• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh strategi marketing mix terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Makan Sambel Layah : studi kasus pada konsumen Sambel Layah Jl. Kaliurang 8.5 Sleman, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh strategi marketing mix terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Makan Sambel Layah : studi kasus pada konsumen Sambel Layah Jl. Kaliurang 8.5 Sleman, Yogyakarta."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SAMBEL LAYAH

Studi Kasus pada Konsumen Sambel Layah Jl. Kaliurang 8.5 Sleman,

Yogyakarta

Novri Suhardi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Dalam penelitian ini, penulis membahas pengaruh strategi marketing mix terhadap loyalitas konsumen rumah makan sambel layah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Marketing Mix yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas konsumen; (2) Marketing Mix secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non random

sampling. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner ke konsumen

sambel layah sebanyak 100 responden secara acak. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan SPSS 16.0 untuk uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MARKETING MIX STRATEGY AGAINST CONSUMER LOYALTY AT SAMBAL LAYAH RESTAURANT

Case Study on Consumer Sambel layah Jl. 8.5 Kaliurang, Sleman, Yogyakarta

Novri Suhardi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

In this research, the author discusses the influence of marketing mix strategy on the loyalty of consumers at Sambal Layah restaurant. This research aims to find: (1) the influence of Marketing Mix that includes product, price, distribution, and promotion partially on consumer loyalty; (2) the influence of Marketing Mix simultaneously on consumer loyalty. The sampling technique in this research is non- random sampling technique. The data is collected by distributing questionnaire to 100 consumers of Sambal Layah randomly. The data obtained are analyzed using SPSS 16.0 for classic assumption test, multiple linear regression analysis, F test and t test.

(3)

i

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS

KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SAMBEL LAYAH

Studi Kasus pada Konsumen Sambel Layah Jl. Kaliurang 8.5 Sleman,

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Novri Suhardi

112214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

(5)

iii

(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah

dalam doa.

(Roma 12:12)

Lakukanlah dengan sebaik mungkin apa yang bisa kamu lakukan saat ini, selama

kesempatan itu berada dipihak kita.

(Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dukungan,

(7)
(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Strategi Marketing Mix terhadap Loyalitas Konsumen Sambel Layah:

Studi Kasus pada Konsumen Rumah Makan Sambel Layah”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., MBA, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku dosen pembimbing I

yang sudah meluangkan waktu dalam mengarahkan dan membimbing

penulis dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

4. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widodo .M.S., selaku dosen

pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

mengarahkan dan membimbing penulis dari awal hingga akhir skripsi

(10)

viii

5. Bapak Drs. Th Sutadi, M.B.A selaku dosen penguji yang telah bersedia

menguji penelitian serta memberikan saran dalam penelitian ini.

6. Bapak Adrian selaku Supervisor Sambel Layah yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

memberikan informasi untuk kelengkapan penulisan skripsi.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan segala bekal pengetahuan serta

pendidikan yang penulis peroleh.

8. Keluarga besar Bapak dan Ibu yang tercinta telah memberikan

dukungan dalam bentuk Doa, semangat ataupun materi untuk

kelancaran skripsi.

9. Siska Natalia yang telah memberikan masukan, dukungan dan

semangat dalam penulisan skripsi ini.

10.Yoga Andika dan Leonardo Dukung yang telah memberikan masukan

dalam proses penelitian ini.

11.Teman-teman perjuangan MPT yang telah memberikan saran dalam

pengerjaan Proposal.

12. Seluruh keluarga besar Manajemen 2011 yang telah memberikan

semangat dan motifasi dalam penulisan skripsi.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan serta motivasi selama proses penulisan skripsi

(11)
(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

(13)

xi

C. Manajemen Pemasaran... 14

D. Pasar ... 15

E. Perilaku Konsumen ... 17

F. Marketing Mix ... 20

G. Loyalitas Konsumen... 33

H. Penelitian Terdahulu ... 35

I. Kerangka Konseptual ... 37

J. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Oprasional ... 42

F. Populasi dan Sampel ... 43

G. Teknik Pengambilan Sampel... 44

H. Sumber Data ... 45

(14)

xii

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 47

K. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 54

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 54

1. Sejarah Sambel Layah ... 54

2. Produk dan Harga Sambel Layah ... 56

3. Distribusi/ tempat ... 59

4. Manajemen Sumberdaya Manusia ... 60

5. Struktur Organisasi ... 60

6. Pemasaran ... 63

7. Rencana kedepan ... 63

BAB V ANALISIS DATA ... 64

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 64

1. Validitas ... 64

2. Reliabilitas ... 65

B. Uji Asumsi Klasik ... 66

1. Uji Normalitas ... 66

2. Uji Heteroskedastisitas ... 67

3. Uji Multikolinearitas ... 69

C. Pembahasan Hasil Uji Persyaratan Regresi ... 70

D. Analisis Regresi ... 71

1. Persamaan Regresi ... 72

(15)

xiii

3. Uji Sumultan (Uji F) ... 79

E. Rerata ... 81

F. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, dan KETERBATASAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

1. Bagi Perusahaan ... 85

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

II.1 Faktor Penetapan Harga ... 23

II.2 Variabel-Variabel Marketing Mix ... 31

II.3 Kerangka Konseptual ... 37

IV.1 Struktur Organisasi ... 60

V.1 Uji Normalitas ... 67

(17)

xv

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

IV.1 Menu Sambel Layah ... 59

V.1 Rangkuman Validitas Kuesioner ... 64

V.2 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 65

V.3 Nilai FIV (Varians Inflation Factor) ... 69

V4 Model Summary ... 71

V.5 Anova ... 71

V.6 Coefficients ... 72

V.7 Rangkuman Nilai t ... 75

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

NO Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 90

Lampiran 2 Hasil Peneilaian Kuesioner ... 93

Lampiran 3 Hasil uji Validitas dan Reliabilitas ... 96

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 102

(19)

xvii

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SAMBEL LAYAH

Studi Kasus pada Konsumen Sambel Layah Jl. Kaliurang 8.5 Sleman, Yogyakarta

Novri Suhardi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Dalam penelitian ini, penulis membahas pengaruh strategi marketing mix terhadap loyalitas konsumen rumah makan sambel layah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Marketing Mix yang meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas konsumen; (2) Marketing Mix secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non random

sampling. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner ke konsumen

sambel layah sebanyak 100 responden secara acak. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan SPSS 16.0 untuk uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t.

