• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN DI KOTA PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN DI KOTA PURWOKERTO"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN NILAI

PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA

RUMAH MAKAN DI KOTA PURWOKERTO

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ari Susanto Wibowo 7350408009

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Murwatiningsih, M.M Dr. H. Wahyono, M.M

NIP. 195201231980032001 NIP. 195601031983121001

Mengetahui,

A.n. Ketua Jurusan Manajemen Sekretaris

(3)

iii

Manajemen Pemasaran Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Semarang, pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Dr. Ketut Sudarma, M.M. NIP. 195211151978031002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Murwatiningsih, M.M Dr. H. Wahyono, M.M

NIP. 195201231980032001 NIP. 195601031983121001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi

ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juni 2013

(5)

v

MOTTO

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah SWT akan memudahkan baginya jalan menuju ke surge. (HR. Muslim).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan :

1.Untuk Ibu dan Ayah tersayang, yang selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayang kepadaku

.

(6)

vi

rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Harga, Kualitas Pelayanan, dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Konsumen

Bidang Kuliner di Kota Purwokerto”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa

terimaksih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dra. Palupiningdyah, M.Si., Sekretaris Jurusan Manajemen yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

4. Dr. Murwatiningsih, M.M Pembimbing Skripsi I yang dengan penuh kesabaran

telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Dr. H. Wahyono, M.M Pembimbing Skripsi II yang dengan penuh kesabaran

telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

6. Dr. Ketut Sudarma, M.M., dosen penguji skripsi yang telah memberikan

(7)

vii

terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya, dan

9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan Bapak/ Ibu dan Rekan-rekan semua mendapat

balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

semua pihak.

Semarang, Juni 2013

(8)

viii

Semarang. Pembimbing I. Dr. Murwatiningsih, M.M, Pembimbing II. Dr. H. Wahyono, M.M.

Kata Kunci : Harga, Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, Kepuasan Konsumen

Harga, kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Dalam kasus ini Harga, Kualitas Pelayanan, dan Nilai Pelanggan pada Rumah Makan di Kota Purwokerto sudah terbilang baik, namun kenyataanya belum dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap kepuasan konsumen mereka. Hal ini bisa ditunjukan oleh penurunan pendapatan pada 4 rumah makan yang cukup banyak antara tahun 2011 dan 2012. Jika dibiarkan hal ini dapat membuat rumah makan tersebut mengalami kerugian cukup besar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan di Kota Purwokerto.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berada pada Rumah Makan di Kota Purwokerto. Sampel ditentukan dengan teknik accidental sampling,

dengan responden sebanyak 169 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner (angket). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrume (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS 16.

(9)

ix

Semarang. Instructor I. Dr. Murwatiningsih, M.M, Instructor II. Dr. H. Wahyono, M.M.

Keywords: Price, Quality, Customer’s Value, Consumer’s Satisfaction

Price, service’s quality, and costumer’s value are the factors that influence consumer’s satisfaction. In this case, price, service’s quality, and consumer’s value

of Restaurants in Purwokerto are good enough, but in fact, they can’t give maximum

contribution to their consumer’s satisfaction yet. This situation are shown by a quite

significant income derivation of 4 restaurants between 2011 and 2012. If this situation continue, it can make those restaurants experience a significant loss. The

purpose of this research is to understand the influence of price, service’s quality, and customer’s value to consumer’s satisfaction in culinary sector in Purwokerto city.

The population in this research is consumer which in restaurants in purwokerto. The sample is concluded by accidental sampling technique, with 169 respondents. Data collection technique used is questionnaire (inquiry). Analysis technique used in this research is instrumental tests (validity test and reliability test), classical assumption test, doubled regression analysis, hypothesis test, and determination coefficient by using SPSS 16 program.

The result of the research obtained a doubled linear regression equation Y= 4.027 + 0.476 X1 + 0.119 X2 + 0.285 X3. The result of hypothesis simultaneously (F test) obtained arithmetic F 51.991 with significance level of 0,000. Because the probability is far less than 0,05, then a hypothesis is accepted. Whereas result of a hypothesis test partially (t test) obtained arithmetic t for price variable is 5,511 and

arithmetic t of service quality’s variable is 2,525 then arithmetic t for variable of customer’s value is 4,289 where the probability is less than 0,05 then a hypothesis is

accepted, determination’s coefficient (adjusted R2

) is 0,477 this means 47,7% of

consumer’s satisfaction in restaurants in Purwokerto city are influenced by price, service’s quality, and customer’s value, whereas the rest 52,3% are influenced by

other variables outside the variables examined in this research. The conclusion of

this research is, there are partial and simultaneous influence of price, service’s quality, and costumer’s value to consumer’s satisfaction in culinary sector in

(10)

x

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Kepuasan Konsumen ... 8

2.1.1.Pengertian Kepuasan Konsumen ... 8

(11)

xi

2.2.2.Peranan Harga ... 22

2.2.3.Indikator Harga ... 23

2.3. Kualitas Pelayanan ... 24

2.3.1.Pengertian Kualitas Pelayanan ... 24

2.3.2.Indikator Kualitas Pelayanan ... 25

2.3.3.Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan ... 27

2.4. Nilai Pelanggan ... 29

2.4.1.Pengertian Nilai Pelanggan ... 29

2.4.2.Indikator Nilai Pelanggan ... 31

2.5. Penelitian Terdahulu ... 32

2.6. Kerangka Berpikir ... 35

2.7. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 39

3.1. Populasi dan Sampel... 39

3.1.1.Populasi ... 39

3.1.2.Sampel ... 39

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 42

3.2.1.Variabel Bebas (Independent) ... 44

3.2.2.Variabel Terikat (Dependent) ... 47

(12)

xii

3.4.1.Analisis Deskriptif Persentase ... 54

3.4.2.Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 57

3.5.1.Uji Normalitas ... 57

3.5.2.Uji Multikolinieritas ... 57

3.5.3.Uji Heteroskedastisitas ... 58

3.6. Uji Hipotesis ... 58

3.6.1.Uji Parsial ... 58

3.6.2.Uji Simultan ... 59

3.6.3.Koefisien Determinasi Parsial ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1. Hasil Penelitian ... 62

