• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Kriteria Perencanaan

2. Standard dan Kriteria teknis Bangunan Bawah

5.5. Perencanaan Persampahan 1. Pewadahan sampah

Pewadahan sampah secara lebih spesifik dapat diartikan sebagai penanganan sampah pada sumber sebelum pengumpulan, termasuk di dalamnya adalah pemisahan, penyimpanan dan pemrosesan. Element ini dapat memiliki efek yang signifikan terhadap karakteristik sampah, keseluruhan sistem serta kesehatan dan perilaku masyarakat.

Skenario yang ditawarkan merupakan solusi yang dapat mengakomodasi berbagai permasalahan yang timbul.

a. Material wadah sampah

Wadah sampah yang baik adalah wadah sampah yang memiliki kapasitas yang cukup, tahan lama (durable), seragam, dan mudah dalam proses pengumpulannya. o Wadah yang terbuat dari plastik atau fiber yang berpenutup (volume 0.3-0.5 m3)

merupakan opsi yang terbaik. Selain ringan bahan tersebut juga relatif tahan terhadap perubahan cuaca.

o Stainless steel merupakan bahan logam yang bisa digunakan. Keuntungannya secara estetika memiliki kelebihan dibanding bahan plastik dan fiber, tetapi lebih mahal dan berat.

o Kombinasi stainless steel sebagai outer casing dan fiber atau plastik sebagai

inner casing yang dapat diangkat untuk pengumpulan. Kombinasi ini secara

estetis baik, tahan, dan mudah dalam proses pengumpulan namun memiliki konsekuensi mahal dalam pembuatannya.

b. Perletakan wadah sampah

Beberapa opsi dapat diambil dalam meletakkan wadah sampah. Opsi ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat dan sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan. o Perletakan permanen pada trotoar

Keuntungan yang didapat adalah sistem yang sederhana dan tidak mengharuskan pengelolaan yang komplek, tepat bagi masyarakat dengan peran serta rendah, mempermudah pengguna jalan untuk membuang sampah. Kerugiannya kurang baik secara estetis jika tidak dikelola dengan baik.

o Perletakan tidak permanen.

Wadah sampah dikelola sepenuhnya oleh penghasil sampah. Wadah sampah bersifat fleksibel (beroda). Pada waktu tertentu (waktu pengumpulan sampah) produsen sampah mengeluarkan wadah sampah di pinggir jalan untuk diangkut armada pengumpul (curb-side collection), dan mengambil kembali untuk disimpan setelah sampah diambil. Keuntungan yang didapat adalah secara estetis wadah sampah tidak akan terlihat, dan tidak mengganggu pejalan kaki. Kerugian sistem ini menuntut partisipasi tinggi masyarakat dan sulitnya pemakai jalan untuk membuang sampah.

o Kombinasi permanen dan non-permanen.

Merupakan kombinasi dari dua sistem di atas. Merupakan opsi yang terbaik, karena akan mengurangi jumlah wadah sampah permanen yang ada di jalan. Kerugiannya membutuhkan pengelolaan yang lebih komplek dan biaya yang lebih besar.

Tabel 5.5.1. Jenis Peralatan dan Sumber Sampahnya

Sumber sampah Jenis Peralatan

Daerah perumahan yang sudah teratur/belum teratur

- kantong plastik/kertas volume sesuai yang ada

- Bin plastik/tong volume 40-60 liter, dengan tutup.

Pasar - Bin/tong sampah, volume 50-60 liter yang dipasang secara permanen

- Bin plastik, volume 120-240 liter ada tutupnya dan memakai roda.

- Gerobak sampah, volume 1 m3

- Container dari arm roll volume 6-10 m3. - Bak sampah isi variable.

Pertokoan - Kantong plastik, volume bervariasi - Bin plastik/tong, volume 50-60 liter.

- Bin plastik, volume 120-240 liter dengan roda.

Perkantoran / hotel - Container volume 1 m3 beroda. - Container besar volume 6-10 m3.

Tempat umum, jalan dan taman - Bin plastik/tong volume 50-60 liter, yang dipasang secara permanen.

- Bin plastik, volume 120-140 liter dengan roda.

Sumber : DPU Dirjen Cipta Karya,1992.

5.5.2. Pengumpulan sampah.

Pengumpulan sampah merupakan proses pengambilan sampah dari sumber sampah untuk di bawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Alternatif proses pengumpulan sampah yang bisa di lakukan adalah: a. Individual Tak Langsung

Proses pengumpulan merupakan tanggung jawab dari masyarakat sekitar dengan alat pengumpul berupa becak sampah ataupun truk sampah yang mengumpulkan sampah dari rumah penduduk untuk di bawa ke TPS. Pada sistem ini keberadaan TPS yang diletakkan di lingkungan perumahan masih dibutuhkan.

b. Individual Langsung

Proses pengumpulan dimana produsen sampah mengumpulkan sampah di rumah masing-masing untuk dikumpulkan oleh armada pengumpul menuju TPS terpusat atau langsung menuju TPA. Dalam sistem ini kebutuhan TPS yang diletakkan di sekitar lingkungan perumahan sudah tidak diperlukan. Armada pengumpul yang bisa digunakan adalah truk sampah mengingat luasnya wilayah pelayanan.

Alternatif pewadahan dalam kaitannya dengan sistem pengumpulan ini adalah :

o Pewadahan permanen : produsen sampah memiliki wadah permanen yang diletakkan di depan rumah masing-masing.

o Pewadahan tidak permanen : produsen sampah menyiapkan wadah sampah pada jam pengumpulan dan menyimpannya kembali setelah sampah dikumpulkan oleh armada pengumpul.

Gambar 5.5.3. Armada pengumpul sampah dengan ukuran kecil

Gambar 5.5.4. Truk pengangkut sampah

5.5.3. Pemindahan sampah.

Pemindahan sampah merupakan proses penempatan sampah sementara dari sumber sampah pada tempat pembuangan sementara (TPS) sebelum dibawa menuju TPS terpusat ataupun TPA. TPS ini menampung sampah yang berasal dari perumahan.

Rekomendasi yang bisa ditawarkan adalah :

a. Penggantian, perbaikan dan perawatan kontainer (eksisiting).

Kontainer yang digunakan terbuat dari kayu yang kurang tahan terhadap pelapukan, sehingga dalam waktu tertentu akan mengalami kerusakan. Pemilihan material yang lebih tahan seperti plastik, fiber, ataupun logam yang tahan karat dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki kualitas pengangkutan, memperpanjang usia kontainer dan mengurangi biaya perawatan.

Penggunaan kontainer yang tertutup akan memperbaiki estetika dan mengurangi bau, mencegah ceceran lindi dan sampah.

Perawatan kontainer (pencucian, pengecatan, dll) secara berkala akan memperpanjang masa pakai dan lebih baik secara estetika.

Gambar 5.5.5. Kontainer yang terbuat dari plastik/fiber dan logam b. Perletakan kontainer

Kontainer hanya diletakkan pada tempat-tempat yang memiliki volume timbulan sampah yang tinggi. Di samping itu kontainer tidak direkomendasikan diletakkan pada pemukiman penduduk. Jika harus diletakkan pada permukiman penduduk maka harus ditempatkan pada tempat tertutup sehingga tidak menggangu kesehatan dan estetika lingkungan.

Gambar 5.5.6. Perletakkan kontainer pada tempat tertutup

Gambar 5.5.7. Skema pengelolaan sampah pada kawasan perumahan

Tabel 5.5.2. Jenis Peralatan

Kapasitas Peralatan No Jenis peralatan Vol KK Jiwa Umur teknis (tahun) 1 2 3 4 5 6 7 8 Wadah individual - kantong plastik - bin/tong Wadah komunal Gerobak sampah/sejenisnya Container armroll truk

Transfer depo Tipe I Tipe II Tipe III

Truk kecil (truk mini) Truk sampah 3.5 ton Armroll truk 10 - 40 liter 40 liter 0,5 - 1,0 m3 1 m3 6 m3 8 m3 10 m3 (>200 m2) (60 - 200 m2) (10 - 20 m2) 2 m3 7-10 m3 6 m3 8 m3 10 m3 1 1 40 - 50 140 825 1.100 1.375 s/d 500 1000 6 6 240 - 300 800 4.950 6.600 8250 s/d 3000 10.000 Sekali 2 - 3 1 - 2 2 - 3 2 - 3 20 20 20 5 5 5 5 5

5.5.4. Optimalisasi peran serta masyarakat

Optimasi peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungannya. Secara khusus dalam hal ini adalah pengelolaan sampah. Sebaik apapun sistem yang digunakan dalam pengelolaan sampah, jika tidak ditunjang dan didukung oleh peran dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan maka sistem tersebut tidak akan berhasil.

Sasaran yang dituju adalah menumbuhkan kesadaran bahwa masyarakat berhak mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat, disamping itu masyarakat juga mempunyai kewajiban utuk memelihara lingkungannya sendiri.

Beberapa opsi yang bisa digunakan untuk mendorong kesadaran dan partisipasi publik adalah :

Sumber

sampah pengangkut Armada TPS

TPS terpusat/TPA

a. Sosialisasi dan Informasi

Sosialisasi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah melalui instansi yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah dinas Kebersihan adalah penyebaran informasi melalui media cetak (koran, majalah, dll), media elektronik (televisi, radio), maupun sarana promosi yang lain, seperti leaflet, brosur, poster-poster, baliho dan lain-lain. Media-media tersebut bisa disebarluaskan dan ditempatkan pada fasilitas-fasilitas

publik seperti mall, perkantoran, instansi pemerintah, pusat-pusat hiburan dll, sehingga masyarakat selalu mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban mereka dalam pengelolaan lingkungan.

b. Sistem Insentif

Sistem insentif merupakan sistem yang digunakan untuk merangsang produsen sampah (polluter) untuk mengurangi jumlah timbulan sampahnya. Mekanisme yang digunakan misalnya dengan membebankan biaya retribusi berdasarkan jumlah/volume timbulan sampah.

Polluter dengan jumlah sampah yang besar akan mendapatkan jumlah retribusi yang lebih besar di bandingkan polluter dengan kuantitas limbah yang kecil. Pilihan yang lain yaitu dengan sistem pengurangan pajak yang dibebankan pada mereka jika polluter dapat mengelola atau mengurangi timbulan sampahnya. Tentu saja ini membutuhkan koordinasi yang intensif antar berbagai instansi yang terkait.

5.6. Kriteria Perencanaan Listrik