
konsumen dan mengingatkan konsumen bahwa konsumen
13
Adapun tujuan dari promosi, yaitu : 1) Modifikasi tingkah laku
Orang-orang melakukan komunikasi dengan beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan
pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, dan
mengemukakan pendapat. Di sini promosi berusaha merubah tingkah laku yang sudah ada.
2) Memberitahu
Kegiatan promosi dapat digunakan oleh perusahaan untuk memberi tahu pasar yang dituju tentang penawaran suatu produk.
3) Membujuk
Promosi pada dasarnya bersifat membujuk, hal ini untuk mendorong konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan.
4) Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di benak konsumen dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.
14
2. Minat Beli Ulang
Minat beli adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk sebelum benar-benar membuat keputusan untuk membeli. Dengan kata lain, minat beli merupakan rencana untuk membeli suatu produk dan memiliki kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian. Seorang pemasar perlu mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk untuk memprediksi minat konsumen di masa yang akan datang, sehingga dapat terus mengembangkan strategi pemasarannya.
Berikut beberapa pengertian dari minat beli menurut Setyawan dan Ihwan (2004:128) dalam Sugianto dan Subagio (2014) adalah sebagai berikut :
a. Minat beli mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk membeli.
b. Minat beli menunjukkan pengukuran kehendak seseorang dalam membeli.
c. Minat beli berhubungan dengan perilaku membeli yang terus menerus.
Ferdinand (2002:129) dalam Sugianto dan Subagio (2014), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk
15
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksporatif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
3. Jasa
Definisi jasa menurut Lovelock, Wirtz, dan Mussry (2011:16) adalah suatu aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Sering kali kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time-based), dalam bentuk suatu kegiatan (performances) yang akan membawa hasil yang diinginkan kepada penerima, obyek, maupun aset-aset lainnya yang menjadi tanggung jawab dari pembeli. Sebagai pertukaran dari uang, waktu, dan upaya, pelanggan jasa berharap akan mendapatkan nilai (value) dari suatu akses ke barang-barang tenaga kerja, tenaga ahli, fasilitas, jejaring dan sistem tertentu; tetapi para pelanggan
16
biasanya tidak akan mendapatkan hak milik dari unsur-unsur fisik yang terlibat dalam penyediaan jasa tersebut.
4. Persepsi
Kotler dan Keller (2009:180) menyatakan persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menterjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang akan memberikan nilai terbesar (Kotler dan Keller. 2011:14).
Sedangkan menurut Mowen (1998:63) yang dikutip Sumarwan (2011:96) mengatakan “Perception is the process throught which
individual are exposed to information, attend to that information, and comprehend it”.
Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahawa persepsi merupakan proses bagi seseorang untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu. Seorang konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu produk lebih baik dari pesaingnya.
B. PENELITIAN SEBELUMNYA
FX Dwi Widyanto, tahun 2012 dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen Tentang Marketing Mix Terhadap Pembelian Ulang” (Studi Komparatif pada Konsumen yang Pernah Makan Burger di Stand Mister Burger dan
17
Big Burger di Wonocatur dan Nologater Yogyakarta). Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 96 orang responden yang merupakan konsumen dari Mister Burger dan Big Burger yang pernah melakukan pembelian di stand daerah Wonocatur dan Nologaten Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini secara simultan menunjukan bahwa produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh positif terhadap minat beli ulang di Mister Burger dan Big Burger. Secara parsial untuk Mister Burger variabel produk, harga, dan promosi masing-masing berpengaruh positif terhadap minat beli ulang. Sedangkan untuk Big burger hanya variabel produk yang berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.
C. HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2011:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian, di mana pertanyaan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hubungan antara Persepsi atas Produk dengan Minat Beli Ulang Product (produk) adalah sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Dengan demikian produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen diharapkan dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Bila produk yang ditawarkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan
18
konsumen maka product berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.
H1: Persepsi atas produk berpengaruh positif pada minat beli ulang
2. Hubungan antara Persepsi atas Harga dengan Minat Beli Ulang Price (harga) merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan
konsumen yang mengambil manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh penjual dengan satuan harga yang sama terhadap semua pembeli. Dengan harga produk yang bersaing di pasaran diharapkan konsumen tidak merasa keberatan dan tetap mau membeli produk tersebut. Sehingga price berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.
