• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, dan KETERBATASAN

B. Saran

1. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan masukan berupa saran yang baik untuk

keberlangsungan usaha tersebut agar yang kurang, bisa diperbaiki dan

yang sudah baik dapat dipertahankan atau ditingkatkan agar konsumen

2. Bagi penulis

Untuk menerapkan materi yang sudah didapat di program studi

manajemen Sanata Dharma serta melihat kenyataan di lapangan antara

teori dan praktik kerjanya.

3. Bagi pihak lain

Untuk menambah pengetahuan dan bisa mempraktikkan di dunia kerja

dan bisa menjadi bahan acuan untuk peneliti selanjutnya yang bergerak

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan hal yang terpenting dalam perusahaan di era

persaingan yang begitu ketat. Banyaknya persaingan mengharuskan

perusahaan menentukan produk yang berbeda yang di gemari oleh

konsumen. Suatu hubungan timbal balik antara konsumen dengan

perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut.

Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan

membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu

sendiri akan menentukan harga barang dan jasa bagi individu-individu.

Adapun faktor-faktor penting yang dapat menciptakan nilai ekonomi

adalah :

a. Produksi yang membuat barang-barang,

b. Pemasaran yang mendistribusikanya, dan

c. Konsumsi yang mengunakan barang-barang tersebut.

(Swastha, 1979 : 4)

Ada banyak pengertian dan versi yang berbeda dari para ahli yang

mengungkapkan pengertian pemasaran. Pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan

pembeli potensial (Swastha). Menurut (Fajar Laksana) pemasaran yaitu

pertukaran produk yang dilakukan melalui aktivitas dari bauran pemasaran

yaitu produk, price, place dan promotion. Pemasran adalah aktivitas,

serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengkomonikasikan,

menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offering) yang bernilai bagi

pelanggan, klien, mitra dan masyarakat umum (American Marketing

Association AMA 2007). Pemasaran atau marketing adalah “is a societal

process by which individuals and groups obtain what thay need and want

through creating, offering, and frelly exchanging products and services of

value with other”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2000:9).

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha 2002:17). Definisi

tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan

termasuk produksi, teknik, keuangan, dan pemasaran harus diarahkan pada

usaha mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan

tersebut dengan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang.

faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya, akan

mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Ada

tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran

yaitu orientasi konsumen, koordinasi dan integrasi dalam perusahaan, dan

mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen. Dalam bukunya (Tjiptono

dan Chandra, 2012) berpendapat bahwa terdapat lima konsep yaitu konsep

produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan

konsep pemasaran sosial.

1. Konsep Produksi (production concept)

Konsep produksi berkenyakinan bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang tersedia dimana-mana dan harganya

murah. Penganut pada konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya

menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi masal.

Dengan demikian, fokus utama konsep ini adalah distribusi dan

harga.

2. Konsep Produk (product concept)

Konsep produk ini berpandangan bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang memberikan kualitas, kinerja atau

fitur inovatif terbaik. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi

pada upaya penciptaan produk superior dan penyempurnaan

kualitasnya. Jadi, fokus utamanya adalah pada aspek produk.

Konsep ini sering dijumpai dalam pemasaran produk elektronik,

3. Konsep penjualan (selling concept)

Konsep penjualan ini berkeyakinan bahwa konsumen tidak

akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak, jika

mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk. Penganut

konsep ini akan berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi dan

penjualan yang agresif. Konsep ini akan banyak dijumpai pada

penjualan asuransi dan eksiklopedia, pemasaran nirlaba.

4. Konsep Pemasaran (marketing concept)

Konsep pemasaran ini berpandangan bahwa kunci untuk

mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi

dalam menciptakan, memberikan, dan mengkomonikasikan nilai

pelanggan (customer value) kepada pasar sasaranya secara lebih

efektif dibandingkan pada pesaing. Nilai pelanggan adalah rasio

antara apa yang diperoleh pelanggan dan apa yang ia berikan.

Konsep pemasaran bertumpu pada empat pilar utama yaitu: pasar

sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi dan

profitabilitas. Pasar sasaran adalah pelanggan yang dipilih untuk

dilayani dengan program pemasaran khusus bagi mereka.