(20)

xviii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MARKETING MIX STRATEGY AGAINST CONSUMER LOYALTY AT SAMBAL LAYAH RESTAURANT

Case Study on Consumer Sambel layah Jl. 8.5 Kaliurang, Sleman, Yogyakarta

Novri Suhardi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

In this research, the author discusses the influence of marketing mix strategy on the loyalty of consumers at Sambal Layah restaurant. This research aims to find: (1) the influence of Marketing Mix that includes product, price, distribution, and promotion partially on consumer loyalty; (2) the influence of Marketing Mix simultaneously on consumer loyalty. The sampling technique in this research is non- random sampling technique. The data is collected by distributing questionnaire to 100 consumers of Sambal Layah randomly. The data obtained are analyzed using SPSS 16.0 for classic assumption test, multiple linear regression analysis, F test and t test.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern saat ini segala sesuatu menjadi instan sehingga

hal tersebut mempengaruhi konsumen untuk lebih mengkonsumsi segala

sesuatu yang dianggap praktis seperti makanan. Hal lain yang

mempengaruhi konsumen mengonsumsi makanan yang di anggap praktis

adalah kesibukan aktivitas duniawi, sehingga masyarakat dalam arti

konsumen ini tidak adanya waktu untuk mengelola atau memasak

makanan sendiri. Konsumen sekarang ini dengan kesibukanya lebih

memilih membeli makanan siap saji yang saat ini sudah menjamur

disegala kota. Kota Yogyakarta terkenal dengan pendidikan dan kuliner

makanan yang murah, sehingga pengusaha makanan berlomba–lomba menawarkan makanan murah dengan kualitas terjamin dan berbagai menu

sambal yang ditawarkan di rumah makan seperti rumah makan Spesial

Sambel (SS), Ayam Penyet Suroboyo, Sambel Layah dan masih banyak

lainya.

Sambel layah sebagai pendatang baru di Yogyakarta sudah cukup

banyak menarik konsumen untuk datang dan menikmati menu masakan

tradisional yang ditawarkan oleh Sambel Layah. Sambel merupakan

identitas masakan Indonesia, hal ini yang mengusung rumah makan

(22)

menawarkan 3 farian utama yaitu sambel Lombok ijo, sambel Lamongan

dan sambel Bledeg.

Dalam memulai suatu usaha atau perluasan usaha banyak hal yang

harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh perusahaan seperti bauran

pemasaran (marketing mix) yang lebih dikenal dengan 4P yang

mencangkup product (produk), price (harga), place (tempat), promotion

(promosi), dan cara mendatangkan konsumen yang loyalitas kepada

produk yang diproduksi. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah

perpaduan antara produk, harga, distribusi dan promosi yang digunakan

oleh pengusaha untuk memasarkan produknya atau melayani

konsumennya, juga digunakan untuk mempengaruhi konsumennya

(Indriyo Gitosudarmo 1995). Produk (product) merupakan sajian yang

bisa ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen untuk dinikmati

sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Dalam produk

mencangkup beberapa hal seperti kualitas, variasi produk, rasa, ukuran,

manfaat, serta kemasan yang bisa menarik konsumen untuk mendapatkan

produk itu. Harga (price) sebagai penentu harga pokok dalam suatu usaha

agar dalam hal ini bisa mempertimbangkan tentang keuntungan yang

dicapai, persaingan yang serupa, dan perubahan konsumen (Kotler dan

Keller 2009). Tempat (place) ini memperhitungkan berbagai aspek seperti

pemilihan tempat yang strategis, pendistribusian barang, penentuan tempat

atau area parkir untuk konsumen serta pemilihan alat transportasi dalam

(23)

berpengaruh karena dengan promosi ini yang mendatangkan konsumen

yang berkunjung. Promosi untuk menginformasikan secara langsung atau

tidak langsung kepada konsumen tentang produk yang dijual (Kotler dan

Keller 2009:510). Saat ini suatu usaha lebih banyak mempromosikan lewat

sosial media karena lebih efektif dan lebih cepat tersebar.

Perusahaan juga menginginkan bagaimana konsumen bersikap

loyal terhadap produk yang dijualnya, maka dari itu deperlukanlah strategi

Marketing mix untuk membuat produk yang bisa diandalkan oleh

konsumen dan mudah didapat ketika dibutuhkan oleh konsumen. Menurut

Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan

terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat

positif dalam pembelian jangka panjang. Loyalitas konsumen sangat

penting bagi perusahaan karena memulai usaha yang baru dan

mendapatkan konsumen yang loyal sangat sulit dan harus bisa menerima

kritikan dari konsumen sebelum mendapatkan loyalitas. Dalam hal ini

konsumen yang setia adalah mereka yang puas terhadap produk atau

pelayanan tertentu yang membuat konsumen merasa begitu puas.

Konsumen yang merasa puas pastinya akan kembali keperusahaan dan

membeli produk yang sama kemudian secara tidak langgung konsumen

yang loyal tersebut akan memperkenalkan mengenai produk tersebut

kepada orang yang ditemuinya. Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa

(24)

pembelian dengan prosentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu

daripada perusahaan lain.

Usaha yang sukses tak lepas dari peranan menejemen pemasaran

yang telah menerapkan beberapa strategi yang dianggap jitu untuk

keberlangsungan usaha tersebut dengan salah satunya strategi Marketing

mix. Saat ini rumah makan Sambel Layah sudah membuka gerai lebih dari

22 gerai yang terdapat di beberapa kota, seperti Purwokerto, Tegal,

Pekalongan, Yogyakarta dan akan membuka lagi di Solo dan Klaten.

Penerapan strategi Marketing mix yang baik dan terstruktur

diharapkan akan mempengaruhi konsumen yang loyalitas terhadap suatu

pruduk. Maka berdasarkan uraian yang ada di atas penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Marketing Mix Terhadap

Loyalitas Konsumen Pada Rumah Makan Sambel Layah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditarik suatu

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh Produk terhadap Loyalitas?

