• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPRES KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPRES KARBOHIDRAT"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI MATERI KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Disusun Oleh : K

Keelloommppook k : : III I / / SSEELLAASSA A SSIIAANNGG 1.

1. ADADELELLA LA LILINRNRA A PRPRISISCICILILIA A NINIMM. . 2121030301011313121200002929 2

2. . FFAADDHHIIL L RRIIFFQQI I PPRRAATTAAMMA A NNIIMM. . 22110033 3

3. . RRIIDDHHA A CCIINNDDA A OOKKTTIIAAN N NNIIMM. . 22110033

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK  TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG 2014 2014

(2)

MATERI MATERI KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Disusun Oleh : K

Keelloommppook k : : III I / / SSEELLAASSA A SSIIAANNGG 1.

1. ADADELELLA LA LILINRNRA A PRPRISISCICILILIA A NINIMM. . 2121030301011313121200002929 2

2. . FFAADDHHIIL L RRIIFFQQI I PPRRAATTAAMMA A NNIIMM. . 22110033 3

3. . RRIIDDHHA A CCIINNDDA A OOKKTTIIAAN N NNIIMM. . 22110033

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK  TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG SEMARANG

(3)

MATERI MATERI KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Disusun Oleh : K

Keelloommppook k : : III I / / SSEELLAASSA A SSIIAANNGG 1.

1. ADADELELLA LA LILINRNRA A PRPRISISCICILILIA A NINIMM. . 2121030301011313121200002929 2

2. . FFAADDHHIIL L RRIIFFQQI I PPRRAATTAAMMA A NNIIMM. . 22110033 3

3. . RRIIDDHHA A CCIINNDDA A OOKKTTIIAAN N NNIIMM. . 22110033

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK  TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG 2014 2014

(4)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

1

1. . MMaatteerri i : : KKaarrbboohhiiddrraatt 2

2. . AAnnggggoottaa 1

1. . NNaamma a LLeennggkkaap p : : AAddeelllla a LLiinnrra a PPrriisscciilliiaa  NIM

 NIM : : 2103011312002921030113120029 JJuurruussaan n : : TTeekknniik k KKiimmiiaa Un

Univiverersitsitasas/In/Instistitutut/t/PoPolitlitekekninik k : : UnUniviverersitsitas as DiDipoponenegogororo

2

2. . NNaamma a LLeennggkkaap p : : FFaaddhhiil l RRiiffqqi i PPrraattaammaa  NIM

 NIM : : 21032103

JJuurruussaan n : : TTeekknniik k KKiimmiiaa Un

Univiverersitsitasas/In/Instistitutut/t/PoPolitlitekekninik k : : UnUniviverersitsitas as DiDipoponenegogororo

3

3. . NNaamma a LLeennggkkaap p : : RRiiddhha a CCiinndda a OOkkttiiaann  NIM

 NIM : : 21032103

JJuurruussaan n : : TTeekknniik k KKiimmiiaa Un

Univiverersitsitasas/In/Instistitutut/t/PoPolitlitekekninik k : : UnUniviverersitsitas as DiDipoponenegogororo

T

Teellaah h ddiissaahhkkaan n ppaadda a :: H

Haarrii ::

T

Taannggggaal l ::

Se

Semamararanng, g, JuJuni ni 22010144 Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

(5)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum Dasar  Teknik Kimia I dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.

Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada :

1. Ibu Ir. C. Sri Budiyati, MT selaku Dosen Penanggung Jawab Laboratorium Dasar Teknik Kimia II.

2. Segenap Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II yang telah membimbing sehingga tugas laporan resmi ini dapat terselesaikan.

3. Laboran Laboratorium Dasar Teknik Kimia II yaitu Bapak M.Rustam dan Ibu Dini yang telah membantu pada saat berlangsungnya Praktikum.

4. Teman-teman yang membantu baik dalam segi waktu maupun motivasi dan semangat.

Laporan resmi Praktikum Dasar Tekinik Kimia II ini berisi materi tentang karbohidrat. Karbohidrat  merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan

sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Tujuan dari  percobaan yaitu menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat (pati) dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada bahan organik serta cara menganalisa secara kuantitatif dan menentukan kadar  karbohidrat (pati) pada suatu bahan sesuai dengan prosedur yang benar.

Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik terbaik yang saat ini bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami  perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan.

Semarang, Juni 2014

(6)

INTISARI

 Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam yang  terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus empiris dari senyawa karbohidrat adalah CH 2O. Menurut ukuran molekulnya karbohidrat dibagi menjadi 3  yaitu Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida. Karbohidrat memiliki peran penting 

dalam tubuh manusia antara lain sebagai sumber energi utama, proses metabolisme, keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, proses pencernaan dsb. Pati terdiri atas  Amilosa (20%) dan Amilopektin (80%).

