Bab 3
Sejarah Ekonomi
Internasional
di Dunia Islam
Ekonomi Internasional Arab (Sistem Mata-Uang Dinar)
Dunia Islam mengenal dua jenis mata uang utama, yaitu: pertama, mata uang dinar emas, secara etimologi berasal dari kata denarius, dan kedua, mata uang dirham perak yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani drachmos. Di samping kedua mata uang tersebut terdapat jenis pecahan yang dinamakan qitha dan mitsqal. Era abad keempat hijriyah, dunia Islam mengalami krisis mata uang emas dan perak, sebagai gantinya dibuatlah mata uang dari bahan tembaga atau campuran tembaga dan perak yang disebut fulus yang berasal dari bahasa Latin follies, yaitu mata uang tembaga tipis. Mata tersebut juga dikenal dengan nama al-qarathis karena mirip dengan lembaran kertas.
Sejarah di masa lalu, standar nilai mata uang ditetapkan oleh khalifah. Sebagai antisipasi dalam mencegah penipuan maka digunakan sebuah standar timbangan. Khusus bagi mereka yang telah memiliki, yaitu: auqiyah, nasy, nuwah, mitsqal,
dirham, daniq, qirath dan habbah. Mata uang
mitsqal merupakan berat pokok yang telah diakui secara umum yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah. Sedangkan berat 10 dirham sama dengan 7 mitsqal. Berat timbangan 4,25 gram emas sama dengan 1 dinar, yaitu setara dengan 1 mitsqal.22
Tabel Konversi Berat Dinar
Standar Berat Syar’i Perhitungan Berat Emas (gram) Keterangan 1 mtsqal (1
dinar) - 4,25 Standar berat dinar
1 daniq
emas 1/8 x 4,25 gr emas 0,53125 1 mitsqal = 8 daniq
1 qirath 1/20 x 4,25 gr
emas 0,2125 1 mitsqal = 20 qirath 1 habbah
sya’ir 1/72 x 4,25 gr emas 0,059 1 mitsqal = 72 habbah 1 dirham 7/10 x 4,25 gr
emas 2,975 1 dirham = 7/10 mitsqal
10 dirham 10 x 2,975 gr
perak 29,75 10 dirham = 7 mitsqal
1 nasy 20 x 2,975 gr
perak 59,5 1 nasy = 20 dirham
1 nuwah gr
perak 5 x 2,975 gr perak 14,875 1 dirham = 8 daniq
1 daniq
perak 1/6 x 2,975 gr perak 0,495 1 dirham = 6 daniq
22 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, 2004), h. 144-145.
1 auqiyah 40 x 2,975 gr
perak 119 1 auqiyah = 40 dirham
Catatan: - Habbah sya’ir = biji gandum - 10 dirham = 7 mitsqal.
Menurut standar rujukan WITO (World Islamic
Trading Organization), dinar adalah koin emas
(kemurnian 91,7%) seberat 4,25 gram, sedang dirham adalah perak murni seberat 3 gram (kemurnian 95%), masing-masing berdiameter 23 dan 25 mm. Kendatipun terdapat hambatan teknis seperti kerepotan bertransaksi dengan sistem mata uang nyata ini, namun masih dapat diatasi dengan sistem digital gold currency (e-Dinar.com). Sistem transaksi pembayaran elektronik via internet berbasis dinar ini dikelola oleh e-Dinar Ltd, sebuah lembaga swasta berbadan hukum yang berdomisili di Malaysia. Eksistensi e-Dinar dalam prakteknya berfungsi sebagai ‘rekening’. Sistem penyimpanan mata uang dinar baik dalam versi digital maupun fisik pada prinsipnya berbeda dengan sistem perbankan konvensional, terutama dalam dua hal. Pertama, uang dinar yang disimpan di sana tidak berstatus sebagai utang, tetapi hanya sebagai titipan yang kapan saja diinginkan dapat diambil dalam bentuk dinar emas. Kedua, sebagai harta titipan, uang deposit tersebut tidak akan dipinjamkan lagi kepada pihak ketiga serta tidak dikenakan sistem bunga.23
Pada Desember 2002, nilai tukar dinar emas melonjak dari 43,72 dolar AS setara dengan Rp. 393.393 dan seminggu menjelang Lebaran, naik ke
23 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 381-382.