2. Apakah ada pengaruh Harga terhadap Loyalitas?

3. Apakah ada pengaruh Distribusi terhadap Loyalitas?

4. Apakah ada pengaruh Promosi terhadap Loyalitas?

(25)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih fokus pada tujuan

awal penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas

sebagai berikut:

1. Konsumen yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah

konsumen rumah makan Sambel Layah yang membeli produk Sambel

Layah di Jl. Kaliurang km 8.5 Sleman Yogyakarta.

2. Bauran pemasaran (marketing mix) mencakup produk, harga, distribusi

dan promosi.

a. Produk : variasi produk, kemasan atau tampilan produk, kualitas

dan rasa.

b. Harga : harga yang beragam, harga paket, dan harga yang

terjangkau.

c. Tempat distribusi : fasilitas tempat parkir, kebersihan lokasi dan

terjangkaunya lokasi atau gerai.

d. Promosi : pemasangan iklan lewat media sosial dan media cetak

spanduk dan brusur.

3. Loyalitas konsumen dimana konsumen memiliki minat beli yang

semakin tinggi walupun terdapat perubahan dalam segi harga dan yang

(26)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini untuk

memecahkan masalah yang sudah di rumuskan yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh produk terhadap loyalitas

konsumen

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh harga terhadap loyalitas

konsumen

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh distribusi terhadap loyalitas

konsumen

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh promosi terhadap loyalitas

konsumen

5. Untuk mengetahui secara bersama-sama apakah produk, harga,

distribusi, dan promosi mempengaruhi loyalitas konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Berikut manfaat penelitian ini diadakan sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Untuk memberikan masukan berupa saran yang baik untuk

keberlangsungan usaha tersebut agar yang kurang, bisa diperbaiki dan

yang sudah baik dapat dipertahankan atau ditingkatkan agar konsumen

(27)

2. Bagi penulis

Untuk menerapkan materi yang sudah didapat di program studi

manajemen Sanata Dharma serta melihat kenyataan di lapangan antara

teori dan praktik kerjanya.

3. Bagi pihak lain

Untuk menambah pengetahuan dan bisa mempraktikkan di dunia kerja

dan bisa menjadi bahan acuan untuk peneliti selanjutnya yang bergerak

(28)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan hal yang terpenting dalam perusahaan di era

persaingan yang begitu ketat. Banyaknya persaingan mengharuskan

perusahaan menentukan produk yang berbeda yang di gemari oleh

konsumen. Suatu hubungan timbal balik antara konsumen dengan

perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut.

Pemasaran termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan

membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu

sendiri akan menentukan harga barang dan jasa bagi individu-individu.

Adapun faktor-faktor penting yang dapat menciptakan nilai ekonomi

adalah :

a. Produksi yang membuat barang-barang,

b. Pemasaran yang mendistribusikanya, dan

c. Konsumsi yang mengunakan barang-barang tersebut.

(Swastha, 1979 : 4)

Ada banyak pengertian dan versi yang berbeda dari para ahli yang

mengungkapkan pengertian pemasaran. Pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan

(29)

pembeli potensial (Swastha). Menurut (Fajar Laksana) pemasaran yaitu

pertukaran produk yang dilakukan melalui aktivitas dari bauran pemasaran

yaitu produk, price, place dan promotion. Pemasran adalah aktivitas,

serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengkomonikasikan,

menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran (offering) yang bernilai bagi

pelanggan, klien, mitra dan masyarakat umum (American Marketing

Association AMA 2007). Pemasaran atau marketing adalah “is a societal process by which individuals and groups obtain what thay need and want

through creating, offering, and frelly exchanging products and services of

value with other”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2000:9).

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha 2002:17). Definisi

tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan

termasuk produksi, teknik, keuangan, dan pemasaran harus diarahkan pada

usaha mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan

tersebut dengan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang.

(30)

faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya, akan

mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Ada

tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran

yaitu orientasi konsumen, koordinasi dan integrasi dalam perusahaan, dan

mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen. Dalam bukunya (Tjiptono

dan Chandra, 2012) berpendapat bahwa terdapat lima konsep yaitu konsep

produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan

konsep pemasaran sosial.

1. Konsep Produksi (production concept)

Konsep produksi berkenyakinan bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang tersedia dimana-mana dan harganya

murah. Penganut pada konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya

menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi masal.

Dengan demikian, fokus utama konsep ini adalah distribusi dan

harga.

2. Konsep Produk (product concept)

Konsep produk ini berpandangan bahwa konsumen akan

menyukai produk-produk yang memberikan kualitas, kinerja atau

fitur inovatif terbaik. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi

pada upaya penciptaan produk superior dan penyempurnaan

kualitasnya. Jadi, fokus utamanya adalah pada aspek produk.

Konsep ini sering dijumpai dalam pemasaran produk elektronik,

(31)

3. Konsep penjualan (selling concept)

Konsep penjualan ini berkeyakinan bahwa konsumen tidak

akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak, jika

mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk. Penganut

konsep ini akan berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi dan

penjualan yang agresif. Konsep ini akan banyak dijumpai pada

penjualan asuransi dan eksiklopedia, pemasaran nirlaba.

4. Konsep Pemasaran (marketing concept)

Konsep pemasaran ini berpandangan bahwa kunci untuk

mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi

dalam menciptakan, memberikan, dan mengkomonikasikan nilai

pelanggan (customer value) kepada pasar sasaranya secara lebih

efektif dibandingkan pada pesaing. Nilai pelanggan adalah rasio

antara apa yang diperoleh pelanggan dan apa yang ia berikan.

Konsep pemasaran bertumpu pada empat pilar utama yaitu: pasar

sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi dan

profitabilitas. Pasar sasaran adalah pelanggan yang dipilih untuk

dilayani dengan program pemasaran khusus bagi mereka.

Keberhasilan pemasaran sangat ditentukan oleh kemampuan

(32)

a. Stated needs (contohnya, konsumen membutuhkan produk

yang tidak mahal).

b. Real needs (contohnya, konsumen membutuhkan produk

yang biaya pengoperasiannya murah).

c. Unstated needs (misalnya, konsumen mengharapkan

layanan prima dari perusahaan).

d. Delight needs (misalnya, konsumen berharap bahwa

perusahaan memberikan bonus, paket pembelian produk

tersebut).

e. Secret needs (contohnya, konsumen ingin dipandang

teman-temannya sebagai konsumen yang cerdas dalam

memilih produk).

Kemampuan membedakan kelima jenis kebutuhan tersebut

berdampak pada tiga tipe pemasaran yaitu :

1) Responsive marketing, yaitu mengidentifikasi dan

memenuhi stated needs.

2) Anticipative marketing, yakni berusaha memperkirakan apa

yang dibutuhkan pelanggan dalam waktu dekat.

3) Creative marketing, yaitu menemukan dan menghasilkan

solusi yang tidak diduga (bahkan belum terbayangkan oleh)

pelanggan namun berpotensi ditanggapi secara antusias.

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi

(33)

utamanya adalah laba, sedangkan untuk organisasi nirlaba dan

organisasi publik, tujuanya adalah mendapatkan dana yang

memadai untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial dan pelayanan

publik.

5. Konsep Pemasaran Sosial (social marketing concept)

Konsep pemasaran sosial berkeyakinan bahwa tugas organisasi

adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran

dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif

dan lebih efisien dibandingkan para pesaing sedemikian rupa

sehingga bisa mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan

konsumen dan masyarakat. Konsep ini menekankan pentingnya

aspek sosial dan etika dalam praktik pemasaran. Oleh sebab itu,

diperlukan keseimbangan antara laba perusahaan, kepuasan

pelanggan, dan kepentingan publik (kelestarian lingkungan).

Dalam bukunya marketing management Kotler dan Keller (2006,

2012) mengajukan konsep holistic marketing sebagai konsep

pemasaran termuktakhir. Holistic marketing adalah perancangan

dan pengimplementasian aktivitas, proses, dan program pemasaran

yang merekfleksikan kompleksitas dan saling tergantungan antar

(34)

C. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan untuk keberlangsungan perusahaan,

berkembang dan mendapatkan laba yang diinginkan serta untuk menguasai

pasar sasaran yang sudah direncanakan oleh perusahaan dan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Ada banyak versi tentang definisi

manajemen pemasaran tersebut seperti American Marketing Association

(AMA). Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan

pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi

pemasaran, yang ditunjukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat

memenuhi tujuan individu maupun organisasi. Dalam bukunya Fajar

Laksana manajemen pemasaran (2008, 5) berpendapat bahwa manajemen

pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktifitas dari

bauran pemasaran yaitu product, price, place, dan promotion. Divinisi ini

mengacu pada pendapatnya (Kotler 2000: 9) yang menyebutkan

manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran

(35)

D. Pasar

1. Definisi Pasar

Pengertian pasar sering membingungkan banyak kalangan

karena istilah pasar memiliki berbagai macam arti. Masyarakat dapat

mengatakan pasar modal, pasar sepeda motor, pasar burung dan

masih banyak lainya. Sebenarnya apa yang di maksud dengan pasar

itu sendiri. Definisi yang pertama mengungkapkan bahwa pasar

adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi,

barang atau jasa tersedia untuk dijual, dan terjadi perpindahan hak

milik. Difinisi yang kedua menyatakan bahwa pasar adalah jumlah

seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-pembeli potensial.

Dari kedua definisi tersebut masih dianggap agak sempit dan kurang

memadai. Oleh karena itu berikut ini akan menggunakan difinisi

pasar yang lebih luas yang di kemukakan oleh (William J. Stanton)

yang berpendapat bahwa pasar adalah orang-orang yang

memepunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan

kemauan untuk membelanjakanya. Sesuai dengan definisi yang

ketiga tentang pasar, maka orang yang dapat dimasukkan sebagai

pasar adalah pihak kedua (orang yang menggunakan hasil dari usaha

orang lain). Namun perlu diingat pula bahwa pihak pertama (orang

yang mempunyai kreasi atau sesuatu untuk digunakan oleh orang

(36)

mereka dapat bertindak sebagai pihak kedua dalam kesempatan lain.

Jadi, selain menawarkan sesuatu, mereka juga menginginkan sesuatu.

2. Target Market

Untuk memilih pasar yang dituju perusahaan dapat menempuh

tiga macam strategi, yakni Undifferentiated marketing, differentiated

marketing, dan concentrated marketing.

a. Undifferentiated Marketing

Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk

mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi

keinginan semua atau banyak orang. Jadi satu macam produk

dipasarkan kepada semua orang, tidak hanya satu atau

beberapa kelompok saja. Karena pasar yang dituju bersifat

massal, maka teknik pemasaranya pun bersifat massal,

misalnya menggunakan periklanan massal.

b. Differentiated Marketing

Disini perusahaan mencoba untuk mengidentifikasikan

kelompok-kelompok pembeli tertentu (segmen pasar) dalam

membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih. Pada

kelompok pembeli dapat ditawarkan jenis produk yang

berbeda dengan kelompok lain, sehingga satu perusahaan

dapat menjual beberapa macam produk. Dalam strategi ini

(37)

kelompok-kelompok yang dilayani dan merencanakan produk yang

dapat memberikan kepuasan kepada kelompok-kelompok

tersebut.

c. Concentrated Marketing

Disini perusahaan hanya memusatkan usaha

pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembeli

saja. Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan yang

tidak berhasil melayani banyak kelompok pembeli, sehingga

usaha pemasarannya hanya dipusatkan pada kelompok

pembeli yang paling menguntungkan. Sehingga perusahaan

dapat mengembangkan produk yang lebih ideal bagi

kelompok tersebut.

3. Jenis-jenis Pasar

Berdasarkan motif pembelian dari pembeli untuk membeli suatu

produk, pasar dapat digolongkan kedalam lima golongan, yakni

pasar konsumen, pasar produsen atau pasar industri, pasar penjual

atau pasar pedagang, pasar pemerintah, dan pasar internasional.

E. Perilaku Konsumen

James F. Engel et al (1992 : 3) yang dalam bukunya perilaku

konsumen Amirullah mengungkapkan bahwa perilaku konsumen sebagai

(38)

memperoleh dan menggunakan barang – barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan

–tindakan tersebut. Definisi perilaku konsumen memang saling berbeda

antara para ahli menurut American Marketing Association (AMA) yang

dalam bukunya Amirullah bahwa perilaku konsumen sebagai interaksi

dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita

dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Ada

tiga ide pokok dalam definisi diatas dalam buku Peter dan Olson (1996 : 6)

yaitu :

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku

konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen,

grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan

bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap

studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan

strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen salah

satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku

konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu,

produk, dan individu atau grup tertentu. Dalam hal

pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku

konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap

bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan

(39)

Disamping itu, strategi yang berhasil pada titik tertentu dapat

saja gagal total dititik yang lain. Dengan demikian, sifat

dinamis perilaku konsumen adalah hal yang membuat

pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang menarik

maupun menentang.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Hal kedua yang ditekankan dalam difinisi perilaku

konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan

kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar. Ini berarti bahwa

untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka

pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang

mereka lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian

sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang

dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku

konsumen adalah pertukaran diantara individu. Hal ini

membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan

definisi pemasaran yang sejauh ini menekankan pertukaran.

(40)

pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan

strategi pemasaran.

F. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Salah satu strategi yang sudah dikenal dibanyak kalangan untuk

menjalankan suatu usaha adalah strategi bauran pemasaran atau marketing

mix yang dikenal dengan sebutan 4P yaitu produk (product), harga (price),

tempat/distribusi (place) dan promosi (promotion). Bauran pemasaran

(marketing mix) adalah perpaduan antara produk, harga, distribusi dan

promosi yang digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan produknya

atau melayani konsumennya, juga digunakan untuk mempengaruhi

konsumennya (Indriyo Gitosudarmo 1995).

1. Produk (Product)

Dalam memulai usaha pastinya ingin memiliki atau

menciptakan produk dan jasa yang berbeda dari pesaing dengan

harapan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang sedang

diinginkan. Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat

diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,

harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan

pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan

(41)

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

a. Klasifikasi produk

Menurut (Kotler dan Armstrong 2001) produk

dibedakan dalam dua kelas besar yaitu produk konsumen dan

produk industri.

1) Produk konsumen

Produk konsumen adalah produk yang dibeli

konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar

biasanya mengklasifikasikan barang–barang ini menurut cara pembelian yaitu :

a) Produk sehari–hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat

dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha

yang sedikit dalam membandingkan dan

membeli. Misalnya sabun, permen, koran, dan

fast food.

b) Produk shopping adalah produk dan jasa

konsumen yang jarang dibeli sehingga

pelanggan membandingkan kecocokan,

(42)

Misalnya dalam pembelian mebel, pakaian,

mobil bekas, peralatan rumah tangga, serta jasa

hotel dan motel.

c) Produk spesial adalah produk konsumen

dengan karakteristik unik atau identifikasi

merek yang dicari oleh kelompok pembeli

tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan

usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya

perlatan fotografi yang mahal, merek serta jenis

mobil tertentu (Lamborghini), dan pakaian

yang dirancang oleh desainer terkenal.

d) Produk yang tidak dicari adalah produk

konsumen dimana keberadaanya tidak

diketahui atau jika diketahui oleh konsumen

pun, tidak terfikir oleh mereka untuk

membelinya. Misalnya asuransi jiwa dan donor

darah.

2) Produk Industri

Produk industri adalah produk yang dibeli untuk

pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait

dengan bisnis. Perbedaan produk konsumen dengan

produk industri terletak pada tujuan dibelinya produk

(43)

untuk digunakan disekitar rumahnya, maka produk ini

disebut produk konsumen. Jika konsumen yang sama

membeli mesin pemotong rumput untuk digunakan

dalam bisnis pertamanan, maka mesin ini merupakan

produk industri.

2. Harga (Price)

a. Definisi

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya

(Basu 2000 : 147). Faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan harga meliputi tujuan pemasaran

perusahaan, strategi bauran pemasaran dan organisasi

perusahaan.

Gambar II.1 Faktor Penetapan Harga

(44)

b. Strategi Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar

mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan

perubahan situasi. Dalam bukunya (Kotler & Amstrong

2001 : 485) terdapat enam strategi penyesuaian harga yaitu:

1) Penetapan harga diskon dan pengurangan harga

Perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka

untuk memberikan penghargaan pada pelanggan

atas reaksi tertentu seperti pembayaran tagihan lebih

awal, volume pembelian dan pembelian diluar

musim. Ada berbagai macam jenis diskon yaitu

diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli

yang membayar tagihan mereka tepat waktu.

Diskon kuantitas merupakan suatu pengurangan

harga bagi pembeli yang membeli dalam volume

besar. Diskon fungsional suatu pengurangan harga

yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur

distribusi yang melakukan fungsi tertentu seperti

penjualan, pergudangan dan pencatatan.

2) Penetapan harga tersegmentasi

Dalam penetapan harga tersegmentasi

(45)

atau beberapa tingkat harga walaupun perbedaan

harga tidak didasarkan pada perbedaan biaya.

3) Penetapan harga psikologis

Harga mencerminkan sesuatu mengenai

produknya. Dalam menggunakan penetapan harga

secara psikologis penetapan harga yang

mempertimbangkan aspek psikologis harga dan

tidak hanya keadaan ekonomis, harga digunakan

untuk mengatakan sesuatu mengenai produk

tersebut.

4) Penetapan harga promosi

Dengan penetapan harga promosi perusahaan

sewaktu–waktu akan menetapkan harga produknya dibawah harga tertulis dan beberapa kali dibawah

biayanya.

5) Penetapan harga geografis

Sebuah perusahaan juga harus menetapkan

bagaimana menetapkan harga produknya pada

pelanggan yang berbeda–beda letaknya entah dalam satu negara atau dunia.

6) Penetapan harga internasional

Perusahaan yang memasarkan produknya secara

(46)

mesti di bebankan di negara–negara yang berbeda dimana mereka beroprasi.

3. Distribusi (place)

Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikanya

dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa

perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk

dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir (Fajar

laksana 2008 : 123). Saluran distribusi ini merupakan suatu

struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan

menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai

macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen,

pedagang besar, dan pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan

sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang

secara efektif (Swastha 1979 : 190).