 Bahan yang digunakan adalah sampel jagung (pakan burung), fehling A dan fehling   B, NaOH 1N, HCl 1N, glukosa anhidris, metilen blue dan aquadest. Alat yang digunakan  yaitu timbangan, buret, magnetic stirrer plus heater, waterbath, labu leher tiga, thermometer, pendingin leibig, klem, statif dan pipet volume. Hal yang dilakukan yaitu mempersiapkan sampel jagung (pakan burung), pembuatan larutan glukosa standart,  standarisasi larutan fehling dan penentuan kadar pati.

 Hasil yang kami peroleh dari uji kadar pati yaitu pada menit ke 0,30,60, dan 90 lebih kecil dari kadar karbohidrat yaitu 0,05375;0,1025;0,16125 dan 0,11375 dibandingkan kadar teoritis yang kami temukan yaitu 0,737. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh suhu, waktu dan katalisator sehingga menyebabkan kadar yang kami temukan lebih kecil dari kadar teoritisnya. Semakin lama waktu hidrolisa maka kadar   glukosa akan semakin besar terjadi pada menit ke 0-60 sedangkan menit ke 90 terjadi  penurunan kadar glukosa yang disebabkan karena glukosa yang dihasilkan menjadi  pecah bahkan berubah menjadi arang. Reagen yang digunakan pada uji kadar 

karbohidrat yaitu fehling A, fehling B, NaOH, HCl, glukosa anhidris dan metilen blue.  Metode Lane-Eynnon merupakan metode yang baik dalam mengestimasi hilangnya gula,

metode ini berdasarkan penentuan volume dari suatu larutan test. Metode Luff-Schoorl  memiliki tingkat kesalahan tidak sampai 10% dan metode ini menggunakan reagen alkalin yang mengandung garam tembaga (Cu2+ ion). Sebagai saran, berhati-hati dalam merangkai dan melepas alat serta pengamatan warna saat TAT harus teliti agar hasilnya tepat.

(7)

SUMMARY

Carbohydrates are organic compounds that are found in nature, consisting of the elements carbon, hydrogen, and oxygen. Empirical formula of a compound of    carbohydrates is CH 2O. According to molecular size is divided into 3 namely carbohydrates Monosaccharides Disaccharides, and Polysaccharides. Carbohydrates have an important role in the human body such as the main source of energy, the process of metabolism, acid and alkaline balance in the body, the digestive process etc. Starch is made up of Amylose (20%) and Amylopectin (80%).

The material used is a sample of corn (feed the birds), Fehling A and Fehling B, 1N   NaOH, 1N HCl, glucose anhidris, methylene blue and distilled water. The tools used are  scales, burette, plus heater magnetic stirrer, water bath, three-neck flask, thermometer, cooling Leibig, clamps, stative and pipette volume. Things that are done that is preparing  a sample of corn (feed birds), the manufacture of glucose standard solution,  standardization of fehling solution and the determination of the levels of starch..

The results we obtained from testing the starch content is at minute 0,30,60, and 90 less than the carbohydrate content is 0.05375; 0.1025; 0.16125 and 0.11375 compared to the theoretical level we found that 0,737. This is because affected by temperature, time and catalyst causing the levels that we found are smaller than the theoretical levels. The longer time of hydrolysis the glucose levels will be even greater in the 0-60 minute to the 90 minute, while a decrease in glucose levels caused by the resulting glucose to be broken even turned into charcoal. Reagents used in the testing of levels of carbohydrates namely fehling A, fehling B, NaOH, HCl, glucose anhidris and methylene blue.  Lane-Eynnon method is a good method to estimate the loss of the sugar, the method is based on the determination of the volume of a test solution. Luff-Schoorl method has an error rate less than 10%, and this method using a reagent containing alkaline salts of    copper (Cu 2 + ions). As a suggestion, be careful in assembling and removing the tool as well as observations of color when the TAT should be careful so that the result is right.

(8)
(9)
(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara Alamiah,Karbohidrat   merupakan hasil sintesis CO2  dan H2O dengan

 bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Zat makanan ini merupakan sumber energi bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang memperoleh energi dari sumber   senyawa   organik di lingkungannya). Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

Berdasarkan Gugus Gula penyusunnya, karbohidrat di bagi menjadi 3,yaitu: Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula.Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula,dan rata-rata terdiri dari lebih 10 gugus gula. Sumber karbohidrat berasal dari  jagung,gandum,biji-bijian,sagu,ketela pohon,ketela rambat,kentang dan ubi.

Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam tubuh manusia,antara lain adalah sebagai sumber energi utama, berperan penting dalam  proses metanolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, dan  pembentuk struktur sel,jaringan,serta organ tubuh, membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan, membantu penyerapan kalsium, merupakan  pembentuk senyawa lainnya,misalnya sebagai asam lemak sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein, sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam pewarisan sifat serta membantu  proses berlangsungnya buang air besar.