4.1.1.Karakteristik Responden ... 62

4.1.2.Deskripsi Usia Responden ... 62

4.1.3.Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 63

4.2. Deskriptif Variabel Penelitian ... 63

4.2.1.Variabel Harga ... 64

4.2.2.Variabel Kualitas Pelayanan ... 64

4.2.3.Variabel Nilai Pelanggan ... 65

(13)

xiii

4.3.3.Pengujian Hipotesis... 73

4.3.4.Koefisien Determinasi Ganda ... 75

4.3.5.Koefisien Determinasi Parsial ... 76

4.4. Pembahasan ... 78

BAB V PENUTUP... 87

5.1. Simpulan ... 87

5.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(14)

xiv

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Harga ... 50

Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Pelayanan ... 50

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Nilai Pelanggan ... 51

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kepuasan Konsumen ... 52

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 54

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Skor ... 56

Tabel 4.1 Distribusi Umur Pengunjung Rumah makan di Kota Purwokerto ... 62

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Pengunjung Rumah Makan di Kota Purwokerto ... 63

Tabel 4.3 Deskriptif Variabel Harga ... 64

Tabel 4.4 Deskriptif Variabel Kualitas Pelayanan ... 64

Tabel 4.5 Deskriptif Variabel Nilai Pelanggan ... 65

Tabel 4.6 Deskriptif Variabel Kepuasan Konsumen ... 66

Tabel 4.7 Hasil Output SPSS 16 uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.8 Hasil Output SPSS 16 uji Glejser ... 69

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 70

(15)

xv

(16)

xvi

Gambar 4.1 Hasil output SPSS 16 Uji Heteroskedastisitas ... 68

(17)

xvii

Lampiran 3 Hasil Analisis Data Deskriptif Persentase ... 105

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 109

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 110

Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis ... 120

(18)

1

1.1Latar Belakang

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun

ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Menurut Oliver (2007:31)

menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan bagian dari pemasaran dan

memainkan peran penting di pasar. Strategi pemasaran yang berorientasi pada

konsumen membuat perusahaan harus memahami perilaku dan memenuhi maupun

kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan konsumen.

Harga merupakan salah satu faktor penting dalam penjualan. Banyak

perusahaan bangkrut karena mematok harga yang tidak cocok dipasar. Harga yang

ditetapkan harus sesuai dengan perekonomian konsumen, agar konsumen dapat

membeli barang tersebut. Sedangkan bagi konsumen, harga merupakan bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Karena harga suatu produk

mempengaruhi persepsi konsumen mengenai produk tersebut. Menurut Walton

(2004:17) harga dan kualitas memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kepuasan

pelanggan, masih ada sedikit bukti empiris mengeksplorasi hubungan ini. Hal ini

merupakan salah satu faktor yang kurang diperhatikan oleh perusahaan, sehingga

konsumen akan berpikir lagi untuk menggunakan produk tersebut dan akan merasa

(19)

Selain harga, kualitas pelayanan merupakan faktor lainnya yang

mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Perusahaan yang mengutamakan

kualitas pelayanan yang baik akan berdampak pada kepuasan pelanggan (Walker,

2001:35). Kualitas pelayanan sebagai usaha untuk mewujudkan kenyamanan

terhadap konsumen agar konsumen merasa mempunyai nilai yang lebih dari yang

diharapkan. Harapan konsumen merupakan faktor penting, kualitas layanan yang

lebih dekat untuk kepuasan konsumen akan memberikan harapan lebih dan

sebaliknya (Ayse, 2007:53). Dengan adanya kualitas pelayanan yang telah diberikan,

maka secara tidak langsung kepuasan konsumen akan terwujud.

Perusahaan yang bertahan di era persaingan global seperti saat ini juga

harus memperhatikan manfaat yang diperoleh konsumen setelah membeli atau

menggunakan barang atau jasa tersebut. Sebab hal tersebut merupakan salah satu

faktor untuk bisa mengkaji tentang kepuasan konsumen. Menurut Kim, et. al

(2004:101) menemukan bahwa nilai pelanggan memainkan peran signifikan dalam

membangun kepuasan pelanggan untuk pelanggan layanan seluler dan mereka

cenderung tetap menggunakan jasa kini sebagai tingkat kepuasan pelanggan yang

tinggi. Keunggulan tersebut yang pada akhirnya pada kesempatan mendatang akan

melakukan pembelian ulang ataupun memberikan rekomendasi kepada orang lain

untuk melakukan pembelian (Rangkuti 2006:33).

Menurut Veloutsou (2005:46) kepuasan pelanggan dapat didefinisikan

secara sederhana sebagai suatu situasi di mana kebutuhan, keinginan dan harapan

pelanggan terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Kurniawan (2010:48)

(20)

dinamis persepsi individu tentang produk atau pelayanan kinerja untuk kepuasan

pelanggan. Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produsen yang

terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan

perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen sebagai tujuan

utama (Tjiptono, 2004:24).

Jika ketiga aspek tersebut berjalan dengan baik, maka konsumen akan

merasa puas, sedangkan pada kenyataanya tidak demikian. Sebagai salah satu jenis

bisnis yang sedang marak beberapa tahun belakangan ini adalah usaha dalam bidang

kuliner. Dunia kuliner tidak pernah berhenti, melainkan terus mengikuti

perkembangan jaman. Para pemilik rumah makan pun tidak segan-segan lagi untuk

memadukan berbagai cita rasa masakan mereka. Rumah makan di Kota Purwokerto

memilki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini data pendapatan

rumah makan di kota Purwokerto tahun 2011-2012

Tabel 1.1 Data Pendapatan Rumah Makan di Kota Purwokerto Tahun 2011-2012.

No Rumah

Makan

Pendapatan Tahun 2011

Pendapatan Tahun 2012

Fluktuasi

Rp. %

1 Intan Sari 617.741.500 708.564.900 90.823.400 14,7%

2 Super Sambal 676.832.430 645.218.500 -31.613.930 -4,7% 3 Ayam Baroe

Gede

458.970.500 587.098.670 128.128.170 27,9%

4 Leko Depan Gor

623.900.810 568.072.600 -55.828.210 -8,9%

5 Selera Roso 525.842.623 693.040.850 167.198.227 31,8%

6 Oemah Daun 594.456.212 769.012.200 174.555.988 29,4%

7 MG Depan

GOR

624.876.442 710.039.120 85.162.678 13,6%

8 Sae Niki 668.980.886 591.098.203 -77.882.683 -11,6%

9 Riung Panyaungan

625.987.061 538.009.588 -87.977.473 -14%

(21)

Ndeso

Jumlah 6.001.486.018 6.553.055.171 - -

Sumber : DPPKAD Kabupaten Banyumas Tahun 2011-2012

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah omset pendapatan 10

rumah makan di kota Purwokerto pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.001.486.018 dan

pada tahun 2012 sebesar Rp. 6.553.055.171. Dari 10 rumah makan tersebut, ada 4

rumah makan yang mengalami penurunan pendapatan dari tahun 2011 ke tahun

2012. Rumah makan Super Sambal Depan Gor sebesar Rp. -31.613.930 (-4,7%),

Leko Depan Gor Rp. -55.828.210 8,9%), Sae Niki sebesar Rp. -77.882.683

(-11,6%), dan Riyung Panyaungan Rp. -87.977.473 (-14%). Padahal dari pihak rumah

makan sendiri sudah memberikan harga yang terjangkau, kualitas pelayanan yang

relatif baik, dan manfaat yang diberikan kepada konsumen juga ada. Dilengkapi

dengan fasilitas yang diberikan juga memadai, seharusnya rumah makan tersebut

tidak mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Menurut penulis

sendiri, pada kedua rumah makan tersebut mempunyai lokasi yang cukup strategis.

