• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Kriteria Perencanaan

3. Bahan Bangunan

a. Kriteria Bahan Bangunan i. Kemudahan penyediaan ii. Kemudahan pelaksanaan

iii. Kekuatan dan keandalan konstruksi iv. Dapat diterima oleh masyarakat pemakai. b. Persyaratan Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam buku SK SNI.

4. Teknis

a. Standard Bangunan Atas (Rumah Jamban)

Rumah jamban dapat dibuat dari beberapa bentuk sesuai jenis bahan yang dapat di pakai, untuk itu secara umum rumah jamban di bagi 3 kategori, yaitu:

1) Sederhana, yaitu dibuat dari bahan yang sangat sederhana dan paling murah, alang - alang, daun pohon kelapa, gedeg dan lain - lain.

2) Semi permanent, yang dibuat dari bahan bambu (gedeg) untuk dinding atau kayu dan atap dari seng gelombang.

Untuk jamban sekolah juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Memerlukan pemisahan kelompok ruangan bagi wanita dan pria.

2) Memerlukan urinoir / tempat pembuangan air kecil yang terpisah dari jamban pria.

3) Jumlah / ukuran jamban dan urinoir tergantung pada kapasitas pelayanaan yang telah ditentukan berdasarkan jumlah pelajar dan pengurus sekolah

b. Tata cara pembuatan.

1) Membuat Pondasi

i. Buatlah patok batas pondasi dan buat parit pondasi dengan lebar 20-30 cm dan dalam 40 cm.

ii. Dasar pondasi harus rata.

iii. Temboklah barisan batu kali bata pertama dengan lebar sambungan sekitar 1-5 cm

iv. Penembokan harus rata, uji dengan waterpass dan gunakan alat siku untuk menyiku sudut-sudut.

v. Pasangan bata / batu kali menggunakan adukan semen : pasir = 1 : 4 atau kapur : pasir = 1 : 3

vi. Pasangan harus rapi dan baik, sediakan lubang pipa masuk dari jamban atau bak kontrol dan juga lubang pembuangan air basuhan.

vii. Pasangan batu kali / bata yang paling atas sekurang-kurangnya terletak 15 cm di atas permukaan tanah.

2) Memasang Plat Jongkok dan Leher Angsa

i. Sambungan plat jongkok ke leher angsa (bersifat sementara), sambungan agak longgar dan permukaan plat jongkok rata dengan pondasi.

ii. Uji kelandaian pipa dan kelancaran aliran air dengan menuang air ke dalam plat jongkok, kemudian lepaskan lagi plat jongkok.

iii. Urug tanah setebal 10 cm, padatkan.

iv. Tuangkan lapisan beton pertama setebal 7,5 cm, semen : pasir : kerikil = 1 : 6 : 12.

v. Tuangkan lapisan beton kedua setebal 2 cm, semen : pasir : kerikil = 1 : 6 : 12.

vi. Lapisi bagian dalam leher angsa dengan adukan semen : pasir = 1 : 1 dan pasang plat jongkok ditempatnya dengan kokoh dan rata dengan lantai

Pastikan permukaan pelat jongkok rata dengan lantai jamban. Pulas lantai dengan papan atau sikat sehingga permukaan agar kasar.

3) Menyiapkan Kusen

i. Buatlah kusen dengan ukuran 65 cm – 70 cm (lebar) dan 1,80 cm (tinggi).

ii. Pasang kusen (harus tegak lurus) dengan memasang penyokong pada sisi-sisinya.

iii. Pasang angker pada kusen sehingga pertemuan dengan dinding menjadi kokoh.

4) Mendirikan Dinding i. Dinding Bawah

ii. Pasang tiang-tiang penyongkong agar pasangan bata tetap tegak lurus. a. Pasanglah lapisan pertama, mulai dari sudut-sudut dan berakhir di

tengah-tengah.

b. Tancap batang pengukur di sudut pertemuan bata, rentangkan tali pengikat datar pada setiap pemasangan lapisan bata.

c. Pasang dinding bata

d. Plesterlah dengan adukan semen : pasir = 1 : 2 setebal 0,5 cm dengan rata bagian-bagian :

ƒ Dinding luar, agar terlindung percikan air hujan; ƒ Lantai jamban dibuat miring agar air mudah mengalir; ƒ Dinding dalam, supaya mudah dibersihkan.

e. Ratakan permukaan plesteran sampai rata dan halus. iii. Dinding Atas

a. Dapat dibuat dari batako, batu merah, kayu, bambu dengan dinding papan kayu atau anyaman bambu.

b. Tiga sisi dinding dibuat setinggi 1,80 – 2, 0 meter dari lantai dinding yang ke empat 20 cm hingga 40 cm lebih tinggi agar diperoleh atap yang landai (miring)

c. Dinding dapat pula dibuat setinggi 1,5 meter (dari lantai), bagian atas dibiarkan terbuka atau dinding setinggi 1 meter di atasnya rangka kayu atau bambu dan dinding papan atau anyaman bambu.

