• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 3. Bahan Ajar Siklus 1

Bahan Ajar

A. Langkah-langkah yang dapat kamu tempuh dalam menyusun karangan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Topik Karangan.

Topik karangan adalah gagasan inti yang dijadikan landasan pengembangan karangan.

2. Merumuskan Tema.

Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan pembahasan dari tujuan yang akan dicapai melalui topik yang sudah dirumuskan. 3. Menyusun Kerangka Karangan.

Kerangka adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar suatu karangan.

4. Mengembangkan Kerangka Karangan.

Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung dalam bentuk paragraf. Gagasan utama didukung kalimat penjelas. Dengan demikian, paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap. Pengembangan biasanya memerlukan sejumlah bukti yang mendukung gagasan menulis. B. Unsur- unsur Menulis Dongeng

Dalam menulis dongeng, adapun unsur-unsur pembangun dongeng atau cerita anak adalah sebagai berikut.

1. Tema.

Tema adalah inti atau makna dasar sebuah cerita. Tema menjadi dasar bagi pengarang untuk menuliskan karangannya. Dongeng atau cerita anak harus mengacu pada pola berpikir anak. Sehingga tema dari dongeng harus seperti berikut.

a. Berkisar tentang kehidupan anak

b. Sederhana dan mudah ditangkap kandungan maknanya.

c. Mengandung unsur-unsur edukatif yang memberi pendidikan terhadap anak, memberi contoh tentang sikap dan perilaku yang baik.

d. Mengandung saran, petuah, dan nasihat-nasihat bijak.

e. Mengungkap bentuk kehidupan yang ideal, seperti kebaikan mengalahkan kejahatan, setiap perbuatan akan mendapat balasan yang setimpal dengan perbuatannya, anak wajib berbakti kepada orang tua, dan sebagainya.

2. Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tentang tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun pandangan batinnya yang berupa pandangan

tokohnya tidak harus manusia, tetapi bisa binatang atau tumbuh-tumbuhan yang oleh pengarang dimanusiakan, atau diberi sifat-sifat seperti halnya manusia.

3. Alur adalah gerak cerita dari awal sampai akhir. Alur Cerita dapat digerakan mulai dari waktu yang paling awal terjadi dalam cerita, sampai dengan waktu yang paling akhir. Dongeng atau cernak hampir selalu menggunakan alur lurus. Pertimbangannya adalah faktor pembaca yang khususkan pada anak-anak. Dengan alur lurus, pembaca dapat mengikuti jalannya cerita dengan baik, tanpa harus berfikir keras.

4. Lattar atau setting yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Setting harus memberikan gambaran gambaran yang nyata tentang suatu keadaan.Setting

berdasarkan fungsinya, dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Settingwaktu, yakni waktu terjadinya cerita atau peristiwa, seperti hari, bulan, tahun.

b. Setting tempat, yakni tempat terjadinya peristiwa, seperti sekolah, di dalam rumah, di tepi jalan, dan sebagainya.

c. Setting suasana, yakni suasan terjadinya peristiwa, seperti musim, lingkungan.

5. Amanat cerita adalah pesan yang disampaikan penulis dalam cerita kepada pembaca.

6. Kebahasaan

Dalam kegiatan menulis di sekolah dasar, peserta didik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Pilihan kata atau diksi dan penulisan kata

Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata terbentuk dari gabungan huruf atau morfem yang sudah mempunyai makna. Pilihan kata yang digunakan oleh peserta didik di sekolah dasar disesuaikan dengan jenis tulisan yang ingin ditulisnya. Ketika menulis dongeng peserta didik harus memperhatikan kata yang digunakannya agar tepat arti dan tempatnya, seksama dengan apa yang dikatakannya dan lazim dikatakan yang dapat dijadikannya sebagai pedoman untuk memilih kata dalam menulis dongeng.

Penggunaan kata yang berkaitan dengan kegiatan menulis, adalah sebagai berikut:

Kata baku dan tidak baku Kata majemuk

Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk arti baru, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Kata majemuk memiliki

membentuk arti baru, (3) susunannya tetap, (4) srrukturnya padu artinya tidak dapat disisipi katayang, serta, dan.

Ada dua istilah dalam pembahasaan kata majemuk, yaitu inti atau disebut dengan D (Diterangkan), dan penjelas atau disebut M (Menerangkan).

Contoh: Rumah Sakit D M Kata berimbuhan

Kata berimbuhan adalah kata dasar yang dilekati awalan, akhiran serta awalan dan akhiran sekaligus.

a) Gabungan kata yang dilekati awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh: Pertanggungjawaban, memberitahukan, ketidakadilan, dll. b) Gabungan kata yang dilekati awalan atau akhiran saja ditulis terpisah.

Contoh: bertanggung jawab, memberi tahu, tanda tangani, dll. Kata ulang

Kata ulang adalah kata yang mengalami pengulangan. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Kata ulang dibagi menjadi lima jenis, yaitu.

a. kata ulangdwilinggaadalah kata ulang utuh. Artinya kata ulang yang tidak mengalami perubahan dari bentuk awal/ bentuk dasar. Contoh: buku-buku, orang-orang, dll.

b. kata ulangdwipurwaadalah kata ulang yang berupa pengulangan suku awal, dimana setiap vokal pada suku awal berubah menjadi vokal /e/. Contoh: lelaki, tetamu, dll.

c. Kata ulang dwilingga salin swara adalah kata ulang yang berupa pengulangan berubah/bervariasi bunyi. Contoh: gerak-gerik.

d. Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang bentuk dasarnya mendapat imbuhan. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan,dll.

e. Kata ulang sebagian adalah kata ulang yang bentuk dasarnya diulang sebagian. Contoh: tanam-tanaman, tolong-menolong, dll.