1.2. Tujuan Praktikum

1.2.1. Tujuan Instruksional Umum

1. Mampu menyusun rangkaian alat dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi- reaksi yang terjadi pada bahan organik serta cara menganalisa secara kuantitatif.

(12)

1.2.2. Tujuan Instruksional Khusus

1. Menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat (pati) dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada  bahan organik serta cara menganalisa secara kuantitatif.

2. Menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu bahan sesuai dengan  prosedur yang benar.

1.3. Manfaat Praktikum

1.3.1. Manfaat Instruksional Umum

1. Mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada bahan organik serta cara menganalisa secara kuantitatif.

1.3.2. Manfaat Instruksional Khusus

1. Mahasiswa mampu menyusun rangkaian alat analisa karbohidrat (pati) dan mengoperasikannya, serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada  bahan organik serta cara menganalisa secara kuantitatif.

2.  Mahasiswa mampu menentukan kadar karbohidrat (pati) pada suatu  bahan sesuai dengan prosedur yang benar.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak dijumpai di alam yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus empiris dari senyawa karbohidrat adalah CH2O. Senyawa karbohidrat merupakan polihidroksi

aldehid dan keton atau turunannya.

Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dibagi menjadi :

1. Monosakarida : merupakan karbohidrat yang paling sederhana Contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, ribosa

2. Disakarida : terdiri dari dua satuan monosakarida Contoh : sukrosa, maltosa, selobiosa, laktosa

3. Polisakarida : terdiri dari banyak satuan (lebih dari delapan satuan) contoh : pati, selulosa, pektin, kitin, dll.

Sifat umum karbohidrat :

1. Senyawa karbohidrat dari tingkat yang lebih tinggi dapat diubah menjadi tingkat yang lebih rendah dengan cara menghidrolisa.

2. Gugus hemiasetal (keton maupun aldehid) mempunyai sifat pereduksi. 3. Gugus-gugus hidroksil pada karbohidrat juga bertabiat serupa dengan yang

terdapat pada gugus alkohol lain.

Pati

Pati terdiri dari 2 macam senyawa, yaitu: a. Amilosa (± 20%)

Yang mempunyai sifat larut dalam air panas.

Amilosa merupakan polimer linier dari α – D glukosa yang dihubungkan secara 1,4’

(14)

 Tiap molekul amilosa terdapat ± 250 satuan glukosa.

 Hidrolisis parsial menghasilkan maltosa (dan oligomer lain) sedangkan

hidrolisis lengkap hanya menghasilkan D-glukosa.

 Molekul amilosa membentuk spiral di sekitar molekul I2   dan antaraksi

keduanya akan menimbulkan warna biru. Hal ini digunakan sebagai dasar uji Iod pada pati.

 b. Amilopektin (± 80%)

Mempunyai sifat tidak larut dalam air.

Struktur bangun dari senyawa amilopektin hampir sama dengan amilosa,  perbedaannya rantai amilopektin mempunyai percabangan.

Rantai utama amilopektin mengandung 1,4’–α–D-glukosa, dan percabangan rantai mengandung 1,6’–α – D-glukosa. Tiap molekul mengandung ± 1000 satuan glukosa. CH2OH O CH2OH CH2 CH2OH CH2OH OH CH2OH OH CH2OH OH

~

(15)

Hidrolisa parsial dari amilopektin dapat menghasilkan oligosakarida yang disebut dekstrin, yang sering digunakan sebagai perekat (lem), pasta, dan kanji tekstil. Hidrolisa lanjut dari dekstrin dapat menghasilkan maltosa dan isomaltosa. Hidrolisa lengkap amilopektin hanya menghasilkan D-glukosa.

Amilopektin dekstrin

Maltosa + isomaltosa D.glukosa

H2O , H+ H2O , H+

(16)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Bahan

1. Sampel Jagung (Pakan Burung) : 10 gram 2. Fehling A : 50 ml 3. Fehling B : 50 ml

4. NaOH 1N : 50 ml

5. HCl 1N : 100 ml

6. Glukosa Anhidris : 1,25 gr → 500 ml 7. Metilen Blue : Secukupnya

8. Aquadest : Secukupnya

Alat

1. Timbangan 2. Buret

3. Magnetic stirrer plus heater  4. Waterbath 5. Labulehertiga 6. Thermometer  7. Pendinginleibig 8. Klem 9. Statif  10. Pipetvolum

(17)

3.2. Gambar Alat

Gambar : Rangkaian alat Keterangan :

1. Magnetic stirrer plus heater  2. Waterbath 3. Labulehertiga 4. Thermometer  5. Pendinginleibig 6. Klem 7.   Statif  3.3. Cara Kerja

● Analisa kadar pati : - Persiapan bahan :

A. Sampel padat

Tumbuk dan haluskan sampel padat. Hilangkan kadar airnya menggunakan oven sampai berat sampel menjadi konstan. Timbang 10 gram.