Veloutsou (2005:46) kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana

sebagai suatu situasi di mana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan terpenuhi

melalui produk yang dikonsumsi. Karena pengujung yang datang semakin berkurang,

berarti adanya penurunan pendapatan, dan terjadi ketidakpuasan konsumen pada

rumah makan tersebut. Karena pada seharusnya, jika faktor-faktor tersebut berjalan

dengan baik, maka kepuasan konsumen juga meningkat..

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis membahas dan

(22)

Kualitas Pelayanan, dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan di Kota Purwokerto”

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian yang dapat disimpulkan dari uraian latar

belakang masalah adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Rumah

Makan di Kota Purwokerto?

2. Adakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada

Rumah makan di Kota Purwokerto?

3. Adakah pengaruh nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen pada

Rumah Makan di Kota Purwokerto?

4. Adakah pengaruh harga, kualitas pelayanan dan nilai pelanggan secara

simultan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan di Kota

Purwokerto?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen

pada Rumah Makan di Kota Purwokerto.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan konsumen pada Rumah Makan di Kota Purwokerto.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh nilai pelanggan terhadap kepuasan

(23)

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh harga, kualitas pelayanan, nilai

pelanggan terhadap kepuasan konsumen secara simultan pada Rumah

Makan di Kota Purwokerto.

1.4Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk melatih berpikir secara ilmiah

dengan berdasar pada disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah

khususnya lingkup manajemen pemasaran.

b. Bagi pembaca, untuk menambah informasi dan sumbangan pemikiran

serta bahan kajian dalam penelitian.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, peneliti ini diharapkan dapat memotivasi

peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian-penelitian yang belum

terjangkau dalam penelitian sehubungan dengan penelitian ini.

2. Secara praktis

a. Bagi pemilik usaha, sebagai bahan masukan pada Rumah Makan di

Kota Purwokerto dan memberikan perhatian dalam hal harga, kualitas

pelayanan, dan nilai pelanggan sehingga akan berdampak pada

(24)

7

2.1Kepuasan Konsumen

2.1.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut Walker, et al. (2001:35) kepuasan konsumen dapat didefinisikan

sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat

terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Secara umum, kepuasan konsumen dapat

dikatakan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang dari perbandingan antara

produk yang dibeli sesuai atau tidak dengan harapannya. Oliver (2007:31)

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kepuasan konsumen adalah bagian dari

pemasaran dan memainkan peran penting didalam pasar. Dalam setiap perusahaan,

kepuasan konsumen adalah hal yang paling penting, karena jika konsumen merasa

puas dengan pelayanan atau produk itu, maka posisi produk atau jasa itu akan baik di

pasar. Apa yang diharapkan dan diinginkan oleh konsumen merupakan faktor utama

yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menyusun rencana kebijakan

bagian pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Kottler (2005) kepuasan adalah jumlah atribut dari produk atau

jasa. Veloutsou (2005:46) dalam penelitiannya menjelaskan mengenai produk, ada

perbedaan antara kepuasan konsumen barang dan jasa. Perbedaan antara barang

berwujud dan tidak berwujud menjadi berbagai faktor kepuasan konsumen, dan

itulah sebabnya mereka harus diperlakukan terpisah dan berbeda Churcill (2002:36).

(25)

dengan produk atau jasa di dasar persepsi reaksi, evaluasi dan psikologis Kurniawan

(2010:48). Ketika informasi seperti produk diskon dan penawaran khusus lainnya

pada produk yang berbeda perjalanan di masyarakat, dapat meningkatkan tingkat

kepuasan pelanggan Kandampully (2002:86)

Kepuasan konsumen sangat penting bagi setiap organisasi, baik sektor

jasa ataupun sektor barang, oleh karena itu tidak setiap waktu produsen dapat

memuaskan konsumen. Karena ada begitu banyak konsumen yang menggunakan

produk dan setiap konsumen menggunakannya secara berbeda, sikap yang berbeda,

dan berbicara secara berbeda. Yang paling berbahaya adalah ketika konsumen

berbicara dari mulut ke mulut. Kita tidak bisa menghentikan setiap perkataan

seseorang, bahkan jika kita sudah memberikan yang terbaik dari yang terbaik,

mereka masih membicarakan kekurangan produk kita. Kotler (2005:28) beberapa

pelanggan menyukai produk kita dan setelah digunakan mereka mengucapkan

kata-kata yang baik untuk produk. Tetapi ada beberapa orang menggunakan produk itu,

dan membicarakan hal yang tidak baik dari mulut ke mulut mengenai produk yang

kita jual.

Menciptakan kepuasan konsumen yang berkelanjutan dan terus-menerus

perlu dilakukan. Pencapaian kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui

peningkatan kualitas pelayanan dengan beberapa pendekatan. Menurut Lupiyoadi,

dkk (2008:192) ada beberapa aspek dalam mengetahui kepuasan konsumen yaitu

(26)

1) Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen

dan pelanggan

2) Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan

visi didalam perbaikan proses pelayanan

3) Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan

4) Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan partnership

marketing sesuai dengan situasi pemasaran

Sedangkan menurut Tjiptono (2004:96), pada umumnya program

kepuasan konsumen meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama, yaitu:

1) Barang dan jasa berkualitas

Perusahaan yang ingin menerapkan konsep kepuasan konsumen harus

memiliki produk berkualitas baik dan layanan yang prima. Paling tidak

standarnya harus menyamai pesaing utama dalam industri. Untuk itu, berlaku

prinsip “quality comes first, satisfaction programs follow”. Biasanya

perusahaan yang tingkat kepuasan konsumennya tinggi menyediakan tingkat

layanan pelanggan yang tinggi pula. Sering kali ini merupakan cara

menjustifikasi harga yang lebih mahal.