Kata tugas

Kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel. Kata tugas dibagi menjadi lima, yaitu.

a. kata depan ataupreposisi(di, ke, dari) adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata kerja untuk membentuk bagungan kata depan. Contoh: Baju itu terletak di dalam kamar, Ayah berangkat ke

b. Kata sambung atau konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Misalnya: dan, dengan, kalau, serta, maupun, tetapi, dan lain-lain. Contoh: Pengetahuannya terbatas

karenakurang membaca.

c. Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Misalnya: aduh, ayo, wah, ih, astaga. Contoh: Aduh, perutku sakit sekali,

Astaga, dia bukannya belajar, malahan main game.

d. Kata sandang atauartikeladalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Ada tiga macam artikel, yaitu: artikel yang menyatakan makna tunggal (contoh: sang raja), artikel yang menyatakan makna jamak (contoh: para petani), dan artikel yang menyatakan makna netral (contoh: si hitam manis).

e. Partikel bermakna unsur-unsur kecil dalam bahasa. Partikel dibagi menjadi tiga macam, yaitu. (1) Partikel yang berperan membentuk kalimat tanya: - kah, tah, lah. Contoh: Apakah yang tersirat dalam surat itu? (2) Partikel yang berperan membentuk kalimat perintah: pun. Contoh: Jika ibu pergi, ayah pun ingin pergi. (3) Partikel yang berperan membentuk kalimat pernyataan: -per yang berarti ‘mulai/ demi/ tiap.Contoh: Mereka masuk ke dalam pesawat satu per satu.

2) Kalimat yang digunakan

Pada pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar kalimat yang efektif itu adalah kalimat yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan. Fungsi kalimat terdiri dari S, P, O, Pel, Ket. Pola kalimat yang paling sederhana adalah bertipe S-P, dan paling kompleks adalah bertipe S-Po- Ket. Contoh kalimat bertipe S-P.

(1) Ani sudah pergi S P (2) Ayah makan

S P

Contoh kalimat bertipe S-Po-Ket

(1) Ahmad menyimpan uang di bank S P O Ket (2) Ibu membeli sayur di pasar.

S P O Ket 3) Ejaan

Kemampuan yang dituntut dalam menggunakan ejaan menulis antara lain: kemampuan menggunakan

(1) tanda baca, yang meliputi Tanda baca terdiri dari beberapa macam, yaitu : tanda titik ( . ), tanda koma ( , ), tanda titik koma ( ; ), tanda titik dua ( : ), tanda hubung ( - ), tanda pisah ( _ ), tanda tanya ( ? ), tanda seru ( ! ), tanda kurang ( - ) tanda garis miring ( / ), dan tanda penyingkat ( , ). (2) Penulisan huruf.

Penulisan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, huruf pertama petikan langsung dan dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, nama bangsa, suku, dan bahasa, nama tahun, bulan, hari, hari raya, huruf pertama nama geografi, peristiwa sejarah, nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dokumentasi resmi, nama buku, huruf pertama nama orang, surat kabar, judul karangan, hubungan kekerabatan seperti Bapak dan Ibu. Contoh: (1) Bapak Haryanto pergi ke Surabaya. (2) Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Penulisan huruf miring.

Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam tulisan, menegaskan atau mengkhususkan huruf, menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing.

Contoh:Doni membaca surat kabar Suara Rakyat. Politik devide et imperapernah merajalela di Indonesia.

Ringkasan Materi

1. Tema dalam cerita dongeng adalah “ Monyet serakah dan Kura-kura”.

2. Tokoh dalam cerita dongeng ini adalah seekor monyet dan seekor kura-kura. Monyet memiliki sifat pembohong, sombong, malas, rakus dan serakah sedangkan kura-kura memiliki sifat yang rajin, baik hati, suka memberi atau dermawan.

3. Alur dalam cerita dongeng ini adalah alur lurus dimana menceritakan dari waktu awal mulai cerita sampai waktu akhir cerita. Waktu awal cerita menceritakan tentang monyet yang mengajak kura-kura untuk menanam pohon pisang bersama, sampai akhir yang menceritakan tentang monyet yang tidak mau memberikan buah pisang milik kura-kura kepada kura-kura sehingga kura-kura marah dan menggoyang pohon pisang miliknya hingga monyet terjatuh. 4. Lattar atausetting

Setting tempat: setting tempat dalam cerita dongeng ini adalah di tepi sebuah ladang, Setting waktu: setting waktu dalam cerita dongeng ini adalah hari berganti hari, bulan berganti bulan,Settingsuasana:settingsuasana dalam cerita dongeng ini adalah suasana senang, suasana sedih.

5. Amanat dalam cerita dongeng ini adalah:

a. Jangan mengambil hak orang lain seperti monyet yang mengambil buah pisang milik kura-kura.

b. Jika ingin apa yang kita lakukan membuahkan hasil yang memuaskan, maka kita harus melakukannya dengan penuh kesungguhan. Seperti kura- kura yang merawat pohon pisang yang ditanamnya sehingga dapat membuahkan buah pisang yang banyak.

c. Menyesal kemudian tidaklah berguna, seperti: (1) monyet yang menyesali perbuatannya yang tidak memberikan buah pisang milik kura-kura kepada kura-kura, (2) monyet meminta maaf kepada kura-kura tetapi kura-kura tidak mau dan meninggalkan monyet sendirian.

Dokumen terkait