• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian Dasar atau Asas

Dalam dokumen 01-ilmu-fiqih (Halaman 77-81)

Bab 5 : Tema-tema Besar Fiqih

A. Bagian Dasar atau Asas

Dalam kontek ilmu fiqih, bersyahadat tidak

membutuhkan banyak detail ketentuan, karena cukup hanya melafazkannya saja, dan itu pun terbatas hanya kepada mereka yang sejak awal lahir bukan sebagai muslim, lalu berkeinginan untuk masuk Islam dan memeluknya sebagai agama.

Hadits di atas tentu bisa kita pahami konteksnya adalah

ketika dahulu Rasulullah SAW di masa awal

memperkenalkan agama Islam kepada orang-orang yang justru bukan beragama Islam. Sehingga ketika bicara tentang pondasi, syahadat sebagai syarat masuk Islam diletakkan pada nomor urut pertama. Adapun kita yang memang sejak lahir sudah menjadi muslim, tentu tidak perlu lagi bicara tentang syahadat.

Maka ruang lingkup ilmu fiqih pada bagian dasar-dasar Islam ini terbatas pada masalah shalat, zakat, puasa dan haji. Namun karena shalat itu mensyaratkan kesucian yang ketentuannya sangat detail, maka biasanya para ulama memasukkan pada bab Thaharah sebelum masuk ke dalam bab Shalat. Maka jadilah pembahasan ilmu fiqih pada bagian dasar itu terdiri dari lima kajian besar, yaitu Fiqih Thaharah,

Bab 5 : Tema-tema Besar Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : lImu Fiqih

78

Fiqih Shalat, Fiqih Zakat, Fiqih Puasa dan Fiqih Zakat. 1. Fiqih Thaharah

Tema tentang thaharah selalu menjadi bagian pembuka dari umumnya kitab fiqih yang lengkap. Sebab thaharah menjadi syarat dari semua ibadah utama yang bersifat ritual.

Di dalam bidang thaharah ini kita membahas masalah kesucian dari dua macam perkara, yaitu kesucian dari benda-benda najis, dan kesucian dari hadats kecil dan besar. Untuk itu pengertian najis, pembagiannya, jenisnya serta kriteria benda apa saja yang termasuk najis, adalah bagian ilmu yang tidak bisa dianggap enteng begitu saja. Sebab Rasulullah SAW telah secara detail mengajarkan semua itu, dan kita berkewajiban mempelajari dengan sepenuh kesungguhan dan ketelitian.

Selain itu beliau SAW juga telah mengajarkan bagaimana cara kita bersuci dari benda-benda najis, serta juga menjelaskan secara teliti apa yang harus kita lakukan bila ingin bersuci dari hadats. Untuk itu kita mempelajari hukum dan semua ketentuan yang terkait dengan wudhu, tayammum, mandi janabah.

Di dalam bab Thaharah kita juga membahas masalah darah yang keluar dari kemaluan wanita, yaitu darah haidh, nifas dan istihadah, karena ketiganya juga merupakan bagian dari kesucian.

2. Fiqih Shalat

Shalat adalah intisari dari semua rangkaian jenis ibadah formal. Dan menjadi salah satu tolok ukur keselamatan kita nanti sewaktu dihisab di hari kiamat, karena merupakan materi yang pertama kali dipertanyakan.

Karena itu sudah menjadi fardhu ‘ain bagi setiap muslim untuk belajar dan mengerti dengan benar bagaimana tata cara shalat, mulai dari pengertian, syarat, rukun, yang

membatalkan, apa yang diwajibkan dan apa yang sekedar disunnahkan.

Juga dibahas keutamaan dan hukum shalat berjamaah, syariat dan ketentuan adzan dan iqamah, bagaimaan hukum shalat yang terlewat waktunya, atau shalat di atas kendaraan. Termasuk juga bagaimana ketentuan tentang teknis shalat jama’, shalat qashar dan juga tata cara shalat bagi orang yang sedang menderita penyakit, sehingga tidak mampu mengerjakannya dengan normal.

Selain shalat fardhu yang lima waktu, fiqih Islam juga membahas tentang berbagai macam jenis shalat yang hukumnya sunnah, seperti shalat qabliyah dan ba’diyah, shalat tahiyatul masjid, shalat tarawih, shalat tahajjud, shalat witir, shalat 'Ied, shalat dhuha', shalat istikharah, shalat gerhana, shalat jenazah, shalat istisqa', shalat tasbih, shalat khauf, shalat hajat, shalat taubat dan masih ada lagi shalat-shalat lainnya.

3. Fiqih Zakat

Fiqih Islam dalam tema zakat berbicara tentang pengertian dan dasar kewajiban zakat, juga tentang resiko bagi mereka yang mengingkari kewajiban berzakat.