Keberhasilan pemasaran sangat ditentukan oleh kemampuan

a. Stated needs (contohnya, konsumen membutuhkan produk

yang tidak mahal).

b. Real needs (contohnya, konsumen membutuhkan produk

yang biaya pengoperasiannya murah).

c. Unstated needs (misalnya, konsumen mengharapkan

layanan prima dari perusahaan).

d. Delight needs (misalnya, konsumen berharap bahwa

perusahaan memberikan bonus, paket pembelian produk

tersebut).

e. Secret needs (contohnya, konsumen ingin dipandang

teman-temannya sebagai konsumen yang cerdas dalam

memilih produk).

Kemampuan membedakan kelima jenis kebutuhan tersebut

berdampak pada tiga tipe pemasaran yaitu :

1) Responsive marketing, yaitu mengidentifikasi dan

memenuhi stated needs.

2) Anticipative marketing, yakni berusaha memperkirakan apa

yang dibutuhkan pelanggan dalam waktu dekat.

3) Creative marketing, yaitu menemukan dan menghasilkan

solusi yang tidak diduga (bahkan belum terbayangkan oleh)

pelanggan namun berpotensi ditanggapi secara antusias.

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi

utamanya adalah laba, sedangkan untuk organisasi nirlaba dan

organisasi publik, tujuanya adalah mendapatkan dana yang

memadai untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial dan pelayanan

publik.

5. Konsep Pemasaran Sosial (social marketing concept)

Konsep pemasaran sosial berkeyakinan bahwa tugas organisasi

adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran

dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif

dan lebih efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa

sehingga bisa mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan

konsumen dan masyarakat. Konsep ini menekankan pentingnya

aspek sosial dan etika dalam praktik pemasaran. Oleh sebab itu,

diperlukan keseimbangan antara laba perusahaan, kepuasan

pelanggan, dan kepentingan publik (kelestarian lingkungan).

Dalam bukunya marketing management Kotler dan Keller (2006,

2012) mengajukan konsep holistic marketing sebagai konsep

pemasaran termuktakhir. Holistic marketing adalah perancangan

dan pengimplementasian aktivitas, proses, dan program pemasaran

yang merekfleksikan kompleksitas dan saling tergantungan antar

C. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan,

berkembang dan mendapatkan laba yang diinginkan serta untuk menguasai

pasar sasaran yang sudah direncanakan oleh perusahaan dan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Ada banyak versi tentang definisi

manajemen pemasaran tersebut seperti American Marketing Association

(AMA). Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan

pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi

pemasaran, yang ditunjukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat

memenuhi tujuan individu maupun organisasi. Dalam bukunya Fajar

Laksana manajemen pemasaran (2008, 5) berpendapat bahwa manajemen

pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktifitas dari

bauran pemasaran yaitu product, price, place, dan promotion. Divinisi ini

mengacu pada pendapatnya (Kotler 2000: 9) yang menyebutkan

manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran

D. Pasar

1. Definisi Pasar

Pengertian pasar sering membingungkan banyak kalangan

karena istilah pasar memiliki berbagai macam arti. Masyarakat dapat

mengatakan pasar modal, pasar sepeda motor, pasar burung dan

masih banyak lainya. Sebenarnya apa yang di maksud dengan pasar

itu sendiri. Definisi yang pertama mengungkapkan bahwa pasar

adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi,

barang atau jasa tersedia untuk dijual, dan terjadi perpindahan hak

milik. Difinisi yang kedua menyatakan bahwa pasar adalah jumlah

seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-pembeli potensial.

Dari kedua definisi tersebut masih dianggap agak sempit dan kurang

memadai. Oleh karena itu berikut ini akan menggunakan difinisi

pasar yang lebih luas yang di kemukakan oleh (William J. Stanton)

yang berpendapat bahwa pasar adalah orang-orang yang

memepunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan

kemauan untuk membelanjakanya. Sesuai dengan definisi yang

ketiga tentang pasar, maka orang yang dapat dimasukkan sebagai

pasar adalah pihak kedua (orang yang menggunakan hasil dari usaha

orang lain). Namun perlu diingat pula bahwa pihak pertama (orang

yang mempunyai kreasi atau sesuatu untuk digunakan oleh orang

mereka dapat bertindak sebagai pihak kedua dalam kesempatan lain.