- Standarisasi Larutan Fehling

Larutan fehling A sebanyak 5 ml dan larutan fehling B 5 ml dicampur, lalu ditambah 15 ml larutan glukosa standart dari buret. Campuran dididihkan

1 4 5 6 3 2 7

(18)

 pada suhu 1800C. Tambahkan 3 tetes indikator metilen blue. Larutan

dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang sampai warna merah bata.Volume glukosa standart yang dibutuhkan (F).

- Penentuan kadar pati

10 gr pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 1 N pada labu takar. Campuran dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Larutan dipanaskan pada suhu ± 1000C selama 1 jam dengan skala pengadukan 3. Setelah itu didinginkan,

diencerkan dengan aquades sampai 50 ml, dan dinetralkan. Diambil 5ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi : 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih pada suhu 1800C lalu ditambahkan 3 tetes indikator MB.

larutan dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang hingga warna berubah menjadi merah bata . Catat kebutuhan titran (M ml). Hitung kadar pati. Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1 menit

Dengan B = 50 ml, jika ingin diperoleh kadar pati dikalikan dengan 0,9. Keterangan :

X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati. F = larutan glukosa standart yang diperlukan.

M = larutan glukose standart yang digunakan untuk menitrasi sampel.  N = gr glukose / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml.

W = berat pati yang dihidrolisis, gram

B = volume larutan suspensi pati dalam reaktor yang dihidrolisa ● Pembuatan larutan fehling :

(19)

 b. Larutan Fehling B

Dibuat dengan malarutkan 172 gram Kalium Natrium Tartrat (KNaC4H4O6.4H2O) dan 50 gram NaOH dalam aquades sampai

volumenya menjadi 500ml lalu dibiarkan selama 2 hari. Selanjutnya larutan disaring dengan wol glass.

● Pembuatan Larutan Glukosa standart :

Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai volume 500 ml.

(20)

4.2.2. Hubungan Kadar Glukosa vs Waktu Hidrolisa

Berdasarkan grafik tersebut, penelitian yang kami lakukan pada berbagai variabel waktu dengan mengkondisikan pada pH 7 (netral). Hasil hidrolisis dianalisis pada interval waktu 30 menit menunjukkan bahwa dengan semakin lamanya waktu hidrolisis, maka kadar glukosa yang dihasilkan semakin tinggi.  Namun, pada menit ke 0 sampai ke 60 menit hidrolisis terjadi peningkatan kadar 

glukosa yang besar dan setelah waktu hidrolisis dilanjutkan lebih dari 60 menit atau pada menit ke 90 terjadi penurunan kadar glukosa. Penurunan kadar gllukosa ini disebabkan karena glukosa yang dihasilkan menjadi pecah bahkan berubah menjadi arang. Sehingga perlu diperhatikan waktu saat melakukan hidrolisa supaya tidak berlebihan. Hal itulah yang menyebabkan penurunan pada kadar  glukosa.

(Alia Yumeko,2013) (N Lestu,2010)

(21)

atas dua larutan yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4  dalam air. Larutan ini disimpan terpisah dari larutan

fehling B dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam

suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.

(A Suri,2013)

2. Fehling B

Larutan fehling B adalah larutan garam K-Na-tartrat dan NaOH dalam air. Larutan fehling B disimpan terpisah dari larutan fehling A dan baru dicampur  menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Sehingga K-Na-tartrat dan NaOH didalam larutan fehling B digunakan untuk  menghasilkan warna merah bata bersamaan dengan pencampuran fehling A. Berikut reaksi pembentukan fehling dan uji fehling :

CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4

(22)

(Febriyanti Intan,2013) 3. Natrium Hidroksida (NaOH)

Penambahan Natrium Hidroksida (NaOH) bertujuan untuk menetralkan larutan agar tidak terlalu bersifat asam. Karena pada pH asam akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Sedangkan  pada pHnya terlalu basa(tinggi) akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih

rendah dari yang seharusnya.

(Herman Musalim,2013)

4. Asam Klorida (HCl)

Penambahan larutan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan amilum. Suasana asam diberikan pada larutan amilum disebabkan karena pada suasana asam, monosakarida relatif stabil sedangkan disakarida dapat dihidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya baik secara enzimatis maupun kimiawi. Selain itu pemanasan pada kondisi asam bisa mempercepat hidrolisis disakarida.

(Tantodanardwi, 2013) (Kumalasarievhy, 2012)

4.2.4. Perbandingan Metode Analisa Glukosa Lane-Eynon Dengan Luff-Schoorl 1. Lane Eynon

Metode yang pendek dan singkat ini sering digunakan karena merupakan metode yang paling akurat dalam mengestimasi hilangnya gula. Metode ini

 berdasarkan dari penentuan volume dari larutan test yang dibutuhkan untuk secara komplit mengurangi volume yang diketahui dari suatu reagen alkalin tembaga. Titik akhir titrasi dapat diindikasikan dengan penggunaan indikator internal, yaitu metilen blue.