Namun fiqih zakat juga membahas bahwa tidak semua orang wajib berzakat, karena ada syarat dan ketentuan zakat secara khusus, bahkan ada semacam kriteria tertentu bagi harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Intinya, fiqih zakat itu membahas dua tema utama, yaitu tema tentang harta dan jenis kekayaan apa saja yang wajib dikeluarkan zakatnya, dan siapa saja orang yang berhak mendapatkan harta zakat itu.

Jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, adalah Zakat Pertanian, Zakat Hewan Ternak, Zakat Emas & Perak, Zakat Uang, Zakat Barang Perniagaan, Zakat Rikaz, Zakat Ma'din, Zakat Al-Fithr, Zakat Profesi, Zakat Harta Produktif,

Bab 5 : Tema-tema Besar Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : lImu Fiqih

80

dan juga Zakat Perusahaan.

Sedangkan siapa saja yang berhak mendapatkan harta zakat, sebagaimana disebutkan di dalam surat At-Taubah ayat 60, adalah fakir, miskin, amil zakat, ma'allaf, budak, orang yang berhutang, buat fi sabilillah dan ibnu sabil. Dari sana juga ada pembahasan siapa saja yang haram untuk menerima harta zakat.

Zakat dan Pajak adalah tema perlu untuk dibahas pada hari ini, serta peran zakat dalam pengentasan kemiskinan. Semua perlu dibahas untuk demi meluruskan kekeliruan dalam memahami syariat zakat.

4. Fiqih Puasa

Secara hukum, syariat puasa yang Allah SWT tetapkan tidak hanya terdiri dari wajib hukumnya, tetapi ada juga puasa yang hukumnya sunnah, bahkan ada puasa yang hukumnya makruh hingga haram.

Ada berbagai ketentuan puasa yang telah digariskan syariah Islam, mulai dari syarat sah, syarat wajib, rukun puasa, apa saja yang membatalkan puasa, siapa saja yang wajib berpuasa dan siapa saja yang boleh tidak berpuasa, termasuk juga siapa yang justru diharamkan berpuasa.

Ada tiga masalah yang terkait dengan konsekuensi karena tidak berpuasa, yaitu masalah puasa qadha’ yang menggantikan puasa wajib di bulan Ramadhan. Juga masalah membayar fidyah kepada orang-orang miskin dan puasa dalam rangka membayar kaffarah sebagai denda atas berbagai pelanggaran dalam agama.

Ketika seorang berpuasa di atas pesawat yang membuat waktu berbuka menjadi bertambah lama atau malah bertambah cepat, tentu masalah seperti ini di masa lalu tidak terjadi dan juga tidak terbayangkan sebelumnya.

Ramadhan antara berbagai ormas sehingga menjadi konflik rutinitas tahunan.

5. Fiqih Haji

Ibadah haji adalah ibadah tertua yang dilakukan oleh makhluk Allah di muka bumi. Ibadah ini bukan hanya disyariatkan sejak masa Nabi Ibrahim alaihissalam yang konon diperkirakan hidup sekitar tahun 1997 – 1822 sebelum masehi. Itu berarti sejak hampir 40 abad yang lalu.

Tetapi di dalam satu riwayat disebutkan bahwa Allah SWT telah membangun Ka’bah sebagai tempat untuk ibadah sejak belum diturunkannya Nabi Adam alaihissalam dan istrinya ke muka bumi.

ﹶﻝﻭﹶﺃ ﱠﻥِﺇ

ﻯﺪﻫﻭ ﺎﹰﻛﺭﺎﺒﻣ ﹶﺔﱠﻜﺒِﺑ ﻱِﺬﱠﻠﹶﻟ ِﺱﺎﻨﻠِﻟ ﻊِﺿﻭ ٍﺖﻴﺑ

ﲔِﻤﹶﻟﺎﻌﹾﻠﱢﻟ

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran : 96)

Dalam kitab tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Quran, AL-Imam Al-Qurthubi menukil pendapat Mujahid yang menyebutkan bahwa Allah SWT telah menciptakan tempat untuk ka’bah ini

2000 tahun sebelum menciptakan segala sesuatu di bumi. 9

Sedangkan Al-Imam Thabari dalam kitab tafsir Ath-Thabari, menukil pendapat Qatadah yang mengatakan bahwa Ka’bah adalah rumah pertama yang didirikan Allah, kemudian Nabi Adam alaihissalam bertawaf di sekelilingnya, hingga seluruh manusia berikutnya melakukan tawaf seperti

beliau.10

B. Bagian Bangunan Islam

9 Tafsir Al-Qurthubi jilid 3 hal. 58

Dalam dokumen 01-ilmu-fiqih (Halaman 77-81)

Dokumen terkait