tingkat 46,64 dolar AS setara dengan Rp. 414.536 pada akhir desember 2002. Dalam hal ini terjadi kenaikan sebesar 2,92 dolarAS per dinar, setara dalam rupiah Rp. 21.143 atau 5,4%. Diferensiasi tingkat kenaikan kurs mata uang dinar dalam dolar dan rupiah ini dipengaruhi oleh kurs rupiah terhadap dolar. Sementara mata uang dirham relatif stabil, kenaikannya tidak terlalu signifikan, yaitu beranjak dari 1,24 dolar AS setara dengan Rp. 11.158 menjadi 1,26 dolar AS setara dengan Rp. 11.199. Peredaran mata uang dinar di Indonesia masih untuk komunitas terbatas. Dinar mulai beredar tahun 2000 dan jumlahnya baru sekitar 3000 keping.24
Ekonomi Internasional Timur Tengah
Dalam perspektif general, negara-negara Arab di Timur Tengah memiliki kondisi ekonomi yang saling berbeda satu sama lain, termasuk latar belakang historis yang pernah mengalami masa penjajahan bangsa-bangsa asing yang berbeda, serta demikian pula halnya dengan perbedaan dalam sistem politik, letak geografi, iklim dan persoalan kependudukan. Bidang ekonomi memiliki peran determinasi terhadap situasi dan lingkungan politik regional di Timur Tengah. Pada umumnya negara-negara Arab di Timur Tengah menitikberatkan perhatiannya pada pembangunan ekonomi, sosial dan kebijakan pemerintah diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan yang sedang dilakukan. Minyak bumi merupakan salah satu faktor barometer yang dapat menjelaskan disparitas tersebut, sebagai contoh Arab Saudi, Kuwait, Irak dan Libya sebagai negara-negara pengekspor minyak dikategorikan sebagai nagara Arab kaya berkoeksistensi dengan negara-negara Arab menengah dan miskin seperti Yaman, Sudan, Oman, Yordania, Suriah, Mesir dan Libanon. Konsekuensi dari disparitas antar negara-negara Arab di Timur Tengah diindikasikan dalam komposisi dan kualitas penduduk, pendidikan, sumber daya manusia dan kapabilitas suatu negara dalam menggerakkan kebijakan modernisasi ekonominya.25
Pemberlakuan embargo ekonomi PBB atas Irak (pasca Perang Teluk II) menjadikan posisi Irak yang pada awalnya memiliki kuota ekspor minyak sejumlah 3,14 juta barel per hari (sama dengan kuota Iran), digantikan oleh Arab Saudi. Sebelum
25 A. Rahman Zainuddin, et.al, Ekonomi-Politik Timur Tengah:
peristiwa Perang Teluk II kuota produksi minyak Arab Saudi sebesar 5,38 juta barel per hari dan setelah itu meningkat hingga mencapai 8 juta barel per hari. Kebijakan Arab Saudi tersebut mengakibatkan kuota OPEC mencapai 24,52 juta barel per hari, sementara kebutuhan minyak dunia mengalami degradasi pada April-Juni 1994.26 Praktek sistem ekonomi yang ada di negara-negara Timur Tengah pada kenyatannya cenderung didominasi oleh kondisi social budaya negara setempat. Jadi sistem yang berlaku bukan Islam par execelent namun lebih dominan merupakan hasil interpretasi nilai-nilai sosial budaya terhadap berbagai fenomena kemasyarakatan.27
Ekonomi Internasional Asia Tenggara
Negara-negara ASEAN menerapkan sistem ekonomi terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh perkembangan internasional. Perkembangan internasional sangat besar implikasinya terhadap negara-negara ASEAN yang menerapkan strategi pembangunan ekonomi dan industri yang berorientasi ekspor.28
Perkembangan Ekonomi ASEAN
Negar a Pertumbuhan Ekonomi % Nilai Perdagan gan Sebagi % PDB Pertumbuhan Ekspor Manufaktur Antara 1971-1981 & 1984-1986 (%, rata-rata per 26 Ibid, h. 55.
27 Op. cit, Heri Sudarsono, h. 87.
28 Hadi Susastro, Lingkungan Ekonomi Iternasional bagi
Indonesia dalam Tahun 1990-an, (Jakarta: CSIS, Jurnal Analisa
tahun) 198 5 1987 1985 Indone sia 1,9 3,7 35 35,5 Malays ia -1,0 4,7 88 15,5 Philipin a -3,8 5,1 31 5,0 Singap ura -1,8 8,6 281 8,0 Thailan d 4,0 6,6 43 14,0
Sumber: World Bank, World Development Report 1987; GATT, International Trade 1986/1987; dan, statistik
nasional untuk tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 1987.