(23)

3. Tambahkan beberaoa cream alumina dan dibuat menjadi 250 ml didalam labu takar 

4. Larutan diaduk dan kemudian disaring

5. 10 ml larutan kalium oxalate 10% dibuat menjadi 100 ml, kemudian dibuat menjadi 500 ml, diaduk dan disaring

Prosedur 

1. 10 ml dari campuran reagen Fehling diletakkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml

2. Larutan gula dimasukkan kedalam buret dan digatungkan diatas labu erlenmeyer 

3. 15 ml dari larutan gula ditambahkan kedalam labu erlenmeyer dan dipanaskan sampai mendidih

4. Larutan didihkan selama kira-kira 15 detik dan larutan gula ditambahkan dengan cepat sampai warna biru hampir hilanh 5. 2-5 tetes dari larutan metilen blue 1% ditambahkan dan proses

 pemanasan dilanjutkan

6. Larutan gula kembali ditambahkan sampai titrasi selesai dan menjadi warna merah bata

Keuntungan : merupakan metode yang paling akurat dalam mengestimasi hilangnya gula

Kerugian :

1. Hasilnya bergantung pada waktu yang presisi

2. Temperatur dan konsentrasi reagen yang digunakan harus sangat diperhatikan

3. Tidak bisa secara langsung menentukan konsentrasi gula non pereduksi 4. Tidak bisa dibedakan antara tipe-tipe dari gula pereduksi

United State Department of Agriculture www.aquaculture.urgent.be 2. Luff-Schoorl

(24)

Metode ini menggunakan reagen alkalin yang mengandung garam tembaga (Cu2+ion). Setelah mendidihkan reagen ini dengan larutan gula pereduksi, Kalium

Iodida (KI) dan asam sulfat (H2SO4) ditambahkan setelah larutan reagen menjadi

dingin. Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff-Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut

R-CHO + 2Cu2+ R-COOH + Cu 2O

2Cu2++ 4I- Cu

2I2 + I2

2S2O32- + I2 S4O62- + 2I

-Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi CuO. Kelebihan CuO akan direduksi dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2

yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip

metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2

 bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Prosedur Percobaan

1. Pembuatan Larutan Luff-Schoorl

Larutkan 148,3 gr Na2CO3 anhidrat dalam 300 ml air suling sambil

diaduk, ditambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk  dengan 50 ml air suling. Tambahkan 25 gr CuSO4.5H2O yang

dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan tersebut kedalam labu ukur 1 liter.

2. Penentuan kadar gula dengan metode Luff-Schoorl a.Timbang 5 gr sampel kedalam erlenmeyer 500 ml

 b.Tambahkan larutan HCl 3% sebanyak 200 ml dan didihkan selama 1  jam

c.Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% dan tambahkan sedikit larutan CH3COOH 3%

d.Memindahkan larutan kedalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan air suling sampai volume 500 ml

(25)

e. Tambahkan 10 ml filtrate kedalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml larutan Luff-Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air  suling

f. Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit, kemudian didinginkan dengan cepat dalam wadah es

g.Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4 25%

h.Titrasi secepatnya dengan larutan Na-tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning hilanh. Tambahkan sedikit indikator kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang.

Kelebihan :

1. Baik untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang 2. Merupakan metode terbaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan

tingkat kesalahan sebesar 10% Kekurangan :

1. Komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A. M. Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh  pembuatan reagen yang berbeda

(26)

DAFTAR PUSTAKA

A.O.A.C., “Oficial Method of Analysis of the A.O.A.C.”, II ed, P.539-540, Washington.D.C., 1970.

Anonim. 2011. Analysis Carbon.

http://www.aquaculture.ugent.be/Education/Course

material/online%20courses/ATA/analysis/carbmon.htm. Diakses pada 7 Mei 2014.

Anonim. 2012. Food Analysis.

http://www.scribd.com/doc/39341176/Food-Analysis.   Diakses pada 7 Mei 2014.

Groggins, PH, “Unit Processes in Organic Synthesis”, 5ed, pp.750-783, Mc Graw Hill Book Company Inc, New York, 1950.

Intan, Febriyanti. 2013. Reaksi terhadap Aldehid. http://www.slideshare.net/innfebria/reaksi-terhadap-aldehid.   Diakses pada 14 Mei 2014.

Kerr, R.W., “Chemistry and Industry of Strach” 2ed, pp.375-403, Academic Press, Inc, New York, 1950.

Kumalasariehy. 2012. Laporan Praktikum Uji Karbohidrat. http://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktikum-uji-karboh idrat/. Diakses pada 7 Mei 2014.