Jadi, selain menawarkan sesuatu, mereka juga menginginkan sesuatu.

2. Target Market

Untuk memilih pasar yang dituju perusahaan dapat menempuh

tiga macam strategi, yakni Undifferentiated marketing, differentiated

marketing, dan concentrated marketing.

a. Undifferentiated Marketing

Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk

mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi

keinginan semua atau banyak orang. Jadi satu macam produk

dipasarkan kepada semua orang, tidak hanya satu atau

beberapa kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat

massal, maka teknik pemasaranya pun bersifat massal,

misalnya menggunakan periklanan massal.

b. Differentiated Marketing

Disini perusahaan mencoba untuk mengidentifikasikan

kelompok-kelompok pembeli tertentu (segmen pasar) dalam

membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih. Pada

kelompok pembeli dapat ditawarkan jenis produk yang

berbeda dengan kelompok lain, sehingga satu perusahaan

dapat menjual beberapa macam produk. Dalam strategi ini

kelompok-kelompok yang dilayani dan merencanakan produk yang

dapat memberikan kepuasan kepada kelompok-kelompok

tersebut.

c. Concentrated Marketing

Disini perusahaan hanya memusatkan usaha

pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembeli

saja. Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan yang

tidak berhasil melayani banyak kelompok pembeli, sehingga

usaha pemasarannya hanya dipusatkan pada kelompok

pembeli yang paling menguntungkan. Sehingga perusahaan

dapat mengembangkan produk yang lebih ideal bagi

kelompok tersebut.

3. Jenis-jenis Pasar

Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk membeli suatu

produk, pasar dapat digolongkan kedalam lima golongan, yakni

pasar konsumen, pasar produsen atau pasar industri, pasar penjual

atau pasar pedagang, pasar pemerintah, dan pasar internasional.

E. Perilaku Konsumen

James F. Engel et al (1992 : 3) yang dalam bukunya perilaku

konsumen Amirullah mengungkapkan bahwa perilaku konsumen sebagai

memperoleh dan menggunakan barang – barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan

–tindakan tersebut. Definisi perilaku konsumen memang saling berbeda antara para ahli menurut American Marketing Association (AMA) yang

dalam bukunya Amirullah bahwa perilaku konsumen sebagai interaksi

dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita

dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Ada

tiga ide pokok dalam definisi diatas dalam buku Peter dan Olson (1996 : 6)

yaitu :

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku

konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen,

grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan

bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap

studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan

strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen salah

satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku

konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu,

produk, dan individu atau grup tertentu. Dalam hal

pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku

konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap

bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan

Disamping itu, strategi yang berhasil pada titik tertentu dapat

saja gagal total dititik yang lain. Dengan demikian, sifat

dinamis perilaku konsumen adalah hal yang membuat

pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang menarik

maupun menentang.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Hal kedua yang ditekankan dalam difinisi perilaku

konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan

kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar. Ini berarti bahwa

untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka

pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang

mereka lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian

sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang

dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku

konsumen adalah pertukaran diantara individu. Hal ini

membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan

definisi pemasaran yang sejauh ini menekankan pertukaran.

pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan

strategi pemasaran.

F. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Salah satu strategi yang sudah dikenal dibanyak kalangan untuk

menjalankan suatu usaha adalah strategi bauran pemasaran atau marketing

mix yang dikenal dengan sebutan 4P yaitu produk (product), harga (price),

tempat/distribusi (place) dan promosi (promotion). Bauran pemasaran

(marketing mix) adalah perpaduan antara produk, harga, distribusi dan

promosi yang digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan produknya

atau melayani konsumennya, juga digunakan untuk mempengaruhi

konsumennya (Indriyo Gitosudarmo 1995).

1. Produk (Product)

Dalam memulai usaha pastinya ingin memiliki atau

menciptakan produk dan jasa yang berbeda dari pesaing dengan

harapan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang sedang

diinginkan. Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat

diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,

harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan

pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan

atau kebutuhanya (Swatha 2002: 94). Dalam buku prinsip – prinsip pemasaran (Kotler dan Armstrong 2001 : 346) berpendapat produk

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

a. Klasifikasi produk

Menurut (Kotler dan Armstrong 2001) produk

dibedakan dalam dua kelas besar yaitu produk konsumen dan

produk industri.

1) Produk konsumen

Produk konsumen adalah produk yang dibeli

konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar

biasanya mengklasifikasikan barang–barang ini menurut cara pembelian yaitu :

a) Produk sehari–hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat

dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha

yang sedikit dalam membandingkan dan

membeli. Misalnya sabun, permen, koran, dan

fast food.

b) Produk shopping adalah produk dan jasa

konsumen yang jarang dibeli sehingga

pelanggan membandingkan kecocokan,

Misalnya dalam pembelian mebel, pakaian,

mobil bekas, peralatan rumah tangga, serta jasa

hotel dan motel.

c) Produk spesial adalah produk konsumen

dengan karakteristik unik atau identifikasi

merek yang dicari oleh kelompok pembeli

tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan

usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya

perlatan fotografi yang mahal, merek serta jenis

mobil tertentu (Lamborghini), dan pakaian

yang dirancang oleh desainer terkenal.

d) Produk yang tidak dicari adalah produk

konsumen dimana keberadaanya tidak

diketahui atau jika diketahui oleh konsumen

pun, tidak terfikir oleh mereka untuk

membelinya. Misalnya asuransi jiwa dan donor

darah.

2) Produk Industri

Produk industri adalah produk yang dibeli untuk

pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait

dengan bisnis. Perbedaan produk konsumen dengan

produk industri terletak pada tujuan dibelinya produk

untuk digunakan disekitar rumahnya, maka produk ini

disebut produk konsumen. Jika konsumen yang sama

membeli mesin pemotong rumput untuk digunakan

dalam bisnis pertamanan, maka mesin ini merupakan

produk industri.

2. Harga (Price)

a. Definisi

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya

(Basu 2000 : 147). Faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan harga meliputi tujuan pemasaran

perusahaan, strategi bauran pemasaran dan organisasi

perusahaan.

Gambar II.1 Faktor Penetapan Harga

Faktor internal

Tujuan pemasaran

Strategi bauran pemasaran Biaya Pertimbangan organisasi Keputusan Penetapan harga Faktor Internal

Sifat pasar dan permintaan Persaingan Faktor lingkungan lainya (ekonomi, penjual)

b. Strategi Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar

mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan

perubahan situasi. Dalam bukunya (Kotler & Amstrong

2001 : 485) terdapat enam strategi penyesuaian harga yaitu:

1) Penetapan harga diskon dan pengurangan harga

Perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka

untuk memberikan penghargaan pada pelanggan

atas reaksi tertentu seperti pembayaran tagihan lebih

awal, volume pembelian dan pembelian diluar

musim. Ada berbagai macam jenis diskon yaitu

diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli

yang membayar tagihan mereka tepat waktu.

Diskon kuantitas merupakan suatu pengurangan

harga bagi pembeli yang membeli dalam volume

besar. Diskon fungsional suatu pengurangan harga

yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur

distribusi yang melakukan fungsi tertentu seperti

penjualan, pergudangan dan pencatatan.

2) Penetapan harga tersegmentasi

Dalam penetapan harga tersegmentasi

atau beberapa tingkat harga walaupun perbedaan

harga tidak didasarkan pada perbedaan biaya.

3) Penetapan harga psikologis

Harga mencerminkan sesuatu mengenai

produknya. Dalam menggunakan penetapan harga

secara psikologis penetapan harga yang

mempertimbangkan aspek psikologis harga dan

tidak hanya keadaan ekonomis, harga digunakan

untuk mengatakan sesuatu mengenai produk

tersebut.