Situasi ketidakpastian dalam perkembangan ekonomi internasional sangat berdampak terhadap negara-negara ASEAN, sebagaimana ditunjukkan selama beberapa tahun terakhir. Merosotnya harga bahan-bahan komoditi primer, telah mempengaruhi perkembangan di negara-negara produsen barang primer tersebut, seperti Malaysia, Indonesia dan Thailand. Sejak tahun 1981, pada umumnya negara-negara ASEAN mengalami keterpurukan dalam neraca pembayarannya. Namun dalam dasawarsa 1990-an, sejalan dengan perubahan spesialisasi kerja internasional, khususnya di kawasan Pasifik, pertumbuhan ekonomi Negara-negara ASEAN mengalami peningkatan yang signifikan.
Perubahan Struktur Ekonomi di Pasifik Barat, 1965-1985
(Dalam % dari PDB)
Negara Pertania
19 65 1985 1965 1985 1965 1985 1965 1985 Korea Selatan 39 14 26 41 19 28 35 45 Taiwan 28 7 30 51 22 41 44 43 Hongkong 2 1 40 31 24 2 4 58 68 RRC 39 33 38 47 30 3 7 23 20 Indonesia 56 24 13 36 8 14 31 41 Malaysia 28 21 25 35 9 19 47 44 Philipina 26 27 28 32 20 2 5 46 41 Singapura 3 1 24 37 15 2 4 73 62 Thailand 35 17 23 30 14 2 0 42 53
Sumber: World Bank, World Development Report 1987; dan Statistical Abstract of National Income in Taiwan Area, ROC, 1951-1984, untuk Taiwan.
Bank Islam
Gagasan tentang bank yang menggunakan sistem bagi hasil telah bergulir sejak lama, sebagaimana dalam tulisan pemikir-pemikir muslim berkaitan dengan bank syariah seperti Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948), dan Mahmud Ahmad (1952) dan ide-ide tentang bank syariah selanjutnya diuraikan lebih terperinci oleh Maududi (1961). Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional, muncul dalam konferensi negara-negara Islam sedunia, di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27 April 1969, yang diikuti oleh 19 negara peserta. Konferensi tersebut memutuskan beberapa hal, di antaranya yaitu:29
• Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikit atau banyak hukumnya haram.
• Diusulkan agar dibentuk sebuah bank syariah yang bersih dari sistem riba dalam waktu secepat mungkin.
• Sementara sampai menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menerapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika kondisi benar-benar dalam keadaan darurat.
Gagasan untuk mendirikan bank syariah sudah ada sejak tahun 1970-an, sebagaimana dibicarakan dalam sebuah seminar nasional Hubungan Internasional Indonesia – Timur Tengah pada tahun 1974 dan 1976 yang diselenggarakan oleh Lembaga
29 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, 2005), h. 28.
Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika.
Fungsi dan peran bank syariah seperti tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institution), adalah sebagai berikut:30
• Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
• Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
• Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana biasanya.
• Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola zakat serta dana-dana sosial lainnya.
Mayoritas umat Islam yang berpandangan bahwa membuka rekening pada bank Islam adalah suatu kewajiban, dan oleh sebab itu bank-bank Islam tidak perlu bersaing dengan institusi lainnya dalam memperoleh deposito. Sebagian besar orang memandang bank-bank Islam sebagai komplementer bank-bank konvensional dan bukan sebagai substitusi. Hai ini bukan merupakan tujuan pihak pemrakarsa gerakan bank-bank Islam, karena maksud yang sebenarnya adalah untuk membina
institusi-institusi yang dapat menyediakan berbagai jasa bank sebagai pengganti jasa yang disediakan oleh bank-bank konvensional.31