Dalam bukunya (Kotler dan Amstrong 2001) terdapat beberapa

sistem pemasaran yaitu:

a. Saluran Distribusi Konvensional

Suatu saluran distribusi yang berisikan satu atau lebih

(47)

independen. Masing–masing pihak tersebut adalah perusahaan yang terpisah yang berusaha memaksimalkan

keuntungan masing– masing, terlepas dari apakah itu menguntungkan atau merugikan sisten secara keseluruhan.

b. Sistem Pemasaran Vertikal (vertical marketing system

VMS)

Suatu struktur saluran distribusi dimana produsen,

perusahaan perkulakan dan pengecer yang bertindak

sebagai suatu sistem yang menyatu. Suatu anggota saluran

memiliki anggota lainya, memiliki kontrak dengan mereka,

atau memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga mereka

semua harus bekerja sama.

c. VMS Korporasi

Sebuah sistem pemasaran vertikal yang

mengkombinasikan rentetan tahapan produksi dan

distribusi dibawah satu kepemilikan tunggal kepemimpinan

saluran distribusi dibangun melalui kepemilikan. Dalam

korporasi demikian, kerja sama dan manajemen konflik

(48)

d. VMS Kontraktual

Suatu sistem pemasaran vertikal dimana perusahaan

independen pada berbagai tingkatan produksi dan distribusi

yang berbeda bergabung bersama melalui kontrak untuk

mendapatkan dampak ekonomis dan penjualan lebih besar

dari pada memperolehnya sendirian. VMS kontraktual

berkembang dengan cepat tahun–tahun belakangan ini.

e. VMS Diadministrasi

Suatu sistem pemasaran vertikal yang

mengkoordinasikan rentetan tahapan produksi dan

distribusi tidak melalui kepemilikan bersama atau ikatan

kontraktual, tetapi melalui ukuran dan kekuatan dari salah

satu pihak.

f. Sistem Pemasaran Horizontal

Suatu pola saluran distribusi dimana dua atau lebih

perusahaan dalam satu tingkatan bergabung bersama untuk

mengikuti suatu peluang pemasaran baru.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli

(49)

merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap

mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka

promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari

informasi yang tepat (Fajar Laksana 2008 : 133).

Tujuan promosi untuk menarik konsumen agar mau

mencoba produk baru, memancing konsumen agar meninggalkan

produk pesaing, atau untuk membuat konsumen meninggalkan

produk yang sudah matang, atau menahan dan memberi

penghargaan pada konsumen yang loyal (Kotler dan Amstrong

2001). Berikut ada beberapa alat promosi penjualan yang diberikan

konsumen yaitu :

a. Sampel adalah sejumlah kecil produk yang ditawarkan

kepada konsumen untuk dicoba. Ada sampel yang diberikan

Cuma-cuma, namun ada juga yang dijual dengan harga

pengganti ongkos.

b. Kupon adalah sertifikat yang memberi pembeli potongan

harga untuk pembelian produk tertentu.

c. Tawaran pengembalian uang atau rabat adalah

menyerupai kupon kecuali bahwa pengurangan harga terjadi

setelah pembelian dan diurus ditempat lain bukannya ditoko

(50)

d. Paket harga merupakan pengurangan harga yang

dicantumkan oleh produsen langsung pada label atau

kemasan. Paket harga terbukti efektif bahkan lebih efektif

ketimbang kupon untuk merangsang penjualan jangka

pendek.

e. Hadiah merupakan barang yang ditawarkan gratis atau

dengan harga miring sebagai insentif untuk membeli suatu

produk. Hadiah terkadang juga dikirimkan untuk konsumen

yang memberikan bukti pembelian, seperti tutup kotak.

f. Barang promosi adalah pernak–pernik yang bermanfaat dengan cetakan nama pemasang iklan di situ, barang ini

diberikan kepada konsumen sebagai hadiah.

g. Penghargaan atau kesetiaan merupakan uang tunai atau

hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan suatu produk

atau jasa perusahaan secara reguler.

1) Promotional Mix

J. Stanton dalam bukunya Swasta azas-azas

marketing (2002 : 238-239) berpendapat bahwa

Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling

baik dari variabel-variabel periklanan, personal saling dan

alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan

(51)

lengkap, variabel-variabel Promotional dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar II. 2. Varibel-Varibel Promotional Mix

2) Definisi

Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan

sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan

oleh perusahaan, lembaga non-lembaga, serta

individu-individu. Perlu diingat bahwa periklanan ini dilakukan

dengan mengeluarkan sejumlah biaya, ini berbeda dengan

publisitas yang disiarkan tanpa mengeluarkan biaya.

“Periklanan” berbeda dengan “iklan”. Iklan adalah

(52)

beritanya itu sendiri sedangkan periklanan adalah

prosesnya, yaitu suatu program kegiatan untuk

mempersiapkan berita tersebut dan menyebarluaskan

kepada konsumen. Periklanan memiliki beberapa fungsi

yaitu memberikan informasi, membujuk dan

mempengaruhi, menciptakan kesan, memuaskan

keinginan, dan sebagai alat komunikasi (Swastha 2002 :

245-246).

Personal selling adalah interaksi antar individu,

saling bertemu muka yang ditunjukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan

hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan

pihak lain. Dalam oprasinya, personal selling lebih

fleksibel dibandingkan dengan yang lain. Ini disebabkan

karena tenaga-tenaga penjualan tersebut dapat secara

langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku

konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen,

sehingga mereka langsung dapat mengadakan

penyesuaian seperlunya (Swastha 2002 : 260).

Hubungan masyarakat dan publisitas dapat

didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang

memeberikan penilaian tentang sikap masyarakat,

(53)

organisasi dengan kiinginan masyarakat, dan melakukan

program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta

pengakuan masyarakat. Dalam organisasi, humas ini

merupakan satu bagian atau satu dapertemen yang

bertanggung jawab mendengarkan dan menampung

segala kritik, keluhan ataupun saran dari masyarakat

(Swastha 2002 : 269).

Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan

pemasaran selain personal selling, periklanan, dan

publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian

konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat

seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.

Contohnya memberikan barang secara cuma-cuma, kupon

berhadiah, pameran, dan rabat adalah beberapa contoh

yang popular dari kegiatan promosi penjualan akhir-akhir

ini (Swastha 2002 : 279).

G. Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen merupakan tiket menuju sukses semua bisnis.

Strategi pemasaran yang sukses yang didukung oleh costumer oriented

drive seyogyanya menghasilkan konsumen–konsumen yang loyal. Bahwa konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas itu merupakan

(54)

yang puas adalah konsumen yang loyal. Yang jelas bahwa kepuasan

merupakan syarat utama bagi loyalitas pelanggan (Amirullah 2002 : 1).