2) Relationship marketing

Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin

relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi

yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan

dapat membangun bisnis ulangan (repeat business) dan menciptakan loyalitas

(27)

3) Program promosi loyalitas

Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara

perusahaan dan pelanggan. Biasanya program ini memberikan semacam

penghargaan (rewards) khusus, seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah

yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk/jasa

perusahaan kepada pelanggan rutin (heavy users) agar tetap loyal pada

produk dari perusahaan bersangkutan. Melalui kerjasama seperti itu

diharapkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan kepuasan serta

loyalitas pelanggan akan semakin besar.

4) Fokus pada pelanggan terbaik (best customers)

Pelanggan terbaik bukan sekedar mereka yang termasuk heavy users atau

pelanggan yang berbelanja dalam jumlah banyak. Namun, criteria lainnya

menyangkut pembayaran yang lancer dan tepat waktu, tidak terlalu banyak

membutuhkan layanan tambahan (karena mereka telah sangat paham

mengenai cara berinteraksi dengan perusahaan), dan relatif tidak sensitif

terhadap harga (lebih menyukai stabilitas daripada terus-menerus berganti

pemasok untuk mendapatkan harga termurah) juga termasuk dalam kategori

pelanggan terbaik.

5) Sistem penanganan komplain secara efektif

Penanganan complain terkait erat dengan kualitas produk. Perusahaan harus

memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan benar-benar berfungsi

sebagaimana mestinya sejak awal. Setelah itu jika terjadi masalah, perusahaan

(28)

jaminan kualitas harus mendahului penanganan complain. Sistem penanganan

komplain yang efektif membutuhkan beberapa aspek, seperti (1) permohonan

maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang mereka alami; (2) empati

terhadap pelanggan yang marah; (3) kecepatan dalam penanganan keluhan;

(4) kewajaran atau keadilan keadilan dalam memecahkan masalah/keluhan;

dan (5) kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan (via

telepon saluran bebas pulsa, surat, e-mail, fax, maupun tatap muka langsung)

dalam menyampaikan komentar, kritik, saran, pertanyaan dan komplain.

Keterlibatan langsung manajemen puncak dalam menangani keluhan

pelanggan juga sangat penting, karena bias mengkomunikasikan secara nyata

komitmen perusahaan dalam memuaskan setiap pelanggan. Selain itu, para

staf layanan pelanggan harus diseleksi dan dipantau secara cermat guna

memastikan bahwa mereka benar-benar berorientasi pada pemuasan

kebutuhan pelanggan.

6) Unconditional guarantees

Garansi merupakan janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan

mengenai tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi

ini bermanfaat dalam mengurangi risiko pembelian oleh pelanggan,

memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan secara tegas menyatakan

bahwa perusahaan bertanggung jawab atas produk atau jasa yang

diberikannya. Garansi yang baik harus memiliki beberapa karakteristik

pokok, seperti (1) tidak bersyarat (tidak dibebani dengan berbagai macam

(29)

kebijakan pengembalian/kompensasi); (2) spesifik; (3) realistis, yakni tidak

bombastis yang cenderung tidak bias dipenuhi; (4) berarti/ meaningful

(mencakup aspek-aspek penyampaian jasa yang penting bagi pelanggan); (5)

dinyatakan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami (tidak dalam

bahasa hokum yang berbelit-belit); dan (6) mudah direalisasikan/ ditagih bila

menyangkut kompensasi atau ganti rugi tertentu.

7) Program pay-for-performance

Program kepuasan konsumen tidak bias terlaksana tanpa adanya dukungan

sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak perusahaan yang

berinteraksi langsung dengan para pelanggan dan berkewajiban memuaskan

mereka, karyawan juga harus dipuaskan kebutuhannya. Dengan kata lain,

total customer satisfaction harus didukung pula dengan total quality reward

yang mengaitkan sistem penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi

setiap karyawan dalam penyempurnaan kualitas dan peningkatan kepuasan

konsumen.

2.1.2 Indikator Kepuasan Konsumen

Hawkins dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2004:101) atribut

pembentuk kepuasan terdiri dari:

1) Kesesuaian harapan

Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang diharapkan oleh

(30)

a. Produk yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.

b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan

yang diharapkan.

c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang

diharapkan.

2) Minat berkunjung kembali

Merupakan kesedian konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan

pembelian ulang terhadap produk terkait, meliputi :

a. Berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan oleh

karyawan memuaskan.

b. Berminat untuk berkunjung kembali karena nilai dan manfaat yang

diperoleh setelah mengkonsumsi produk.

c. Berminat untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang yang

disediakan memadai.

3) Kesediaan merekomendasikan

Merupakan kesediaan konsumen unrtuk merekomendasikan produk yang

telah dirasakannya kepada teman atau keluarga, meliputi :

a. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan

karena pelayanan yang memuaskan.

b. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan

(31)

c. Menyarankan teman atau kerabat untuk membeli produk yang ditawarkan

karena nilai atau manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi sebuah

produk jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan

menurut Gasperz (2005:95) yaitu:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika konsumen sedang mencoba melakukan transaksi dengan

produsen atau pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan

dan keinginan besar, harapan atau ekspetasi pelanggan akan tinggi,

demikian pula sebaliknya.

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya. Perusahaan tersebut harus memberikan

manfaat yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumennya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh pelanggan. Hal itu jelas mempengaruhi

persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko

tinggi.

Ada beberapa metode yang biasa digunakan perusahaan untuk

mengukur kepuasan konsumennya (Kotler, 2005:102), yaitu:

1) Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented)

perlu menyediakan akses yangmudah serta nyaman bagi para konsumen

(32)

2) Pembeli Bayangan (Ghost Shopping)

Yaitu dengan mempekerjakan beberapa ghost shopper yang berperan atau

berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dankemudian

menilai cara perusahaan melayani permintaan spesifik konsumen, menjawab

pertanyaan konsumen dan menangani setiap keluhan.

3) Analisis Konsumen Beralih (Lost Customer Analysis)

Sedapat mungkin perusahaan seharusnya menghubungi para konsumen yang

telah beralih ke perusahaan lain agar dapat memahami mengapa hal itu

terjadi dan agar dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan

selanjutnya.

4) Survey Kepuasan konsumen

Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan secara langsung

dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap konsumennya.

Kepuasan pelanggan adalah batu penjuru bagi hubungan antara

pemasaran dan manajemen dan sumber keunggulan kompetitif bagi organisasi

(Claycomb, et al. 2002:99). Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan merupakan

bagian dari pengalaman pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan.

Berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pelanggan memiliki kecenderungan

untuk membangun nilai-nilai ekspektasi tertentu. Nilai ekspektasi tersebut akan

memberikan dampak bagi pelanggan untuk melakukan perbandingan terhadap

(33)

tersebut akan mempengaruhi pandangan dan penilaian pelanggan terhadap

perusahaan kompetitor.