31 Rodney Wilson, Bisnis Menurut Islam: Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Intermasa, 1988), h. 56.
Lembaga-Lembaga Keuangan Islam Berdasarkan Data “Arabia,
Middle Eastern Financial Directory 1985; The Middle East”32
Nama Negara TahunDidiri kan
Modal yang Disetor (juta $)
Al Baraka Bank Sudan 1982 2,0
Al Baraka Islamic
Investment Bank Bahrain 1984 50,0
Al Baraka International
PLC Inggris 1984 7,0
Al Baraka Investment and
Development Company Arab Saudi 1982 58,4
Al Baraka Turkish
Finance House Turki 1984 …
Al Rajhi Company for Currency
Exchange and Commerce
Arab
Saudi 1978 180,0
Al Rajhi Company for Islamic
Investments Inggris 1980 …
Bahrain Islamic Bank Bahrain 1979 15,5
Bahrain Islamic Investment
Company Bahrain 1981 13,5
Bank Islam Malaysia Malaysi
a 1983 42,0
Beit Ettamouil Saudi
Tounsi Tunisia 1984 50,0
Dar al-Mal al-Islami Swiss 1981 315,0
Dubai Islamic Bank UAE 1875 13,6
Faisal Islamic Bank of
Egypt Mesir 1977 40,0
Faisal Islamic Bank of
Sudan Sudan 1977 7,7
Faisal Islamic Bank of
Turkey Turki 1985 400,0
International Islamic Banglad 1983 …
Bank esh Islamic Bank
International Denmark 1983 5,0
Islamic Banking System
International Holding Luxemb
urg 1978 34,8
Islamic Development
Bank Arab Saudi 1975 2000,0
Islamic International Bank for Investment and Development Mesir 1981 1,8 Islamic International Company for Real Estate Development Mesir 1981 1,8 Islamic Investment Company
of the Gulf Mesir 1982 …
Islamic Investment
House Yordania 1981 11,1
Jordan Islamic Bank for
Finance and Investment Yordani
a 1978 10,5
Kuwait Finance House Kuwait 1977 62,3
Kuwait Finance House
(Turkey) Turki 1983 20,0
Nasser Social Bank Mesir 1972 18,0
Qatar Islamic Bank Qatar 1983 54,9
Saudi-Philippine Islamic
Development Bank Arab
Saudi 1982 5,0
Tadamon Islamic Bank Sudan 1983 50,0
West Sudan Islamic
Bank Sudan 1984 …
Catatan:
•
Kelompok Al Barka didirikan oleh Syeikh Saleh Kamal.•
Al Rajhi Company for Currency Exchange and Commerce sejak tahun 1985 diberi izinperbankan penuh dan disebut Al Rajhi
Banking Investment Corporation. Modal
disetornya meningkat sampai dengan $ 205,5 juta, di mana 45% diharapkan modal dari masyarakat.
•
Faisal Islamic Bank Group, Dar al-Mal al-Islamidan Bahrain Islamic Bank meruapakan kelompok yang didirikan Pangeran Mohammad bin Faisal.
•
Islamic Bank International dan Islamic Banking System International Holding adalah Holding Company (perusahaan induk) yangdikelola oleh Dr. Gamal Attia.
•
Cabang Kuwait Finance House di Turki, sepenuhnya dimiliki oleh Kuwait FinanceHouse.
•
Al Baraka International PLC menerima lisensidari Bank of England sebagai penerima deposito yang sah.
Islam dan Pasar Bebas
Perdagangan bebas (free trade) merupakan sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya (trade
barrier). Perdagangan bebas dapat juga
didefinisikan bebas dari rekayasa hambatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya
tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non-tarif pada barang impor. Secara teori, semua hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru dalam menciptakan pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar. Banyak ekonom yang berpendapat bahwa perdagangan bebas dapat meningkatkan standar hidup melalui teori keunggulan komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri lokal, dan juga membatasi standar kerja dan standar sosial. Sebaliknya pula, perdagangan bebas juga dianggap merugikan negara maju karena ia menyebabkan pekerjaan dari negara maju berpindah ke negara lain dan juga meminimalisir ajang kompetisi yang menyebabkan standar hidup dan keamanan jadi lebih rendah. Perdagangan bebas dianggap menciptakan interdependensi negara satu dengan negara lainnya, yang berarti memperkecil kemungkinan terjadinya perang.33
Islam memandang bahwa sistem pasar dan persaingan bebas yang dipraktekkan oleh sistem kapitalis akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena fitrah manusia sebagai makhluk bebas mendukung daya kreatif dalam mengelola sumber daya ekonomi. Kebebasan merupakan faktor yang menjadikan kapitalisme lebih survive
dibanding sistem sosialisme. Namun persaingan bebas cenderung menimbulkan setiap orang untuk lebih mementingkan diri sendiri. Pasar bebas tanpa terkontrol akan memberikan keuntungan besar bagi negara atau pihak yang memiliki kapabilitas unggul dibandingkan dengan negara atau pihak-pihak yang kapabilitasnya minim. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya penindasan pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah dan mengakibatkan tingkat dependensi negara atau pihak yang lemah semakin besar dan cenderung didikte dan dipaksa untuk mematuhi keinginan negara atau pihak yang kuat dengan kompensasi yang cenderung memberatkan.