• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Lampiran 3 Bahan Ajar Pembelajaran Menyusun Teks Cerpen

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERPEN Unsur-unsur pembangun cerpen

1. Tema, adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Cara untuk menentukan tema :

a) Mempertimbangkan tiap detil cerita yang menonjol. b) Tidak bersifat bertentangan dengan detil-detil cerita.

c) Tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam cerpen.

d) Harus mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung dalam cerita.

2. Tokoh dan penokohan, individu yang terlibat dalam peristiwa. Kalau berbicara tentang tokoh, tentu tidak lepas dari pengertian yang hampir sama, bahkan boleh dikatakan sama, yaitu watak, perwatakan, karakter. Tokoh lebih menunjuk pada pelaku cerita atau orangnya, sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat atau sikap para tokoh atau dapat disebut sebagai penokohan.

a) Berdasarkan peranannya atau tingkat pentingnya, tokoh dan penokohan dibedakan menjadi:

- Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya, tokoh yang banyak diceritakan, baik pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.

- Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh yang kehadirannya bila ada keterkaitannya dengan tokoh utama, bila dibutuhkan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

b) Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, dibedakan menjadi: - Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, tokoh yang menegakkan kebenaran, memperjuangkan norma-norma, nilai-nilai yang ideal dalam kehidupan.

- Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan munculnya konflik (tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis, baik langsung maupun tidak langsung, bersifat fisik maupun batin). 3. Alur, Plot atau sering disebut alur adalah jalan cerita ( peristiwa yang saling

berkaitan). Struktur teks cerpen :

a) Orientasi, yang berisi paparan awal atau pengenalan peristiwa yang disajikan oleh pengarang kepada pembaca. Pada bagian ini juga perlu dikenalkan tokoh cerita serta setting atau tempat berlangsungnya peristiwa itu terjadi.

b) Komplikasi, berisi permasalahan yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Dalam komplikasi ini perlu dijelaskan urutan peristiwa dengan berlandaskan struktur teks cerpen. Hal ini untuk mempermudah dalam menentukan serta mengidentifikasi struktur teks cerita pendek.

c) Resolusi, berisi pemecahan masalah yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Pada resoluisi ini pun perlu memperhatikan struktur teks cerpen. Dengan demikian, untuk menguraikan bagian struktur teks cerita pendek akan lebih mudah.

4. Latar/setting, merupakan tempat, waktu, dan suasana yang ada dalam cerita. 5. Amanat, pesan pengarang yang disampaikan kepada pembaca. Amanat

berada di balik cerita, sehingga untuk mengetahuinya harus membaca teks cerita.

6. Sudut pandang, menyaran pada cara pandngan sebuah cerita dikisahkan oleh pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita.

Macam sudut pandang :

a) Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “dia”, narator (pencerita) adalah seseorang yang berada di luar

cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya : dia, ia, mereka.

b) SP “dia” Maha tahu

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia”, namun pengarang (narator) dapat menceritakan hal-hal apa saja yang menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu. Ia mengetahui berbagai hal penting tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh “dia” yang satu ke “dia” yang lain.

c) SP “ dia” Terbatas sebagai Pengamat.

Dalam sudut pandang “dia” terbatas, sama seperti pada “dia” mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikrkan, an dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja, atau terbatas dalam jumlah yng sangt terbatas. Tokoh cerita mungkin saja bisa banyak, namun mereka tidak diberi kesempatan (tak dilukiskan) untuk menunjukkan sosok dirinya seperti pada “dia” mahatahu.

d) Sudut pandang persona pertama “aku”

Dalam pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang perona pertama, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “Aku” tokoh yang berkisah, mengishkan kisah dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh)lain kepada pembaca. Kita, sebagai pembaca, hanya menerima apa yang diceritakan oleh si “Aku”.

e) SP Persona Pertama “Aku” Tokoh Utama

Dalam sudut pndang teknik ini, si “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialami, baik yang bersifat batiniyah dalam diri sendiri, maupunfisik, hubungannya dengan sesuatu di luar dirinya.

Dalam sudut pandang ini, tokoh “aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalaman. Si “Aku” hanya tmpil sebgai “saksi” saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain.

g) Sudut pandang campuran

Sudut pandang campuran adalah sudut pandang gabungan antarsudut pandang lain.

Langkah-langkah menulis cerita pendek

1. Menentukan tema cerita yang akan disampaikan

Tema merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah cerita. Tanpa adanya tema, cerita tidak akan memiliki roh karena tidak ada pokok yang telah ditentukan. Cerita yang tidak memiliki tema akan menjadi cerita yang sama sekali tidak menarik untuk dibaca karena hal yang dibicarakan di dalamnya tidak fokus atau membicarakan banyak hal.

2. Menentukan alur cerita sehingga cerita tersusun secara sistematis

Alur cerita, harus ditentukan sebelum pembuatan cerita agar penulis terbantu jika di tengah-tengah proses penulisan atau penulisan cerita terjadi kelupaan. Penentuan alur juga dapat membantu penulis untuk tetap konsisten dengan hal-hal apa saja yang akan disampaikan di dalam ceritanya. Penentuan alur ini dapat dimaksud dengan penentuan struktur teks cerpen (orientasi, komplikasi, resolusi) dalam cerita, atau dapat pula diartikan sebagai penentuan jenis alur (mundur, maju, campuran).

3. Menentukan judul yang menarik

Judul adalah unsur pertama dalam cerita yang dibaca oleh pembaca, maka dari itu judul perlu memiliki daya tarik sehingga pembaca memiliki rasa ingin membaca cerita secara keseluruhan setelah membaca judul

4. Memperhatikan penggunaan sudut pandang

Sudut pandang dalam cerita harus konsisten, dalam arti mulai dari awal cerita hingga akhir harus memiliki kesamaan sust pandang. Hal ini berpengaruh

terhadap cara melihat atau merasakan oleh pembaca terhadap hal-hal yang terjadi di dalam cerita. Jadi, jika sudut pandang dalam sebuah cerita konsisten, pembaca akan lebih mudah memahami cerita.

5. Memperhatikan gaya bahasa

Dokumen terkait