Mursalim, Herman. 2013. Kadar.

http://organiksmakma3a12.blogspot.com/2013/03/kadar.html.   Diakses pada 14 Mei 2014.

Rochmawatin, Naily. 2010. Pengaruh Konsentrasi Enzim dan lama Sakarifikasi  pada Hidrolisis Enzimatis terhadap Produksi Sirup Glukosa dari Pati Ubi Kayu.

http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/05530010.pdf/.   Diakses pada 10 Mei 2014.

(27)

DATA HASIL PERCOBAAN

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK  UNIVERSITAS DIPONEGORO MATERI : KARBOHIDRAT I. VARIABEL A. Variabel Bebas Waktu (0, 30, 60, 90 menit) B. Variabel Terikat Glukosa anhidris (15 mL)  pH = 7

II. BAHAN DAN ALAT A. Bahan

1. Sampel Jagung (Pakan Burung) : 10 gram

2. Fehling A : 50 ml

3. Fehling B : 50 ml

4. NaOH 1N : 50 ml

5. HCl 1N : 100 ml

6. Glukosa Anhidris : 1,25 gr → 500 ml 7. Metilen Blue : Secukupnya

8. Aquadest : Secukupnya

B. Alat

1. Timbangan 2. Buret

3. Magnetic stirrer plus heater  4. Waterbath

5. Labulehertiga 6. Thermometer  7. Pendinginleibig

(28)

8. Klem 9. Statif  10. Pipetvolum III. CARA KERJA

● Analisa kadar pati : - Persiapan bahan :

B. Sampel padat

Tumbuk dan haluskan sampel padat. Hilangkan kadar airnya menggunakan oven sampai berat sampel menjadi konstan. Timbang 10 gram.

- Standarisasi Larutan Fehling

Larutan fehling A sebanyak 5 ml dan larutan fehling B 5 ml dicampur, lalu ditambah 15 ml larutan glukosa standart dari buret. Campuran dididihkan  pada suhu 1800C. Tambahkan 3 tetes indikator metilen blue. Larutan

dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang sampai warna merah bata.Volume glukosa standart yang dibutuhkan (F).

- Penentuan kadar pati

10 gr pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 1 N pada labu takar. Campuran dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Larutan dipanaskan pada suhu ± 1000C selama 1 jam dengan skala pengadukan 3. Setelah itu didinginkan,

diencerkan dengan aquades sampai 50 ml, dan dinetralkan. Diambil 5ml, diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kemudian dititrasi : 5 ml sampel + 5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai mendidih pada suhu 1800C lalu ditambahkan 3 tetes indikator MB.

larutan dititrasi dengan glukosa standar dari warna biru hampir hilang hingga warna berubah menjadi merah bata . Catat kebutuhan titran (M ml). Hitung kadar pati. Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1

(29)

Dengan B = 50 ml, jika ingin diperoleh kadar pati dikalikan dengan 0,9. Keterangan :

X = hasil glukosa, dalam bagian berat pati. F = larutan glukosa standart yang diperlukan.

M = larutan glukose standart yang digunakan untuk menitrasi sampel.

 N = gr glukose / ml larutan standart = 0,0025 gr/ml. W = berat pati yang dihidrolisis, gram

B = volume larutan suspensi pati dalam reaktor yang dihidrolisa

● Pembuatan larutan fehling : a. Larutan Fehling A.

Dibuat dengan melarutkan 34,639 gram CuSO4.5H2O dalam 500 ml

aquades. Zat padat yang tidak lart disaring.  b. Larutan Fehling B

Dibuat dengan malarutkan 172 gram Kalium Natrium Tartrat (KNaC4H4O6.4H2O) dan 50 gram NaOH dalam aquades sampai

volumenya menjadi 500ml lalu dibiarkan selama 2 hari. Selanjutnya larutan disaring dengan wol glass.

● Pembuatan Larutan Glukosa standart :

Dibuat dengan melarutkan 1,25 gram glukosa anhidris dengan air suling sampai volume 500 ml.

(30)

LEMBAR PERHITUNGAN

A. Standarisasi Larutan Fehling V1 = 12,8 ml

V2 = 12,2 ml

V rata-rata = 12,5 ml

B. Penentuan Kadar Pati 1. 0 Menit

2. 30 Menit

(31)

4. 90 Menit

C. Penentuan Kadar Pati 1. 0 Menit

2. 30 Menit

3. 60 Menit

(32)

LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. Berat NaoH 1 N

(33)

REFFERENSI

Kandungan Nutrisi Jagung pada Bahan Pakan Ternak 

Jagung merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Pada umumnya tinggi tanaman jagung mencapai 1-3m bahkan ada yang mencapai 6m. jagung meerupakan energi utama bagi ternak karena kandungan pati jagung lebih dari 60-80% dan mudah dicerna karena kandungan serat kasar relatif rendah. Pati jagung berbentuk  amilosa amilopektin. Jagung mengandung xantofil yang berguna untuk meningkatkan kepekatan warna kuning pada kaki ayam dan kuning telur. Kandungan lemak jagung lebih tinggi 3% disbanding sorgum, gandum, gaplek dan beras. Protein pada jagung hanya 8,5%.