2.1.3 Atribut-atribut Pembentuk Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2004:101), di tengah beragamnya cara mengukur

kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti

mengenai objek pengukuran sebagai berikut:

1) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah

langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan

produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses

pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap

produk atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan

membandingkannya dengan tingkat kepuasan keseluruhan terhadap produk

dan/atau jasa pesaing.

2) Dimensi Kepuasan Pelanggan

Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam

komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah.

Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan.

Kedua, meminta pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan

item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau

keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai

(34)

keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang

menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan

keseluruhan.

3) Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectation)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, tetapi disimpulkan

berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan

kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting.

4) Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intent)

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan cara menanyakan

apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.

5) Kesediaan untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend)

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya

terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi

jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan pelanggan untuk

merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran

yang penting untuk dianalisis dan ditindak lanjuti.

6) Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan

pelanggan, meliputi komplain, retur atau pengembalian produk, biaya garansi,

product recall (penarikan kembali produk dari pasar), gethok tular negatif,

(35)

2.2Harga

2.2.1 Pengertian Harga

Menurut Walton (2004:17) harga dan kualitas memiliki pengaruh yang

tinggi terhadap kepuasan pelanggan, masih ada sedikit bukti empiris mengeksplorasi

hubungan ini. Sebuah badan penelitian yang sedang berkembang, mendukung adanya

perbedaan antara tujuan dan harga yang dirasakan (Allen, 2006:17). Dalam studi itu

menunjukan bahwa konsumen tidak selalu ingat harga yang sebenarnya dari sebuah

produk. Sebaliknya, mereka mengkodekan harga dengan cara yang bermakna bagi

mereka. Kotler (2005:34) tingkat perhatian konsumen, kesadaran dan pengetahuan

tentang harga nampaknya jauh lebih rendah dari yang diperlukan bagi konsumen

untuk mengetahui harga yang akurat dari referensi internal untuk banyak produk.

Dalam usahanya, perusahaan yang memasarkan barang atau jasa perlu

penetapan harga yang tepat. Harga merupakan salah satu unsur pemasaran yang

memberikan pemasukan atau pendekatan bagi perusahaan, harga juga merupakan

komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Sedangkan

menurut Tjiptono (2004:151) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang atau jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak atas

penggunaan suatu barang.

Menurut Kotler (2005:43) bahwa harga merupakan sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen

untuk manfaat-manfaat yang diterima karena menggunakan produk atau jasa

tersebut. Harga sering kali disebut sebagai indikator nilai, jika harga tersebut

(36)

harga tertentu bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan

meningkat pula.

Harga ialah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau

jasa atau sejumlah nilai yang konsumennya pertukarkan untuk mendapatkan manfaat

dari atau memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler 2005:72). Dalam

usahanya memasarkan barang atau jasa perusahaan perlu menetapkan harga yang

tepat. Menurut Kotler (2005:493) bahwa harga merupakan sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen atas

manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Harga sering kali dianggap sebagai indikator nilai, bilamana harga tersebut

dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa yang pada

tingkat harga tertentu apabila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka

nilainya akan meningkat pula. Sama halnya dengan tingkat harga tertentu, nilai suatu

barang dan jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang

dirasakan.

Menurut Kotler (2005:452) strategi harga dapat berupa :

1.Penetapan Harga Jual

Keputusan penetapan harga seperti halnya keputusan bauran pemasaran

yang lainnya, harus berorientasi pada pembeli yang efektif, mencakup

memahami seberapa besar nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat

yang mereka terima dari produk dan penetapan harga yang sesuai dengan

(37)

2.Elastisitas Harga

Seberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan harga jika

permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga maka

permintaan tersebut tidak elastis atau inelastis. Jika permintaan berubah

banyak, maka perubahan tersebut elastis. Semakin tidak elastis suatu

permintaan, semakin besar penjual menaikkan harga.

3.Perbandingan Harga Pesaing

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan penetapan harga perusahaan

adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing atau tindakan

penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang konsumen cenderung

membeli suatu produk akan mengevaluasi serta nilai dari produk

pembanding sejenis yang lainnya.

Maynes (2005:17) mencirikan sebagian besar pasar sebagai informasi

yang sempurna di mana terdapat dispersi harga yang luas, bahkan ketika kualitas

adalah konstan.

2.2.2 Peranan Harga

Harga mempunyai peranan penting secara makro (bagi perekonomian

secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan) (Tjiptono,

2004:182):

a. Bagi perekonomian, harga produk mempunyai pengaruh tingkat upah, sewa,

bunga dan laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem

perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor

(38)

Tingkat upah yang tinggi menarik tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi

menjadi daya tarik bagi investasi modal, dan seterusnya. Sebagai alokator

sumber daya, harga menentukan apa yang diproduksi (penawaran) dan siapa

yang akan membeli barang dan jasa yang dihasilkan (permintaan)

b. Bagi konsumen, dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat

sensistif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya

pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak. Mayoritas

konsumen agak sensitif terhadap harga, namun mempertimbangkan faktor

lain (seperti citra merek, lokasi, toko, layanan, nilai(value), fitur produk, dan

kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas harga seringkali

dipengaruhi oleh harga. Dlam beberapa kasus harga yang mahal dianggap

mencerminkan kualitas tinggi, terutama dalam kategori produk spesial.

Bagi perusahaan, jika dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya

(produksi, distribusi, dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam

jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang

mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinasi utama bagi permintaan

pasar atas produk yang bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan

pangsa pasar perusahaan. Singkat kata, peusahaan mendapatkan uang melalui harga

(39)

2.2.3 Indikator Harga

Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintaan pasar.

Harga juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan atau organisasi.

Karena ini merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Dari beberpa teori dan penjelasan diatas, maka dapatlah

disebutkan indikator harga, antara lain terdiri dari (Stanton, 2005:308):

a. Kepastian Harga

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Misalnya

bila ada barang atau jasa yang harganya mahal, maka konsumen cenderung

beranggapan bahwa barang atau jasa tersebut kualitasnya baik. Tingkat

harga suatu jasa satu dengan yang lain yang sejenis terkadang memilki

perbedaan, hal ini berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Harga yang

diharapkan konsumen untuk sebuah jasa adalah nilai dengan hasil jasa yang

ditawarkan.

b. Syarat Pembayaran

Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membayar untuk produk

jasa yang akan dibeli. Biasanya dalam bentuk tunai dan kredit, tergantung

dari kebijaksanaan organisasi.

