• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN ALAT A. Bahan

Dalam dokumen LAPRES KARBOHIDRAT (Halaman 27-38)

1. Sampel Jagung (Pakan Burung) : 10 gram

2. Fehling A : 50 ml

3. Fehling B : 50 ml

4. NaOH 1N : 50 ml

5. HCl 1N : 100 ml

6. Glukosa Anhidris : 1,25 gr → 500 ml 7. Metilen Blue : Secukupnya

8. Aquadest : Secukupnya

B. Alat

1. Timbangan 2. Buret

3. Magnetic stirrer plus heater  4. Waterbath

5. Labulehertiga 6. Thermometer  7. Pendinginleibig

8. Klem 9. Statif  10. Pipetvolum III. CARA KERJA

● Analisa kadar pati : - Persiapan bahan :

B. Sampel padat

Tumbuk dan haluskan sampel padat. Hilangkan kadar airnya menggunakan oven sampai berat sampel menjadi konstan. Timbang 10 gram.

- Standarisasi Larutan Fehling

Larutan fehling A sebanyak 5 ml dan larutan fehling B 5 ml dicampur, lalu ditambah 15 ml larutan glukosa standart dari buret. Campuran dididihkan  pada suhu 1800C. Tambahkan 3 tetes indikator metilen blue. Larutan dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang sampai warna merah bata.Volume glukosa standart yang dibutuhkan (F).

- Penentuan kadar pati

10 gr pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 1 N pada labu takar. Campuran dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Larutan dipanaskan pada suhu ± 1000C selama 1 jam dengan skala pengadukan 3. Setelah itu didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 50 ml, dan dinetralkan. Diambil 5ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi : 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih pada suhu 1800C lalu ditambahkan 3 tetes indikator MB. larutan dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang hingga warna berubah menjadi merah bata . Catat kebutuhan titran (M ml). Hitung kadar pati. Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1

Dengan B = 50 ml, jika ingin diperoleh kadar pati dikalikan dengan 0,9. Keterangan :

X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati. F = larutan glukosa standart yang diperlukan.

M = larutan glukose standart yang digunakan untuk menitrasi sampel.

 N = gr glukose / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml. W = berat pati yang dihidrolisis, gram

B = volume larutan suspensi pati dalam reaktor yang dihidrolisa

● Pembuatan larutan fehling : a. Larutan Fehling A.

Dibuat dengan melarutkan 34,639 gram CuSO4.5H2O dalam 500 ml aquades. Zat padat yang tidak lart disaring.

 b. Larutan Fehling B

Dibuat dengan malarutkan 172 gram Kalium Natrium Tartrat (KNaC4H4O6.4H2O) dan 50 gram NaOH dalam aquades sampai volumenya menjadi 500ml lalu dibiarkan selama 2 hari. Selanjutnya larutan disaring dengan wol glass.

● Pembuatan Larutan Glukosa standart :

Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai volume 500 ml.

LEMBAR PERHITUNGAN

A. Standarisasi Larutan Fehling V1 = 12,8 ml

V2 = 12,2 ml

V rata-rata = 12,5 ml

B. Penentuan Kadar Pati 1. 0 Menit

2. 30 Menit

4. 90 Menit

C. Penentuan Kadar Pati 1. 0 Menit

2. 30 Menit

3. 60 Menit

LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. Berat NaoH 1 N

REFFERENSI

Kandungan Nutrisi Jagung pada Bahan Pakan Ternak 

Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk  amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.

Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :

- Jagung : 55%  – minyak : 2% - Dedak : 9%  – fosfat : 1% - Protein nabati : 25%  – bahan lain : 4% - Protein hewani : 4%

Sentra penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah daerah Gorontalo sedangakan sentra pengolahan jagung terbesar di Indonesia berada di Lampung dan Jawa Timur. Sentra penghasil jagung terbesar di dunia berada di Meksiko selatan. Harga jagung per kg di daerah Sumatera Utara mencapai Rp. 2.100/kg, di jawa tengah Rp. 3.500/kg, di Yogyakarta Rp. 1.900- Rp.2.000/kg. harga jagung pipilan dengan kadar air rendah dijual dengan harga Rp. 2.200/kg – Rp. 2.350/kg.