Berikut adalah besarnya persentase jagung dalam ransum :

- Jagung : 55%  – minyak : 2% - Dedak : 9%  – fosfat : 1% - Protein nabati : 25%  – bahan lain : 4% - Protein hewani : 4%

Sentra penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah daerah Gorontalo sedangakan sentra pengolahan jagung terbesar di Indonesia berada di Lampung dan Jawa Timur. Sentra penghasil jagung terbesar di dunia berada di Meksiko selatan. Harga jagung per kg di daerah Sumatera Utara mencapai Rp. 2.100/kg, di jawa tengah Rp. 3.500/kg, di Yogyakarta Rp. 1.900- Rp.2.000/kg. harga jagung pipilan dengan kadar air rendah dijual dengan harga Rp. 2.200/kg – Rp. 2.350/kg.

Kandungan gizi dalam 100 gr jagung adalah sebagai berikut :

- Kalori : 355 kal - Protein : 9,2 gr   - Lemak : 3.9 gr   - Karbohidrat : 73,7 gr   - Kalsium : 10 mg - Posfor : 256 mg - Besi : 2,4 mg - Vitamin A : 510 SI - Vitamin B1 : 0,38 mg - Air : 12 gr   http://intannursiam.wordpress.com/2009/12/01/kandungan-nutrisi%C2%A0jagungbk-ked elaidedakonggok/

(34)

http://eprints.undip.ac.id/16660/4/9-BAB_IV_Hasil_dan_Pembahasan.pdf 

(35)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35164/4/Chapter%20II.pdf 

(36)

http://www.slideshare.net/innfebria/reaksi-terhadap-aldehid  by Febriyanti Intan, Student at Universitas Gadjah Mada on Jun 26, 2013

Glukosa Anhidris

Glukosa anhidris dilarutkan dalam aquades guna mendapatkan glukosa standar. Larutan tersebut perlu distandarisasi terlebih dahulu karena merupakan larutan standar  sekunder, di mana normalitasnya dapat berubah (sesuai volume dan massa)

 N = M eq

= m1000/(BM V) eq = 1,25x1000/180x500 . 1 = 0,1 N

 Normalitasnya adalah 0,1 N

Larutan glukosa standar digunakan untuk melakukan titrasi terhadap larutan yang sudah diberi fehling A dan fehling B. Glukosa merupakan aldehid dan reduktor kuat sehingga akan mereduksi fehling menajdi Cu2O dan membentuk endapan merah bata, (Reff: www.wikipedia.org)

Munculnya endapan merah bata

Larutan glukosa standar berfungsi untuk menitrasi larutan fehling A dan fehling B yang telah bercampur dengan sampel. Glukosa tersebut akan mereduksi fehling menjadi Cu2O sehingga membentuk ebdapan merah bata.

(37)

dihasilakn larutan yang berwarna biru tua. Adanya glukosa atau heksosa pada karbohidrat mereduksi larutan fehling menjadi Cu2O dan meimbulkan adanya warna merah bata. Sehingga adanya karbohidrat pada suatu sampel dapat diidentifikasi menggunakan larutan fehling.

http://chemeng-author.blogspot.com/2010/08/laporan-resmi-karbohidrat.html

Metilen Blue

Konsentrasi gula pereduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Analisis metode ini dilakukan secara volumetri dengan titrasi/tetrimetri. Kegunaan metode ini untuk menentukan gula reduksi dalam bahan padat dan cair. Metode ini didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi fehling oleh gula-gula perduksi. Penetapan gula pereduksi adalah pengukuran volume larutan  pereduksi standar yang dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga (III) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan cara mendidihkan selama titrasi.

Titik akhir titrasi ditunjukkan dengam metilen blue yang warnanya akan hilang karena adanya kelebihan gula.

Reaksi kimia yang terjadi selama analisis

R-COH (gula pereduksi) +CU2+ → RCOOH (gula teroksidasi) +CU+ Pereaksi :

Fehling A berisi tembaga (III) yaitu CuSO4 . 5H2O dan H2SO4 Fehling B berisi garam Rochelle atau potasium sodium tartat tetrahidrat

http://riristripurnawati.blogspot.com/2012/10/analisis-karbohidrat_17.html

HCl

Tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, terdiri dari monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Pada suasana asam, monosakarida relatif stabil. Sedangkan disakarida dapat dihidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya baik secara enzimatis maupun kimiawi. Pemanasan pada kondisi asam mempercepat hidrolisis disakarida.

Percobaan ini bertujuan untuk menguji hihdrolisis pada beberapa jenis karbohidrat baik   perlakuan dengan pemanasan maupun perlakuan dalam suasana asam dan alkali.

Pengujian ini pada prinsipnya adalah menghidrolisis 2 jenis karbohidrat baik dalam suasana asam dengan penambahan HCl dan suasana alkali dengan penambahan NaOH kemudian dipanaskan, setelah dipanaskan kemudian ditetesi benedict lalu kembali dipanaskan kembali. Diperoleh hasil bahwa disakarida yang digunakan yaitu sukrosa yang ditambahkan dengan HCl menunjukkan adanya reaksi positif dan terdapat endapan yang berarti mengalami hidrolisis. Sukrosa yang ditambahkan dengan NaOH maupun aquades tidak menunjukkan adanya reaksi hidrolisis. Pada glukosa terdapat endapan, baik  dengan penambahan NaOH, HCl maupun aquades. Hal ini menunjukkan adanya reaksi  positif bahwa glukosa yang diberi tetesan NaOH, HCl dan aquades juga dapat

terhidrolisis.

http://tantodanardwi.blogspot.com/2013/08/karbohidrat-pengaruh-asam-dan-alkali.html

Natrium Hidorksida (NaOH)

Penambahan HCl bertujuan agar karbohidrat dapat terhidrolisis sempurna. Polimer karbohidrat merupakan suatu polimer yang sulit untuk bereaksi sehingga dengan  penambahan asam, polimer tersebut akan terpecah menjadi monomer- monomer yang akan lebih mudah untuk bereaksi dengan senyawa lainnya. Setelah itu, dinginkan lalu masukkan larutan kedalam labu ukur 100 ml. Masukkan NaOH 60 % hingga larutan  berubah warna menjadi orange. Tambahkan kedalam labu ukur akuades hingga mencapai

(38)

 batas. Penambahan NaOH 60% bertujuan untuk menetralkan larutan agar tidak terlalu  bersifat asam. pH asam akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari yang

seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2. O2 + 4I- + 4H+ → 2I2 + 2H2O

Sedangkan apabila pH nya terlalu basa ( tinggi ) akan menyebabkan hasil titrasi menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi I2 yang terbentuk dengan air ( hidrolisis ).

http://organiksmakma3a12.blogspot.com/2013/03/kadar.html Geplaas 21st March 2013 deur  Herman Mursalim

Waktu Hidrolisis

Hasil penelitian Ikbal (2010), bahwa proses delignifikasi pada jerami padi, terjadi  pada kondisi operasi terbaik konsentrasi NaOH 10% pada suhu 100C dengan waktu delignifikasi selama 24 jam. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikaji, pengaruh delignifikasi limbah ongkol jagung untuk produksi bioetanol. Proses Delignifikasi Menimbang serbuk tongkol jagung sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia. Larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi 10 %. Parameter yang diamati adalah rendemen selulosa tongkol jagung. Sebanyak 100 ml NaOh ditambahkan ke dalam gelas kimia yang berisi serbuk tongkol jagung, kemudian diaduk dengan rata sampai merendam serbuk tongkol jagung. Perendaman dilakukan selama 12, 16, 20, 24, 28, dan 32. Setelah itu, disaring dengan menggunakan kain saring. Endapan dicuci dengan air sampai pH 7 selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri, dekeringkan pada suhu ruang. Produksi Gula (Ikbal, 2010) Perlakuan hasil delignifikasi waktu dan konsentrasi terbaik dilakukan pada proses hidrolisis. Menimbang serbuk tongkol jagung yang telah didelignifikasi sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan larutan asam sulfat 10% sebanyak 75 ml. Proses hidrolisis dilakukan pada suhu 100C selama 210 menit.

http://www.slideshare.net/ailaaishiteru/tugas-bioetanol-jurnal Aila yumeko, 2013

Gambar

Gambar : Rangkaian alat Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diperolehnya informasi kemampuan me- regenerasikan tanaman hijau melalui kultur antera pa- da aksesi padi toleran aluminium ini, pada penelitian selanjutnya diharapkan

[r]

One common thread runs through the functions, roles, skills, activities, and approaches to management: Each recognizes the paramount importance of managing people, whether it is

Apakah perusahaan memberikan hak yang adil dan sama dalam memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. ƒ

Menurut Bonczek dkk, (1980) dalam buku “Decission Support System and intelligent system (Turban 2005:137) mendefinisikan Sistem pendukung keputusan (SPK) sebagai

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa semakin tua umur tanaman jagung dan semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka tanaman jagung cenderung lebih tahan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar siswi di SMPN 13 Banjarmasin, tingkat pengetahuan tentang pengertian keputihan mempunyai

wawancara dan observasi yang dilakukan pada staf penjualan perusahaan, penilain untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh direktur ini dilakukan secara