2.3 Kualitas Pelayanan

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam

(40)

bersifat laten atau tetap (Kotler 2005:310). Sedangkan Tjiptono (2004:47),

mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Kotler (2005:352) menyatakan pelayanan adalah setiap kegiatan dan

manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak perlu berakibat pemilikan sesuatu.

Menurut Parasuraman, et al.(2008:148), service quality dapat

didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan

pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh. Sedangkan Lovelock dalam

Tjiptono (2004:52) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan

yang diharapkan konsumen dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan konsumen.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan adalah suatu tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap suatu

jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan kinerja yang dirasakan

konsumen setelah membeli jasa tersebut. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan

(percieved service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan

baik dan memuaskan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas pelayanan yang baik

bukanlah berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,

melainkan berdasar pada sudut pandang atau persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan

(41)

2.3.2 Indikator Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman et al. (2008:64), juga menyatakan bahwa atribut

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan dapat dilihat dari lima

dimensi pokok, yaitu :

1) Bukti fisik (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan

eksisitensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan, sarana

dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan merupakan bukti

nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi

fasilitas fisik (contoh : petugas parkir yang melayani pengunjung ketika

memarkirkan kendaraan mereka), perlengkapan dan peralatan yang

digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

2) Keandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan serta akurat dan terpercaya.

Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan

waktu, pelayanan, yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap

yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang jelas.

4) Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya

para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi komunikasi,

(42)

5) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan

berupaya memahami keinginan konsumen.

Konsumen akan mengunakan kelima dimensi kualitas untuk membentuk

penilaiannya terhadap kualitas jasa yang merupakan dasar untuk membandingkan

harapan dan persepsinya terhadap jasa. Berkaitan dengan kelima dimensi kualitas

jasa tersebut, perusahaan harus bisa meramu dengan baik, bila tidak hal tersebut akan

menimbulkan kesenjangan antara apa yang diberikan perusahan dengan apa yang

diharapkan pelanggan yang dapat berdampak pada perilaku konsumen dalam

melakukan pembelian.

2.3.3 Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan

Untuk menciptakan suatu gaya manajemen dan lingkungan yang

kondusif bagi perusahaan jasa untuk memperbaiki kualitas, perusahaan harus mampu

memenuhi enam prinsip utama yang berlaku baik bagi perusahaan manufaktur

maupun perusahaan jasa. Keenam prinsip tersebut sangat bermanfat dalam

membentuk dan mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan

penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh pemasok,

karyawan, dan pelanggan. Menurut Wolkins, dkk dalam Tjiptono (2004:73) enam

prinsip pokok dalam kualitas pelayanan meliputi:

1) Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen

(43)

untuk meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa itu maka usaha untuk

meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan.

2) Pendidikan

Semua personil perusahaan dari manajer puncak sampai karyawan

operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas. Aspek-aspek

yang perlu mendapat penekanan dalam pendidikan tersebut meliputi konsep

kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi

kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.

3) Perencanaan

Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan

kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai

visinya.

4) Review

Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi

manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini merupakan

suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang konstan untuk

mencapai tujuan kualitas.

5) Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi harus dilakukan dengan

karyawan, pelanggan, dan stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok,

(44)

6) Penghargaan dan Pengakuan

Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam

implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu

diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, dan rasa kepemilikan

setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan

kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.

2.4 Nilai Pelanggan

2.4.1 Pengertian Nilai Pelanggan

Menurut Turel, et al. (2007:357) nilai yang dirasakan memberikan dasar

nilai yang baik untuk menarik orang-orang yang mempunyai persepsi yang sama

tentang nilai, bukan hanya pengetahuan terhadap teknologi secara umum. Suatu merk

yang paling unggul di antara merk-merk lainnya akan menduduki posisi pertama

dalam benak konsumen dan merupakan merk yang paling mudah diingat oleh

konsumen. Hal ini sangat menguntungkan karena apabila konsumen melakukan

pembelian, merk yang paling mudah diingat yang pertama kali akan dipertimbangkan

untuk dipilih. Rangkuti (2006:31) mendefinisikan nilai sebagai pengkajian secara

menyeluruh manfaat dari suatu produk, didasarkan persepsi pelanggan atas apa yang

telah diterima oleh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk tersebut.

Konsep nilai pelanggan (customer value) memberikan gambaran tentang

pelanggan suatu perusahaan yang mempertimbangkan apa yang mereka inginkan dan

percaya bahwa mereka memperoleh manfaat dari suatu produk yang mereka

(45)

yang telah ditemukan satu elemen penting sebagai penentu nilai dan niat pembelian

kembali pelanggan (Kumar, 2002:556).

Nilai pelanggan merupakan peningkatan hasil harga dalam peningkatan

pengorbanan moneter bagi pelanggan, sehingga berdampak negatif pada nilai kepada

pelanggan (Teas, et al. 2000:207). Persepsi pembeli tentang nilai menggambarkan

sebuah perbandingan antara kualitas atas keuntungan yang mereka rasakan dari

produk tersebut dengan pengorbanan yang mereka rasakan ketika membayar harga

produk.

Hal serupa juga dikatakan oleh Plewa, et al. (2006:555), bahwa nilai

pelanggan merupakan kualitas yang dirasakan konsumen yang disesuaikan dengan

harga relatif dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan nilai

pelanggan kita dapat mengartikan ikatan emosional yang terbentuk antara konsumen

dengan produsen menggunakan suatu produk atau jasa penting yang diproduksi oleh

produsen dan menemukan produk tersebut memberikan suatu tambahan nilai. Hal ini

diindikasikan bahwa hubungan emosional yang tercipta antara konsumen dengan

produsen dapat menciptakan timbal balik yang berdampak positif bagi keduanya.

Menurut Sweeny et al. (2007:555) dalam permodelan dan hasil studinya

menunjukan bahwa nilai pelanggan secara positif dan signifikan mempengaruhi

minat pelanggan untuk mereferensikan produk perusahaan, misalnya kepada teman,

atasan dan orang yang dikenal. Semakin tinggi derajat nilai pelanggan yang

dihasilkan, maka semakin tinggi pula minat pelanggan untuk mereferensikan produk

(46)

2.4.2 Indikator Nilai Pelanggan

Sheth, et al. (2001:357) menjelaskan bahwa nilai pelanggan dibagi

menjadi 3 komponen penting, yaitu konsumsi dalam hal nilai kualitas, nilai sosial,

nilai emosional. Ketiga dimensi yang paling aspek komprehensif tentang

memandang nilai sampai sekarang, sebagai berikut:

1) Nilai Emosional (Emotional value)

Nilai emosional merupakan nilai yang berasal dari kemampuan produk

untuk menimbulkan perasaan positif pada diri konsumen, meliputi:

a. Kemampuan sebuah produk untuk menimbulkan rasa ingin

mengkonsumsi produk tersebut.

b. Kemampuan sebuah produk untuk menciptakan rasa senang atau puas

pada konsumen.