Menurut Tjiptono (2000: 110) loyalitas merupakan komitmen pelanggan

terhadap toko, merk ataupun pemasok yang didasarkan atas sikap positif

yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten.

Menurut Schnaars (dalamTjiptono, 2000: 24) pada dasarnya tujuan

dari suatu usaha bisnis adalah menciptakan pelanggan yang merasa puas.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya,

hubungan antara perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya

loyalitas pelanggan serta akan membuat suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut yang menguntungkan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang

menentukan adanya motif langganan adalah :

1.Harga.

2. Penggolongan dan keragaman barang.

3. Lokasi penjual yang strategis dan mudah dijangkau.

4. Desain fisik toko.

5. Service yang ditawarkan pada pelanggan.

6. Kemampuan tenaga penjual.

(55)

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai pengembangan untuk

kedepannya. Adapun penelitian terdahulu yaitu :

1. Ricky Nurhayati (2009) dengan judul pengaruh kualitas produk

dan harga terhadap loyalitas pelanggan. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga secara simultan

terhadap loyalitas konsumen dan untuk mengetahui pengaruh

kualitas produk dan harga secara parsial terhadap loyalitas

pelanggan. Populasai dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jurusan adminitrasi

bisnis angkatan 2008 pengguna hanphone merek nokia. Mitode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling. Penelitian ini menggunakan sampel random.

Sumber data adalah data primer. Penelitian ini dilakukan dengan

penyebaran kuesioner kepada responden. Penulis menggunakan uji

validitas dan uji reabilitas. Untuk pembuktian hipotesis penulis

melakukan uji parsial (uji t) dan uji serentak (uji f). kesimpulan

dari penelitian ini bahwa berdasarkan hasil pengujian secara parsial

(uji t), juga dapat diketahui bahwa variable independen kualitas

produk dan harga ada pengaruh yang signifikan dengan loyalitas

pelanggan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t hitung lebih besar

dari t tabel, t hitung (5,974) t tabel (0,974). Untuk variable harga t

(56)

2. Cholifah (2010) dengan judul pengaruh bauran pemasaran terhadap

loyalitas pelanggan pada butik busana muslim di kota Semarang.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bauran

pemasaran terhadap pelanggan busana muslim di kota Semarang

dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bauran pemasaran

terhadap pembentukan loyalitas pelanggan dalam pemakaian ulang

dan penolakan terhadap produk lain di busana muslim di kota

Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif

dengan mitode penelitian survey dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpul data yang utama. Penulis menggunakan

metode analisis data dengan menggunakan uji validitas dan uji

reabilitas. Kesimpulan penelitian ini adalah variabel bauran

pemasaran (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

loyalitas pelanggan pada butik busana muslim Kota Semarang.

Terlihat t hitung (2,454) > t tabel (1,661) yang berarti bauran

pemasaran mempunyai andil dalam mempengaruhi loyalitas

pelanggan pada butik busana muslim Kota Semarang. Variabel

bauran pemasaran (X) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas pelanggan pada butik busana muslim Kota

Semarang. Terlihat F hitung (6,023) > F tabel (3,938) yang bauran

pemasaran mempunyai andil dalam mempengaruhi loyalitas

(57)

produk, harga, lokasi, dan promosi yang paling berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan adalah bagian produk.

I. Kerangka Konseptual Penelitian

Simultan Parsial

Gambar II.3 Kerangka Konseptual J. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara untuk menjawab rumusan

masalah yang ditulis oleh penulis bahwa :

1. Produk mempengaruhi loyalitas konsumen Rumah Makan

Sambel Layah.

2. Harga mempengaruhi loyalitas konsumen Rumah Makan

Sambel Layah. Bauran pemasaran X

Produk (X1)

Harga (X2)

Distribusi (X3)

Promosi (X4)

(58)

3. Distribusi mempengaruhi loyalitas konsumen Rumah Makan

Sambel Layah.

4. Promosi mempengaruhi loyalitas konsumen Rumah Makan

Sambel Layah.

5. Secara bersama-sama , , , (Produk, Harga, distribusi,

(59)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penulis akan menggunakan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus

adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan

Iqbal 2002 : 15). Kuesioner akan dibuat dan disebarkan ke konsumen

rumah makan Sambel Layah di Jl. Kaliurang km 8.5 Sleman Yogyakarta.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai

kesimpulan hasil dari penelitian tersebut. Subjek penelitian pada penulisan

ini adalah konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk

dari rumah makan Sambel Layah Yogyakarta.

Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau

yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian tersebut. Objek

penelitian ini adalah loyalitas konsumen terhadap rumah makan Sambel

(60)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret Tahun

2015.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan penulis di Jl. Kaliurang

Km 8.5 Sleman Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependen

dan variabel independen.

1. Variabel Independen

Dalam penelitian ini variabel independennya adalah bauran

pemasaran atau strategi marketing mix. Variabel independen

atau variabel bebas adalah variabel yang memepengaruhi atau

menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen

atau variabel terikat (Sugiyono 2005). Variabel marketing mix

masih dibagi menjadi empat variabel yaitu :

a. Produk

Didalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel

produk adalah :

(61)

2) Kualitas produk terjamin

3) Rasa produk terjamin

4) Tampilan produk menarik

b. Harga

Didalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel harga

adalah :

1) Harga regular (harga menu yang lain selain harga paket)

2) Harga paket

3) Harga terjangkau

c. Tempat/distribusi

Didalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel

tempat/ distribusi adalah :

1) Lokasi strategis

2) Area parkir luas

3) Kebersihan tempat makan

d. Promosi

Didalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel

promosi adalah :

1) Penyebaran brosur

2) Pemasangan spanduk yang meriah

(62)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini

adalah loyalitas konsumen. Loyalitas yang dimaksudkan dalam

variabel ini adalah dimana konsumen akan tetap loyal kepada

perusahaan jika terjadi perubahan harga, variasi produk dan

jika terjadi perpindahan lokasi namun konsumen tetap akan

datang dan membeli produk dari rumah makan Sambel Layah.

E. Definisi Oprasional

Oprasional adalah suatu yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun

memberikan suatu oprasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut (Muh. Nazir 2003).

1. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

2. Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau

mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

3. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian

organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan

untuk menyalurkan produk dan status kepemilikanya dari produsen

(63)

4. Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang

berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah

sikap dan tingkahlaku pembeli, yang tadinya tidak mengenal

menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat

produk tersebut.

5. Loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap toko, merk

ataupun pemasok yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin

dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil

menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana

2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang

membeli dan mengkonsumsi olahan masakan dari rumah makan

(64)

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arkunto, sampel adalah bagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel

penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Pengambilan

sampel dilakukan pada konsumen sambel layah yang membeli

produk Sambel Layah. Pengambilan sampel ini menggunakan

rumus (Widiyanto 2008) sebagai berikut :

= 90,25.

Agar penelitian ini lebih fit maka akan dibulatkan menjadi 100.

Dimana :

N = Jumlah Sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan

sampel yaitu 95%.

Moe = Margin of error 5%

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada dua macam teknik sampling yaitu teknik

random dan non-random, namun dalam penelitian ini menggunakan satu

teknik yaitu non-random. Karena pada penelitian ini jumlah sampel tidak

(65)

1. Teknik Non-Random Sampling

Teknik random sampling adalah cara pengambilan sampel

yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih

menjadi sampel (Achmadi & Narbuko 2005: 114). Dalam

penelitian ini mitode pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Sampel ini lebih

cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang

tidak melakukan generalisasi.

H. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan

secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian ini (Cooper

& Emory 1996: 256). Jadi, penelitian ini akan mengumpulkan data

primer ketika melakukan observasi terhadap operasi produksi

tertentu dan mengukur biayanya.

2. Data Sekunder

Data sekunder digunakan untuk tiga tujuan penelitian yaitu:

a. Untuk mengisi kebutuhan akan rujukan khusus pada

beberapa hal.

b. Sebagai bagian terpadu dari sebuah studi penelitian

(66)

c. Dapat digunakan sebagai dasar satu-satunya bagi

sebuah studi penelitian.

Data sekunder biasanya dapat diperoleh dengan lebih cepat dan

lebih murah dibandingkan dengan data primer. Keterbatasan utama

sumber sekunder adalah bahwa informasi yang ada mungkin tidak

dapat memenuhi kebutuhan tertentu seseorang. Sumber sekunder

sering kali sudah usang. Studi yang dibuat lima tahun lalu mungkin

tidak relevan untuk masa sekarang (Cooper & Emory 1996: 257).

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data untuk mendapatkan hasil yang diinginkan diantaranya yaitu:

1. Metode Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan

rangkaian pertanyaan atau pernyataan mengenai suatu masalah atau

bidang yang akan diteliti (Narbuko & Achmadi 2005: 76). Untuk

memperoleh data, angket dalam penelitian ini akan disebarkan

kepada konsumen yang membeli dan menikmati produk dari

olahan rumah makan Sambel Layah. Skala pengukuran dalam

penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

(67)

Pengukurang jenis ini menggunakan lima katagori dan

masing-masing diberi bobot yang berbeda. Penelitian ini akan menggunaka

bentuk katagori dan bobot seperti berikut :

SS = Sangat Setuju dengan bobot nilai 5

S = Setuju dengan bobot nilai 4

N = Netral dengan bobot nilai 3

TS = Tidak Setuju dengan bobot nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju dengan bobot nilai 1

2. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara atau interview adalah proses tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau

lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko & Achmadi

2005:83). wawancara dalam penelitian ini bersama dengan owner

atau penanggung jawab atau supervisor dari rumah makan Sambel

Layah untuk memperoleh data profil perusahaan dan profil dari

owner rumah makan Sambel Layah.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum kuisioner disebarkan maka diperlukanlah pengujian

(68)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali 2006: 45).

Penelitian ini menggunakan rumus validitas konstruk dengan

teknik korelasi product moment (Siregar 2013 : 48)yaitu:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Dimana :

n = Jumlah responden.

x = Skor variabel (jawaban responden).

y = skor total dari variabel (jawaban responden).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu kewaktu (Ghozali 2006: 41). Penelitian ini menggunakan

pengujian realibilitas dengan teknik alfa cronbach (Sugiyono 2008

: 365) dengan rumus:

(69)

Dimana :

K = mean kuadrat antara subjek

∑ = mean kuadrat kesalahan

= variabel total

3. Uji Asumsi Klasik

Dalam uji asumsi klasik terdapat beberapa cara pengujian

antaranya uji multikolonieritas, uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji linearitas. Dalam

penelitian ini menggunakan tiga uji yaitu :

a. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2006 : 91) uji Multikolonieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

Gambar

Gambar II.1 Faktor Penetapan Harga
Gambar II. 2. Varibel-Varibel Promotional Mix
Tabel IV.1 Menu Sambel Layah
Gambar IV.1 Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai t hitung variabel relate adalah 2,840 dan t tabel bernilai 1,96 sehingga t hitung < t tabel (2,840 > 1,96) dan nilai signifikan 0,006 lebih kecil dari α = 0,05,

Sedangkan dari hasil uji parsial (Uji t) diperoleh t hitung untuk variabel harga sebesar 5,511 dan t hitung variabel kualitas pelayanan sebesar 2,525 lalu t hitung

Kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 0,062 yang lebih kecil dari t tabel 1,960

Hasil penelitian analisis pengaruh social media marketing terhadap keputusan pembelian diperoleh hasil t hitung -0,751 < t tabel 1,983 dan sig 0,455 > 0,05

Analisis data menggunakan uji- t diperoleh nilai t hitung sebesar 1,04 pada taraf signifikan 0,05 dan t tabel sebesar 1,67, maka t hitung < t tabel, maka

Hasil dari penelitian ini sesuai hipotesis pertama, diperoleh nilai t hitung X1 sebesar 2.920 > t tabel 1.983 dan nilai signifikan (Sig) 0.004 < 0.05 maka dapat

Hasil perhitungan pengujian hipotesis secara parsial diperoleh nilai t hitung > t tabel atau 2,828 > 1,983 dan signifikan yang diperoleh 0,006 < 0,05, berarti bahwa

Experiential Marketing secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada Terash Mini Cafe Sungailiat dengan nilai t hitung variabel.. strategi