2.4. Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, Survey dan GPS
2.4.4. Metode Penentuan Posisi Global (GPS)
2.4.4.1 Sistem GPS
2.4.4.1.3. Bagian Pengguna
Adalah peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di
darat, laut, udara maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS)
commit to user
II - 21
digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. Secara umum
Receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Receiver militer
2. Receiver tipe navigasi 3. Receiver tipe geodetik
2.4.4.2 Metoda-metoda Penentuan Posisi dengan GPS
Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan satelit GPS adalah pengikatan ke belakang dengan jarak, yaitu mengukur jarak ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.16Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GPS
Sumber : "Gis konsorsium Aceh-Nias" (2007)
Penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metoda diantaranya :
a) Metoda absolut,
Penentuan posisi dengan GPS metode absolut adalah penentuan posisi yang
hanya menggunakan 1 alat receiver GPS. Karakteristik penentuan posisi dengan
cara absolut ini adalah sebagai berikut :
1. Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi).
2. Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan
jarak ke beberapa satelit sekaligus.
3. Hanya memerlukan satu receiver GPS.
4. Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak
(kinematik).
commit to user
II - 22
Aplikasi utama untuk keperluan navigasi, metoda penentuan posisi absolut ini
umumnya menggunakan data pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan
untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi.
b) Metoda Relatif (Differensial)
Yang dimaksud dengan penentuan posisi relatif atau metoda differensial adalah menentukan posisi suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah diketahui koordinatnya, pengukuran dilakukan secara bersamaan pada dua titik dalam selang waktu tertentu. Selanjutnya dari data hasil pengamatan diproses/dihitung akan didapat perbedaan koordinat kartesian 3 dimensi (dx, dy, dz) atau disebut
juga dengan baseline antar titik yang diukur. Karakteristik umum dari metoda
penentuan posisi ini adalah sebagai berikut :
1. Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telah
diketahui koordinatnya.
2. Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui.
3. Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir atau
mereduksi pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias.
4. Bisa menggunakan data pseudorange atau fase.
5. Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengan
dm.
6. Aplikasi utama : survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesi
dan navigasi dengan ketelitian tinggi. 2.5.Kekuatan Sinyal
Kekuatan sinyal biasa di ukur sebagai Receive Signal Strength Indicator
(RSSI). RSSI adalah radio penerima teknologi generik metrik, yang biasanya terlihat oleh pengguna dari perangkat yang berisi penerima, tetapi langsung diketahui pengguna jaringan nirkabel IEEE 802.11. Dalam sistem RSSI IEEE 802.11 adalah kekuatan sinyal yang diterima relatif dalam lingkungan nirkabel, dalam unit sewenang-wenang. RSSI merupakan indikasi dari tingkat daya yang diterima oleh antena. Oleh karena itu, semakin tinggi jumlah RSSI (atau kurang negatif dalam beberapa perangkat), semakin kuat sinyal. (Wikipedia,2011)
Satuan sinyal dari RSSI adalah dBm atau dB milliWatt. satuan dB (Decibel) merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal.
commit to user
II - 23
Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya huruf "B" merupakan huruf besar). Satuan ini digunakan untuk menunjukkan efek dari sebuah perangkat terhadap kekuatan atau daya pancar suatu sinyal. Sedangkan
dBm (dB milliWatt) merupakan satuan kekuatan sinyal atau daya pancar (Signal
Strengh or Power Level). 0 dbm didefinisikan sebagai 1 mW (milliWatt) beban daya pancar, contohnya bisa dari sebuah Antenna ataupun Radio. Daya pancar yang kecil merupakan angka negatif (contoh: -90 dBm).( Purbo, 2008).
Kekuatan sinyal terdapat batasan dalam menentukan apakah kekuatan sinyal tersebut baik atau buruk. Hal ini diungkapkan oleh Marc Proulx, dalam artikel di
Koran Kompas berjudul “AXIS Sukses Uji Jaringan Sepanjang Jalur Mudik” yang
ditulis oleh Tenni Purwanti dan Tri Wahono, skala pengukuran kekuatan sinyal adalah sangat bagus apabila berada di kisaran 0 hingga -75 dBm, apabila berada di kisaran -75 hingga -85 dBm maka termasuk bagus, dan apabila berada di kisaran - 85 hingga -125 dBm, maka dianggap buruk.
Terdapat beberapa aplikasi yang dapat mengukur kekuatan sinyal suatu
lokasi. Salah satu aplikasi pengukur kekuatan sinyal adalah Mobile Data
Monitoring Application (MDMA). Aplikasi ini dapat mengukur kekuatan sinyal dengan satuan dBm dan dapat mengukur berbagai jenis kekuatan sinyal seperti HSDPA, 3G, EDGE dan GRPS. Contoh tampilan aplikasi MDMA dapat dilihat pada gambar 2.17.
commit to user
II - 24 2.6.Kartu Tanda Penduduk
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku diseluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Undang-undang kependudukan nomor 23
tahun 2006 Pasal 63 menyatakan bahwa “Penduduk WNI dan orang asing yang
memiliki izin tinggal tetap yang berumur 17 (tujuh belas) tahun ke atas atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
Penduduk Indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Setiap penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1
(satu) KTP dan wajib dibawa pada saat bepergian. Penduduk yang telah berusia
60 (enam puluh) tahun diberi KTP yang berlaku seumur hidup. KTP berlaku secara Nasional dan mempunyai masa berlaku :
Untuk WNI berlaku selama 5 (lima) tahun.
Untuk Orang Asing Tinggal Tetap disesuaikan dengan masa berlaku Izin
Tinggal Tetap
Manfaat dan Kegunaan KTP adalah dokumen kependudukan utama yang menjadi bukti resmi identitas diri yang dapat digunakan sebagai syarat kelengkapan administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak-hak seseorang sebagai penduduk dan warga Negara Indonesia.
Pengurusan KTP melalu beberapa prosedur yang harus di lakukan oleh penduduk yang akan membuat atau memperpanjang KTP. Berikut akan disajikan mekanisme pengurusan KTP.
commit to user
II - 25
Kepala Desa / Lurah Penduduk
· Penduduk mengisi dan menandatangani formulir permohonan KTP
· Petugas mencatat dalam buku harian · Petugas melakukan verifikasi dan validasi
data
· Kepala Desa/Lurah menandatangani formulir permohonan KTP · Petugas menyerahkan formulir
permohonan kepada penduduk untuk diteruskan ke Camat
Camat
· Petugas melakukan verifikasi dan validasi data kependudukan
· Camat menandatangani formulir permohonan KTP
· Petugas menyerahkan formulir permohonan kepada penduduk untuk diteruskan kepada Instansi Pelaksana
· Petugas melakukan verifikasi dan validasi data kependudukan
· Camat menandatangani formulir permohonan KTP
· Petugas menyerahkan formulir permohonan kepada penduduk untuk diteruskan kepada Instansi Pelaksana
Instansi Pelaksana
Gambar 2.18Mekanisme Pengurusan KTP
commit to user
I - 1 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang dan identifikasi masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, penetapan asumsi serta sistematika yang digunakan dalam penelitian. Tujuan penulisan bab ini untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian.