• Tidak ada hasil yang ditemukan

diinformasikan pada group FB, Website, dan Instagram

BAGIAN PENUTUP

Panduan penulisan esai ini dirancang untuk memfasilitasi mahasiswa baru dalam upaya mempermudah dan membangun pemahaman tentang esai. Panduan ini disusun oleh tim dari Badan Eksekutif Mahasiswa bekerja sama dengan dosen pengampu sebagai pembimbing, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan sebagai pengarah, dan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha sebagai penanggung jawab.

Terima kasih atas segala bantuan dalam bentuk apapun kepada semua pihak sehingga panduan ini dapat diselesaikan.Semoga, yang dibangun atas dasar kebaikan demi kemajuan peradaban bangsa mendapat apresiasi dari semua pihak.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

Lampiran Contoh Esai

SEKITAR PERANAN MULUT M. Mahbub Djunaidi

Lidah lebih tajam dari pedang. Karena itu jangan omong sembarangan, bikin luka dan sengsara. Mendingan diam, karena diam itu emas. Sebab, hanya tong kosong yang nyaring bunyinya. Lagi pula diam itu bukam berarti dungu. Tengoklah perawan yang lagi dipinang, diam saja tertunduk-tunduk, memilin-milin ujung rambutnya, itu artinya dia betul-betul mau.

Ada masa, tidak semua mulut itu dianggap jelek. Lihat-lihat mulutnya dulu, tidak bias pukul rata. Mulut siapa yang jelek? “Perempuan?Bah. Kalau sebelah kakiku sudah dilubang kubur, barangkali baru bisa kupercaya omongan mereka itu, yang gak punya bakat seni atau politik”, kata Nietzsche. Untungnya, di negeri kita ini ada bait nyanyian : “Terang bulan terang di kali, buaya timbul disangka mati. Jangan percaya mulut lelaki, berani sumpah takut mati”. Dengan begitu jadi tidak jelas lagi, siapa sebenernya yang lebih lancung.

Tapi, ada masa semua orang tak kecuali, lelaki atau perempuan, boleh bicara sepuas hati sampai mulut berbusa. Yang satu lebih keras dari yang laen, seperti lelang ikan.Namanya masa liberal. Hanya orang-orang bisu dan tuli yang mampu terbebas dari keriuhan ini. Kalau sekadar mulut berbusa saja, masa bodohlah. Tapi kalau sebentar-sebentar kabinet terpelanting dari kursinya, tak ubahnya seperti pering-mangkuk, nanti dulu. Orang toh tidak bias jadi menteri cuma sebentar.

Maka ada Kabinet kerja di bawah PM Djuanda itu, teriring semboyan : “Sedikit kerja, banyak bicara”. Semua orang bermodal mulut semata-mata menyempit lapangannya. Busa mulit turun, dan keringat naik derajat. Kegaduhan sedikit demi sedikit berkurang, orang makin lama bicara makin pelan, sehingga mau tidak mau coraknya berganti jadi kasak-kusuk. Padahal, ditilik dari sudut kebajikan, omong besar

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

dan kasak-kusuk sama-sama bukan tabiat yang layak dipuji, seperti halnya orang kegemukan atau kerusuhan.

Melihat gelagat ini, semboyan ditinjau kembali. Bukannya “Sedikit bicara banyak kerja”, melainkan “Banyak bicara banyak kerja”. Akur, kata K.H. Idham Chalid waktu itu. Mengapa? Sebab, bicara saja tanpa kerja itu namanya beo.Bekerja saja tanpa bicara itu namanya maling.Perumpamaan ini membuat para pendengar tertawa terpingkal-pingkal, baik yang merasa dirinya memang beo, atau yang merasa dirinya memang maling.

Di zaman pembangunan seperti sekarang ini, sudah barang tentu yang pertama-tama harus dilakukan orang adalah kerja. Kalau semata-mata kerja saja, tanpa bicara sepatah pun, apa ini artinya seperti maling? Oh tidak, tidak maling. Walau sekarang bicara bukan pekerjaan terhormat, bukan berarti orang tidak diperkenankan bicara. Cuma namanya yang ganti, bukan bicara, melainkan berdialog, berkomuniksi, berseminar, bersimposium, berlokakarya, berdiskusi, dan sarasehan. Kesemua ini memang via mulut juga, tapi lain sedikitlah. Bahkan Parlemen, yang menurut riwayat justru tempat bicara, mereka Montesquieu yang meraung-raung di mimbar bagaikan keledai, melainkan memilih kecermatan di atas segala-galanya.

Kalau toh perlu bicara, harap dengan data, seperti nona Spanyol dengan kipas atau sinyo Perancis dengan bunga. Orang zaman sekarang suka angka-angka, makin banyak makin bagus. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang hafal angka-angka di luar kepala, angka apa saja dan kapan saja. Misalnya, orang harus bicara seperti ini : Di tahun 2000, pendapatan per kapita per tahun orang Indonesia yang sekarang Rp 37.350,00 bisa naik jadi Rp 172.750,00. Di tahun 2010, penduduk dunia yang sekarang 3000 juta jadi 6000 juta. Di tahun 2070 naik jadi 15.000 juta. Cucu dari orang yang hidup di tahun itu bias menyaksikan orang di dunia 60.000 juta. Dan di tahun 2625, tiap manusia cuma kebagian tempat berdiri sekaki persegi, tak ubahnya seperti kita naik bus kota sekarang. Itu kata Robert S. Mc. Namara. Itu kalau migrasi tidak digalakkan, atau

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

KB macet, atau angka kematian tidak dipertinggi, misalnya lewat perang agar mereka saling tikam sesamanya, atau beri fasilitas orang yang bermaksud bunuh diri, bagaikan fasilitas Dinas pariwisata buat kaum turis.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

Lampiran Contoh Esai

SENI MENUNJANG BELAJAR Mochtar Lubis

Beberapa waktu yang lampau di Amerika Serikat dalam usaha untuk menghemat anggaran belanja pendidikan, berbagai kegiatan di sekolah dikurangi atau dihapus sama sekali, antara lain yang menjadi korban pertama tentulah kegiatan seni. Akan tetapi kini, setelah melalui berbagai penelitian yang mendalam, di Amerika para ahli pendidikan menemukan bahwa membuang acara seni dari kurikulum sekolah malahan merugikan sekali. Pendidikan seni ternyata tidak hanya memperkaya diri anak didik, akan tetapi tak kalah pentingnya ikut pula mendorong kemajuan belajar secara berarti dalam mata pelajaran matematika, pembacaan, ilmu dan mata pelajaran yang lain.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa tanpa pendidikan seni, malahan akan dapat menghambat perkembangan otak anak didik untuk belajar. Hal ini dialami di Mead School di Connecticut (dilaporkan Saturday Review Magazine, 1997) Amerika Serikat.

Para ahli menunjukan adanya bekahan kiri dan kanan benak manusia. Belahan benak sebelah kiri dianggap aktif dalam belajar matematik dan analitik, sedangkan belahan otak kanan aktif dalam daya visual dan ruang. Juga dianggap terdapat kerja atau pengaruh timbal-balik antara kedua belahan benak ini. Jika hanya yang sebelah kiri saja yang diaktifkan sedangkan yang sebelah kanan diabaikan, maka yang kanan tidak akan menunjang kegiatan yang kiri. Sedangkan jika yang kanan diaktifkan lewat pendidikan seni, maka belahan kanan akan berkembang, dan menunjang pula perkembangan belahan benak sebelah kiri.

Demikian kurang lebih perumusan yang dilakukan setelah penelitian dan percobaan yang memakan waktu bertahun-tahun.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

Sebenarnya kesimpulan di atas cukup masuk akal. Pendidikan seni merangsang daya kreatif, dan membuka pikiran anak didik pada perspektif, daya cipta, daya pikir, inovasi, ketangkasan, kepekaan, dan sebagainya, yang semuanya amat berguna dalam proses belajar ilmu matematik, analitik, dan lain-lain.

Manusia Indonesia terkenal dengan bakat-bakat seninya.Malahan bakat seni sangat menonjol dalam dirinya sejak masa lampau yang jauh. Berbagai pengalaman yang menimpa dirinya, membuat bakat seni ini pada amat banyak manusia Indonesia menjadi terpendam, tidak dikembangkan, atau tertekan oleh berbagai keadaan lingkungan.

Alangkah baiknya dalam memikirkan perbaikan system pendidikan kita, perihal ini mendapat perhatian yang cukup besar oleh para ahli dunia pendidikan kita. Manusia Indonesia jelas memiliki potensi bakat seni yang besar. Tidakkah seharusnya potensi ini dikembangkan sejak kecil pada setiap anak didik Indonesia, dan dengan demikian menunjang perkembangan daya belajar belahan kiri benaknya agar dapat menguasai berbagai ilmu?

Dan, dengan melalui proses belajar serupa ini kita juga membekali anak-anak kita dengan apresiasi seni yang dapat membantunya menjadi manusia yang utuh.

Ada yang mengatakan, bahwa seni adalah penciptaan berbagai kenyataan hidup dalam berbagai ragam pengungkapan, kreatif, sedangkan ilmu berupaya untuk menerangkan apa dan bagaimana kenyataan-kenyataan itu terjadi. Jadi seni dan ilmu adalah dua sisi mata uang yang sama.

Mempergunakan seni untuk menunjang proses mempelajari ilmu adalah satu tempat yang terhormat bagi seni, dan memberikan sebuah dimensi baru bagi kedudukan seni dalam perkembangan manusia. Tiadalah lagi sembarang orang dapat menuduh seniman keranjingan seni demi untuk seni, karena di samping semua nilai yang secara tradisional dilekatkan pada seni yang titik beratnya diletakkan pada unsure keindahan, kini seni jelas memiliki fungsi kemasyarakatan yang luar biasa pentingnya.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

Kita harus menempatkan seni dan ilmu berdampingan. Demikianlah seharusnya tempat mereka.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

HUKUM DI INDONESIA Zachra Meisela

Penegakkan hukum di Indonesia sudah lama menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak, karena persoalan keadilan telah lama diabaikan bahkan di fakultas-fakultas hukum hanya diajarkan bagaimana memandang dan menafsirkan peraturan perundang-undangan. Persoalan keadilan atau yang menyentuh rasa keadilan masyarakat diabaikan dalam sistem pendidikan hukum di Indonesia.

Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang serius dalam kontek penegakkan hukum. Para hakim yang notabene merupakan produk dari sekolah-sekolah hukum yang bertebaran di Indonesia tidak lagi mampu menangkap inti dari semua permasalahan hukum dan hanya melihat dari sisi formalitas hukum. Sehingga tujuan hukum yang sesungguhnya malah tidak tercapai.

Sebagai contoh, seluruh mahasiswa hukum atau ahli-ahli hukum mempunyai pengetahuan dengan baik bahwa kebenaran materil, kebenaran yang dicapai berdasarkan kesaksian-kesaksian, adalah hal yang ingin dicapai dalam sistem peradilan pidana. Namun, kebanyakan dari mereka gagal memahami bahwa tujuan diperolehnya kebenaran materil sesungguhnya hanya dapat dicapai apabila seluruh proses pidana berjalan dengan di atas rel hukum. Namun pada kenyataannya proses ini sering diabaikan oleh para hakim ketika mulai mengadili suatu perkara. Penangkapan yang tidak sah, penahanan yang sewenang-wenang, dan proses penyitaan yang dilakukan secara melawan hukum telah menjadi urat nadi dari sistem peradilan pidana. Hal ini terutama dialami oleh kelompok masyarakat miskin. Itulah kenapa, meski dijamin dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, prinsip persamaan di muka hukum gagal dalam pelaksanaannya.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

Kebenaran formil, kebenaran yang berdasarkan bukti-bukti surat, adalah kebenaran yang ingin dicapai dalam proses persidangan perdata. Namun, tujuan ini tentunya tidak hanya melihat keabsahan dari suatu perjanjian, tetapi juga harus dilihat bagaimana keabsahan tersebut dicapai dengan kata lain proses pembuatan perjanjian justru menjadi titik penting dalam merumuskan apa yang dimaksud dengan kebenaran formil tersebut. Namun, pengadilan ternyata hanya melihat apakah dari sisi hukum surat-surat tersebut mempunyai kekuatan berlaku yang sempurna dan tidak melihat bagaimana proses tersebut terjadi.

Persoalan diatas makin kompleks, ketika aparat penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. Suatu tindakan yang terkadang dilatarbelakangi salah satunya oleh alasan rendahnya kesejahteraan dari para aparat penegak hukum tersebut (kecuali mungin advokat). Namun memberikan gaji yang tinggi juga tidak menjadi jaminan bahwa aparat penegak hukum tersebut tidak lagi melakukakn tindakan tercela dan melawan hukum, karena praktek-praktek melawan hukum telah menjadi bagian hidup setidak merupakan pemandangan yang umum dilihat sejak mereka duduk di bangku mahasiswa sebuah fakultas hukum.

Persoalannya adalah bagaimana mengatasi ini semua, tentunya harus dimulai dari pembenahan sistem pendidikan hukum di Indonesia yang harus juga diikuti dengan penguatan kode etik profesi dan organisasi profesi bagi kelompok advokat, pengaturan dan penguatan kode perilaku bagi hakim, jaksa, dan polisi serta adanya sanksi yang tegas terhadap setiap terjadinya tindakan tercela, adanya transparansi informasi hukum melalui putusan-putusan pengadilan yang dapat diakses oleh masyarakat, dan adanya kesejahteraan dan kondisi kerja yang baik bagi aparat penegak hukum.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

REPUBLIK MAHASISWA

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

PANITIA PELAKSANA

ORIENTASI KEHIDUPAN KAMPUS (OKK) TAHUN 2019

Sekretariat: Jalan Udayana (Kampus Tengah) Singaraja, Bali 81112

No.HP:081915618478 Email :bemremaundiksha@gmail.com

PENUTUP

Demikian Panduan Administratif Orientasi Kehidupan Kampus Tahun 2019 ini ditetapkan untuk dilaksanakan. Kewenangan untuk mengubah sebagian atau seluruh isi dari panduan ini ada pada pihak panitia pelaksana dengan pertimbangan tertentu.

Panduan ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus Tahun 2019. Pelaksanaan Orientasi Kehidupan Kampus Tahun 2019 dimulai pada Senin, 12 Agustus 2019. Ketentuan jam, pakaian, dan perlengkapan akan diumumkan melalui akun sosial BEM Rema Undiksha

Diwajibkan kepada seluruh peserta Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) Tahun 2019 setelah mengunduh panduan ini agar dicetak dan dijilid plastik berwarna biru serta dibawa selama kegiatan berlangsung. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.

Singaraja, 28 Juni 2019

Dokumen terkait