Kandungan gizi dalam 100 gr jagung adalah sebagai berikut :

- Kalori : 355 kal - Protein : 9,2 gr   - Lemak : 3.9 gr   - Karbohidrat : 73,7 gr   - Kalsium : 10 mg - Posfor : 256 mg - Besi : 2,4 mg - Vitamin A : 510 SI - Vitamin B1 : 0,38 mg - Air : 12 gr   http://intannursiam.wordpress.com/2009/12/01/kandungan-nutrisi%C2%A0jagungbk-ked elaidedakonggok/

http://eprints.undip.ac.id/16660/4/9-BAB_IV_Hasil_dan_Pembahasan.pdf 

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35164/4/Chapter%20II.pdf 

http://www.slideshare.net/innfebria/reaksi-terhadap-aldehid  by Febriyanti Intan, Student at Universitas Gadjah Mada on Jun 26, 2013

Glukosa Anhidris

Glukosa anhidris dilarutkan dalam aquades guna mendapatkan glukosa standar. Larutan tersebut perlu distandarisasi terlebih dahulu karena merupakan larutan standar  sekunder, di mana normalitasnya dapat berubah (sesuai volume dan massa)

 N = M eq

= m1000/(BM V) eq = 1,25x1000/180x500 . 1 = 0,1 N

 Normalitasnya adalah 0,1 N

Larutan glukosa standar digunakan untuk melakukan titrasi terhadap larutan yang sudah diberi fehling A dan fehling B. Glukosa merupakan aldehid dan reduktor kuat sehingga akan mereduksi fehling menajdi Cu2O dan membentuk endapan merah bata, (Reff: www.wikipedia.org)

Munculnya endapan merah bata

Larutan glukosa standar berfungsi untuk menitrasi larutan fehling A dan fehling B yang telah bercampur dengan sampel. Glukosa tersebut akan mereduksi fehling menjadi Cu2O sehingga membentuk ebdapan merah bata.

dihasilakn larutan yang berwarna biru tua. Adanya glukosa atau heksosa pada karbohidrat mereduksi larutan fehling menjadi Cu2O dan meimbulkan adanya warna merah bata. Sehingga adanya karbohidrat pada suatu sampel dapat diidentifikasi menggunakan larutan fehling.

http://chemeng-author.blogspot.com/2010/08/laporan-resmi-karbohidrat.html

Metilen Blue

Konsentrasi gula pereduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Analisis metode ini dilakukan secara volumetri dengan titrasi/tetrimetri. Kegunaan metode ini untuk menentukan gula reduksi dalam bahan padat dan cair. Metode ini didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi fehling oleh gula-gula perduksi. Penetapan gula pereduksi adalah pengukuran volume larutan  pereduksi standar yang dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga (III) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan cara mendidihkan selama titrasi.

Titik akhir titrasi ditunjukkan dengam metilen blue yang warnanya akan hilang karena adanya kelebihan gula.

Reaksi kimia yang terjadi selama analisis

R-COH (gula pereduksi) +CU2+ → RCOOH (gula teroksidasi) +CU+ Pereaksi :

Fehling A berisi tembaga (III) yaitu CuSO4 . 5H2O dan H2SO4 Fehling B berisi garam Rochelle atau potasium sodium tartat tetrahidrat

http://riristripurnawati.blogspot.com/2012/10/analisis-karbohidrat_17.html

HCl

Tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, terdiri dari monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Pada suasana asam, monosakarida relatif stabil. Sedangkan disakarida dapat dihidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya baik secara enzimatis maupun kimiawi. Pemanasan pada kondisi asam mempercepat hidrolisis disakarida.

Percobaan ini bertujuan untuk menguji hihdrolisis pada beberapa jenis karbohidrat baik   perlakuan dengan pemanasan maupun perlakuan dalam suasana asam dan alkali.

Pengujian ini pada prinsipnya adalah menghidrolisis 2 jenis karbohidrat baik dalam suasana asam dengan penambahan HCl dan suasana alkali dengan penambahan NaOH kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan kemudian ditetesi benedict lalu kembali dipanaskan kembali. Diperoleh hasil bahwa disakarida yang digunakan yaitu sukrosa yang ditambahkan dengan HCl menunjukkan adanya reaksi positif dan terdapat endapan yang berarti mengalami hidrolisis. Sukrosa yang ditambahkan dengan NaOH maupun aquades tidak menunjukkan adanya reaksi hidrolisis. Pada glukosa terdapat endapan, baik  dengan penambahan NaOH, HCl maupun aquades. Hal ini menunjukkan adanya reaksi  positif bahwa glukosa yang diberi tetesan NaOH, HCl dan aquades juga dapat

terhidrolisis.

http://tantodanardwi.blogspot.com/2013/08/karbohidrat-pengaruh-asam-dan-alkali.html

Natrium Hidorksida (NaOH)

Penambahan HCl bertujuan agar karbohidrat dapat terhidrolisis sempurna. Polimer karbohidrat merupakan suatu polimer yang sulit untuk bereaksi sehingga dengan  penambahan asam, polimer tersebut akan terpecah menjadi monomer- monomer yang akan lebih mudah untuk bereaksi dengan senyawa lainnya. Setelah itu, dinginkan lalu masukkan larutan kedalam labu ukur 100 ml. Masukkan NaOH 60 % hingga larutan  berubah warna menjadi orange. Tambahkan kedalam labu ukur akuades hingga mencapai

 batas. Penambahan NaOH 60% bertujuan untuk menetralkan larutan agar tidak terlalu  bersifat asam. pH asam akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari yang

seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2. O2 + 4I- + 4H+ → 2I2 + 2H2O

Sedangkan apabila pH nya terlalu basa ( tinggi ) akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi I2 yang terbentuk dengan air ( hidrolisis ).

http://organiksmakma3a12.blogspot.com/2013/03/kadar.html Geplaas 21st March 2013 deur  Herman Mursalim

Waktu Hidrolisis

Hasil penelitian Ikbal (2010), bahwa proses delignifikasi pada jerami padi, terjadi  pada kondisi operasi terbaik konsentrasi NaOH 10% pada suhu 100C dengan waktu delignifikasi selama 24 jam. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikaji, pengaruh delignifikasi limbah ongkol jagung untuk produksi bioetanol. Proses Delignifikasi Menimbang serbuk tongkol jagung sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia. Larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi 10 %. Parameter yang diamati adalah rendemen selulosa tongkol jagung. Sebanyak 100 ml NaOh ditambahkan ke dalam gelas kimia yang berisi serbuk tongkol jagung, kemudian diaduk dengan rata sampai merendam serbuk tongkol jagung. Perendaman dilakukan selama 12, 16, 20, 24, 28, dan 32. Setelah itu, disaring dengan menggunakan kain saring. Endapan dicuci dengan air sampai pH 7 selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri, dekeringkan pada suhu ruang. Produksi Gula (Ikbal, 2010) Perlakuan hasil delignifikasi waktu dan konsentrasi terbaik dilakukan pada proses hidrolisis. Menimbang serbuk tongkol jagung yang telah didelignifikasi sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan larutan asam sulfat 10% sebanyak 75 ml. Proses hidrolisis dilakukan pada suhu 100C selama 210 menit.

http://www.slideshare.net/ailaaishiteru/tugas-bioetanol-jurnal Aila yumeko, 2013

Dalam dokumen LAPRES KARBOHIDRAT (Halaman 27-38)

Dokumen terkait