H2: Persepsi atas harga berpengaruh positif pada minat beli ulang
3. Hubungan antara Persepsi atas Tempat dengan Minat Beli Ulang Place (tempat) berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian
produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Jika tempat atau saluran distribusi dari suatu produk sudah tersebar luas dan dapat diperoleh dengan mudah maka place berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.
19
4. Hubungan antara Persepsi atas Promosi dengan Minat Beli Ulang Promotion (promosi) merupakan aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk sasaran konsumen untuk membelinya. Promisi yang dilakukan perusahaan dianggap menarik oleh sasaran konsumen sehingga merasa tertarik untuk membeli produk tersebut. Sehingga promotion berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.
H4: Persepsi atas promosi berpengaruh positif pada minat beli ulang
D. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
Persepsi atas produk
Persepsi atas harga
Persepsi atas tempat
Persepsi atas promosi
Gambar II.2 (Kerangka Konseptual)
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya sesuatu. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menggambarkan pengaruh persepsi atas produk, harga, tempat, dan promosi pada minat beli ulang.
B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada dasarnya adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai keterangan untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Subjek penelitian pada penulisan ini adalah masyarakat umum pengguna Tri di kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian tersebut. Dalam hal ini objek penelitian yang diteliti adalah product (produk), price (harga),
place (tempat), promotion (promosi), dan minat beli ulang konsumen pada
21
C. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai dengan bulan Oktober 2017.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah kota Yogyakarta.
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38). Berikut adalah variabelnya :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah persepsi atas produk
(X1), persepsi atas harga (X2), persepsi atas tempat (X3), dan persepsi atas
22
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah minat beli ulang konsumen (Y).
Untuk mengukur persepsi atas produk, harga, tempat, dan promosi akan digunakan skala Likert yaitu dimana mengharuskan responden untuk menunjukan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap pernyataan yang berkaitan dengan objek yang dinilai.
Setiap jawaban nantinya akan memiliki skor masing-masing untuk mengukur tanggapan positif ataupun negative terhadap suatu pernyataan sebagai berikut :
a. Kategori sangat setuju, diberi skor : 5
b. Kategori setuju, diberi skor : 4
c. Kategori kurang setuju, diberi skor : 3
d. Kategori tidak setuju, diberi skor : 2
e. Kategori sangat tidak setuju, diberi skor : 1
E. DEFINISI OPERASIONAL 1. Persepsi atas Produk (X1)
Persepsi atas produk adalah apa yang dipikirkan konsumen tentang segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan
23
suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang dimaksud di sini meliputi masa berlaku paket data, kecepatan internet, jangkauan sinyal, ragam produk yang ditawarkan, dan pemberitahuan sisa kuota.
2. Persepsi atas Harga (X2)
Persepsi atas harga adalah apa yang dipikirkan konsumen tentang sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga yang dimaksud di sini meliputi harga yang terjangkau, harga yang bersaing, harga sesuai dengan kualitas, dan harga sesuai dengan manfaat.
3. Persepsi atas Tempat (X3)
Persepsi atas tempat adalah apa yang dipikirkan konsumen tentang membuat barang dan jasa tersedia dalam kuantitas dan pada lokasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tempat yang dimaksud di sini merupakan kemudahan mendapatkan, ketersediaan produk, dan saluran distribusi yang luas.
4. Persepsi atas Promosi (X4)
Persepsi atas promosi adalah apa yang dipikirkan konsumen tentang sebuah aktivitas untuk mengkomunikasikan ciri-ciri dari suatu
24
produk dan membujuk target konsumen agar mau membelinya. Promosi yang dimaksud adalah tema iklan, visual yang ditampilkan, diskon, dan bonus kuota yang ditawarkan.
5. Minat beli Ulang (Y)
Minat beli ulang menunjukan keinginan konsumen untuk melakukan kunjungan atau pembelian secara ulang di masa yang akan datang. Pembelian ulang akan dilakukan apabila konsumen merasa puas
terhadap suatu produk tertentu. Minat beli ulang meliputi
merekomendasikan produk, dan pembelian ulang.
F. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat umum kota Yogyakarta.