2) Nilai Sosial (Social value)

Nilai sosial merupakan nilai yang didapatkan dari kemampuan produk

untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen, meliputi :

a. Kemampuan sebuah produk untuk menimbulkan rasa bangga kepada

konsumen.

b. Kemampuan sebuah produk untuk menimbulkan kesan yang baik

kepada konsumen.

3) Nilai Kualitas/ Performa Jasa (Quality/performance value)

Nilai kualitas/ performa jasa merupakan nilai yang diperoleh dari

persepsi pelanggan terhadap kualitas dan kinerja yang diharapkan atas

(47)

a. Manfaat yang diperoleh konsumen setelah mengkonsumsi produk

tersebut.

b. Konsistensi pelayanan oleh karyawan perusahaan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Peneliti terdahulupun banyak yang meneliti variabel-variabel ini

sehingga dapat memperkuat landasan teori dan sebagai referensi bagi penulis.

Peneliti-peneliti terdahulu yaitu :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tahun Volume Nomor Judul Penelitia n Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Doina

Olaru dan Sharon Purchas e 2008 Vol. 2 Nomor 5 Dari Nilai Pelangga n kepada pembelia n produk dan merekom endasika n 1.Nilai Pelanggan (X) 2.Pembeli an Produk (Y1)

3.Mereko mendasika n (Y2)

Analisis Regresi Linier Berganda penelitian ini menunjukan bahwa adanya komponen Pembelian ulang produk yang berkorelasi dengan nilai pelanggan tetapi secara konseptual berbeda.

2 Radoul

a Tsiotso u 2005 Vol. 4 Nomor. 3 Pengaruh kualitas produk, terhadap kepuasan konsume

n dan

niat pembelia n. 1.) kualitas produk (X) 2.)kepuasa n konsumen (Y1)

(48)

(Y2) bahwa

persepsi kualitas produk secara signifikan terkait dengan semua variabel yang diteliti, namun kesan kualitas lebih menjelaskan variasi dalam kepuasan konsumen secara keseluruhan daripada keterlibatan produk dan niat

pembelian.

3 Zeitha

ml 2002 Vol.52 Nomor. 2 Pengaruh Harga, Kualitas pelayana ndan Nilai terhadap Kepuasa n Konsum en 1.Harga (X1)

2.Kualitas pelayanan (X2)

3.Nilai pelanggan (X3)

4.Kepuasa n Konsumen (Y) Structural Equation Model (SEM) Adanya pengaruh yang signifikan dari harga, kuallitas dan persepsi nilai yang dominan terhadap kepuasan konsumen

4 Shahza

d Khan 2012 Vol. 3 Pengaruh harga, 1.Harga (X1)

Structural Equation

(49)

Nomor. 3 kualitas pelayana n terhadap kepuasan konsume n 2.Kualitas pelayanan( X2) 3.Kepuasa n konsumen (Y) Model (SEM) kualitas pelayanan relative baik, maka kepuasan konsumen akan berjalan baik.

Pada jurnal yang pertama, penulis mengkaji tentang variabel nilai

pelanggan, karena variabel ini sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh penulis.

Seoarang konsumen akan datang kembali pada tempat dimana konsumen itu

mendapatkan manfaat dari apa yang dia beli dan sesuai dengan harapan konsumen.

Pada jurnal yang kedua, penulis mengkaji tentang variabel kepuasan konsumen dan

juga metode, yaitu analisis regresi linear berganda untuk pedoman saat akan

membuat pertanyaan dalam pembuatan kuisioner. Pada jurnal ketiga, penulis

mengkaji tentang variabel harga, kualitas pelayanan, nilai pelanggan dan kepuasan

konsumen. Dalam jurnal ini semua variabel baik variabel bebas atau terikatnya

sangat membantu penulis. Pada variabel tertentu pun penulis mengambil indikator

dari jurnal tersebut. Pada jurnal keempat, penulis mengkaji tentang variabel harga,

kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen. Jurnal ini mempunyai kesimpulan yang

berbeda dengan jurnal yang ketiga, dan membantu menetukan indikator dari variabel

harga dan kualitas pelayanan.

2.6 Kerangka Berpikir

Dalam persaingan pasar yang semakin tinggi saat ini, mewujudkan

(50)

dari setiap perusahaan. Perusahaan harus mampu menarik konsumen baru dan juga

mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepuasan yang

dirasakan oleh konsumen.

Harga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen, karena harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan menjadi tolak ukur

untuk mencapai kepuasan, hal ini dikarenakan harga merupakan salah satu bahan

pertimbangan bagi konsumen untuk membeli suatu produk. Harga yang terjangkau

diimbangi dengan kualitas yang baik akan memberikan kepuasan konsumen.

Kualitas pelayanan sangat erat kaitannya dengan kepuasan konsumen,

kualitas yang diberikan oleh perusahaan menjadi sarana penunjang untuk mencapai

kepuasan, hal ini dikarenakan jika adanya pelayanan yang baik dari perusahaan maka

pelanggan akan merasakan adanya perlakuan lebih yang diberikan perusahaan

terhadap konsumen. Dengan kata lain konsumen akan merasa puas dengan apa yang

telah diberikan oleh perusahaan.

Persepsi akan nilai atau manfaat yang didapatkan konsumen setelah

membeli produk mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Semakin

banyak pelanggan memandang manfaat layanan melebihi pengorbanan atau biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh sebuah layanan, maka akan semakin tinggi

persepsi mereka terhadap nilai pelayanan, karena mereka mendapatkan lebih dari

yang diharapkan yang pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan yang lebih besar.

Harga, kualitas pelayanan dan nilai pelanggan erat kaitannya dengan

kepuasan konsumen. Harga, kualitas pelayanan dan nilai pelanggan merupakan

(51)

konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan hasil kinerja

yang di rasakan di bandingkan dengan harapannya. Kepuasan konsumen dapat

tercipta dengan adanya harga yang terjangkau diimbangi dengan kualitas pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan melebihi harapan konsumen dan persepsi pelanggan

akan nilai yang diperoleh lebih dari pengorbanan yang dilakukan. Dengan kata lain

semakin terjangkaunya harga suatu produk, baiknya kualitas pelayanan dan persepsi

pelanggan akan nilai yang diperoleh suatu produk maka akan semakin besar

kepuasan yang dirasakan konsumen.