4) Penetapan harga promosi

Dengan penetapan harga promosi perusahaan

sewaktu–waktu akan menetapkan harga produknya dibawah harga tertulis dan beberapa kali dibawah

biayanya.

5) Penetapan harga geografis

Sebuah perusahaan juga harus menetapkan

bagaimana menetapkan harga produknya pada

pelanggan yang berbeda–beda letaknya entah dalam satu negara atau dunia.

6) Penetapan harga internasional

Perusahaan yang memasarkan produknya secara

mesti di bebankan di negara–negara yang berbeda dimana mereka beroprasi.

3. Distribusi (place)

Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikanya

dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa

perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk

dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir (Fajar

laksana 2008 : 123). Saluran distribusi ini merupakan suatu

struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan

menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai

macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen,

pedagang besar, dan pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan

sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang

secara efektif (Swastha 1979 : 190).

Dalam bukunya (Kotler dan Amstrong 2001) terdapat beberapa

sistem pemasaran yaitu:

a. Saluran Distribusi Konvensional

Suatu saluran distribusi yang berisikan satu atau lebih

independen. Masing–masing pihak tersebut adalah perusahaan yang terpisah yang berusaha memaksimalkan

keuntungan masing– masing, terlepas dari apakah itu menguntungkan atau merugikan sisten secara keseluruhan.

b. Sistem Pemasaran Vertikal (vertical marketing system

VMS)

Suatu struktur saluran distribusi dimana produsen,

perusahaan perkulakan dan pengecer yang bertindak

sebagai suatu sistem yang menyatu. Suatu anggota saluran

memiliki anggota lainya, memiliki kontrak dengan mereka,

atau memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga mereka

semua harus bekerja sama.

c. VMS Korporasi

Sebuah sistem pemasaran vertikal yang

mengkombinasikan rentetan tahapan produksi dan

distribusi dibawah satu kepemilikan tunggal kepemimpinan

saluran distribusi dibangun melalui kepemilikan. Dalam

korporasi demikian, kerja sama dan manajemen konflik

d. VMS Kontraktual

Suatu sistem pemasaran vertikal dimana perusahaan

independen pada berbagai tingkatan produksi dan distribusi

yang berbeda bergabung bersama melalui kontrak untuk

mendapatkan dampak ekonomis dan penjualan lebih besar

dari pada memperolehnya sendirian. VMS kontraktual

berkembang dengan cepat tahun–tahun belakangan ini.

e. VMS Diadministrasi

Suatu sistem pemasaran vertikal yang

mengkoordinasikan rentetan tahapan produksi dan

distribusi tidak melalui kepemilikan bersama atau ikatan

kontraktual, tetapi melalui ukuran dan kekuatan dari salah

satu pihak.

f. Sistem Pemasaran Horizontal

Suatu pola saluran distribusi dimana dua atau lebih

perusahaan dalam satu tingkatan bergabung bersama untuk

mengikuti suatu peluang pemasaran baru.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli

merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap

mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka

promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari

informasi yang tepat (Fajar Laksana 2008 : 133).

Tujuan promosi untuk menarik konsumen agar mau

mencoba produk baru, memancing konsumen agar meninggalkan

produk pesaing, atau untuk membuat konsumen meninggalkan

produk yang sudah matang, atau menahan dan memberi

penghargaan pada konsumen yang loyal (Kotler dan Amstrong

2001). Berikut ada beberapa alat promosi penjualan yang diberikan

konsumen yaitu :

a. Sampel adalah sejumlah kecil produk yang ditawarkan

kepada konsumen untuk dicoba. Ada sampel yang diberikan

Cuma-cuma, namun ada juga yang dijual dengan harga

pengganti ongkos.

b. Kupon adalah sertifikat yang memberi pembeli potongan

harga untuk pembelian produk tertentu.

c. Tawaran pengembalian uang atau rabat adalah

menyerupai kupon kecuali bahwa pengurangan harga terjadi

setelah pembelian dan diurus ditempat lain bukannya ditoko

Dokumen terkait