5) Membuat Bak

i. Bak air diperlukan untuk menyimpan air penggelontoran, yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Ukuran minimum tinggi dan lebar 40 cm dan panjang 60 cm, dengan bahan menggunakan batako atau bata. ii. Lantai bak harus cukup miring ke arah lubang penguras bak.

6) Memasang Atap

i. Bahan yang dapat digunakan : seng gelombang, atap plastik, daun kelapa, daun bambu, ijuk

ii. Atap sebaiknya menurun 20 cm (atau lebih) melebihi dinding untuk mencegah air hujan masuk melalui lubang angin.

iii. Atap genting.

a. Menggunakan gording 6/10, dengan, jarak antara gording 1,5 – 2 m. b. Di atas gording dipasang kaso 5/7, jarak antara kaso 40 cm

c. Di atas kaso dipasang reng 2/3, jarak antara 25 cm dipaku dengan kuat d. Setelah selesai genting dapat dipasang dengan rapi dan baik agar tidak

terdapat celah-celah atau bocoran

iv. Atap plastik atau seng gelombang tidak membutuhkan reng. 7) Menyelesaikan Dinding

i. Dinding Dalam

Dinding terbuat dari batako atau batu bata

a. Plester dinding dengan adukan semen : pasir = 1 : 4 setebal 0,5 cm b. Ratakan permukaan sampai rata dan halus

c. Bila sudah kering labur dengan cat tembok atau kapur ii Dinding Luar

Pengerjaannya sama dengan dinding dalam 8) Menyelesaikan Pintu

i. Ukuran pintu tinggi 1,8 cm lebar 0,65 – 0,7 m

ii. Rangka pintu dapat dibuat dari kayu dan dilapisi seng atau alumunium. 9) Membenahi Sekitar Jamban

i. Jagalah kebersihan sekitar jamban

ii. Pasang lampu agar jamban tidak gelap di malam hari

iii. Tempatkan keset di depan pintu agar sepatu atau sandal yang kotor dapat di bersihkan sebelum masuk jamban dan sewaktu keluar dari jamban.

5.4.2.2. Septic Tank ( tangki septik ) 1. Umum

Rencana pembangunan tangki septik baru dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

a. Bahan Bangunan

1) Persyaratan Bahan Bangunan

Pemakaian bahan bangunan untuk tangki septik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a). Bahan bangunan harus terhadap gaya yang mungkin timbul dan memenuhi ketentuan SK-SNI mengenai spesifikasi bahan bangunan;

b). Bahan bangunan harus lebih tahan terhadap keasaman dan kedap air. 2) Alternatif Pemakaian Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang dapat digunakan untuk tangki septik dapat dipilih dari daftar bahan bangunan seperti tercantum dalam table 5.4.1 sesuai dengan komponen bangunan tangki septik.

TABEL 5.4.1 Alternatif Pemakaian Bahan Bangunan Untuk Tanki Septic

Komponen Bangunan Bahan Bangunan Dasar Bangunan Penutup Pipa Penyaluran Air Limbah Batu kali Bata merah Batako Beton biasa Beton bertulang Asbes Semen PVC Keramik Plat besi * * * * * * * * * * * * * * Catatan : * dianjurkan

b. Bentuk dan Ukuran

Bentuk dan ukuran tanki septik adalah sebagai berikut:

1). Tangki septik empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1 sampai 3 : 1. lebar tangki sekurang-kurangnya 0,75 m dan panjang tangki sekurang-kurangnya 1,50 m.

Tinggi air dalam tangki sekurang-kurangnya 1,00 meter dan kedalaman maksimum 2,10 m. tinggi septik adalah tinggi air dalam tangki, ditambah dengan ruang bebas air sebesar (0,20 – 0,40)m dan ruang penyimpanan Lumpur. Dasar tangki dapat dibuat horizontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan Lumpur. Dinding tangki septik harus dibuat tegak;

2). Tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu keluarga dapat berbentuk bulat dengan diameter kurangnya 1,20 m dan tinggi sekurang-kurangnya 1,00m;

3). Penutup tangki septik maksimum terbenam ke dalam tanah 0,40 m

Bentuk tangki septik ditentukan seperti dalam gambar rencana sedangkan ukuran tangki septik berdasarkan jumlah pemakai dapat dilihat pada berikut.

2. Lokasi

a. Dapat ditempatkan di luar atau di dalam rumah

b. Dapat merupakan bangunan yang berdiri sendiri atau bagian dari rumah induk c. Jamban harus mudah dicapai dengan aman dan mudah bila hari hujan atau malam

hari

d. Dapat dibangun dekat dengan sumur gali (sumber air) dengan memperhatikan jarak

3. Penyediaan Air Bersih

a. Sumber Air

Sumber air yang akan dipergunakan untuk keperluan jamban keluarga (JAGA) diambil dari sumber air yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (mandi, cuci, masak)

b. Kuantitas Air

Kuantitas air bersih yang dibutuhkan untuk JAGA sekurang-kurangnya 10 l/org/hari yang akan digunakan untuk membilas.

c. Kualitas Air

Kualitas air bersih yang akan dipergunakan disarankan memenuhi persyaratan air minum / air bersih