25
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2011:81). Untuk jumlah populasi yang tidak diketahui dianjurkan minimal 30 sampel atau berkisar 15 sampai 20 kali dari variabel bebas (Hair, 1998). Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden. Sampel dari penelitian ini adalah masyarakat umum di kota Yogyakarta yang pernah membeli atau menggunakan operator selular Tri dengan usia minimal 17 tahun karena dianggap sudah dapat mengisi kuesioner,.
G. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan cara purposive sampling, yaitu peneliti menggunakan pertimbangannya sendiri dengan berbekal pengetahuan yang cukup tentang populasi untuk memilih anggota-anggota sampel (Sumardjono, 2004: 23). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan pertimbangan bahwa yang akan menjadi sampel adalah konsumen yang memenuhi kriteria penelitian yang ditetapkan penulis. Kriteria yang ditetapkan penulis adalah konsumen yang pernah membeli atau menggunakan
26
H. SUMBER DATA
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden yaitu masyarakat umum di kota Yogyakarta yang pernah membeli atau menggunakan operator selular Tri yang didapat dari hasil kuesioner yang berkaitan dengan minat beli ulang.
I. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karekteristik beberapa orang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subjek penelitian dengan maksud untuk memperoleh data.
J. TEKNIK PENGUJIAN INSTRUMEN
Pengujian instrumen dilakukan guna mengetahui apakah alat ukur yang dipakai layak digunakan atau tidak dalam penelitian.
1. Uji validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Sarjono dan Julianita, 2011:35).
27
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu (Siregar, 2013:75):
(∑ ) (∑ )(∑ )
(∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ )
Dimana:
r : koefisien korelasi setiap pertanyaan
n : jumlah responden
x : skor variabel (jawaban responden)
y : skor total dari variabel untuk responden ke-n
Untuk menentukan apakah instrumen valid atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Menurut Sekaran (dalam Sarjono dan Julianita, 2011:35), reliabilitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana
28
pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (bebas kesalahan-error free). Oleh karena itu, uji reliabilitas menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen perlu dilakukan. Dengan pengujian ini maka kita dapat mengetahui konsistensi dari jawaban responden. Kuesioner dapat dikatakan reliabel bila jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus Crobach Alpha (Siregar, 2013:90):
{ ( )} ∑ Dimana: r11 : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
∑ : total dari varian masing-masing variabel
: varian total
Untuk menentukan apakah variabel reliabel atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:
29
a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.
b.Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel
K. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisa Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda sendiri sebenarnya adalah pengembangan dari regresi linier sederhana yang sama-sama alat yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tidak bebas. Perbedaan dari metode ini hanya pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Pada metode regresi berganda jumlah vaariabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang mempengaruhi variabel tidak bebas. Untuk mencari persamaan regresi linier berganda dapat menggunakan persamaan (Siregar, 2013:405):
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y : minat beli ulang
X1 : produk
X2 : harga
X3 : tempat
30
a : nilai konstanta
b1, b2,b3, b4 : koefisien regresi
e : nilai error
a. Uji t atau Uji Parsial
Uji t atau yang biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi untuk mengetahui signifikansi atau setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut:
1) Menentukan H0 dan Ha
H0 : bi ≤ 0, artinya produk, harga, tempat, dan promosi (X1
sampai dengan X4) secara parsial tidak berpengaruh positif
pada minat beli ulang konsumen Tri (Y).
Ha : bi > 0, artinya produk, harga, tempat, dan promosi (X1
sampai dengan X4) secara parsial berpengaruh positif pada
minat beli ulang konsumen Tri (Y). 2) Menentukan level of significance (α) : 5%
Dalam penelitian ini tingkat signikansi menggunakan α = 5% dengan df= n-k-1 (k adalah jumlah variabel independen).
31
3) Menentukan thitung dengan menggunakan alat analisis atau
rumus thitung
Dimana:
ti = t hitung koefisien variabel i
bi = koefisien regresi variabel i
sbi = standard error dari variable
4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0
H0 diterima, jika t hitung ≤ t tabel atau –t hitung ≥ -t tabel
H0 ditolak, jika t hitung > t tabel atau –t hitung < -t table
32
Jika H0 diterima dan Ha ditolak maka produk, harga, tempat,
dan promosi tidak berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen Tri.
Jika H0 ditolak dan Ha diterima maka produk, harga, tempat,
dan promosi berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen Tri.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum mengolah data dengan teknik analisa regresi linier berganda. Model regresi linier yang baik adalah