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka mengenai harga, kualitas pelayanan

dan nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen, maka dikembangkan kerangka

[image:51.610.92.525.229.694.2]

pemikiran yang mendasari penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Harga (X1)

1. Kepastian Harga 2. Syarat Pembayaran

Kualitas Pelayanan (X2)

1. Bukti Fisik 2. Keandalan 3. Jaminan 4. Daya Tanggap 5. Empati

Kepuasan Konsumen (Y) 1. Kesesuaian Harapan 2. Minat Berkunjung Kembali 3. Kesediaan

Merekomendasikan Nilai Pelanggan (X3)

(52)

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok

permasalahan serta tujuan. Arikunto (2006:64), hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Berdasarkan kerangka pikir seperti diatas, maka dapat dibuat

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Rumah

Makan di Kota Purwokerto.

H2 : Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada

Rumah Makan di Kota Purwokerto.

H3 : Ada pengaruh nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen pada

Rumah Makan di Kota Purwokerto.

H4 : Ada pengaruh harga, kualitas pelayanan dan nilai pelanggan terhadap

(53)

36

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).

Dalam penelitian ini, populasi yang dipergunakan adalah konsumen rumah makan di

kota Purwokerto.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:132). Oleh karena populasi tidak diketahui maka menggunakan teknik

accidental sampling dengan menggunakan rumus Sitepu. Mengenai ukuran sampel,

menurut Sitepu (2002:108) dapat ditempuh melalui beberapa tahap perhitungan.

Pada langkah pertama menentukan perkiraan harga koefisien korelasi () terkecil

antara variabel bebas dan variable terikat. Kedua menentukan taraf nyata ( ) kuasa

uji (1- ) setelah itu menentukan sampel secara interatif. Untuk interasi pertama

menggunakan rumus pada halaman berikut:

 

          2 2 1 1    U z z

n + 3

(54)

Dimana z1z1 merupakan konstanta yang diperoleh dari distribusi

normal.

Pada iterasi kedua menggunakan rumus

 

2 3

2 1

1  

      U z z n Keterangan   1

z = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal

  1

z = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal

                 1 2 1 1 2 1 n L

U n

 

Apabila ukuran sampel minimal dan interaktif pertama dan kedua

harganya sama dengan bilangan satuannya sama maka interasi berhenti. Apabila

belum semua perlu diadakan interasi kedua yang hasilnya diperoleh = 0,25,

dengan dasar pertimbangan dalam penelitian ini di perkirakan korelasi terendah dari

variabel bebas adalah 0,25 tarif nyata yang diinginkan sebesar 5%. Dengan demikian

diperoleh nilai :

645 , 1 645 , 1 25 , 0 1 1         z z

1) Menghitung dengan iterasi pertama

(55)

2554127919 , 0 ) 6666666 . 1 ( 2 1 25 , 0 1 25 , 0 1 2 1               U L U L U n n Maka

 

2 3

2 1

1 

      U z z n

3 ) 2554127919 , 0 ( 645 , 1 645 , 1 2 2    n 3 7 0652356942 . 0 8241 . 10   n 3 9229678 . 165   n 9229678 . 168  n 169  n

2) Menghitung dengan iterasi kedua

                 1 2 1 1 2 1 n L

U n

  

                1 169 2 25 , 0 25 , 0 1 25 , 0 1 2 1 n L U 000744 . 0 ( ) 6666666 . 1 ( 2 1

Ln

U )

) 6674106 . 1 ( 2 1 n L U 

(56)

Maka

 

2 3 2 1

1 

      U z z n

0,2556359421

3

645 , 1 645 , 1 2 2    n 3 9 0653497348 . 0 8241 . 10   n 3 6334187 . 165   n 6334187 . 168  n

n = 169

Karena n1 dan n2 telah tercapai harga yang sama yaitu 169 maka sampel

yang di ambil minimal 169 responden.

3.2 Metode Pengumpullan data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner,

merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden, dalam arti laporan digunakan tentang pribadi atau hal-hal

yang diketahui (Arikunto, 2006:128).

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan:

a. Metode Kuesioner (Angket)

Angket (kuesioner) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan

daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sunyoto, 2012:96). Metode

ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai harga, kualitas

(57)

yang digunakan adalah kuesioner dengan skala likert, dimana pada

masing-masing jawaban diberikan skor sebagai berikut:

a. Jawaban Sangat Setuju dengan skor 5

b. Jawaban Setuju dengan skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju dengan skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju dengan skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju dengan skor 1

b. Wawancara

Merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan daftar

pertanyaan (Arikunto, 2006:155). Interview menggunakan alat pemandu,

dimana pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut urutan

dan penggolongan data yang diperlukan. Interview ini dipergunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh dari responden, yaitu yang berkaitan

dengan kepuasan pengunjung rumah makan di Kota Purwokerto

3.2.1 Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

terikat, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah harga,

(58)

a. Harga (X1)

Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintaan pasar.

Harga juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan atau organisasi.

Karena ini merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Menurut Stanton (2005:308) indikator harga terdiri

dari:

1. Kepastian harga

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Misalnya

bila ada barang atau jasa yang harganya mahal, maka konsumen cenderung

beranggapan bahwa barang atau jasa tersebut kual

Gambar

Tabel 4.11 Hasil Output SPSS 16 Uji t .....................................................
Gambar 4.1 Hasil output SPSS 16 Uji Heteroskedastisitas .....................  68
Tabel 1.1 Data Pendapatan Rumah Makan di Kota Purwokerto Tahun 2011-2012.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa frekuensi makan pada makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh mahasiswa program

Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa hasil analisis untuk pertanyaan ketiga tentang aplikasi yang dibuat membantu mengenalkan alat musik tradisional pulau

Apabila dilihat dari rat- rata pendapatan responden dari pembuatan makanan olahan (sebesar Rp.429.753,00) maupun rata-rata pendapatan total keluarga sebesar (Rp.429.754,00),

sehat, tungau terserang konidia sekunder (pada tungkai dan tubuh tungau), badan hifa, konidia primer, spora istirahat, dan cendawan sekunder yang bersifat saprofitik,

Apabila mahasiswa tsb ditetapkan dalam status Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh fasyankes dan diminta untuk kembali ke kampus, maka mahasiswa tersebut kembali ke kamar

Manfaat penelitian bagi anak didik adalah sebagai sarana mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran anak usia dini dan menumbuhkan minat pembelajaran anak di

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kinerja guru SD adalah kemampuan yang dihasilkan seorang guru dalam

1) Inisitatif atau kehendak untuk membuat akta yang memuat tentang sesuatu hal/ keadaan yang diterangkan atau disuruh masukkan adalah berasal dari orang/pihak yang